Surat Al-Baqarah Ayat 112
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُۥٓ أَجْرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Arab-Latin: Balā man aslama waj-hahụ lillāhi wa huwa muḥsinun fa lahū ajruhụ 'inda rabbihī wa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn
Artinya: (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
« Al-Baqarah 111 ✵ Al-Baqarah 113 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Surat Al-Baqarah Ayat 112
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 112 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir menarik dari ayat ini. Tersedia sekumpulan penjelasan dari kalangan ahli tafsir terhadap isi surat Al-Baqarah ayat 112, misalnya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Kenyataannya tidak seperti apa yang mereka sangkakan bahwa surga hanya khusus untuk satu golongan tanpa menyertakan orang dari golongan lainnya, karena sesungguhnya yang akan masuk surga hanyalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah Semata yang tiada sekutu baginya, dan mengikuti Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Barangsiapa mengerjakan hal itu maka baginya pahala amalnya di sisi Tuhannya di akhirat, yaitu masuk surga, dan mereka itu tidak merasa takut terhadap apa yang akan mereka hadapi dari urusan akhirat, dan tidak merasa bersedih atas kesenangan-kesenangan dunia yang luput mereka dapatkan.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
112. Masuk surga bukanlah dengan angan-angan, namun orang yang masuk surga adalah orang yang mengikhlaskan ibadah kepada Allah dan mengikuti jejak Rasulullah; barangsiapa yang melakukan itu maka baginya balasan surga dari Allah, ia tidak akan takut dari azab dan tidak akan bersedih akibat kenikmatan dunia yang tidak ia dapatkan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
112. Sesungguhnya surga itu akan dimasuki oleh setiap orang yang tulus dan ikhlas kepada Allah serta melaksanakan ibadah dengan baik, yaitu dengan mengikuti ajaran Rasulullah. Itulah sifat orang yang akan masuk surga dari golongan manapun. Dia akan mendapatkan ganjaran dari Allah. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dalam menghadapi apa yang akan terjadi di akhirat nanti. Dan mereka juga tidak pernah bersedih hati atas kenikmatan dunia yang dilewatkannya. Sifat-sifat tersebut -setelah kedatangan Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- tidak terpenuhi kecuali pada diri kaum muslimin.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
112. بَلَىٰ (Tidak demikian)
Yakni tidak demikian, akan tetapi yang akan masuk surga adalah
مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ( yang menyerahkan diri kepada Allah)
Yakni yang menyerahkan dirinya kepada Allah, dan ikhlas dalam beramal dari golongan manusia manapun.
وَهُوَ مُحْسِنٌ(sedang ia berbuat kebajikan)
Yakni sekaligus melakukan amal kebaikan yang sesuai dengan syaria’at yang dibawa oleh masing-masing rasul mereka..
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Tidak seperti itu! Tidak seperti yang kalian katakan. Orang yang akan masuk surga adalah mereka yang berserah diri kepada Allah dan mereka yang sepenuh hati dan ikhlas dalam beragama dan dalam menghamba kepada Allah. Juga mereka yang berbuat baik, maka pada hari kiamat mereka akan mendapatkan pahala atas iman dan amal yang telah mereka lakukan. Mereka tidak takut atas siksa orang kafir, mereka juga tidak pernah bersedih atas dunia yang hilang dari mereka. Bahkan mereka semua diliputi oleh ketenangan dan kenikmatan
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Tidak demikian. Orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah} Sesungguhnya yang masuk surga adalah orang yang ikhlas dalam urusannya kepada Allah {dan berbuat kebaikan} dia mengikuti (ajaran) Rasulullah SAW {maka baginya itu pahala di sisi Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka, dan mereka pun tidak bersedih
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
112. Kemudian Allah menyebutkan keterangan yang jelas dan bersifat umum bagi setiap orang seraya berfirman, “(tidak demikian) tentu, ” maksudnya tidak seperti angan-angan dan klaim kalian, akan tetapi “barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah,” maksudnya mengikhlaskan segala perbuatannya dan dengan menyerahkan hatinya kepadaNya, ”sedang ia” dengan keikhlasannya itu, ”berbuat kebajikan” dalam menyembah Rabbnya dengan menyambahNya sesuai syariatNya, maka mereka itulah penghuni surga dengan segala kenikmatan yang ada padanya, “dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati, ” mereka memperoleh apa yang diharapkan dan terhindar dari apa yang dikhawatirkan.
