Surat Al-Baqarah Ayat 97

قُلْ مَن كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيلَ فَإِنَّهُۥ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ ٱللَّهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ

Arab-Latin: Qul mang kāna 'aduwwal lijibrīla fa innahụ nazzalahụ 'alā qalbika bi`iżnillāhi muṣaddiqal limā baina yadaihi wa hudaw wa busyrā lil-mu`minīn

Artinya: Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.

« Al-Baqarah 96Al-Baqarah 98 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Menarik Terkait Surat Al-Baqarah Ayat 97

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 97 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan hikmah menarik dari ayat ini. Ditemukan sekumpulan penjabaran dari kalangan pakar tafsir terhadap isi surat Al-Baqarah ayat 97, sebagiannya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Katakanlah -wahai rasul- kepada kaum Yahudi ketika mereka mengatakan, “sesungguhnya Jibril adalah musuh kami dari bangsa malaikat”,   barangsiapa menjadi musuh bagi Jibril maka sesungguhnya dia menurunkan Alquran ke dalam hatimu dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang membenarkan apa yang lalu dari kitab-kitab Allah , dan menunjukkan kepada jalan kebenaran, dan memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang membenarkan (beriman) kepadanya dengan segala kebaikan di dunia dan akhirat.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

97-98. Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menjawab orang-orang Yahudi yang memusuhi malaikat Jibril dengan berfirman: “Barangsiapa yang menjadi musuh bagi Jibril, maka sesungguhnya Jibril itu yang menurunkan al-Qur’an ke dalam hatimu dengan perintah Allah, yang merupakan kitab yang sesuai dengan kitab-kitab sebelumnya, di dalamnya terdapat petunjuk yang sempurna dan kabar gembira di dunia dan di akhirat bagi orang-orang yang beriman. Dan barangsiapa yang memusuhi Allah dengan menyelisihi agama-Nya, memusuhi para malaikat dengan membenci mereka, dan memusuhi Rasul-Rasul-Nya dengan mendustakan mereka, maka Allah akan menjadi musuh bagi orang-orang yang ingkar tersebut.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

97. Katakanlah -wahai Nabi- kepada orang-orang Yahudi yang berkata, “Sesungguhnya Jibril adalah musuh kami dari bangsa Malaikat”, “Barangsiapa memusuhi Jibril, sesungguhnya Jibril adalah Malaikat yang menurunkan Al-Qur`ān ke dalam hatimu dengan izin Allah, yang membenarkan kitab-kitab suci yang datang sebelumnya, seperti Taurat dan Injil, serta menunjukkan kebajikan dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin tentang kenikmatan yang telah Allah siapkan untuk mereka. Maka siapapun yang memusuhi Malaikat yang memiliki sifat dan pekerjaan semacam itu ia termasuk golongan orang-orang yang sesat.”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

97. قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ (Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril)
Ayat ini diturunkan sebagai jawaban untuk orang-orang Yahudi yang mengaku bahwa Jibril adalah musuh mereka sedangkan Mikail adalah teman mereka. Dan yang menjadi sebab mereka mengatakan itu adalah perdebatan yang terjadi antara mereka dengan Rasulullah dalam hal kenabiannya. Mereka berkata kepada Rasulullah: andai saja temanmu itu bukan Jibril kami pasti menjadi pengikutmu dan beriman kepadamu. Rasulullah berkata: apa yang menghalangi kalian untuk membenarkannya? Mereka berkata: karena dia adalah musuh kami.

فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ (maka sesungguhnya Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu)
Yakni Jibril menurunkan al-Qur’an ke dalam hati Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamsecara bertahap untuk meneguhkan hatinya.
Dan hal ini adalah bukti kemuliaan dan ketinggian derajat Jibril dan tidak ada hal yang menjadi pembenaran atas permusuhan orang-orang Yahudi terhadapnya; dan tidaklah ada yang datang dari Jibril kecuali hal-hal yang menumbuhkan kecintaan kepadanya, bukan malah permusuhan. Dan tugas menurunkan kitab bukanlah suatu dosa, karena kitab yang diturunkan adalah kitab Allah yang malah membenarkan apa yang ada dalam kitab Taurat (dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman)


