Surat Al-Baqarah Ayat 108
أَمْ تُرِيدُونَ أَن تَسْـَٔلُوا۟ رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِن قَبْلُ ۗ وَمَن يَتَبَدَّلِ ٱلْكُفْرَ بِٱلْإِيمَٰنِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ
Arab-Latin: Am turīdụna an tas`alụ rasụlakum kamā su`ila mụsā ming qabl, wa may yatabaddalil-kufra bil-īmāni fa qad ḍalla sawā`as-sabīl
Artinya: Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada jaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.
« Al-Baqarah 107 ✵ Al-Baqarah 109 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Berkaitan Surat Al-Baqarah Ayat 108
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 108 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan mendalam dari ayat ini. Ditemukan variasi penafsiran dari beragam pakar tafsir terhadap kandungan surat Al-Baqarah ayat 108, antara lain sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Atau apakah kalian -wahai sekalian manusia- ingin meminta dari rasul kalian Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam banyak hal untuk tujuan pembangkangan dan bentuk kesombongan, sebagaimana hal serupa dimintakan kepada Musa Alaihissalam. Dan ketahuilah bahwa barangsiapa memilih kekafiran dan menolak iman maka sesungguhnya dia telah keluar dari jalan Allah yang lurus menuju kejahilan dan kesesatan.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
108. Hai Manusia, Apakah kalian ingin meminta kepada Rasul kalian sesuatu seperti apa yang sebelumnya diminta oleh kaum Musa kepadanya? Barangsiapa yang lebih memilih kekafiran dan berpaling dari keimanan maka ia telah keluar dari agama Allah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
108. Bukan tabiat kalian -wahai orang-orang mukmin- mengajukan permintaan -yang bernada menentang dan membangkang- kepada Rasul sebagaimana kaum Nabi Musa dahulu mengajukan permintaan semacam itu kepada nabi mereka. Seperti ucapan mereka, “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara terbuka.” (An-Nisā`:153). Barangsiapa menukar imannya dengan kufur, ia benar-benar telah tersesat dari jalan moderat, yaitu jalan yang lurus.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
108. أَمْ تُرِيدُونَ (Apakah kamu menghendaki)
Yakni apakah kalian ingin meminta kepada Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamsebagaimana Musa diminta oleh kaumnya, mereka meminta agar dapat melihat Allah dengan mata telanjang sedangkan kalian meminta Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamagar mendatangkan Allah dan malaikat didepan mereka.
فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus)
Yakni telah berbelok dari jalan yang lurus, jalan ketaatan kepada Allah
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Apakah lantas kalian akan meminta permintaan yang mustahil seperti permintaan untuk mengahadirkan Allah dan malaikat-Nya kepada rasul kalian Muhammad SAW. Seperti yang dulu pernah diminta oleh umat nabi Musa untuk melihat Allah secara langsung? Kalian sungguh sesat seperti umat nabi Musa. Barang siapa lebih memilih kekufuran dari pada keimanan, mereka telah menyimpang dari jalan yang lurus, atau jalan ketaatan kepada Allah. Diriwayatkan dari At Thabbrani dari seorang ahli ijtihad, beliau berkata bahwa suku Qurays meminta nabi Muhammad SAW untuk menjadikan bukit Shafa menjadi gunungan emas. Maka dijawab: Permintaan kalian itu layaknya permintaan Bani Israil mendatangkan makanan dari langit. Jika kalian ingkar, maka kalian juga seperti mereka yang justru mengingkari dan menghina. Maka turunlah ayat ini
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Ataukah kalian menghendaki untuk meminta Rasul kalian seperti halnya Musa (pernah) diminta dahulu. Siapa yang mengganti} menukar {keimanan dengan kekufuran, sungguh dia telah tersesat dari jalan yang lurus} dia telah menyimpang dari jalan yang lurus
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