Dapat dipahami dari sini bahwa barangsiapa yang berbeda dengan keterangan distas, maka dia adalah penghuni neraka lagi sengsara. Oleh karena itu, tidaklah ada keselamatan kecuali bagi orang-orang yang ikhlas dalam beribadah kepada tuhannya dan mengikuti Sunnah Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 111-113
Allah SWT menjelaskan kesombongan orang Yahudi dan Nasrani terhadap keyakinan mereka, di mana setiap golongan dari mereka mengklaim bahwa hanya mereka yang akan masuk surga dengan berpegang teguh pada agama mereka masing-masing, sebagaimana Allah telah memberitahukan tentang mereka dalam Surah Al-Ma'idah, bahwa mereka berkata: (Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya) (Surah Al-Maidah: 18) Lalu Allah SWT membantah mereka dengan fakta bahwa Dia akan menghukum mereka atas dosa-dosa mereka. Bahkan jika klaim mereka benar, maka keadaan seharusnya tidak seperti itu. Sebagaimana mereka juga telah mengklaim bahwa mereka tidak akan merasakan api neraka kecuali hanya selama beberapa hari saja, kemudian mereka akan dipindahkan ke surga. Lalu Allah SWT menolak klaim ini
Demikianlah Allah berfirman kepada mereka terkait klaim yang mereka buat tanpa dasar, bukti, dan keterangan. Allah SWT berfirman: (Demikian itu (hanya) angan-angan mereka).
Abu Al-'Aliyah berkata, yaitu angan-angan yang mereka buat kepada Allah tanpa dasar yang benar.
Qatadah dan Ar-Rabi' bin Anas juga mengungkapkan hal yang serupa.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Katakanlah), yaitu katakanlah nabi Muhammad. (Tunjukkanlah bukti kebenaranmu) Abu Al-'Aliyah, Mujahid, As-Suddi, dan Ar-Rabi' bin Anas berkata maknanya yaitu hujjah kalian
Qatadah menyatakan: "Buktikan klaim kalian atas hal tersebut"
(jika kamu adalah orang yang benar) yaitu terkait klaim yang kalian buat.
Kemudian Allah SWT berfirman: ((Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan) yaitu maknanya siapansaja yang ikhlas beramal hanya kepada Allah bahwa tidak ada sekutu bagiNya, Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT: (Maka jika mereka berbantah (denganmu), katakanlah: (Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku) (Surah Al-Imran: 20)
Abu Al-’Aliyah dan Ar-Rabi’ berkata tentang ayat: ((Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah) yang siapa yang ikhlas (beribadah) hanya kepada Allah.
Sa'id bin Jubair berkata: (bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri) yaitu ikhlas (pandangannya) yaitu agamanya, (dan dia berbuat kebajikan) yaitu dia mengikuti ajaran yang baik.
Dan terkait firmanNya: (maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati) yaitu Allah menjamin bagi mereka pahala, dan memberi mereka rasa aman dari bahaya yang mereka takuti, (dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka) pada masa depan mereka, (dan tidak (pula) mereka bersedih hati) atas apa yang telah mereka tinggalkan, sebagaimana dikatakan oleh Sa'id bin Jubair bahwa (dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka) itu di akhirat dan (dan tidak (pula) yaitu mereka bersedih hati bersedih terhadap kematian.
Firman Allah SWT: (Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab) menjelaskan bahwa Dia menunjukkan pertentangan, permusuhan, dan pembangkangan mereka satu sama lain, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas bahwa ketika orang Nasrani dari Najran menghadap Rasulullah SAW, lalu beberapa orang alim dari orang Yahudi hadir, maka mereka akan bertengkar di hadapan Rasulullah SAW. Lalu Rafi’ bin Huraimilah berkata, "Kalian tidak memiliki dasar apa-apa”, sedangkan dia mengkafirkan nabi Isa AS dan Injil. Seorang laki-laki dari kalangan Nasrani Najran berkata kepada orang-orang Yahudi, "Kalian tidak memiliki dasar apa-apa," dan dia mengingkari kenabian Musa AS dan mengingkari Taurat. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk merespon ungkapan mereka: (Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab) maknanya yaitubahwa keduanya membaca isi yang terkandung dalam kitab mereka, tetapi mengingkari apa yang diyakini oleh agama yang lain, yaitu orang-orang Yahudi mengungkari nabi Isa, sedangkan mereka mempunyai kitab taurat yang di dalamnya terdapat kandungan bahwa Allah telah mengambil perjanjian atas mereka melalui lisan nabi Musa AS untuk meyakini nabi Isa AS. Sedangkan dalam Injil yang dibawa oleh nabi Isa itu terdapat kandungan untuk meyakini nabi Musa AS dan apa yang dia bawa berupa Taurat itu dari sisi Allah. Dan mereka saling mengingkari apa yang ada pada temannya.
Qatadah berkata terkait (orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan") betul; dahulu orang-orang Nasrani berpegang pada sesuatu, tetapi mereka kemudian berbuat bid’ah dan berselisih (dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan,") betul; dahulu orang-orang Yahudi berpegang pada sesuatu, tetapi mereka kemudian berbuat bid’ah dan berselisih.
Ungkapan ini menunjukkan bahwa kedua kelompok ini sebenarnya mengatakan yang benar mengenai tuduhan yang dilayangkan oleh kelompok yang lain. Namun, tampilan konteks ayat ini menunjukkan celaan terhadap mereka atas ucapan tanpa dasar mereka tentang kebenaran dari sesuatu yang berbeda dengan tuduhan itu. Oleh karena itu, Allah berfirman: (padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab) maknanya yaitu mereka membaca Kitab, namun tidak mengetahuan hukum Taurat dan Injil yang masing-masing dari keduanya pernah diwajibkan pada waktu tertentu, namun mereka mengimpang dari keduanya, membalas orang yang berbuat kerusakan dengan perbuatan kerusakan lain, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah dalam riwayat pertama tentang tafsirnya, dan hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah: (Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu) menjelaskan kebodohan orang Yahudi dan Nasrani tentang apa yang mereka sampaikan dalam perdebatan mereka. Ini merupakan bentuk sindiran dan petunjuk.
Ada perbedaan pendapat mengenai orang yang disebut dalam firman Allah: (orang-orang yang tidak mengetahui), Ar-Rabi' bin Anas dan Qatadah mengatakan bahwa (Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui) artinya orang-orang Nasrani mengatakan hal yang sama dengan perkataan orang-orang Yahudi.
Ibnu Juraij berkata: Aku bertanya kepada 'Atha': “Siapakah orang-orang yang tidak mengetahui itu? Dia menjawab, "Umat-umat yang ada sebelum orang-orang Yahudi dan Nasrani, sebelum Taurat dan Injil."
Al-Suddi berkata: (Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui) artinya adalah orang Arab. Mereka berkata, "Muhammad itu tidak memiliki dasar apa-apa"
Abu Ja'far bin Jarir memilih pendapat bahwa pendapat-pendapat ini merujuk pada sesuatu yang umum yang mencakup semua kelompok yang tidak memiliki pengetahuan, dan dalil yang pasti untuk mendukung salah satu dari pendapat-pendapat ini, sehingga pemahaman yang mencakup semua kemungkinan adalah lebih tepat, dan hanya Allah yang lebih mengetahui.
Firman Allah SWT: (Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya) yaitu bahwa Allah akan mengumpulkan mereka semua pada hari kiamat lalu memisahkan mereka sesuai ketentuanNya yang adil dimana Dia tidak akan sewenang-wenang di dalamnya dan tidak akan berlaku zalim bahkan seberat dzarah.
