Surat Al-Isra Ayat 78

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيْلِ وَقُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا

Arab-Latin: Aqimiṣ-ṣalāta lidulụkisy-syamsi ilā gasaqil-laili wa qur`ānal-fajr, inna qur`ānal-fajri kāna masy-hụdā

Artinya: Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

« Al-Isra 77Al-Isra 79 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Isra Ayat 78

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Isra Ayat 78 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah menarik dari ayat ini. Ada bermacam penjelasan dari beragam ulama terhadap makna surat Al-Isra ayat 78, misalnya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dirikanlah shalat dengan sempurna dari waktu tergelincirnya matahari di tengah hari hingga waktu datangnya malam. Dan masuk dalam pengertian ini shalat dzhur, ashar, maghrib, dan isya. Dan laksanakanlah sholat subuh dan panjangkanlah bacaan al-qur’an di dalam shalat shubuh, karena sesungguhnya sholat subuh itu dihadiri malaikat penjaga malam dan malaikat penjaga siang.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

78-79. Allah memerintahkan Nabi Muhammad dan umatnya dengan perkara yang agung: “Senantiasalah mendirikan shalat dari waktu tergelincirnya matahari pada siang hari hingga malam hari -masuk di dalamnya shalat dhuhur, ashar, maghrib, dan isya’-, dan dirikanlah shalat subuh dengan memanjangkan bacaannya, karena bacaan al-Qur’an pada shalat fajar akan disaksikan para malaikat yang bertugas pada malam hari dan para malaikat yang bertugas pada siang hari.”

Kemudian Allah memerintahkan Rasulullah untuk mendirikan shalat sunnah tahajjud pada malam hari untuk memperbanyak bacaan al-Qur’an agar beliau mendapat derajat pemberi syafaat bagi kaum muslimin pada hari kiamat.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

78. Dirikanlah salat dengan melaksanakannya secara sempurna di waktu-waktunya, mulai dari tergelincirnya matahari dari tengah langit yang mencakup waktu salat zuhur dan asar, sampai gelapnya malam yang mencakup waktu salat magrib dan isya, serta dirikanlah salat fajar dengan memperpanjang bacaan Al-Qur`ān di dalamnya, karena salat fajar dihadiri oleh Malaikat malam dan Malaikat siang.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

78. أَقِمِ الصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ (Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir)
Yakni matahari agak condong dari pertengahan langit, yakni shalat dhuhur.

إِلَىٰ غَسَقِ الَّيْلِ(sampai gelap malam)
Makna (الغسق) yakni ketika malam telah gelap gulita. Yang dimaksud adalah shalat maghrib dan isya’.

وَقُرْءَانَ الْفَجْرِ ۖ( dan (dirikanlah pula shalat) subuh)
Yakni dirikanlah bacaan pada waktu fajar, yakni shalat subuh, dan pada shalat subuh disunnahkan untuk dipanjangkan bacaannya.

إِنَّ قُرْءَانَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا(Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat))
Yakni disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Allah Swt. menyebutkan dalam kitab-Nya waktu-waktu shalat, sesekali disebutkan tiga waktu dalam satu ayat sebagaimana dalam firman-Nya : { أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمْسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيْلِ وَقُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ ۖ إِنَّ قُرْءَانَ ٱلْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا } "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." dan sisanya lagi dsebutkan dalam empat ayat : { فَسُبْحَٰنَ ٱللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ , وَلَهُ ٱلْحَمْدُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِينَ تُظْهِرُونَ
} "Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh , dan bagi-Nya-lah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu Zuhur" [ Ar-Rum : 17-18], dan firman-Nya : { وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ ٱلشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ وَمِنْ ءَانَآئِ ٱلَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ ٱلنَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ } "dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang," [Thaha : 130], dan firman-Nya : { فَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ ٱلشَّمْسِ وَقَبْلَ ٱلْغُرُوبِ , وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَٰرَ ٱلسُّجُودِ } "Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya) , Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang." [Qaf : 39-40], kemudian datanglah sunnah memberikan penjelasan yang lebih luas dan terperinci.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

78. Dirikanlah shalat (shalat zhuhur) sesudah tergelincirnya matahari dan sesudah condong dari tengah-tengah langit menuju arah barat. Lalu dirikanlah dua shalat, yaitu maghrib dan isya’ ketika telah datang kegelapaan malam. Lalu dirikanlah shalat fajar (subuh). Sesungguhnya shalat fajar dan membaca Al-Qur’an di dalamnya merupakan ibadah yang disaksikan oleh para malaikat malam dan malaikat siang


