Surat Al-Baqarah Ayat 134
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُم مَّا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْـَٔلُونَ عَمَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Arab-Latin: Tilka ummatung qad khalat, lahā mā kasabat wa lakum mā kasabtum, wa lā tus`alụna 'ammā kānụ ya'malụn
Artinya: Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan.
« Al-Baqarah 133 ✵ Al-Baqarah 135 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Terkait Dengan Surat Al-Baqarah Ayat 134
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 134 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir penting dari ayat ini. Terdapat pelbagai penjelasan dari berbagai mufassirun terhadap kandungan surat Al-Baqarah ayat 134, antara lain seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Mereka itu umat manusia yang mendahului kalian dan telah berlalu, bagi mereka amal perbuatan mereka, dan bagi kalian amal perbuatan kalian. Kalian tidak dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatan mereka, dan mereka pun tidak dimintai pertanggungjawaban tentang amal perbuatan kalian. Semua masing-masing akan diberi balasan sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya, tidak disiksa seorangpun gara-gara dosa orang lain, tidak ada yang memberi manfaat bagi seseorang selain keimanan dan ketakwaan nya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
134. Itulah sekelompok manusia yang telah berlalu masanya, bagi mereka balasan apa yang telah mereka kerjakan, dan bagi kalian balasan apa yang kalian kerjakan; kalian tidak akan ditanya di hari kiamat tentang amal perbuatan mereka di dunia, namun setiap orang hanya akan ditanya tentang amal perbuatannya sendiri.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
134. Itulah satu umat yang telah berlalu di antara umat-umat sebelum kalian dan mereka sudah bertemu dengan amal perbuatan yang mereka lakukan. Mereka akan mendapatkan balasan atas apa yang telah mereka perbuat, baik berupa kebaikan maupun keburukan, dan kalian juga akan mendapatkan balasan atas apa yang telah kalian perbuat. Kalian tidak akan ditanya tentang amal perbuatan mereka, dan merekapun tidak akan ditanya tentang amal perbuatan kalian. Tidak ada seorangpun yang akan dihukum karena dosa orang lain. Setiap orang akan diberi balasan yang setimpal dengan perbuatannya, maka janganlah amal perbuatan orang-orang yang sudah berlalu sebelummu itu menyibukkanmu dari memperhatikan amal perbuatanmu, karena setiap orang tidak akan mendapatkan manfaat apapun -setelah rahmat Allah- selain dari amal salehnya sendiri.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
134. تِلْكَ (Itulah)
Yakni Ibrahim dan anak keturunannya, dan Ya’kub dan anak keturunannya.
قَدْ خَلَتْ ۖ (yang lalu)
Yang telah berlalu
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ(baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan)
Ini adalah peringatan untuk orang-orang Yahudi ketika menolak untuk menjadi pengikut Rasulullah karena merasa cukup dengan nasab keturunan terdahulu mereka adalah orang-orang yang shaleh, padahal setiap generasi mempertanggungjawabkan amalan mereka sendiri-sendiri; perbuatan orang tua tidak akan memberi manfaat kepada anak-anak mereka dan tidak akan mendapat bagian sedikitpun.
Dalam ayat ini terdapat bantahan terhadap orang yang merasa cukup dengan amalan pendahulu mereka kemudian merasa tenang dengan angan-angan kosong yang bathil. Terdapat hadist yang menjelaskan hal ini (Barangsiapa yang lambat amalannya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya). Maksudnya kalian tidak akan mendapat manfaat dari amal kebaikan mereka dan tidak akan dihukum dengan amal keburukan mereka. kalian tidak ditanya tentang amal mereka dan mereka tidak ditanya tentang amal kalian.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Ibrahim bin Azar berkata : aku mendatangi Ahmad bin hanbal dan ketika itu seseorang bertanya kepadanya tentang pertikaian yang terjadi antara 'Ali dan Mu'awiyah, kemudian Ahmad berpaling darinya, lalu seseorang berkata kepadanya : "wahai abu Abdillah, dia dari kalangan bani Hasyim", kemudian Ahmad berkata : "bacalah ayat ini : { تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ }."