108. Allah melarang orang-orang yang beriman atau orang-orang Yahudi untuk bertanya kepada Rosul mereka, “sebagaimana Bani Israil bertanya kepada Musa pada zaman dahulu?” maksud dari hal itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang menyulitkan dan menantang. Sebagaimana Firman-Nya :
"Ahlu kitab akan meminta kepadamu untuk menurunkan kitab kepada mereka dari langit, maka sungguh mereka telah meminta kepada Musa sesuatu yang lebih besar dari itu, mereka berkata 'tunjukanlah Allah kepada kami secara jelas/nyata"
Allahpun berfirman :
"wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu bertanya tentang sesuatu yang jika diperlihatkan kepada kalian hanya akan memperburuk keaadan kalian"
Dan pertanyaan seperti ini dan semilanya adalah perka yang terlarang. Adapun pertanyaan untuk meminta penjelasan atau pelajaran, maka ini merupakan pertanyaan yang terpuji dan Allah memerintah hal itu dalam firman-Nya :
"maka bertanyalah kepada ahlu zikir jika kalian tidak mengetahui"
Dan Allah menyetujui mereka sebagaimana dalam firman-Nya :
''mereka bertanya kepadamu tentang hokum khomr dan maisir"
"mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim" dan ayat-ayat sejenisnya.
Ketika hal-hal yang dilarang darinya itu tercela, yang mungkin saja membawa pelakunya jatuh kepada kekufuran, maka Allah berfirman “Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.”
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Allah SWT melarang orang-orang mukmin dalam ayat ini untuk banyak bertanya kepada nabi Muhammad SAW tentang hal-hal sebelum terjadi. Seperti Allah SWT berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu) (Surah Al-Maidah: 101) maknanya yaitu, jika kalian menanyakan secara terperinci setelah terjadi, maka hal itu akan diberitahukan kepada kalian dengan jelas, dan janganlah kalian bertanya tentang sesuatu sebelum terjadi, barangkali hal itu akan diharamkan bagi kalian karena pertanyaan tersebut.
Allah SWT juga berfirman: (Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada jaman dahulu?) yaitu, bahkan jika kalian ingin bertanya dengan segera saat itu, padahal dalam pertanyaan itu terdapat penolakan, dan itu berlaku bagi orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, karena dia (nabi Muhammad adalah utusan Allah bagi semua. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata". Maka mereka disambar petir karena kezalimannya) (Surah An-Nisa’: 153)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata: Rafi' bin Huraimilah atau Wahb bin Zaid berkata, "Wahai Muhammad, datangkanlah kepada kami kitab yang diturunkan kepada kami dari langit yang bisa kami baca, dan pancarkanlah bagi kami sungai-sungai yang mengalir, maka kami akan mengikuti dan membenarkanmu." Lalu Allah menurunkan firmanNya: (Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada jaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus (108))
Maknanya adalah bahwa Allah mengutuk orang yang meminta kepada Rasulallah SAW sesuatu dengan maksud menentang, sebagaimana Bani Israil telah meminta kepada nabi Musa SAW dengan maksud menentang, mendustakan dan membangkan. Allah SWT berfirman: (Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran), yaitu siapa saja yang menjual keimanan dengan kekafiran (maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus) yaitu, maka dia telah keluar dari jalan yang benar menuju kebodohan dan kesesatan.
Hal ini juga berlaku bagi orang-orang yang mengubah keyakinan mereka dari beriman kepada para nabi dan mengikuti ajaran mereka, menjadi memusuhi, mendustakan, dan menantang mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu mereka ajukan dengan maksud menentang dan ingkar. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan? (28) yaitu neraka jahannam; mereka masuk kedalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman (29)) (Surah Ibrahim)
Abu Al-‘Aliyah berkata: "Ketika kesulitan diganti dengan kemudahan."