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Dirikanlah shalat sejak matahari tergelincir} terbenamnya matahari dari langit {sampai gelapnya malam} kegelapan malam {dan (dirikanlah shalat) subuh} dan dirikanlah shalat subuh yang bacaan Al-Qur’annya panjang {Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan} disaksikan, malaikat malam dan malaikat siang menyaksikannya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

78. Allah menerintahkan NabiNya, Muhammad untuk menegakkan shalat dengan sempurna, baik secara fisik maupun bathin pada waktu-waktunya “dari sesudah matahari tergelincir,” yaitu condongnya matahari ke arah barat setelah tergelincir. Masuk pada waktu itu adalah Shalat Zhuhur dan Ashar “sampai gelap malam,” yaitu hingga gelap. Masuk dalam waktu ini adalah Shalat Magrib dan Isya “dan (dirikanlah pula shalat) fajar,” yaitu Shalat Subuh. Disebutkan dengan kata “qur’an”, karena shalat subuh disyariatkan memperpanjang bacaan al-Quran di dalamnya melebihi waktu-waktu shalat lain. Dan juga karena keutamaan bacaan al-Quran di dalamnya, lantaran disaksikan oleh Allah, para malaikat siang, dan malaikat malam.
Dalam ayat ini, disebutkan lima waktu untuk shalat-shalat yang wajib. Dan bahwa shalat-shalat yang dikerjakan di dalamnya merupakan shalat-shalat wajib karena adanya pengkhususan dengan perintah itu.
Pada ayat ini terdapat keterangan bahwa waktu merupakan syarat sahnya shalat, dan ia menjadi sebab diwajibkannya (pelaksanaan) shalat. Karena Allah memerintahkan untuk mendirikan shalat pada waktu-waktu ini. Apabila ada udzur, maka shalat zhuhur dan ashar boleh dijamak. Begitu pula magrib dan isya. Karena Allah menggabungkan waktu keduanya secara bersamaan.
Dalam ayat ini (juga) termuat keutamaan shalat subuh dan keutamaan memperpanjang bacaan di dalamnya, dan bahwa bacaan merupakan rukun dari shalat subuh. Karena apabila suatu ibadah dinamakan dengan sebagian namanya, maka itu menunjukkan kewajiban perkara tersebut.
79. Dan Firman Allah, “Dan pada sebagian malam hari maka shalat tahajudlah kamu,” maksudnya shalatlah pada sisa waktu malam “sebagai suatu ibadah tambahan bagimu,” maksudnya agar shalat malam menjadi tambahan bagi tingginya kedudukan dan derajatmu. Berbeda dengan orang selainmu, maka shalat malam itu sebagai penghapus atas kesalahan-kesalahannya.
Pengertian ayat ini juga bisa mengandung makna bahwasanya shalat lima waktu itu merupakan kewajiban atasmu dan kamu Mukminin. Berbeda dengan shalat malam, maka itu adalah kewajiban yang dikhususkan untukmu. Hal ini karena kemuliaanmu di sisi Allah, sehingga Dia menjadikan tugasmu lebih banyak daripada orang lain, supaya pahalamu menjadi banyak, yang dengan itu kamu bisa mencapai al-Maqam al-Mahmud (kedudukan terpuji di sisi Rabbmu). Ia merupakan kedudukan yang dipuji-puji oleh orang-orang yang terdahulu dan yang akan datang, yaitu kedudukan bisa memberi syafaat tertinggi, tatkala seluruh makhluk meminta syafaat kepada Nabi Adam, kemudian Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa, mereka semua mengemukakan udzur darinya. Hingga mereka meminta syafaat dari pemimpin anak keturunan Adam, supaya Allah mengasihi mereka dari kegelisahan dan kesusahan pada waktu itu. Beliau pun meminta syafaat kepada Rabbnya. Kemudian Allah pun mengizinkan beliau untuk memberikan syafaat, menempatkan beliau di tempat yang mana orang-orang terdahulu hingga orang-orang yang datang belakangan merasa iri untuk mendapatkannya. Sehingga hal itu menjadi karunia Nabi Muhammad bagi seluruh makhluk.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 78-79
Allah SWT berfirman kepada RasulNya SAW untuk mengerjakan shalat fardu pada waktunya (Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir) Dikatakan bahwa maknanya adalah tenggelamnya matahari, Pendapat yang dikatakan oleh ibnu Mas'ud, Mujahid, dan Ibnu Zaid
Diriwayatkan dari ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan “duluukiha” adalah tergelincirnya matahari. Pendapat itu diriwayatkan oleh Nafi' dari Ibnu Umar, dan diriwayatkan oleh Malik dalam tafsirnya dari Az-Zuhri, dari Ibnu Umar. Demikian juga dikatakan oleh Abu Barzah Al-Aslami yang juga merupakan riwayat lain dari Ibnu Mas'ud dan Mujahid
Berdasarkan hal ini maka ayat ini mengandung makna keterangan tentang waktu shalat lima waktu. Berdasarkan firmanNya: (dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam) yaitu kegelapan malam, dan dikatakan yaitu terbenamnya matahari. Dapat diambil dari makna ayat ini yaitu waktu zhuhur, ashar, maghrib dan isya’.
Firman Allah: (dan (dirikanlah pula shalat) Subuh) yaitu shalat subuh.
(Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)) dari Ibnu Mas'ud, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW tentang dengan firmanNya: (dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)) beliau bersabda,”Shalat subuh disaksikan para malaikat di malam hari dan para malaikat di siang hari.
Firman Allah: (Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu) Allah memerintahkan kepada beliau untuk mengerja­kan shalat malam sesudah melaksanakan shalat fardu. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih Muslim dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau ditanya tentang shalat yang paling utama setelah shalat fardu. Lalu beliau menjawab,”shalat malam hari” Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan kepada RasulNya untuk menjalankan shalat malam, karena makna tahajud adalah shalat yang dikerjakan sesudah tidur.
Firman Allah: (mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji) yaitu lakukanlah hal yang Aku perintahkan kepadamu ini untuk menempatkanmu di hari kiamat pada kedudukan yang terpuji. Semua makhluk akan memujimu, begitu juga Dzat yang menciptakan mereka.
Ibnu Jarir berkata, kebanyakan ulama ahli takwil berkata bahwa itu adalah kedudukan yang didapatkan Nabi SAW pada hari kiamat, yaitu memberikan syafa­at bagi umat manusia, agar Tuhan mereka membebaskan mereka dari kesengsaraan hari itu


