Surat Ar-Rum Ayat 33

وَإِذَا مَسَّ ٱلنَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا۟ رَبَّهُم مُّنِيبِينَ إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَآ أَذَاقَهُم مِّنْهُ رَحْمَةً إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُم بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ

Arab-Latin: Wa iżā massan-nāsa ḍurrun da'au rabbahum munībīna ilaihi ṡumma iżā ażāqahum min-hu raḥmatan iżā farīqum min-hum birabbihim yusyrikụn

Artinya: Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya,

« Ar-Rum 32Ar-Rum 34 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Tentang Surat Ar-Rum Ayat 33

Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rum Ayat 33 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah mendalam dari ayat ini. Didapatkan beberapa penjabaran dari berbagai ulama tafsir terkait kandungan surat Ar-Rum ayat 33, di antaranya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Bila manusia ditimpa ujian yang berat, mereka memohon kepada Tuhan mereka dengan ikhlas kepadaNya agar Allah mengangkat kemudaratan dari mereka, namun bila Allah merahmati mereka dan mengangkat kesulitan mereka, ternyata sebagian dari mereka mengulang kesyirikan lagi, lalu mereka menyembah sesuatu yang lain bersama Allah.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

33-34. Jika manusia tertimpa musibah dan kesulitan maka mereka akan mengesakan Allah, memohon pertolongan dari-Nya, dan bertaubat kepada-Nya agar Allah mengangkat musibah mereka. Akan tetapi jika Allah mengabulkan permohonan mereka dengan rahmat-Nya, sebagian dari mereka tiba-tiba menyekutukan Allah dan kesudahan mereka adalah mengingkari rahmat-Nya.

Kemudian Allah mengancam mereka: “Hai orang-orang kafir, bersenang-senanglah, namun kalian akan mengetahui tempat kesudahan kalian akibat dari keingkaran itu adalah neraka Jahannam.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

33. Apabila orang-orang musyrik tertimpa kesusahan berupa sakit, kefakiran dan kelaparan, mereka berdoa hanya kepada Rabb mereka Yang Mahasuci semata, kembali kepada-Nya dengan tunduk dan pasrah dengan harapan agar Allah meghindarkan mereka dari musibah yang sedang menimpa mereka. Kemudian jika Allah telah merahmati mereka dengan menghilangkan musibah yang menimpa mereka, tiba-tiba segolongan dari mereka kembali kepada menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam berdoa.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

33. وَإِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ (Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya)
Yakni berupa kekeringan dan kesengsaraan.

دَعَوْا۟ رَبَّهُم(mereka menyeru Tuhannya)
Mengharap dan meminta tolong agar Dia mengangkat musibah itu.

مُّنِيبِينَ إِلَيْهِ(dengan kembali bertaubat kepada-Nya)
Yakni kembali kepada-Nya tanpa bersandar kepada selain-Nya.

ثُمَّ إِذَآ أَذَاقَهُم مِّنْهُ رَحْمَةً(kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya)
Dengan mengabulkan permohonan mereka dan mengangkat musibah itu.

إِذَا فَرِيقٌ مِّنْهُم بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya)
Yakni kembali menyembah selain Allah, padahal mereka mengetahui bahwa tidak ada yang mampu mengangkat dari mereka musibah itu kecuali Allah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

33. Jika manusia seperti orang-orang kafir Mekah tertimpa sesuatu yang membahayakan mereka yang dapat menyebabkan penderitaan dan musibah. Mereka berdoa kepada Tuhan mereka untuk mengangkat bahaya tersebut dari mereka seraya hanya kembali kepadaNya bukan selainNya dan berdoa dengan hati yang khusyu’. Kemudian Dia (Allah) mengasihi mereka dan membebaskan mereka dari bahaya dan penderitaan itu. Kemudian suatu kelompok dari mereka menyekutukan Tuhan dan kembali kepada kesyirikan mereka sebelumnya


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Ketika manusia ditimpa suatu bahaya} penderitaan {mereka menyeru Tuhan mereka dengan keadaan kembali kepadaNya. Kemudian apabila Dia memberikan sedikit rahmatNya kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka menyekutukan Tuhan mereka