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

Wahai Rosul, katakanlah kepada kaum Yahudi yang memusuhi Jibril, bahwa mereka akan ditimpa azab dan Baitul Muqoddas akan dihancurkan oleh Bahtanshor atau lainnya: Barang siapa memusuhi Jibril, maka ketahuilah bahwa atas kehendak dan izin Allah Jibril telah menurunkan Alquran ke dalam hatimu, bukan atas kehendak Jibril sendiri. Alquran diturunkan sebagai pembenaran dari kitab-kitab Allah yang terdahulu seperti Taurat dan Injil. Kemudian juga sebagai petunjuk agar manusia tidak tersesat, dan memberi kabar gembira tentang balasan yang baik. Imam Ath Thabari berkata bahwa ijma’ ulama’ men-ta’wili ayat ini sebagai jawaban kepada Yahudi Bani Israil, karena mereka menganggap Jibril sebagai musuh dan Mikail sebagai wali/kekasih mereka


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Katakanlah,“Siapa yang menjadi musuh Jibril” Padahal, dialah yang telah menurunkannya} menurunkan Al-Qur’an {ke dalam hatimu dengan izin Allah sebagai pembenaran terhadap apa yang ada di antaranya} terhadap kitab-kitab sebelumnya {dan petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

97-98. Maksudnya, katakanlah kepada orang-orang yahudi yang mengklaim bahwasanya hal yang menghalangi mereka dari beriman adalah bahwa jibril, walimu (Muhammad), seandainya dia adalah berupa malaikat-malaikat Allah yang lain selain jibril, niscaya mereka beriman kepadamu dan mempercayaimu. Sesungguhnya klaim seperti ini saling bertentangan dan merupakan kesombongan terhadap Allah, karena jibril itu adalah malaikat yang turun dengan membawa al-Qur’an dari Allah kepada hatimu, dan dialah yang turun juga kepada para Nabi sebelummu, dan Allah-lah yang memerintahkan dengan tugas seperti itu, maka dia sebatas malaikat yang diutus, padahal kitab yang diturunkan oleh jibril itu telah membenarkan apa yang telah lewat dari kitab-kitab sebelumnya dan tidak menyelisihi dan bertentangan dengannya. Kitab ini berisi petunjuk yang sempurna dari segala bentuk kesesatan, juga berisi kabar gembira tentang kebaikan dunia dan akhirat bagi orang yang beriman kepadanya, maka permusuhan terhadap jibril yang dijelaskan sifat-sifatnya diatas adalah sebuah pengingkaran terhadap allah dan ayat-ayatNya serta permusuhan kepada Allah, kepada Rosul-rosulnya dan malaikat-malaikatNya. Sesungguhnya permusuhan mereka terhadap jibril bukanlah kepada jibril pribadi, namun juga terhadap al-Qur’an yang dibawa olehnya dari sisi Allah berupa kebenaran (yang di turunkan) kepada Rosul-rosul Allah, maka permusuhan dan pengingkaran itu mencakup kepada Dzat yang menyuruhnya turun dan kepada al-Qur’an yang diturunkan olehNya serta kepada Rosul yang diturunkan kitab itu kepadanya, inilah maksud dari hal itu.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Imam Abu Ja'far bin Jarir Ath-Thabari berkata: Para ulama yang ahli dalam tafsir secara sepakat menyatakan bahwa ayat ini turun sebagai jawaban kepada orang-orang Yahudi dari Bani Israil ketika mereka berpendapat bahwa Jibril adalah musuh mereka, sementara Mikail adalah pelindung mereka. Kemudian mereka berbeda pendapat tentang alasan di balik pandangan ini. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa penyebab pandangan ini muncul karena perdebatan yang terjadi antara mereka dan Rasulullah SAW mengenai kenabian beliau.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: "Abdullah bin Salam mendengar kedatangan Rasulullah SAW di Madinah, lalu dia mendatangi nabi Muhammad SAW dan bertanya,”Aku bertanya kepadamu tentang tiga hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi: “Apa pertanda pertama kiamat? Apa makanan pertama penduduk surga? Dan apa yang membuat anak mirip dengan ayahnya atau ibunya?' Beliau menjawab, “Jibril baru saja memberitahuku”. Abdullah bin Salam berkata, “Jibril?” Beliau menjawab, “Iya” da berkata, “Jibril adalah musuh Yahudi di antara para malaikat” Maka nabi Muhammad SAW membacakan ayat ini (Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu)
Adapun pertanda pertama kiamat adalah api yang akan mengumpulkan manusia dari timur hingga barat.
Makanan pertama yang akan dimakan oleh penduduk surga adalah hati ikan paus yang lebih besar. Ketika air laki-laki mendahului air perempuan, anak akan mirip dengan ayahnya, dan jika air perempuan mendahului, anak akan mirip dengan ibunya.
Lalu dia berkata, "Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selainAllah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah, wahai Rasulallah. Sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah kaum yang cenderung mencela. Jika mereka mengetahui tentang keislamanku sebelum aku bertanya kepada mereka, niscaya mereka akan mencela aku" Kemudian orang-orang Yahudi datang, lalu Rasulullah SAW bertanya kepada mereka,"Apakah di antara kalian ada seorang yang bernama Abdullah bin Salam?" Mereka menjawab,"Dia adalah orang baik dan putra seorang yang baik di antara kami, dia adalah pemimpin dan putra seorang pemimpin di antara kami" Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Bagaimana pendapat kalian jika dia masuk Islam?" Mereka menjawab,"Semoga Allah melindunginya dari hal itu"