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Isra ayat 78: Yakni shalat Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib dan Isya.

Shalat Subuh disebut Qur’anul fajr, karena disyariatkannya memperpanjang bacaan Al Qur’an di sana melebihi biasanya pada shalat fardhu lainnya. Di samping itu, karena adanya keutamaan membaca Al Qur’an di waktu itu karena disaksikan oleh Allah, malaikat malam dan malaikat siang.

Dalam ayat ini disebutkan waktu-waktu shalat fardhu, dan bahwa masuknya waktu merupakan syarat sahnya shalat, dan bahwa waktu tersebut merupakan sebab wajibnya, karena Allah memerintahkan untuk mendirikannya karena tiba waktu-waktu itu. Demikian pula menunjukkan, bahwa Zhuhur dan ‘Ashar dapat dijama’ (digabung), demikian pula Maghrib dan Isya karena adanya ‘uzur. Selain itu, di ayat ini terdapat dalil keutamaan shalat Subuh dan keutamaan memperpanjang bacaan di sana.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Isra Ayat 78

Laksanakanlah salat sejak matahari tergelincir, condong dari pertengahan langit ke arah barat, sampai gelapnya malam dan laksanakan pula salat subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan oleh malaikat, baik malaikat siang maupun malaikat malam. Perintah salat pada ayat ini mencakup salat lima waktu. Sesudah tergelincir matahari adalah waktu untuk salat zuhur dan asar, sesudah gelapnya malam untuk waktu salat magrib, isya dan subuh. Dan pada sebagian malam, yaitu pada sepertiga malam yang terakhir, bangunlah dan lakukanlah salat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu wahai nabi Muhammad, mudah-Mudahan tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji di mana engkau memberikan syafaat agung kelak di hari kiamat.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beragam penjabaran dari para pakar tafsir terkait makna dan arti surat Al-Isra ayat 78 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita. Bantulah dakwah kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Banyak Dibaca

Ada banyak materi yang paling banyak dibaca, seperti surat/ayat: Seribu Dinar, Do’a Setelah Adzan, Al-A’la, Al-Isra 32, Yusuf 28, Al-Qadr. Termasuk Al-Hujurat 13, An-Naba, Adh-Dhuha, Al-Kafirun, Al-Falaq, Al-Fatihah.

  1. Seribu Dinar
  2. Do’a Setelah Adzan
  3. Al-A’la
  4. Al-Isra 32
  5. Yusuf 28
  6. Al-Qadr
  7. Al-Hujurat 13
  8. An-Naba
  9. Adh-Dhuha
  10. Al-Kafirun
  11. Al-Falaq
  12. Al-Fatihah

Pencarian: al hajj ayat 27, al baqarah ayat 261, surah al ma'arij, al fatihah latin saja, arti surat yusuf ayat 4

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: