Surat Ar-Rum Ayat 35
أَمْ أَنزَلْنَا عَلَيْهِمْ سُلْطَٰنًا فَهُوَ يَتَكَلَّمُ بِمَا كَانُوا۟ بِهِۦ يُشْرِكُونَ
Arab-Latin: Am anzalnā 'alaihim sulṭānan fa huwa yatakallamu bimā kānụ bihī yusyrikụn
Artinya: Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran) apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Terkait Surat Ar-Rum Ayat 35
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rum Ayat 35 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah berharga dari ayat ini. Ada kumpulan penafsiran dari para pakar tafsir mengenai isi surat Ar-Rum ayat 35, di antaranya sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Apakah Kami telah menrunkan kepada orang-orang musyrik itu sebuah bukti yang nyata dan sebuah kitab yang jelas yang membuktikan kebenaran kesyirikan dan kekafiran mereka kepada Allah dan ayat-ayatNya?
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
35. Allah mengingkari orang-orang yang ingkar itu: “Apakah Kami telah menurunkan kepada mereka hujjah yang jelas bagi kesyirikan mereka atau kitab yang menyatakan kebenaran kesyirikan itu?”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
35. Apa yang mendorong mereka kembali berbuat syirik terhadap Allah padahal mereka tidak punya hujah? Dan tidaklah Kami menurunkan hujah bagi mereka dari kitab yang bisa mereka gunakan untuk membenarkan kesyirikan mereka terhadap Allah, dan mereka pun tidak mempunyai kitab yang menyebutkan kesyirikan mereka dan mengakui kebenaran kekafiran yang mereka lakukan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
35. أَمْ أَنزَلْنَا عَلَيْهِمْ سُلْطٰنًا (Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan)
Maknanya adalah, tetapi apakah Kami telah menurunkan kepada mereka bukti yang jelas.
فَهُوَ يَتَكَلَّمُ بِمَا كَانُوا۟ بِهِۦ يُشْرِكُونَ(lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran) apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan?)
Yakni bukti itu berucap tentang menyekutukan Allah. Yakni yang menunjukkan bahwa kesyirikan mereka adalah benar?
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
35. Ataukah Kami pernah menurunkan kepada mereka keterangan dan kitab yang jelas yang menjadi hujjah bagi mereka, lalu hujjah itu menyebutkan dan memperbolehkan tindakan mereka untuk menyekutukan Allah SWT? Ungkapan ini adalah bentuk pengingkaran. Maknanya mereka tidak memiliki hujjah untuk melakukan sesuatu yang mengkhawatirkan berupa kesyirikan dan kesesatan.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka dalil} dalil dan kitab dari langit {yang menjelaskan apa yang selalu mereka sekutukan denganNya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
35. “atau pernahkah kami menurunkan kepada mereka keterangan,” maksudnya, hujjah nyata, “lalu ia” maksudnya, hujjah yang nyata itu, ”menunjukkan (kebenaran) apa yang selalu mereka persekutukan denganNya,” dan mengatakan kepada mereka,”tetaplah kalian pada kesyirikan kalian itu dan teruslah kalian dalam keraguan, karena sesungguhnya apa yang kalian anut itulah yang benar, sedangkan apa yang diserukan oleh para rasul kepada kalian itulah yang batil” lalu apakah hujjah yang nyata itu ada disisi mereka hingga mengharuskan mereka sangat berpegang teguh kepada kesyirikan? Ataukah dalil-dalil rasional dan syar’I, kitab-kitab samawi, para rasul yang mulia dan para penghulu manusia telah melarang dengan sekeras-kerasnya dari semua itu, dan mereka telah memperingatkan dari mengikuti jalan-jalannya yang dapat mengantarkan kepadanya, dan mereka telah memvonis kerusakan akal dan agama siapa saja yang melakukannya? Jadi kesyirikan mereka itu tanpa hujjah (argument yang jelas) dan keterangan yang nyata. Ia sebenarnya hanyalah hawa nafsu dan bujukan-bujukan setan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 33-37
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang manusia yang sesungguhnya mereka dalam keadaan darurat, mereka berdoa hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, yaitu apabila diberikan kepada mereka kenikmatan, tiba-tiba sebagian dari mereka dalam keadaan baik, mereka menyekutukan Allah dan menyembah tuhan lain bersamaNya.