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Mereka semua (umat Ibrahim, Ya’qub dan putera mereka) adalah umat terdahulu. Apapun yang telah mereka lakukan adalah tanggungjawab mereka. Adapun engkau (Muhammad) tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas itu semua.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Itulah umat yang telah lalu} telah lalu {Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagi kalian apa yang telah kalian usahakan. Kalian tidak akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang telah mereka kerjakan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
134. “Itu adalah umat yang berlalu, ” yakni telah lewat, “baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan.” Maksudnya setiap orang akan mendapatkan (pahala) perbuatannya sendiri, dan setiap orang akan dibalas dengan apa yang telah diperbuatnya, seseorang tidaklah akan disiksa karena dosa orang lain, dan tidaklah akan bermanfaat bagi seseorang, kecuali hanya keimanan dan ketakwaannya. Maka kesibukan kalian terhadap mereka dan anggapan kalian bahwa kalian berada dalam agama mereka dan rela hanya sebatas perkataan semata, adalah perkara kosong belaka yang tidak ada hakikatnya, semestinya kalian memperhatikan kembali kondisi kalian, apakah patut memperoleh keselamatan ataukah tidak?
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 133-134
Allah SWT berfirman sembari memberikan hujjah kepada orang-orang musyrik Arab yang merupakan keturunan nabi Isma'il dan kepada orang-orang kafir dari Bani Israil (yakni keturunan nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim) bahwa ketika Nabi Ya'qub mendekati ajalnya, dia berwasiat kepada anak-anaknya agar beribadah hanya kepada Allah semata, dan tidak menyekutukanNya, serta berkata kepada mereka: (“Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.”). Hal ini adalah bentuk penundukan karena Isma'il adalah paman dari (keturunan) mereka.
An-Nuhas menyatakan bahwa dalam bangsa Arab, paman disebut juga sebagai ayah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Qurtubi. Ayat ini munjadi dalil bahwa seorang kakek juga disebut ayah sehingga menutupi identitas saudara-saudaranya. Ini juga disebutkan Bukhari diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas dan Ibnu Zubair.
Firman Allah: "(Tuhan) Yang Maha Esa", artinya kami mengesakanNya dengan sifat uluhiyyahNya dan kami tidak menyekutukanNya. (dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya) artinya kami tunduk patuh, menyerahkan diri sepenuhnya. Sebagaimana firman Allah (padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?) (Surah Ali Imran: 83) Islam adalah agama semua nabi, meskipun syariat-syariat mereka berbeda-beda dan pendekatan mereka bervariasi. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku (25)) (Surah Al-Anbiya). Banyak ayat dan hadis yang menguatkan konsep ini, seperti sabda nabi Muhammad SAW: "Kami adalah saudara-saudara para nabi, agama kami satu."
Firman Allah SWT: (Itu adalah umat yang lalu) yaitu telah berlalu (baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan) yaitu orang-orang terdahulu yang telah lalu yaitu nenek moyang kalian dari para nabi dan orang-orang shalih yang terdahulu, tidak akan memberikan manfaat bagi kalian hanya karena kalian keturunan mereka, kecuali jika kalian melakukan amal baik yang dapat memberi manfaat untuk diri kalian sendiri, karena mereka memiliki amal perbuatan masing-masing dan kalian pun memiliki amal perbuatan kalian sendiri. (dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan)
Abu Al-'Aliyah, Ar-Rabi', dan Qatadah berkata: (Itu adalah umat yang lalu) yaitu nabi Ibrahim, nabi Isma'il, nabi Ishaq, nabi Ya'qub, dan keturunan-keturunan mereka, dan telah diketahui dari beberapa riwayat bahwa siapa yang lambat melakukan amalnya maka nasabnya tidak bisa mempercepatnya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
{ أُمَّةٞ خَلَتۡۖ } Ummatun Khallat : Kelompok yang tujuannya satu. Khallat : telah berlalu ke negeri akhirat.