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

33-34. “dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya,” (berupa) sakit atau rasa takut dari kematian atau lainnya, niscaya “mereka menyeru Rabbnya dengan kembali bertaubat kepadaNya,” mereka melupakan apa yang mereka persekutukan denganNya dalam kondisi itu, karena mereka tahu bahwa tidak ada yang dapat menyingkap bahya itu kecuali Allah, maka “apabila Dia merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat dariNya,” Dia menyembuhkan mereka dari sakitnya dan mengamankan mereka dari rasa takut, “tiba-tiba sebagian dari mereka,” merusak inabah yang mereka lakukan itu dan mereka mempersekutukanNya dengan sesuatu yang sama sekali tidak dapat membela mereka, tidak pula dapat membuat mereka kaya atau membuat mereka fakir. Semua itu adalah keingkaran terhadap apa yang Allah karuniakan dan anugerahkan kepada mereka, yang mana Dia telah menyelamatkan dan membebaskan mereka drai kesengsaraan dan melepaskan mereka drai kesempitan. Mengapa mereka tidak membalas nikmat mulia dengan bersyukur dan tulus ikhlas (bertauhid) kepadaNya dalam seluruh kondisi?


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 33-37
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang manusia yang sesungguhnya mereka dalam keadaan darurat, mereka berdoa hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, yaitu apabila diberikan kepada mereka ke­nikmatan, tiba-tiba sebagian dari mereka dalam keadaan baik, mereka menyekutukan Allah dan menyembah tuhan lain bersamaNya.
Firman Allah SWT: (sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka) yaitu lam al 'aqibah menurut beberapa ulama’, dan menurut sebagian lain adalah lam ta’lil, tetapi ta'lil ini berdasarkan takdir Allah terhadap mereka. Kemudian Allah mengancam mereka dengan firmanNya: (kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu)) Sebagian ulama’ berkata,"Demi Allah, seandainya ada seorang tentara yang kejam mengancamku, maka aku takut kepadanya. Maka bagaimana jika yang mengancam itu adalah Dzat yang berfirman kepada sesuatu, “Jadilah” maka terjadilah hal itu?" Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingkari perbuatan orang-orang musyrik yang membuat-buat sesuatu berupa menyembah selain Dia tanpa dalil, tanpa hujjah, dan tanpa keterangan: (Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan) yaitu hujjah (lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran)) yaitu berbicara (apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan?) Ini adalah istifham inkari, yaitu tidak ada sesuatu pun dari hal itu.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa (36))
Ini merupakan pengingkaran kepada manusia dari segi tabiatnya, kecuali orang yang dipelihara dan diberi taufik oleh Allah. Karena sesungguhnya manusia itu bangga apabila diberi nikmat. dan berkata: ("Telah hilang bencana-bencana itu dariku, sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga) (Surah Hud: 10) yaitu dia merasa gembira dan bangga terhadap dirinya dan kepada yang lainnya. Apabila dia ditimpa suatu kesengsaraan, maka dia putus asa dari mendapat kebaikan setelah itu. Allah SWT berfirman: (kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal saleh) (Surah Hud: 11) yaitu mereka bersabar dalam menghadapi kesengsaraan dan mengerjakan amal shalih dalam keadaan makmur, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih:”Sungguh menakjubkan orang mukmin itu, tidak sekali-kali Allah menetapkan suatu takdir baginya melainkan hal itu baik baginya. Jika dia mendapat kesenangan, maka dia bersyukur, dan bersyukur itu baik baginya. Dan jika ditimpa kesusahan, maka dia bersabar; dan bersabar itu baik baginya”
Firman Allah SWT: (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu)) yaitu, Dialah Dzat yang mengatur dan melakukan itu dengan ke­bijaksanaan dan keadilanNya. Dia melapangkan rezeki suatu kaum dan menyempitkan rezeki yang lainnya (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ar-Rum ayat 33: Allah menjelaskan jika manusia tertimpa kemudharatan berupa sakit atau paceklik atau kesulitan, mereka takut binasa; Mereka meminta kepada Allah dengan penuh keikhlasan, yakin, mengesakan-Nya, memohon dan berharap kepada Allah serta meninggalkan kesyirikan kepada-Nya, dan jika Allah telah hilangkan kemudharatan bagi mereka serta diberikan kesuksesan dan pertolongan dari kemudharatan yang menimpa mereka; Mereka kembali beribadah kepada selain Allah kemudian mereka menisbatkan pertolongan mereka dari sakit karena sebab kemahiran tabib (dokter), dan keberhasilan mereka mengarungi lautan atau daratan karena sebab pemimpin atau kapal mereka; Bahkan ketika terjadi gempa atau gunung meletus mereka berkata : “Ini adalah fenomena alam yang alami, ini hanyalah tsunami, ini hanyalah begini dan begitu”. Mereka melupakan dari sebab dari peristiwa tersebut, dan semua itu karena sebab dosa-dosa mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kembali kepada-Nya, dan kembali tersebut adalah perkara ikhtiyari (pilihan), yang bisa dilakukan ketika keadaan susah maupun lapang, luas maupun sempit, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kembali yang sifatnya mendesak, di mana keadaan ini biasanya dilakukan semua manusia ketika kondisi dalam bahaya, namun sayangnya, biasanya ketika bahaya itu hilang, ternyata mereka malah membuang sikap kembali itu ke belakang punggungnya, dan kembali seperti sebelumnya. Sikap kembali seperti ini tidaklah bermanfaat apa-apa bagi pelakunya.

