Surat Al-Baqarah Ayat 57

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ ٱلْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ ٱلْمَنَّ وَٱلسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِن كَانُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Arab-Latin: Wa ẓallalnā 'alaikumul-gamāma wa anzalnā 'alaikumul-manna was-salwā, kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum, wa mā ẓalamụnā wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn

Artinya: Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

« Al-Baqarah 56Al-Baqarah 58 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Berkaitan Surat Al-Baqarah Ayat 57

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 57 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran penting dari ayat ini. Terdokumentasikan bermacam penjelasan dari beragam pakar tafsir terkait kandungan surat Al-Baqarah ayat 57, sebagiannya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan ingatlah oleh kalian nikmat Kami kepada kalian ketika kalian tersesat jalan di muka bumi, yaitu ketika Kami menjadikan awan menaungi kalian dari panasnya terik matahari dan kami turunkan kepada kalian “manna” yaitu sesuatu yang bentuknya mirip dengan getah yang rasanya menyerupai madu,  dan kami turunkan kepada kalian “Salwa” yaitu burung yang serupa dengan puyuh. Dan kami katakan pada kalian : “Makanlah dari makanan yang baik yang telah kami rizkikan kepada kalian, dan janganlah kalian melanggar ajaran agama kalian.” Namun kalian tidak menjalankannya. Mereka tidaklah mendzolimi Kami dengan pengingkaran nikmat yang mereka lakukan. Akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri, karena akibat buruk kezoliman  Itu kembali kepada mereka.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

57. Dan Kami jadikan awan yang menaungi kalian agar kalian terlindungi dari terik matahari, dan Kami turunkan bagi kalian makanan yang manis, nikmat, dan segar, maka makanlah makanan halal yang telah Kami berikan kepada kalian. Sungguh mereka sama sekali tidak menzalimi Kami ketika mereka mengingkari nikmat-nikmat itu, namun mereka menzalimi diri mereka sendiri, sebab mudharat kemaksiatan akan menimpa mereka berupa musibah dan siksaan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

57. Dan salah satu nikmat yang Kami berikan kepada kalian ialah Kami mengirimkan awan yang menaungi kalian dari terik matahari tatkala kalian tersesat di muka bumi. Dan Kami menurunkan nikmat berupa minuman manis seperti madu, dan burung kecil yang dagingnya lezat seperti burung puyuh. Dan Kami firmankan kepada kalian, “Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian." Dan pengingkaran mereka terhadap nikmat-nikmat tersebut tidak sedikitpun mengurangi kemuliaan-Ku, tetapi sejatinya mereka menzalimin diri mereka sendiri dengan mengurangi bagian mereka dari pahala (yang dijanjikan) dan menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalam siksa.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

57. وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ
Yakni awan yang dijadikan oleh Allah sebagai naungan yang melindungi mereka dari panasnya matahari saat mereka berjalan diantara negeri Mesir dan Syam ketika mereka enggan untuk memasuki kota yang didalamnya terdapat orang-orang yang perkasa.

الْمَنَّ
Yakni hujan dari langit yang turun ke pohon dan batu yang kemudian menjadi buliran manis seperti madu, lalu kering seperti lilin. Diriwayatkan dari Rasulullah bahwa al-Kam’ah (sejenis jamur bawah tanah) temasuk dari al-mann yang diturunkan Allah kepada Musa.

وَالسَّلْوَىٰ
Ada yang berpendapat bahwa as-Salwa adalah burung puyuh, yang disembelih untuk dimakan. Dan pendapat lain mengatakan bahwa ia adalah madu.

وَمَا ظَلَمُونَا
Allah berfirman: “kami lebih mulia untuk berbuat zalim.”


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

Di tengah gurun pasir antara Mesir dan Syam, kami menjadikan awan sebagai naungan bagi kalian yang menaungi kalian dari panasnya matahari. Ketika mereka berhenti memasuki kota kaum Jabarin, kami menurunkan kepada kalian Al-Manna yaitu sesuatu yang manis seperti madu yang terbentuk bersamaan dengan embun di atas pohon, dan As-Salwa yaitu burung puyuh, mereka menyembelihnya dan memakannya. Nikmatilah kelezatan makanan di gurun yang tidak ada satu pun kehidupan di dalamnya. Mereka tidak menzalimi kami dengan menentang perintah kami dan kufur atas nikmat kami namun mereka menzalimi diri mereka sendiri dengan mendekatkannya kepada siksa


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kami menaungi kalian dengan awan} dan Kami menjadikan awan yang menaungi kalian dari panas matahari {dan Kami menurunkan kepada kalian manna} minuman yang manis seperti madu {dan salwa} dan burung kecil yang enak dagingnya yang mana menyerupai burung puyuh {Makanlah (makanan) yang hal-hal baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepada kalian. Mereka tidak menzalimi Kami} Mereka tidak mencurangi Kami dengan berbuat maksiat {tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

57. “Dan kami naungi kamu dengan awan, dan kami turunkan kepadamu manna, ” yaitu sebuah kata yang mencakup setiap rizki atau kebaikan yang di hasilkan tanpa keringat, diantaranya jahe, cendawan dan roti, dan sebagainya, “dan salwa”, berupa burung kecil yang disebut “as-samany, ” suat nama burung yang dagingnya lezat, dan kepada mereka diturunkan hal-hal tersebut, berupa Manna dan Salwa yang mencukupi kebutuhan mereka dan menjadi makanan pokok mereka. “Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah kami berikan kepadamu, ” yaitu rizki yang tidak ada bandingannya bagi penduduk kota yang telah hidup mewah. Namun mereka tidak mensyukuri nikmat tersebut dan mereka selalu berada dalam kekerasan hati dan kemaksiatan mereka yang banyak, ”dan tidaklah mereka menganiaya kami, ” maksudnya tidaklah mereka menganiaya kami dengahn perbuatan yang bertentangan dengan apa yang telah kami perintahkan, karena Allah ta’ala tidaklah mendapatkan mudarat dari kemaksiatan pelaku maksiat sebagaimana juga tidak bermanfaatnya ketaatan seseorang yang melakukan ketaatan kepadaNya, ”akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri,” maka kemudaratannya kembali kepada mereka sendiri.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ketika Allah SWT menyebutkan bagaimana Dia melindungi mereka dari bencana, Dia juga menyebutkan nikmatNya yang melimpah atas mereka. Allah berfirman, (Dan Kami naungi kamu dengan awan) yaitu seluruh awan, dan dinamakan “ghamamah” demikian karena itu menyelubungi langit, yaitu menutupi langit, hal itu adalah awan putih. Mereka dinaungi oleh awan itu ketika mereka dalam kebingungan, sehingga awan itu melindungi mereka dari terik matahari, seperti yang diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan lainnya dari Ibnu Abbas dalam hadis tentang fitnah. Ibnu Abbas berkata,"Kemudian Allah menaungi menaungi dengan awan mereka ketika dalam keadaan bingung."
Allah berfirman, (dan Kami turunkan kepadamu "manna") Terdapat perbedaan pendapat di antara para mufasir mengenai makna dari "manna". Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa "manna" adalah makanan yang diturunkan kepada mereka dari pepohonan, mereka mendatanginyanya pada pagi hari dan memakannya sesuai kehendak mereka.
Mujahid berkata, "Manna" adalah "samghah" (jenis cairan lengket yang manis). ‘Ikramah berkata, "Manna" adalah sesuatu yang diturunkan Allah kepada mereka yang mirip dengan embun yang tebal.
Yang jelas bahwa berbagai penafsiran dari para mufasir saling mendekati dalam menjelaskan tentang "manna". Di antara mereka ada mengartikannya sebagai makanan, dan ada mengartikannya sebagai minuman. Yang jelas (Hanya Allah yang lebih mengetahui) bahwa "manna" adalah segala sesuatu yang dianugerahkan oleh Allah kepada mereka berupa makanan, minuman, dan hal-hal lain yang tidak memerlukan usaha bagi mereka untuk mendapatkannya. Penjelasan tentang "Manna" yang terkenal adalah makanan yang manis dan enak jika dimakan, dan jika jika dicampur dengan air akan menjadi minuman yang lezat, dan jika dicampur dengan sesuatu yang lain akan menjadi jenis makanan lain. Akan tetapi hal ini bukan dimaksudkan untuk ayat ini saja.
Dalil tentang hal itu itu adalah ungkapan Bukhari,“Kami diberitahu oleh Abu Nuaim dan Sufyan, dari Abdul Malik, dari Amr bin Harits, dari Sa'id bin Zaid, dia berkata,"Rasulullah SAW bersabda, " Cendawan adalah sejenis manna, airnya mengandung obat bagi penyakit mata."
Adapun "salwa", Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, "Salwa adalah burung yang mirip dengan burung puyuh" Mereka dulu memakan burung itu.
Ibnu ‘Athiyyah berkata, "Para mufasir sepakat bahwa “salwa” adalah burung. Al-Hadzli telah salah ketika mengatakan bahwa itu adalah madu dan dia mengutip syair untuk mendukung pandangannya:
' Dan dia bersumpah dengan nama Allah sungguh kalian lebih lezat daripada salwa."'
Firman Allah SWT (Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu) merupakan perkara pembolehan, petunjuk dan pemberian.
Dan firman Allah SWT (dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) maknanya Kami memerintahkan mereka untuk memakan makanan yang telah Kami anugerahkan kepada mereka dan untuk menyembah Kami saja,
Sebagaimana Allah berfirman: ("Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadaNya) (Surah Saba: 15). lalu mereka durhaka dan ingkar, sehingga mereka menzalimi diri sendiri. Hal ini terjadi meskipun mereka telah menyaksikan tanda-tanda yang jelas, mukjizat yang nyata, dan peristiwa-peristiwa luar biasa.
Dari sini tampak keutamaan sahabat-sahabat nabi Muhammad SAW dan seluruh sahabat para nabi dalam hal kesabaran, keteguhan, dan kelembutan hati mereka. Sebagaimana mereka selalu mendampingi perjalanan dan peperangannya, seperti pada perang Tabuk, dalam cuaca yang panas dan sangat melelahkan. Mereka tidak mengeluh atau menuntut kenyamanan, meskipun hal itu mudah bagi Rasulullah SAW. Akan tetapi, ketika mereka merasa sangat lapar, mereka meminta nabi untuk diberikan lebih banyak makanan, lalu mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki, sehingga terkumpul seberat kambing, dan berdoa kepaada Allah, sehingga mereka dapat mengisi semua wadah makanan mereka. Demikian pula, ketika mereka membutuhkan air, nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah, dan kemudian datanglah awan yang memberikan hujan lalu mereka minum dan memberi minum unta-unta mereka. Mereka mengisi semua bejana mereka dengan air, kemudian mereka melihat, seketikaa awan itu tidak melewati pasukan itu.
Ini adalah contoh yang sempurna, yaitu berjalan mengikuti takdir Allah dan mengikuti jejak Rasulallah SAW


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata :
ٱلۡغَمَامَ Al-Ghomaam : Awan tipis yang berwrna putih.
ٱلۡمَنَّ وَٱلسَّلۡوَىٰۖ Al-Manna was salwa : Manna adalah benda lengket seperti permen dan rasanya semanis madu, Salwa adalah sejenis burung yang disebut dengan As-Sumaniy.
طَيِّبَٰتِ Ath-Thoyyibat : artinya adalah yang halal.

Makna ayat :
Lantas Allah menyebutkan nikmat yang lain berupa kemuliaan dan nikmat untuk mereka dengan naungan awan di atasnya, juga Allah menurunkan Manna dan Salwa pada saat kejadian Tiih di gurun Sina dalam firmanNya,”Kami tidak mendzalimi mereka” petunjuk bahwa ujian Tiih adalah hukuman untuk mereka karena meninggalkan jihad serta kesembronoan ketika mengucapkan kepada Musa,”Pergilah engkau dan Tuhanmu berperang, kami duduk-duduk di sini saja.” Allah tidak mendzalimi mereka saat kejadian Tiih akan tetapi itu karena mereka mendzalimi dirinya sendiri.

Pelajaran dari ayat :
• Makanan dan minuman disebut halal jika dihalalkan oleh Allah sedangkan disebut haram ketika diharamkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Baqarah ayat 57: Kemudian Allah menjelaskana atas nikmat yang berikan kepada bani israil dimana mereka tersesat dibumi; Allah jadikan awan seperti payungyang mencegah mereka dari terik matahari, dan Allah turunkan bagi mereka karunia berupa sesuatu yang menyerupai madu, dan juga salwa yaitu burung yang lezat dagingnya yang menyerupai burung puyuh; Dan Allah berkata mereka : Makanlah oleh kalian dari apa yang telah Kami rizkikan kepada kalian dari kebaikan – kebaikan ini, akan tetapi mereka tidak bersyukur atas nikmat Allah dan tidak bersegera mengerjakan perintah Allah; bahkan mereka tetap dalam kekufuran dan maksiat. Allah melanjutkan bahwasannya mereka tidak menyadari akan bahaya kekufuran dan kemaksiatan yang telah mereka perbuatan, padahal mereka telah membahayakan diri mereka sendiri; Karena sebab mereka mengikari nikmat tersebut yang menyebabkan kemarahan Allah dan azab-Nya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Di antara sekian banyak nikmat Allah kepada mereka ialah mereka dinaungi awan di waktu berjalan di bawah panas terik matahari dan padang pasir yang luas, bahkan memperoleh rezeki berupa mann dan salwa. Manna ialah makanan manis dan lengket seperti madu. Salwa ialah burung sebangsa puyuh. Ada juga yang mengartikan bahwa "Mann" adalah setiap rezeki yang baik yang diperoleh tanpa susah payah. Namun sayang, nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada mereka bukan mereka syukuri, bahkan malah mereka kufuri, mereka banyak melakukan dosa sehingga hati mereka mengeras seperti batu.

Ketika mereka melanggar ajaran agama dan mengkufuri nikmat, sebenarnya mereka tidak menzalimi Allah, bahkan mereka menzalimi diri mereka sendiri, karena kezaliman yang mereka lakukan kembalinya kepada mereka juga.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 57

Generasi tersisa bani israil yang dibangkitkan itu diriwayatkan terse-sat selama 40 tahun di padang pasir dataran sinai yang sangat panas. Mereka tersesat karena enggan memerangi orang-orang yang durhaka di syam. Dan kami menaungi kamu dengan awan, sehingga kamu ti-dak merasa kepanasan lagi di tengah padang pasir yang terik itu, dan kami menurunkan kepadamu mann, makanan sejenis madu, dan salwa', burung kecil sejenis puyuh yang dapat dibakar untuk dimakan. Ma-kanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah kami berikan kepadamu sehingga kamu tidak perlu lagi bersusah-payah mencari bahan makanan di padang pasir itu. Kedurhakaan yang dilakukan oleh bani israil itu sedikit pun tidak mencederai Allah. Mereka tidak menzalimi kami, dan bahkan sedikit pun tidak menodai keagungan Allah. Ditaati atau tidak ditaati, didurhakai atau tidak didurhakai, Allah tetap Allah dengan kemahaagungan-Nya. Oleh sebab itu, bukan Allah yang teraniaya, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri karena merekalah yang akan menanggung akibat kedurhakaan mereka itu. Ayat-ayat sebelumnya menjelaskan beragam anugerah yang terlimpah kepada bani israil, sedang ayat ini menerangkan nikmat-nikmat yang lain. Dan selain anugerah yang telah dilimpahkan, ingatlah juga ketika kami berfirman kepada bani israil, masuklah ke negeri ini, yaitu baitulmaqdis setelah dapat mengalahkan lawan-lawanmu. Sesudah itu maka makanlah dengan nikmat berbagai makanan yang ada di sana sesukamu. Dan selanjutnya masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk sebagai tanda kerendahan hati dan penyesalan atas semua dosa yang telah diperbuat masa lalu, dan kemudian katakanlah dengan penuh harap, 'bebaskanlah kami dari dosa-dosa kami yang demikian banyak. ' bila hal ini kamu lakukan dengan penuh kesadaran, niscaya kami ampuni dosa-dosa dan kesalahan-kesalahanmu. Dan selain dari yang telah dianugerahkan, kami juga akan menambah karunia dan nikmat, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak, bagi orang-orang yang benar-benar selalu berbuat kebaikan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah aneka ragam penjabaran dari kalangan ulama tafsir terkait kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 57 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk kita semua. Sokong usaha kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Banyak Dicari

Kami memiliki ratusan materi yang banyak dicari, seperti surat/ayat: Yasin 9, An-Naas, Maryam, Al-Baqarah 285-286, Al-Hujurat 10, Luqman 13. Ada juga At-Taubah 40, Dua (2) Terakhir al-Baqarah, Al-Lail, Al-Fatihah 6, Al-Ma’idah 32, ‘Abasa.

  1. Yasin 9
  2. An-Naas
  3. Maryam
  4. Al-Baqarah 285-286
  5. Al-Hujurat 10
  6. Luqman 13
  7. At-Taubah 40
  8. Dua (2) Terakhir al-Baqarah
  9. Al-Lail
  10. Al-Fatihah 6
  11. Al-Ma’idah 32
  12. ‘Abasa

Pencarian: qul a'udzu birabbinnas artinya, al maidah ayat 48 artinya, surat 1 ayat 18, almujadalah, surat qulhu latin

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.