{ لَهَا مَا كَسَبَتۡ } Lahaa maa kasabat : Untuknya pahala kebaikan yang dilakukan.
{ وَلَكُم مَّا كَسَبۡتُمۡۖ } Lakum maa kasabtum : Bagi kalian kebaikan yang telah kalian lakukan dan hal yang lainnya.
Makna ayat :
Pada ayat (134) Allah Ta’ala menyudahi omong kosong yang dilontarkan oleh orang Yahudi dengan firmanNya (تِلۡكَ أُمَّةٞ قَدۡ خَلَتۡۖ ) “Mereka adalah umat yang telah berlalu” -Yaitu Ibrahim dan anak keturunannya- mereka telah mendapat hasil dari keimanan dan amalan shalihnya, sedangkan kalian wahai orang-orang Yahudi masih saja berbuat kekufuran dan maksiat, padahal di hari kiamat nanti kalian tidak ditanya amalan orang, dan kalian akan ditanya tentang amalan kalian sendiri yang akan dibalas. Maka tinggalkanlah perdebatan kosong itu dan beralihlah untuk mencari hal yang bermanfaat untuk akhirat kalian, dengan beriman dan beramal shalih. Dan tidak akan pernah kalian dapatkan hal itu kecuali kalian memeluk agama Islam, maka masuklah ke dalam agama Islam.
Pelajaran dari ayat :
• Seseorang hendaknya tidak merasa tinggi dengan membanggakan kehebatan generasi pendahulunya, serta menerima keadaan dirinya sendiri dengan menyucikan dan membersihkan jiwanya.
• Telah menjadi sunnatullah bagi para makhluk bahwa mereka akan dibalas sesuai dengan amalannya, dan tidak akan ditanya mengenai amalan orang lain.
• Lafadz Ayah ( أب ) dapat dipakai juga untuk menyebut paman sebagai bentuk penghormatan.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 134: Allah mengabarkan bahwasannya urusan dari seluruh nabi dan rasul serta pengikutnya yang telah Kami kisahkan kepada kalian telah berlalu dan usai. bagi kalian amalan kalian dan bagi mereka amalan mereka.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Masing-masing orang akan dibalas sesuai amalnya dan seseorang tidaklah dihukum karena dosa orang lain. Iman dan ketakwaan seseorang juga tidak bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, sibuknya mereka terhadap umat yang telah lalu, pengakuan mereka bahwa mereka di atas agama umat yang lalu tersebut dan ridha dengan ucapan semata dianggap kosong tidak berarti apa-apa, bahkan yang wajib mereka lakukan adalah memperhatikan diri mereka apakah layak untuk selamat atau tidak?.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 134
Mereka itulah umat yang telah lalu, jauh sebelum kamu, yang tidak kamu saksikan. Mereka berpegang teguh pada wasiat itu, sedangkan kamu, wahai kaum yahudi, tidak. Oleh karena itu, baginya, yakni para leluhurmu, apa yang telah mereka usahakan berupa keyakinan yang tulus dan bagimu apa yang telah kamu usahakan dengan mengikuti hawa nafsumu. Mereka tidak ditanya tentang apa yang kamu lakukan, dan kamu pun tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan. Ayat ini erat hubungannya dengan ayat 130 ketika Al-Qur'an mencela mereka yang enggan memeluk islam. Kecaman itu kini dilanjutkan. Dan mereka, orang-orang yahudi dan nasrani, berkata, jadilah kamu penganut yahudi atau penganut nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk. Ini artinya mereka tidak hanya berhenti pada perbuatan sesat mereka, tetapi juga mengajak orang lain untuk sesat bersama mereka. Katakanlah, wahai muham mad, tidak! kami tidak akan mengikutimu! tetapi kami mengikuti agama nabi ibrahim yang lurus dan dia tidak termasuk golongan orang yang mempersekutukan tuhan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah sekumpulan penjabaran dari banyak ahli tafsir terkait makna dan arti surat Al-Baqarah ayat 134 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk ummat. Support dakwah kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.