Kemudian Abdullah bin Salam keluar dan berkata: “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Mereka berkata: Dia adalah orang yang buruk dan anak dari orang yang buruk dari kami, dan kucilkanlah dia. Abdullah bin Salam berkata: Inilah yang aku takutkan, wahai Rasulullah.
Adapun penafsiran ayat tersebut adalah firman Allah: (Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah) artinya yaitu siapa saja yang memusuhi Jibril, maka hendaklah dia mengetahui bahwa Jibril adalah Ruhul Amin yang menurunkan Al-Quran ke dalam hatimu dari Allah dengan izinNya. Jibril adalah utusan Allah dari golongan malaikat di antara seluruh malaikat, dan siapa saja yang memusuhi seorang rasul, maka dia telah memusuhi semua rasul, sebagaimana siapa saja yang beriman kepada seorang rasul, maka dia wajib beriman kepada semua rasul. Dan sebagaimana siapa saja yang mengingkari seorang rasul, maka sungguh dia telah mengingkari semua rasul, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir) (150) merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan (151)) (Surah An-Nisa’), maka ketentuan bagi mereka adalah kafir yang sesungguhnya, karena mereka beriman kepada beberapa rasul dan mengingkari sebagian lainnya. Demikian juga siapa saja yang memusuhi Jibril, maka dia adalah musuh Allah, karena Jibril tidak menurunkan wahyu dari dirinya sendiri, tetapi dia menurunkannya atas perintah Tuhannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa (63)) (Surah Maryam) dan firmanNya (Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam (192) dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) (193) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan (194)) (Surah Asy-Syu’ara’)
Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab hadits shahihnya dari Abu Hurairah berkata,” Rasulullah SAW bersabda: ”Barangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka sungguh Aku telah mengumumkan peperangan kepadanya”
Oleh karena itu, Allah murka kepada siapa saja yang memusuhi Jibril, lalu Allah SWT berfirman: (Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya) yaitu kitab-kitab yang terdahulu (dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman) yaitu sebagai petunjuk bagi hati mereka dan kabar gembira tentang surga. Hal itu hanya untuk orang-orang mukmin, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh") (Surah Fushilat: 44)
Allah SWT berfirman: (Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian (82)) (Surah Al-Isra’).
Kemudian Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir (98)) Allah berfirman: “Siapa saja yang memusuhi Aku dan malaikat-malaikatKu, serta rasul-rasulKu termasuk rasul dari kalangan malaikat dan manusia, sebagaimana firman Allah: (Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat (75)) (Surah Al-Hajj).
(Jibril dan Mikail): Ini merupakan ‘athf khas ‘alal ‘am (menghubungkan sesuatu yang khusus kepada yang lebih umum). Keduanya termasuk dalam golongan malaikat, kemudian termasuk dalam golongan para rasul secara umum, kemudian keduanya disebutkan secara khusus. Hal ini karena konteksnya menunjukkan dukungan kepada Jibril, yang merupakan duta antara Allah dan para nabiNya. Dia dikaitkan dengan Mikail dalam penyebutan ini, karena Yahudi mengklaim bahwa Jibril adalah musuh mereka dan Mikail adalah wali mereka. Lalu Allah memberitahu bahwa siapa saja yang memusuhi salah satu dari keduanya, maka dia telah memusuhi yang lainnya, serta memusuhi Allah, karena terkadang dia (Mikail) juga menurunkan wahyu kepada para nabi sebagaimana dia dikaitkan dengan Rasulullah SAW pada awal kenabian. Akan tetapi Jibril lebih sering, karena itu tugas utamanya, sedangkan Mikail bertanggung jawab atas hujan dan tanaman. Yang itu (Jibril) berhubungan dengan petunjuk, dan yang ini (Mikail) berhubungan dengan rezeki. Demikian pula Israfil yang bertanggung jawab meniup sangkakala untuk kebangkitan di Hari Kiamat.
Allah SWT berfirman: (sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir) dalam ayat ini kata yang zhahir menempati tempatnya kata dhamir, dimana tidak dikatakan “fa innahu ‘aduwwun” tetapi Allah berfirman: (Fa innallaha ‘aduwwul lil kafirin) sebagaimana yang dikatakan oleh penyair:
Tidak kulihat kematian yang bisa dilewati oleh sesuatu kematian itu melewati yang kaya dan miskin
Allah menampakkan kata iniuntuk menegaskan makna tersebut dan menampakkannya, serta memberitahu mereka bahwa siapa pun yang memusuhi para wali Allah, maka dia telah memusuhi Allah, dan siapa saja yang memusuhi Allah, maka Allah adalah musuhnya, dan siapa saja yang menjadikan Allah musuhnya, maka dia akan merugi di dunia dan akhirat, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits: “Barangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka sungguh Aku telah mengumumkan peperangan kepadanya”


