Surat Thaha Ayat 10

إِذْ رَءَا نَارًا فَقَالَ لِأَهْلِهِ ٱمْكُثُوٓا۟ إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى ٱلنَّارِ هُدًى

Arab-Latin: Iż ra`ā nāran fa qāla li`ahlihimkuṡū innī ānastu nāral la'allī ātīkum min-hā biqabasin au ajidu 'alan-nāri hudā

Artinya: Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu".

« Thaha 9Thaha 11 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Mengenai Surat Thaha Ayat 10

Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 10 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan penting dari ayat ini. Didapati beragam penjelasan dari beragam ahli tafsir terkait kandungan surat Thaha ayat 10, di antaranya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Tatkala di kegelapan malam, dia melihat api yang menyala-nyala, maka dia berkata kepada istrinya, “Tunggulah di sini, aku melihat api. Mudah-mudahan aku bisa kembali membawa nyala api yang dapat kalian pergunakan untuk menghangatkan diri dan menghidupkan nyala api lain dengannya, atau mungkin aku menjumpai seorang penunjuk jalan yang mengarahkan arah jalan yang benar”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

10. Tatkala dalam perjalanannya ia melihat api, lalu ia berkata kepada keluarganya, "Tinggallah kalian di tempat ini, sesungguhnya aku melihat api, semoga aku dapat membawa sedikit nyala api kepada kalian, atau aku akan mendapati orang yang akan menunjukkanku suatu jalan."


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

10. إِذْ رَءَا نَارًا (Ketika ia melihat api)
Hal ini terjadi pada suatu malam yang gelap gulita ketika dia pergi dari negeri Mad’yan menuju Mesir.

فَقَالَ لِأَهْلِهِ امْكُثُوٓا۟( lalu berkatalah ia kepada keluarganya: “Tinggallah kamu (di sini))
Ketika dia melihat api itu, dia berkata kepada keluarganya “tetaplah kalian disini.”

إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا(sesungguhnya aku melihat api)
Yakni aku melihatnya dari kejauhan.

لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِقَبَسٍ(mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu)
Makna (القبس) adalah bara api yang diambil untuk menyalakan api pada kayu yang lain.

أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى(atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu”)
Yakni menemui orang yang dapat menunjukkanku jalan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

10. Tatkala Musa melihat api di tengah perjalanannya dari Madyan menuju Mesir, dan setelah salah jalan, dia berkata kepada keluarganya: “Tetaplah di sini, sesungguhnya aku melihat api, barangkali aku bisa membawakan kalian sedikit cahaya dari api tersebut, atau barangkali aku mendapatkan petunjuk jalan melalui api tersebut.”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Ketika dia melihat api, lalu berkata kepada keluarganya,“Tinggallah} diamlah di tempat kalian {Sesungguhnya aku melihat} aku melihat {api. Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu} nyala api yang bisa kalian gunakan untuk menghangatkan diri {atau mendapat petunjuk di tempat api itu”} petunjuk yang menunjukkan kita kepada suatu jalan


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

9-10. Allah berfirman kepada NabiNya, Muhammad dalam bentuk pertanyaan yang bersifat penetapan dan pengagungan serta membesarkan kisah ini “Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?” mengenai keadaannya yang merupakan pangkal kebahagiaan dan tempat penetapan kenabiannya, beliau melihat api dari kejauhan. Sebelumnya beliau pernah tersesat dalam perjalannya, kemudian didera oleh hawa dingin, tanpa memiliki sesuatu pun yang dapat menghangatkan tubuhnya dalam perjalanan. Maka beliau berkata kepada istrinya, “Sesungguhnya aku melihat,” aku menyaksikan “api.” Peristiwa ini terjadi di bagian kanan gunung Thur. “Mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit darinya kepadamu,” untuk menghangatkan diri dengannya “atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu,” maksudnya orang yang menunjukkan jalan kepada kita. Yang beliau cari adalah cahaya yang bersifat inderawi dan petunjuk biasa. Akan tetapi, beliau menjumpai cahaya maknawi, cahaya wahyu yang akan membuat jiwa-jiwa dan hati bersinar karenanya, serta hidayah yang sejati. Yaitu petunjuk menuju shirath al-Mustaqim yang mengantarkan ke Surga Na’im. Terjadilah peristiwa yang tidak pernah beliau perhitungkan dan tak pernah terbetik di benak beliau.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 9-10
Dari sini Allah SWT menceritakan tentang kisah nabi Musa, bagaimana awalnya dia menerima wahyu dan diajak bicara langsung oleh Allah. Demikian itu setelah nabi Musa menyelesaikan masa perjanjianjnya dengan mertuanya dalam menggembalakan ternak. Lalu nabi Musa berjalan dengan keluarganya yang dikatakan bahwa tujuannya adalah negeri Mesir setelah dalam waktu yang lama dia meninggalkannya. Lalu sebagaimana keadaannya ketika melihat api dari arah bukit Thur. yaitu ketika tampak baginya api dari arah bukit Thur, yang ada di sebelah kanannya. Lalu nabi Musa berkata kepada keluarganya seraya menyenangkan hati mereka: (Sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit darinya kepada kalian) yaitu sebuah obor api. Di dalam ayat lain yaitu: (atau (membawa) suluh api) (Surah Al-Qashash: 29) yaitu obor api yang menyala (agar kalian dapat menghangatkan badan) (Surah An-Naml: 7) menunjukkan keadaan dingin.
Firman Allah, (Biqabasin) menunjukkan keadaan gelap.
Firman Allah (atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu) yaitu seseorang yang menunjukkan jalan kepadaku. Hal ini menunjukkan bahwa dia tersesat dari jalan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Thaha ayat 10: Saat itu, Musa ‘alaihis salam sedang berjalan dari Madyan menuju Mesir, namun Beliau salah jalan, Beliau merasakan kedinginan dan tidak memiliki sesuatu untuk menghangatkan badannya.

Yakni istrinya.

Yakni yang menunjukkan jalan kepada Beliau, di mana Beliau telah tersesat jalan karena gelapnya malam. Ketika itu yang Beliau cari adalah cahaya atau api hissiy (konkret) dan hidayah hissiy, yakni cahaya atau api dalam arti yang menghangatkan badan Beliau dan menerangi jalan dan yang akan mengarahkan jalan kepada Beliau, namun ternyata yang Beliau dapatkan adalah cahaya maknawi, yaitu cahaya wahyu yang dengannya ruh dan hati bersinar, hidayah hakiki, yakni hidayah kepada jalan yang lurus yang dapat menyampaikan ke surga. Beliau memperoleh sesuatu yang di luar perkiraannya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 10

Ketika dalam perjalanan menuju mesir, dia melihat api yang menyala terang, lalu dia berkata kepada keluarganya yang menyertainya dalam perjalanan itu, 'tinggAllah kamu di sini sampai aku kembali. Sesungguhnya aku melihat api. Mudah-Mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu agar kita dapat menghangatkan badan pada malam yang dingin ini, atau aku akan mendapat petunjuk dari seseorang yang ada di sekitar tempat api itu. '11. Usai berpesan kepada keluarganya, maka musa berjalan mendekati api itu. Ketika dia mendatanginya, tiba-tiba dia dipanggil oleh suara yang berasal dari arah api itu, 'wahai musa!'.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah berbagai penafsiran dari banyak mufassirin mengenai makna dan arti surat Thaha ayat 10 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita semua. Sokong perjuangan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Tersering Dikunjungi

Nikmati banyak halaman yang tersering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Fatihah, Seribu Dinar, Yusuf 28, Al-Kafirun, Do’a Setelah Adzan, Al-Falaq. Serta Al-A’la, Al-Isra 32, Al-Qadr, Al-Hujurat 13, An-Naba, Adh-Dhuha.

  1. Al-Fatihah
  2. Seribu Dinar
  3. Yusuf 28
  4. Al-Kafirun
  5. Do’a Setelah Adzan
  6. Al-Falaq
  7. Al-A’la
  8. Al-Isra 32
  9. Al-Qadr
  10. Al-Hujurat 13
  11. An-Naba
  12. Adh-Dhuha

Pencarian: al isra ayat 25, surah almujadalah ayat 11, surat al an'am ayat 152, wastana'tuka linafsi, at taubah ayat 105 latin

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.