Surat Al-Furqan Ayat 44
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَٱلْأَنْعَٰمِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
Arab-Latin: Am taḥsabu anna akṡarahum yasma'ụna au ya'qilụn, in hum illā kal-an'āmi bal hum aḍallu sabīlā
Artinya: Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).
« Al-Furqan 43 ✵ Al-Furqan 45 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Terkait Surat Al-Furqan Ayat 44
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 44 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa pelajaran menarik dari ayat ini. Didapati beberapa penjelasan dari berbagai ulama terhadap isi surat Al-Furqan ayat 44, di antaranya sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Atau apakah kamu akan menyangka bahwa kebanyakan mereka akan mendengarkan ayat-ayat Allah dengan penuh penghayatan ataukah (berusaha) memahami isi kandungannya? Mereka itu tiada lain kecuali seperti binatang-binatang ternak, dalam tinjauan tidak memperoleh manfaat dari apa yang mereka dengar. Bahkan mereka jauh lebih sesat daripada binatang-binatang itu.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
44. Apakah kamu mengira mayoritas orang kafir akan mendengar apa yang bermanfaat bagi mereka atau akan mengikuti kebenaran? Mereka tidak lain hanya seperti hewan ternak yang tidak dapat berfikir, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari hewan ternak.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
44. Bahkan apakah engkau mengira -wahai Rasul- bahwa kebanyakan mereka yang engkau dakwahi untuk pengesaan Allah dan ketaatan-Nya itu mendengar atau memahami argumen dan bukti-bukti kebenaran yang engkau bawa?! Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak dari segi mendengar, berpikir dan memahami, bahkan mereka lebih sesat jalannya dari binatang ternak.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
44. إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعٰمِ ۖ (Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak)
Yakni seperti binatang yang tidak memiliki akal; maka janganlah kamu terlalu berharap pada mereka.
بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا (bahkan mereka lebih sesat jalannya)
Yakni lebih sesat jalannya dari hewan ternak, sebab hewan ternak mengetahui dan mematuhi pemiliknya dan mengetahui jalan menuju tempat gembalaannya; sedangkan orang-orang kafir itu tidak mentaati dan mengetahui tuhan mereka yang telah menciptakan dan memberi rezeki. Dan hewan ternak meskipun tidak memahami kebenaran tauhid dan kenabian namun hewan itu tidak menganggapnya sebagai hal yang batil, berbeda dengan orang-orang kafir yang menganggap tauhid dan kenabian adalah hal yang batil disebabkan kedurhakaan dan kesombongan mereka.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Sejenak berhenti pada ayat ini untuk mentadabburi dan mengamati apa yang dikatakan; agar dapat ditemukan celah yang terdapat pada upaya-upaya untuk mengukur keadaan manusia, dan bahwasanya Al-Qur'an adalah satu-satunya timbangan yang dipercaya untuk mengukur tingkat kekuatan dan kelemahan akal manusia, dan sesungguhnya semua itu tergantung bagaimana iltizam seseorang pada syari'at dan mendengarkan kebenarannya, akan diketahui bagaimana sempurna dan kurangnya akal.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
44. Ataukah kamu beranggapan bahwa mereka mendengarkan dengan seksama dan memikirkan apa yang kamu katakan kepada mereka sehingga ayat-ayat dan bukti-bukti itu berguna bagi mereka, wahai Nabi? Mereka itu tidak lain seperti binatang yang tidak memiliki pemahaman dan kesadaran atau bahkan mereka lebih sesat jalannya daripada binatang ternak.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Atau apakah kamu mengira} atu apakah kamu mengira {bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka tidak} Mereka tidak {lebih kecuali seperti hewan ternak. Bahkan mereka lebih sesat jalannya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
44 kemudian Allah mencatat kesesatan mereka yang sangat jauh itu dengan menanggalkan akal dan pendengaran mereka; dan Allah juga menyamakan mereka di dalam kesesatan dengan binatang-binatang ternak yang sedang berkeliaran di padang rumput, yang tidak mendengar kecuali seruan dan panggilan,
“mereka tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak mengerti.” (al-baqarah:171)
Bahkan mereka lebih sesat daripada hewan ternak. Sebab binatang ternak digiring oleh sang pengembalanya lalu hewan-hewan itu menurut, dan mengetahui jalan kebinasaannya, maka ia menghindarinya. Dan hewan-hewan ternak itu juga lebih selamat akhir urusannya daripada mereka. Dengan demikian sudah jelas bahwa orang yang mencakup Rasulullah Saw dengan keseatan lebih berhak mendapat cap tersebut, dan bahwa setiap hewan ternak lebih mendapat petunjuk daripadanya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 41-44
Allah SWT memberitahukan tentang ejekan orang-orang musyrik kepada Rasulullah SAW ketika mereka melihatnya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan apabila orang-orang kafir itu melihat engkau (Muhammad), mereka hanya memperlakukan engkau menjadi bahan ejekan. (Mereka mengatakan), "Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu?") (Surah Al-Anbiya: 36) yaitu mereka menuduhnya melakukan aib dan hal yang merendahkan. Dan di sini Allah berfirman: (Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan), "Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai rasul?” (41)) yaitu dengan sinis dan mengejek, semoga Allah melaknat mereka, sebagaimana Allah berfirman: (Dan sesungguhnya beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) telah diperolok-olokan, maka Aku beri tenggang waktu kepada orang-orang kafir itu, kemudian Aku binasakan mereka. Maka alangkah hebatnya siksaan-Ku itu! (32)) (Surah Ar-Ra’d)
Firman Allah SWT (Dan apabila mereka melihat engkau (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan engkau sebagai ejekan (dengan mengatakan), “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?)
Mereka bermaksud bahwa dia hampir membelokkan mereka dari menyembah berhala, sekiranya mereka tidak sabar dan tetap menyembah berhala-berhala itu. Allah SWT berfirman seraya memperingatkan dan mengancam mereka: (Dan kelak mereka akan mengetahui pada saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya)
Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingatkan kepada nabiNya bahwa orang yang telah ditakdirkan celaka dan tersesat oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang memberikan petunjuk kepadanya selain Allah SWT (Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya) yaitu mana saja yang dianggap baik hawa nafsunya, maka itu adalah agama dan panutannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya, lalu menganggap baik perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Maka janganlah engkau (Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka) (Surah Fathir: 8). Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya (44)). yaitu mereka lebih buruk keadaannya daripada hewan ternak yang bebas, karena sesungguhnya hewan ternak itu melakukan sesuai dengan dia diciptakan. Sedangkan mereka diciptakan untuk menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, lalu mereka menyembah selain Dia dan menyekutukanNya dengan tuhan lain, sekalipun hujjah ditegakkan dan pengutusan para rasul terhadap mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Furqan ayat 44: Kemudian Allah menghukumi mereka, bahwa mereka tidak dapat mendengar dan memahami. Demikian juga Dia menyamakan mereka dengan hewan ternak yang tidak mendengar apa-apa selain suara panggilan dan teriakan saja, mereka tuli, bisu dan buta, bahkan keadaannya lebih sesat daripada binatang ternak, karena binatang ternak itu apabila diarahkan oleh penggembalanya akan menurut dan apabila mengetahui jalan yang menjurus kepada kebinasaan, ia segera menjauhinya. Binatang ternak tersebut lebih pandai daripada mereka itu. Oleh karena itulah, bahwa orang yang menuduh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersesat layak memperoleh sifat itu dan bahwa hewan ternak justru lebih lurus jalannya daripada orang tersebut.
Apa yang engkau sampaikan kepada mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 44
Atau apakah engkau, wahai rasul, mengira bahwa kebanyakan mere-ka itu mendengar apa yang engkau katakan kepada mereka berupa petunjuk ke jalan yang benar' atau memahami maksud dari apa yang kau katakan, dengan pemahaman yang benar, dan dari hati sanubari mereka, sehingga mereka bersedia melakukan apa yang kau katakan' mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya. Bahkan hewan ternak lebih baik lagi, karena hewan akan loyal kepada yang berbuat baik kepadanya. Sementara kaum musyrik sama sekali tidak tahu diri terhadap zat yang memberikan kehidupan dan rezeki kepada mereka. 45. Pada ayat-ayat di bawah ini dijelaskan enam fenomena alam seluruh sebagai bukti kekuasaan dan anugerah Allah. Ke enam fenomena tersebut adalah suasana teduh, terjadinya malam dan siang, kisaran angin, turunnya hujan, tidak bercampurnya air tawar dan air asin, dan terciptanya manusia dari air mani. Tidakkah engkau, wahai rasul, memperhatikan penciptaan tuhanmu, dengan mata kepalamu atau dengan pikiranmu, akan besarnya kekuasaan tuhanmu dan anugerah-Nya yang demikian besar kepada makhluk-Nya, bagaimana dia memanjangkan dan memendekkan bayang-bayang atau keteduhan yaitu situasi antara terang benderang dan gelap, hal itu terjadi setelah terbit fajar sampai terbit matahari, dan waktu setelah matahari terbenam sebelum gelapnya malam. Dan sekiranya dia Allah menghendaki untuk melakukan sebaliknya, niscaya dia jadikannya bayang-bayang dan suasana teduh itu tetap, tidak bergeser dari tempatnya. Jika hal itu terjadi, semua makhluk akan menderita. Jika matahari terus menerus menyoroti bumi, manusia dan makhluk lainnya akan terbakar. Kemudian kami jadikan matahari sebagai petunjuk akan adanya bayang-bayang dan situasi teduh tersebut. Jika tidak ada matahari, tidak akan terjadi bayang-bayang di bumi. Inilah fenomena alam yang harus direnungkan oleh manusia, bahwa dibelakang semua gerakan alam seluruh ada zat yang sangat berkuasa yaitu Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian sekumpulan penafsiran dari beragam ahli tafsir terkait kandungan dan arti surat Al-Furqan ayat 44 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita bersama. Dukunglah perjuangan kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.