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
{ أَمۡ تُرِيدُونَ } Am turiiduuna : Bahkan, apakah kalian menghendaki. Kata “Am” ini digunakan untuk idhrab intiqali (mengalihkan perhatian), masih satu arti dengan kata “Bal” dan Hamzah Istifham. Adapun yang diminta oleh Bani Israil kepada Musa adalah adalah ucapan mereka “Tunjukkanlah Allah secara terang-terangan).
{ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ } Sawaa’ as sabiil : Jalan pertengahan yang aman sehingga tidak melenceng keluar dari jalan itu.
Makna ayat :
Adapun firman Allah Ta’ala pada ayat (108) (أَمۡ تُرِيدُونَ أَن تَسَۡٔلُواْ رَسُولَكُمۡ ) “Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu...” Ini adalah bentuk celaan kepada orang yang menuntut Rasulallah ﷺ terhadap perkara yang di luar kemampuannya, dan pemberitahuan bahwa orang yang bersikap keras dan tidak memiliki adab kepada Rasulullah akan mendapatkan musibah berupa kerasnya hati dan menjadi kufur. Inilah yang ditunjukkan oleh firmanNya (وَمَن يَتَبَدَّلِ ٱلۡكُفۡرَ بِٱلۡإِيمَٰنِ فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ ) “Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.”
Pelajaran dari ayat :
• Celaan terhadap sikap berlebih-lebihan dalam agama, dan menanyakan pertanyaan yang menyulitkan. Juga peringatan agar tidak melakukan hal tersebut.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 108: Kemudian Allah mengingkari atas siapa yang banyak bertanya kepada nabi ﷺ .
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Di ayat ini, Allah Subhaanahu wa Ta'aala melarang kaum mukmin dan orang-orang Yahudi meminta kepada rasul mereka (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) seperti halnya Nabi Musa 'alaihis salam diminta juga dahulu.
Sebagian mufassir mengartikan kata "am" (ataukah) dengan "bal" yang artinya bahkan, sehingga artinya, "Bahkan kamu hendak…dst."
Permintaan di sini adalah permintaan atau pertanyaan yang memberatkan diri dan sikap I'tiraadh (membantah), sebagaimana firman Allah di surat An Nisaa': 153 dan Al Maa'idah: 101. Adapun pertanyaan dalam arti meminta bimbingan dan pengajaran, maka hal ini perbuatan terpuji dan diperintahkan sebagaimana firman Allah Ta'ala "Fas'aluu ahladz dzkri in kuntum laa ta'lamuun" (An Nahl: 43 dan Al Anbiyaa': 7).
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 108
Ataukah kamu hendak meminta kepada rasulmu, yakni Muhammad, untuk mendatangkan kepa damu ayat-ayat Al-Qur'an lebih daripada apa yang telah dibawakannya kepadamu, seperti halnya musa pernah diminta oleh bani israil dahulu sesuatu yang tidak pantas mereka minta' barang siapa mengganti iman kepada ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan kepada nabi Muhammad dengan kekafiran, maka sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus, dengan memilih kufur daripada iman, kesesatan daripada petunjuk, serta jauh dari kebenaran dan kebajikanbanyak di antara ahli kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan atau mema lingkan kamu setelah kamu beriman kepada Allah dan nabi Muhammad, menjadi kafir kembali seperti yang kamu lakukan dahulu, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebe naran jelas bagi mereka dengan adanya dalil-dalil kuat yang menunjukkan nabi Muhammad benar-benar menyampaikan ayat-ayat Allah seperti yang diberitakan dalam kitab-kitab mereka. Maka maafkanlah kesalahankesalahan mereka, pergaulilah mereka dengan akhlak yang baik, dan berlapangdadalah dengan mengabaikan cacian dan tentangan mereka sampai Allah memberi kan perintah-Nya dengan bantuan dan dukungannya. Sungguh, Allah mahakuasa atas segala sesuatu. Ia akan menguatkan kedudukanmu dan memberimu kekuatan yang lebih besar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penjabaran dari berbagai ulama tafsir terkait makna dan arti surat Al-Baqarah ayat 108 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita semua. Support dakwah kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.