Surat An-Nahl Ayat 61

وَلَوْ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِظُلْمِهِم مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِن دَآبَّةٍ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Arab-Latin: Walau yu`ākhiżullāhun-nāsa biẓulmihim mā taraka 'alaihā min dābbatiw wa lākiy yu`akhkhiruhum ilā ajalim musammā, fa iżā jā`a ajaluhum lā yasta`khirụna sā'ataw wa lā yastaqdimụn

Artinya: Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.

« An-Nahl 60An-Nahl 62 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Menarik Tentang Surat An-Nahl Ayat 61

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nahl Ayat 61 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam kandungan menarik dari ayat ini. Ditemukan bermacam penafsiran dari para pakar tafsir terkait isi surat An-Nahl ayat 61, antara lain sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan seandainya(secara langsung) Allah menghukum manusia atas kekafiran dan kedustaan mereka, pastilah Dia tidak akan menyisakan sesuatu yang bergerak di muka bumi ini. akan tetapi Dia memberikan kesempatan hidup kepada mereka sampai waktu tertentu yaitu akhir ajal mereka. Lalu apabila telah datang ajal mereka, mereka tidak akan mundur darinya, dan tidak maju barang sedikitpun.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

61. Seandainya Allah -Subḥānahu- menghukum manusia karena kekufuran dan kezaliman mereka, niscaya Dia tidak akan menyisakan apa yang ada di muka bumi berupa manusia dan hewan yang merangkak di atasnya, akan tetapi Allah -Subḥānahu- menunda hingga masa tertentu dalam ilmu-Nya. Bila masa tersebut datang maka mereka tidak bisa memajukan atau memundurkannya sedikit pun.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

61. وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِم (Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya)
Yang dimaksud dengan manusia di sini adalah orang-orang kafir dan pelaku kemaksiatan.
Dan kezaliman mereka adalah perkataan orang-orang musyrik bahwa berhala-berhala merupakan anak-anak perempuan Allah.

مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا(niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi)
Yakni di atas muka bumi.

مِن دَآبَّةٍ(sesuatupun dari makhluk yang melata)
Makna (الدابة) yakni semua hewan yang merayap di muka bumi.
Yakni Allah akan membinasakan orang zalim sebagai siksaan baginya dan membinasakan yang lainnya akibat keburukan perbuatan orang zalim; Allah akan mencegah turunnya hujan sehingga mereka semua binasa, atau menurunkan kepada mereka musibah-musibah lain. Imam Qatadah berkata: Allah telah melakukan hal tersebut pada zaman Nabi Nuh; Allah membinasakan binatang-binatang yang ada di muka bumi kecuali yang diangkut ke atas perahu.

وَلٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ( tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan)
Yakni ujung kehidupan dan batas umur mereka, atau waktu turunnya azab mereka.

فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ(Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya)
Tafsir kalimat ini telah disebutkan pada surat al-A’raf: 34.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

61. Dan jika Allah langsung menghukum manusia yang kafir atau seluruh orang yang bermaksiat dan syirik, maka tidak ada satupun makhluk yang melata di bumi karena adanya pembinasaan orang-orang zalim. Namun Allah menghendaki untuk mengabaikan dan menunda hukuman mereka sampai waktu tertentu, yaitu waktu penyiksaan mereka. Dan jika siksa itu telah tiba bagi mereka atau waktu hidup mereka sudah berakhir, maka hal itu tidak akan ditunda dan didahulukan dari mereka meskipun hanya sesaat.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Jika Allah menghukum manusia karena kezaliman mereka} karena kekufuran dan kemaksiatan mereka {niscaya Dia tidak meninggalkan satu makhluk melata pun di atasnya} di bumi {tetapi Dia menangguhkan mereka} menangguhkan mereka {sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka apabila ajal mereka tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak bisa meminta percepatan} meteka tidak dapat memajukannya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

61. usai menyebutkan kebohongan yang diadakan oleh orang orang yang zhalim terhadap Allah, maka Allah menyebutkan kesempurnaan sifat santun dan sabarNya. Allah berfirman ”jikalau Allah menghukum manusia karena kezhalimannya” tanpa penambahan maupun pengurangan “niscaya tidak akan ditinggalkanNya” di muka bumi “sesuatupun dari makhluk yang melata dan binatang binatang. Sesungguhnya, efek buruk kemaksiatan bisa mengakibatkan kehancuran tanaman dan kelangsungan makhluk hidup. ”tetapi Allah menangguhkan mereka” dari penyegaran hukuman pada mereka “sampai kepada waktu yang ditentukan” yaitu hari kiamat ”maka apabila telah tiba waktu yang telah ditentukan bagi mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun tidak (pula) mendahulukannya, maka hendaklah mereka berhati hati selama masih dalam masa penangguhan, sebelum datangnya waktu yang tiada penundaan lagi di dalamnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 61-62
Allah SWT memberitahukan tentang sifat penyantunNya terhadap makhlukNya yang berbuat zalim, bahwa seandainya Allah menghukum mereka karena perbuatan mereka, maka tidak ada yang tersisa dari semua makhluk yang melata di bumi ini. yaitu, Sungguh Dia akan membinasakan semua hewan yang melata di muka bumi ini ikut binasa karena pembinasaan anak cucu nabi Adam. Akan tetapi, Tuhan Yang Maha Tinggi menyantuni, menutupi dan memberi tangguh mereka sampai batas waktu yang telah ditentukan. yaitu, Dia tidak menyegerakan hukuman terhadap mereka, karena seandainya Dia melakukan hal itu kepada mereka, maka tidak akan ada seorang pun yang hidup.
Firman Allah: (Dan mereka menguntukkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya) yaitu anak-anak perempuan dan sekutu-sekutu yang merupakan hamba-hamba Allah juga, padahal orang-orang musyrik itu tidak suka jika seseorang di antara mereka mempunyai sekutu dalam harta.
Firman Allah: (dan lidah mereka mengucapkan kedustaan, yaitu bahwa sesungguh­nya merekalah yang akan mendapat kebaikan) Pengingkaran terhadap pengakuan mereka yang mengata­kan bahwa mereka mendapat kebaikan di dunia; dan jika ada hari kebangkitan, maka mereka mendapatkan kebaikan juga. Pemberitahuan tentang apa yang diucapkan oleh sebagian mereka, sebagaimana firmanNya: (Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut darinya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih (9) Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, "Telah hilang bencana-bencana itu dariku.” sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga (10)) (Surah Hud)
Mujahid dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan lidah mereka mengucapkan kedustaan, yaitu bahwa sesungguh­nya merekalah yang akan mendapat kebaikan) yaitu para pelayan.
Ibnu Jarir berkata tentang firmanNya: (bahwa sesungguhnya merekalah yang akan mendapat kebaikan) yaitu pada hari kiamat, sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya, dan inilah pendapat yang benar. Segala puji bagi Allah.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman seraya membantah mereka tentang angan-angan mereka: (Tiadalah diragukan) yaitu, memang benar dan pasti (bahwa nerakalah bagi mereka) yaitu pada hari kiamat (dan sesungguhnya mereka segera dimasukkan (ke dalamnya))
Mujahid, Sa'id bin Jubair, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa maknanya adalah terlupakan dan disia-siakan di dalamnya. Ini sebagaimana firmanNya: (Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini) (Surah Al-A'raf: 51)
Diriwayatkan dari Qatadah juga tentang firmanNya, (Mufrathun) yaitu mereka disegerakan masuk ke neraka, yaitu dari kata “al-farthu” yaitu paling dahulu sampai. Tidak ada pertentangan, karena mereka disegerakan masuk ke neraka pada hari kiamat, lalu mereka dilupakan di dalamnya, yaitu kekal selamanya


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata: (أَنَّ لَهُمُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ) anna lahumul husnaa : “bahwa yang sesungguhnya segala yang baik untuk mereka.” yaitu surga, mereka berkata “dan jika dikembalikan kepada Rabbku, sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan di sisi-Nya.” [Fushshilat:50].

Makna ayat:
Firman-Nya “Dan kalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya” di atas bumi “dari makhluk yang melata sekalipun” jenis yang berjalan di atas bumi berupa manusia atau hewan. Ini adalah sebab tidak dihukumnya orang yang tidak beriman dengan hari akhir sedangkan mereka berbuat kerusakan dan kejahatan. Penangguhan ini berdasarkan hikmah yang tinggi yang dijelaskan pada Firman-Nya “tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan.” Waktu tertentu yang telah ditentukan, bisa jadi ujung umur seseorang kemudian Allah membalas setiap amal buruk mereka dengan setimpal, dan Dia tidak pernah sekalipun zalim kepada hamba-Nya.

Pelajaran dari ayat:
• Penjelasan sebab dibiarkannya orang-orang zalim berbuat zalim, keburukan, serta kerusakan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat An-Nahl ayat 61: Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kedustaan orang-orang zalim terhadap-Nya, maka Allah menyebutkan sempurnanya santun-Nya dan kesabaran-Nya.

Yakni karena maksiatnya.

Yakni tentu Dia akan membinasakan para pelaku maksiat dan selainnya, termasuk hewan.

Yaitu hari kiamat.

Oleh karena itu, hendaknya mereka berhati-hati di waktu penangguhan sebelum datang waktu yang di sana tidak ada lagi penangguhan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nahl Ayat 61

Salah satu bentuk kebijaksanaan Allah adalah tidak serta merta mengazab orang yang bersalah. Dan kalau Allah menghukum manusia secara langsung karena kezaliman dan dosa-Nya, seperti syirik dan kufur, niscaya tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya di bumi ini dari makhluk yang melata sekalipun, tetapi Allah tidak melakukan hal demikian. Dia mampu melakukannya, tetapi karena kebijaksanaan-Nya, dia memilih untuk menangguhkan hukuman dan azab bagi mereka sampai waktu yang sudah ditentukan oleh-Nya. Maka apabila ajalnya tiba sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun atas azab itu. Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya, yaitu anak perempuan. Dan lidah mereka mengucapkan kebohongan'walaupun boleh jadi hati mereka sendiri tidak membenarkannya'bahwa sesungguhnya segala yang baik-baik dalam kehidupan dunia dan akhirat hanyalah untuk mereka. Allah menegaskan, tidaklah dapat diragukan bahwa nerakalah yang pantas menjadi tempat kembali dan tempat tinggal bagi mereka, dan sesungguhnya mereka segera akan dimasukkan ke dalamnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian berbagai penafsiran dari kalangan ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat An-Nahl ayat 61 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi kita bersama. Dukung syi'ar kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Cukup Banyak Dilihat

Tersedia banyak materi yang cukup banyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Fatihah, Al-Isra 32, Al-Qadr, Al-Hujurat 13, Adh-Dhuha, Yusuf 28. Serta Seribu Dinar, An-Naba, Do’a Setelah Adzan, Al-Kafirun, Al-A’la, Al-Falaq.

  1. Al-Fatihah
  2. Al-Isra 32
  3. Al-Qadr
  4. Al-Hujurat 13
  5. Adh-Dhuha
  6. Yusuf 28
  7. Seribu Dinar
  8. An-Naba
  9. Do’a Setelah Adzan
  10. Al-Kafirun
  11. Al-A’la
  12. Al-Falaq

Pencarian: al baqarah 282 latin, latin surat ali imran ayat 190-191, surat al hadid ayat 20, qs al an'am, surat al mujadilah ayat 11

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.