Ayat ini seperti firman Allah dalam surah Al-Hajj (Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu (17)) (Surah Al-Hajj) dan (Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui" (26)) (Surah As-Saba’)
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
{ بلى } Balaa : Huruf yang digunakan sebagai jawaban untuk kata tanya yang bersambung dengan penafian, seperti dalam firman Allah Ta’ala ( أليس الله بأحكم الحاكمين ) “Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya” (QS at-Tin : 8) jawabannya adalah Balaa. Yaitu benar Dialah Allah hakim yang seadil-adilnya. Ketika kaum Yahudi dan Nasrani mengklaim bahwa surga hanya dapat dimasuki oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani saja, Allah Ta’ala membantahnya : Balaa Tidak benar seperti itu perkaranya seperti yang kalian klaim itu. Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan masuk surga, akan tetapi yang akan memasukinya adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah dan berbuat kebaikan, yaitu hamba yang beriman dan membenarkan serta beramal shalih dan memperbagus amalannya.
Makna ayat :
Allah Ta’ala berfirman (بَلَىٰۚ مَنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٞ ) “(Tidak demikian) dan bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan.” Yaitu orang yang menyucikan hatinya, raganya dan kemudian beriman, bertauhid, beramal shalih dan memperbagus amalannya, maka orang itulah yang akan masuk surga. Pahala yang didapat karena sebab keimanan dan amalan shalihnya, maka dia tidak akan merasa takut maupun bersedih.
Pelajaran dari ayat :
• Kekafiran Yahudi dan Nasrani dan itulah seburuk-buruk kekafiran karena mereka dahulu telah mengetahui.
• Agama Islam yang benar berdiri di atas tiga landasan :Iman, Islam, dan Ihsan. Itulah jalan keselamatan dari neraka dan sukses meraih surga.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 112: Sesungguhnya Allah mendustakan mereka berdua dengan berkata: tidaklah masuk surga kecuali siapa yang ikhlas perkataan, amalannya untuk Allah saja tanp[a menyekutukannya dan mengikuti petunjuk yang datang para rasul.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Bahkan yang masuk surga adalah orang yang berbuat ikhlas kepada Allah dan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam ucapan dan tindakannya. Barangsiapa yang melakukan demikian, maka dia akan memperoleh pahala amalnya di sisi Tuhannya di akhirat, yaitu masuk ke surga dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya, sedangkan mereka tidak merasa takut terhadap hal yang akan datang dari perkara akhirat dan tidak merasa sedih karena tidak memperoleh keuntungan-keuntungan dunia. Berdasarkan ayat ini, yang berhak masuk surga adalah orang yang ikhlas dan mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (orang-orang muslim).
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 112
Tidak! mereka berdusta. Yang akan memasuki surga bukan hanya yahudi atau nasrani, melainkan barang siapa yang menyerahkan diri, tunduk, patuh, taat, ikhlas sepe nuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, beriman, membenarkan, dan mengikuti apa yang dibawa oleh rasulullah, dia mendapat pahala di sisi tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka di akhirat dan mereka tidak bersedih hati. Mereka kekal dalam kenikmatan. Dan orang yahudi berkata, orang nasrani itu tidak memiliki sesuatu, yakni pegangan berupa agama yang benar, padahal nabi isa telah datang kepada mereka, lalu mereka menging karinya. Dan orangorang nasrani juga berkata, orang-orang yahudi tidak memiliki sesuatu, yakni pegangan beru pa agama yang benar, padahal nabi musa telah datang kepada mereka, lalu mereka mengingkarinya. Padahal, mereka membaca kitab, yakni taurat bagi orang yahudi dan injil bagi orang nasrani. Apa yang disebutkan dalam ayat ini merupakan isi perdebatan antara yahudi dan nasrani di hadapan rasulullah. Rafi bin armalah, seorang yahudi, mengatakan kepada orang nasrani, kalian tidak punya suatu pegangan dan telah kafir terhadap isa dan injil. Seorang nasrani dari najran lalu menanggapinya, kalian juga tidak punya suatu pegangan dan telah kafir terhadap musa dan taurat. Demikian pula orang-orang musyrik arab yang tidak berilmu; mereka berkata seperti ucapan me-reka, ahli kitab, itu. Maka Allah akan mengadili mereka pada hari kiamat, tentang apa yang mereka perselisihkan dalam soal agama.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian bermacam penjelasan dari kalangan ulama tafsir berkaitan makna dan arti surat Al-Baqarah ayat 112 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi ummat. Dukunglah perjuangan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.