Seperti sakit atau khawatir akan binasa.

Mereka melupakan semua yang mereka sekutukan dengan Allah saat kondisi seperti itu, karena mereka mengetahui, bahwa tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala.

Yang dimaksudkan dengan rahmat disini ialah lepas dari bahaya itu atau dari sakit yang dideritanya.

Mereka membatalkan sikap kembali itu yang timbul dari diri mereka, lalu menyekutukan Allah kembali dengan sesuatu yang tidak dapat menghilangkan bahaya dan memberikan manfaat. Ini semua merupakan sikap kufur terhadap nikmat Allah, di mana Dia telah menyelamatkan mereka dari kesulitan. Maka mengapa mereka tidak menyikapi nikmat itu dengan sikap syukur dan senantiasa ikhlas dalam semua keadaan?


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rum Ayat 33

Usai menguraikan dalil-dalil tauhid, pada rangkaian ayat berikut ini Allah beralih menerangkan sifat buruk orang-orang musyrik dan kafir. Dan apabila manusia, yakni orang musyrik atau kafir, ditimpa oleh suatu bahaya atau musibah, mereka menyeru tuhannya dengan berdoa dan kembali bertobat kepada-Nya, kemudian apabila dia memberikan sedikit rahmat-Nya kepada mereka dengan membebaskan mereka dari bahaya atau musibah, tiba-tiba sebagian mereka mempersekutukan Allah kembali, sedangkan yang lain benar-benar bertobat. 34. Kemusyrikan dan kekafiran itu hanya akan merugikan diri mereka. Karena itu, biarkan mereka mengingkari rahmat yang telah kami berikan. Dan bersenang-senanglah kamu, wahai orang-orang musyrik, maka di akhirat kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah variasi penjabaran dari beragam mufassir terkait kandungan dan arti surat Ar-Rum ayat 33 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk kita semua. Dukunglah kemajuan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Sering Dikunjungi

Kaji ratusan topik yang sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Ath-Thalaq 2-3, Al-Mu’minun, Al-Isra 26-27, Al-Baqarah 148, Al-Insyiqaq, Al-Alaq 1-5. Juga At-Taubah 105, At-Takwir, Al-Hujurat 10-12, At-Tahrim 8, At-Taubah 122, Al-Insyirah 8.

  1. Ath-Thalaq 2-3
  2. Al-Mu’minun
  3. Al-Isra 26-27
  4. Al-Baqarah 148
  5. Al-Insyiqaq
  6. Al-Alaq 1-5
  7. At-Taubah 105
  8. At-Takwir
  9. Al-Hujurat 10-12
  10. At-Tahrim 8
  11. At-Taubah 122
  12. Al-Insyirah 8

Pencarian: quran surat al lahab, surah yunus ayat 12, q.s. al-hujurat/49 10, orang kafir lebih mementingkan kehidupan, nama asmaul husna dan artinya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.