Firman Allah SWT: (sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka) yaitu lam al 'aqibah menurut beberapa ulama’, dan menurut sebagian lain adalah lam ta’lil, tetapi ta'lil ini berdasarkan takdir Allah terhadap mereka. Kemudian Allah mengancam mereka dengan firmanNya: (kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu)) Sebagian ulama’ berkata,"Demi Allah, seandainya ada seorang tentara yang kejam mengancamku, maka aku takut kepadanya. Maka bagaimana jika yang mengancam itu adalah Dzat yang berfirman kepada sesuatu, “Jadilah” maka terjadilah hal itu?" Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingkari perbuatan orang-orang musyrik yang membuat-buat sesuatu berupa menyembah selain Dia tanpa dalil, tanpa hujjah, dan tanpa keterangan: (Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan) yaitu hujjah (lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran)) yaitu berbicara (apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan?) Ini adalah istifham inkari, yaitu tidak ada sesuatu pun dari hal itu.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa (36))
Ini merupakan pengingkaran kepada manusia dari segi tabiatnya, kecuali orang yang dipelihara dan diberi taufik oleh Allah. Karena sesungguhnya manusia itu bangga apabila diberi nikmat. dan berkata: ("Telah hilang bencana-bencana itu dariku, sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga) (Surah Hud: 10) yaitu dia merasa gembira dan bangga terhadap dirinya dan kepada yang lainnya. Apabila dia ditimpa suatu kesengsaraan, maka dia putus asa dari mendapat kebaikan setelah itu. Allah SWT berfirman: (kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal saleh) (Surah Hud: 11) yaitu mereka bersabar dalam menghadapi kesengsaraan dan mengerjakan amal shalih dalam keadaan makmur, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih:”Sungguh menakjubkan orang mukmin itu, tidak sekali-kali Allah menetapkan suatu takdir baginya melainkan hal itu baik baginya. Jika dia mendapat kesenangan, maka dia bersyukur, dan bersyukur itu baik baginya. Dan jika ditimpa kesusahan, maka dia bersabar; dan bersabar itu baik baginya”
Firman Allah SWT: (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu)) yaitu, Dialah Dzat yang mengatur dan melakukan itu dengan kebijaksanaan dan keadilanNya. Dia melapangkan rezeki suatu kaum dan menyempitkan rezeki yang lainnya (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ar-Rum ayat 35: Allah kemudian berkata : Apakah Allah telah menurunkan hujjah bagi mereka orang-orang musyrik yang nampak agar mereka kokoh di atas kesyirikan mereka ?!
Jawabannya adalah : Tidak turun apapun atas para Nabi kecuali tauhid dan ibadah kepada-Nya saja serta meninggalkan persekutuan selain Allah. Allah menyeru para Nabi, memerintahkan agar manusia menyeru kepada tauhid dan kepada ibadah kepada-Nya saja.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni apakah ada keterangan yang turun kepada mereka; yang mengatakan, “Tetaplah kamu berbuat syirk, karena yang kamu pegang selama ini adalah hak dan yang diserukan para rasul adalah batil.” Adakah keterangan itu sehingga mengharuskan mereka berpegang dengan syirk? Bahkan yang ada dari wahyu dan akal sehat, dari kitab-kitab samawi (yang turun dari langit), dan dari para rasul serta panutan manusia, adalah melarang mereka berbuat syirk, melarang mereka menempuh jalan-jalan yang mengarah kepada syirk serta menghukumi rusaknya akal dan agama orang yang melakukan syirk. Dengan demikian, syirk yang mereka lakukan itu tidak didasari hujjah dan dalil, tetapi sekedar hawa nafsu dan bisikan setan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rum Ayat 35
Allah mempertanyakan alasan mengapa orang-orang musyrik itu bersikap demikian. Atau pernahkah kami menurunkan kepada mereka keterangan atau bukti yang menjelaskan dan membenarkan apa yang selalu mereka persekutukan dengan tuhan' tentu tidak. Itu hanyalah ke-bohongan yang mereka buat-buat. 36. Dan di antara sifat buruk orang-orang musyrik itu adalah bahwa apabila kami berikan sesuatu rahmat kepada manusia, yakni kaum musy-rik, misalnya terbebas dari bencana atau musibah, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu, bahkan dengan congkak mereka menganggapnya sebagai hasil usaha mereka sendiri. Akan tetapi, apabila suatu saat mereka ditimpa sesuatu musibah karena kesalahan atau kemaksiatan mereka sendiri, seketika itu mereka berputus asa dari rahmat Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah berbagai penjelasan dari kalangan ahli ilmu terhadap makna dan arti surat Ar-Rum ayat 35 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk ummat. Dukunglah kemajuan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.