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata :
{ جِبۡرِيلَ } Jibriil : Malaikat yang mendapat tugas untuk menyampaikan wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ
{ نَزَّلَهُۥ عَلَىٰ قَلۡبِكَ } Nazzalahu ‘ala qolbika : Jibril menurunkan al-Qur’an ke dalam hati Rasulullah ﷺ
{ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ } Mushaddiqan limaa baina yadaihi : Al-Qur’an membenarkan berita yang ada pada kitab-kitab terdahulu mengenai sifat Rasul dan kabar gembira tentang kedatangannya, mengabarkan tentang tauhid, dan kewajiban tunduk kepada Allah Ta’ala.

Makna ayat :
Pada ayat 97 Allah Ta’ala memerintahkan rasulNya untuk membantah perkataan orang Yahudi “Kalau seandainya malaikat yang datang kepadamu itu Mikail, tentu kami beriman kepadamu, akan tetapi yang menurunkannya adalah Jibril. Kami tidak mau beriman, karena Jibril adalah musuh kami dan dia datang membawa adzab.” Dengan firmanNya (قُلۡ مَن كَانَ عَدُوّٗا لِّـجِبۡرِيلَ ) “Katakanlah, barangsiapa yang menjadi musuh bagi Jibril” maka matilah dengan kebencian dan kedengkiannya itu. Karena malaikat Jibril yang menurunkan wahyu al-Qur’an dengan izin Allah ke dalam hatimu wahai RasulNya, yang mana al-Qur’an membenarkan seluruh kitab-kitab sebelumnya, dan sebagai petunjuk yang menerangi jalan dan kabar gembira bagi orang-orang mukmin dan shalih.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Baqarah ayat 97: Kemudian Allah memerintahkan nabi-Nya agar berkata kepada orang-orang yahudi: ketahuilah wahai yahudi bahwasannya barang siapa yang menjadi jibril maka dia akan adalah musuh Allah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, "Orang-orang Yahudi datang menghadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Abul Qasim! Sesungguhnya kami akan bertanya kepadamu lima perkara. Jika Engkau dapat menjawabnya, maka kami mengetahui bahwa engkau adalah seorang Nabi dan kami akan mengikutimu." Maka Beliau mengambil janji dari mereka sebagaimana Isra'il (Nabi Ya'qub) mengambil janji dari anak-anaknya ketika mereka berkata, "Allah menjadi saksi terhadap apa yang kita katakan." Beliau bersabda, "Sebutkanlah!" Mereka berkata, "Beritahukanlah kepada kami tanda seorang nabi!" Beliau bersabda, "Kedua matanya tidur, namun hatinya tidak tidur." Mereka berkata, "Beritahukanlah kepada kami bagaimana seorang wanita bisa melahirkan wanita dan bisa melahirkan laki-laki! Beliau bersabda, "Kedua air mani menyatu, jika mani laki-laki mengalahkan mani wanita, maka lahirlah anak laki-laki. Tetapi, jika mani wanita mengalahkan mani laki-laki, maka lahirlah anak perempuan." Mereka berkata lagi, "Beritahukanlah kepada kami apa yang diharamkan Isra'il (Nabi Ya'qub) terhadap dirinya!" Beliau menjawab, "Ia (Nabi Ya'qub) merasakan penyakit 'irqun nasaa (semacam encok) dan tidak mendapatkan sesuatu yuang menyembuhkannya selain susu ini dan itu (Perawi yang bernama Abdullah berkata, "Bapakku berkata: Sebagian mereka berkata, "Maksudnya adalah unta", maka ia mengharamkan daging unta). Mereka berkata, "Engkau benar." Mereka pun bertanya lagi, "Beritahukanlah kami tentang guruh ini!" Beliau menjawab, "Salah satu di antara malaikat Allah yang diserahkan mengurus awan, di tangannya ada sabetan dari api untuk menyabet awan dan mengarahkannya ke tempat yang diperintahkan Allah." Mereka bertanya lagi, "Apa suara yang terdengar ini?" Beliau menjawab, "Suaranya." Mereka merkata, "Engkau Benar, namun tinggal satu lagi yang menjadi sebab kami akan membai'atmu jika kamu mau memberitahukannya, karena tidak ada satu pun nabi kecuali ada malaikat yang datang kepadanya membawa berita, maka beritahukanlah kepada kami, siapa kawanmu?" Beliau menjawab, "Jibril ''alaihis salam." Mereka berkata, "Jibril adalah malaikat yang turun membawa peperangan dan azab yang menjadi musuh kami. Jika engkau mengatakan "Mikail", malaikat yang menurunkan rahmat, tumbuhan dan hujan tentu (kami akan bai'at)." Maka Allah menurunkan ayat di atas. (Al Haitsami berkata dalam Majma'uz Zawaa'id juz 8 hal. 242, "Diriwayatkan oleh Ahmad, Thabrani, dan para perawi keduanya tsiqah. Abu Nu'aim juga meriwayatkan dalam Al Hilyah juz 4 hal. 305. hadits tersebut dalam sanadnya ada Bukair bin Syihab. Al haafizh dalam At Taqrib berkata, "Makbul", yakni jika ada mutaba'ah, namun jika tidak ada maka layyin (lunak), sebagaimana diingatkan olehnya dalam mukadimahnya. Akan tetapi hadits ini memiliki jalan-jalan kepada Ibnu Abbas sebagaimana dalam tafsir Ibnu Jarir, di antaranya adalah apa yang disebutkan oleh Imam Ahmad juz 1 hal. 278; dari Hasyim bin Qasim, dari Abdul Hamid dari Syahr dari Ibnu Abbas. Syahr ini adalah Syahr bin Hausyab yang diperselisihkan oleh ulama, namun yang rajih bahwa dia adalah dha'if dari sisi hapalannya, tetapi bisa dipakai dalam hal syahid dan mutaba'ah. Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Thayalisi juz 2 hal. 11, Ibnu Jarir juz 1 hal. 431, Ibnu Sa'ad juz 1 Qaf 1 hal. 116 dari jalan Syahr bin Hausyab dari Ibnu Abbas. Ibnu Jarir menyebutkan adanya ijma' dari para ulama bahwa ayat di atas turun sebagai jawaban terhadap orang-orang Yahudi, ketika mereka menyatakan bahwa Jibril musuh mereka dan Mikail sebagai kawan mereka. Dengan demikian, ijma' menguatkan kedua jalan yang memiliki kelemahan tersebut.

Orang-orang Yahudi mencari-cari alasan, mereka tidak mau beriman karena wali Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah malaikat Jibril, jika sekiranya selain malaikat Jibril, tentu mereka akan beriman. Alasan seperti ini tidak bisa diterima, karena malaikat Jibril yang menurunkan Al Qur'an dari sisi Allah ke dalam hati Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dia juga yang menurunkan kitab-kitab kepada para nabi sebelumnya. Allah yang memerintahkan dan mengirimnya dengan membawa kitab itu, tugasnya adalah sebagai utusan semata. Di samping itu, kitab yang dibawanya membenarkan kitab-kitab sebelumnya, tidak menyalahi atau bertentangan, di dalamnya terdapat petunjuk yang sempurna dari semua bentuk kesesatan, terdapat kabar gembira memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat bagi yang beriman. Memusuhi Jibril yang disebutkan sifatnya itu merupakan kekafiran kepada Allah dan ayat-ayat-Nya, demikian juga sama saja memusuhi Allah, rasul-rasul-Nya dan malaikat-malaikat-Nya. Ia sama saja mengingkari dan memusuhi yang menurunkan dan mengutusnya, mengingkari kitab yang dibawanya dan memusuhi orang yang mendapatkan kitab itu.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 97

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa orang-orang yahudi berkata, kami benci jibril karena ia membawa bencana dengan menyampaikan wahyu bukan kepada golongan kami. Ia juga membongkar rahasia kami. Menjawab pernyataan itu, katakanlah, wahai nabi Muhammad, barang siapa menjadi musuh jibril maka ketahuilah bahwa dia hanya akan mendapatkan keburukan, karena sesungguhnya dialah, jibril, yang telah menurunkan Al-Qur'an ke dalam hatimu dengan izin Allah, bukan atas kehendaknya sendiri dan bukan pula atas kehendakmu. Dengan demikian, memusuhi jibril sama dengan memusuhi Allah. Sungguh aneh kalau kamu memusuhinya padahal wahyu-wahyu yang disampaikannya membenarkan apa yang terdahulu, yakni kitab-kitab suci termasuk taurat, dan wahyu-wahyu itu juga menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman. Memusuhi jibril berarti memusuhi Allah, dan memusuhi Allah berarti memusuhi semua makhluk-Nya yang taat. Bila seseorang memusuhi Allah, maka Allah pun akan memusuhi nya dan menjauhkan rahmat darinya. Barang siapa menjadi musuh Allah dengan memusuhi salah satu makhluk-Nya yang taat, atau memusuhi salah satu dari malaikatmalaikat-Nya, atau salah seorang dari rasul-rasul-Nya, atau jibril yang membawa wahyu dan mikail yang pembawa rezeki, maka sesungguhnya dia telah kafir dan mengantar dirinya menuju kebinasaan. Sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir. Dua ayat di atas menegaskan dua hal. Pertama, Allah tidak membedabedakan para rasul dan malaikat-Nya. Kepercayaan, ketaatan, dan kecintaan kepada mereka adalah satu paket. Siapa pun yang memusuhi mereka atau salah seorang dari mereka, maka ia akan menjadi musuh Allah. Kedua, sanksi kepada pelanggar tidak hanya diterapkan kepada orang yahudi, tetapi kepada siapa saja yang kafir dan memusuhi-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penjelasan dari para ahli tafsir berkaitan isi dan arti surat Al-Baqarah ayat 97 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi ummat. Bantu kemajuan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Cukup Sering Dikaji

Kaji berbagai halaman yang cukup sering dikaji, seperti surat/ayat: Luqman 13, Al-Fatihah 6, Maryam, An-Naas, Al-Ma’idah 32, ‘Abasa. Serta At-Taubah 40, Al-Baqarah 285-286, Dua (2) Terakhir al-Baqarah, Al-Hujurat 10, Al-Lail, Yasin 9.

  1. Luqman 13
  2. Al-Fatihah 6
  3. Maryam
  4. An-Naas
  5. Al-Ma’idah 32
  6. ‘Abasa
  7. At-Taubah 40
  8. Al-Baqarah 285-286
  9. Dua (2) Terakhir al-Baqarah
  10. Al-Hujurat 10
  11. Al-Lail
  12. Yasin 9

Pencarian: surat al maidah ayat 12, surat a la, walau ana qurana, surah wakiah, tulisan basmalah

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.