Surat Al-Baqarah Ayat 58
وَإِذْ قُلْنَا ٱدْخُلُوا۟ هَٰذِهِ ٱلْقَرْيَةَ فَكُلُوا۟ مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ رَغَدًا وَٱدْخُلُوا۟ ٱلْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا۟ حِطَّةٌ نَّغْفِرْ لَكُمْ خَطَٰيَٰكُمْ ۚ وَسَنَزِيدُ ٱلْمُحْسِنِينَ
Arab-Latin: Wa iż qulnadkhulụ hāżihil-qaryata fa kulụ min-hā ḥaiṡu syi`tum ragadaw wadkhulul-bāba sujjadaw wa qụlụ ḥiṭṭatun nagfir lakum khaṭāyākum, wa sanazīdul-muḥsinīn
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik".
« Al-Baqarah 57 ✵ Al-Baqarah 59 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Terkait Dengan Surat Al-Baqarah Ayat 58
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 58 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan sekumpulan penjelasan dari kalangan ulama tafsir terkait isi surat Al-Baqarah ayat 58, di antaranya sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan Ingatlah nikmat kami atas kalian ketika kami berfirman: “masuklah kalian ke kota Baitul Maqdis, lalu Makanlah makanan yang baik-baik dari kota itu di tempat manapun dari kota itu sebagaimana santapan yang sedap, dan jadilah kalian saat memasuki kota itu menjadi orang-orang yang tunduk kepada Allah lagi menghinakan diri di hadapannya, dan katakanlah “wahai tuhan kami, Hapuskanlah dosa-dosa kami dari tanggungan kami”. Niscaya kami akan mengabulkan permintaan kalian, kami akan memaafkan kalian dan menutup dosa-dosa itu bagi kalian serta kami akan memberikan tambahan kebaikan dan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik karena amalan mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
58. Allah mengingatkan para keturunan Nabi Ya’qub kejadian ketika Allah memerintahkan pendahulu mereka: “Masuklah ke dalam Baitul Maqdis, makan dan nikmatilah segala kenikmatan yang ada di dalamnya sesuka hati kalian, dan masuklah pintu Baitul Maqdis dengan merunduk dan penuh ketundukan kepada Allah, serta mohonlah kepada-Nya ampunan atas dosa-dosa kalian. Barangsiapa yang menjalankan hal itu niscaya Kami akan mengabulkan harapannya dan Kami akan menambah pahala dan karunia bagi orang-orang yang berbuat baik.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
58. Dan ingatlah salah satu nikmat yang Allah berikan kepada kalian, yaitu ketika Dia berfirman kepada kalian, “Masuklah kalian ke Baitul Maqdis. Makanlah makanan yang baik-baik yang ada di sana dari mana saja sesuka hati kalian. Makanlah dengan enak dan leluasa. Dan masuklah ke sana seraya rukuk dan tunduk kepada Allah. Lalu memohonlah kepada Allah seraya berkata, 'Ya Rabb kami, hapuslah dosa-dosa kami,' niscaya Kami akan mengabulkan permohonan kalian. Dan Kami akan berikan tambahan ganjaran kepada orang-orang yang beramal dengan sebaik-baiknya atas kesungguhan mereka dalam beramal.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
58. هَٰذِهِ الْقَرْيَةَ
Yakni Baitul Maqdis.
رَغَدًا
Melimpah
وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا
Yakni memasuki pintu Baitul Maqdis. Dan kata sujud disini berarti menunduk, dan pendapat lain mengatakan dengan tawadlu’ dan hati yang tunduk.
حِطَّةٌ
Allah menyuruh mereka untuk mengatakan kata ini yang bermakna taubat, ketundukan kepada Allah, dan pengakuan atas keutamaan-Nya yang diberikan kepada mereka dalam penakhlukkan kota Baitul Maqdis.
وَسَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ
Yakni menambah keutamaan dan kebaikan untuk orang-orang yang berbuat baik dari kalian atas kebaikan yang telah dilakukan.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Ingatlah juga nikmat kami atas kalian ketika kami berfirman kepada leluhur kalian setelah mereka keluar dari gurun: “Masuklah ke dalam Baitul Muqaddas (rumah yang disucikan), makanlah (rejeki) di dalamnya sesuka kamu dengan nikmat, banyak dan melimpah; dan masuklah pintu Baitul Muqaddas dengan membungkuk menundukkan diri kepada Allah SWT. Itu merupakan salah satu jenis sujud syukur dan katakanlah: “Sungguh hina diri kami, kami meminta kepadaMu ya Tuhan untuk menghilangkan dan mengampuni dosa-dosa kami”, lalu kami akan menambahkan orang-orang baik di antara kalian dengan cara bersyukur dan memohon ampunan, kebaikan, pahala dan keutamaan
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dan ketika Kami berfirman,“Masuklah ke negeri ini} Baitul Maqdis {Lalu, makanlah makanan dari negeri itu sesuka kalian dengan nikmat. Masukilah pintunya sambil membungkuk} dengan rukuk dan tunduk kepada Allah {dan katakanlah,‘Bebaskanlah kami} dengan berkata,”Wahai Tuhan kami, bebaskanlah kami dari kesalahan-kesalahan kami” {niscaya Kami akan mengampuni kesalahan-kesalahan kalian dan Kami akan menambah (karunia) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
58. Ini juga termasuk di antara nikmat Allah terhadap mereka setelah kemaksiatan mereka kepadaNya, lalu Allah memerintahkan kepada mereka untuk memasuki suatu kampung yang menjadi sebuah negeri dan tempat menetap, serta kemuliaan bagi mereka, dan mereka akan memperoleh rizki yang melimpah, dan agar jalan mereka memasukinya harus dengan rasa tunduk dan patuh kepada Allah dengan perbuatan, yaitu memasuki pintu gerbang sambil bersujud, artinya tunduk dan patuh, dan juga dengan perkataan yaitu agar mereka berkata, “bebaskanlah kami dari dosa, ” yakni menghapus dosa dan kesalahan mereka dengan permohona mereka atas ampunanNya kepadaNya, ”niscaya kami ampuni kesalahan-kesalahanmu” dengan adanya permohonan kalian atas ampunanNya, ”dan kelak kami akan menambah pemberian kami kepada orang-orang yang berbuat baik, ” dengan perbuatan-perbuatan mereka, yaitu balasan yang segera maupun yang tertunda.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Allah SWT berfirman sembari mencela mereka karena enggan berjihad dan memasuki tanah suci ketika mereka datang dari negeri Mesir bersama nabi Musa AS. Mereka diperintahkan untuk memasuki tanah suci yang menjadi warisan mereka dari nenek moyang mereka, yaitu Israil, dan melawan orang-orang Amaliq yang kafir. Mereka menolak untuk memerangi (orang-orang Amaliq), dan menjadi lemah, serta takut. Lalu Allah SWT menghukum mereka dengan memberi mereka kebingungan, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Ma'idah.
Oleh karena itu, pendapat yang lebih tepat dari dua pendapat bahwa kota ini adalah Baitul Maqdis, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh As-Suddi, Ar-Rabi' bin Anas, Qatadah, dan Abu Muslim Al-Asfahani, serta beberapa orang lainnya. Allah SWT juga berfirman dengan menceritakan tentang nabi Musa, (Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang.....) (Surah Al-Ma'idah: 21).
Ketika mereka keluar dari kebingungan selama empat puluh tahun bersama nabi Yusha bin Nun, Allah memberi kemenangan bagi mereka pada malam Jumat, dan matahari ditahan sebentar untuk mereka pada hari itu hingga kemenangan dapat diraih.
Ketika mereka menaklukkan negeri itu, mereka diperintahkan untuk masuk melalui pintu dari negeri itu (dengan bersujud) yaitu sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas apa yang telah dianugerahkan kepada mereka berupa kemenangan, pertolongan, mengembalikan mereka kepada negeri mereka, dan pembebasan mereka dari kebingungan dan kesesatan.
Dari Ibnu Abbas tentang ayat Allah,( dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud) Dia berkata maknanya adalah, dalam keadaan rukuk dari pintu yang kecil.
Dari Ibnu Abbas (dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa") dia berkata maknanya adalah ampunan dan memohonlah ampunan
Hal yang serupa juga diriwayatkan dari ‘Atha', Al-Hasan, Qatadah, dan Ar-Rabi' bin Anas.
(niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik) Ini adalah jawaban dari perintah Allah. Maknanya adalah jika kalian melaksanakan apa yang Kami perintahkan, maka Kami akan mengampuni dosa-dosa kalian dan melipat gandakan bagi kalian orang-orang yang berbuat kebaikan.
Kesimpulan dari perintah ini adalah agar mereka tunduk kepada Allah SWT ketika mencapai kemenangan, baik dalam perbuatan maupun perkataan, dan agar mereka mengakui dosa-dosa mereka, memohon ampun atas dosa-dosa itu, serta bersyukur atas nikmat. Menyegerakan untuk melakukan itu adalah sesuatu yang disukai oleh Allah SWT.
Terkait firman Allah SWT, (Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka) diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Telah dikatakan kepada Bani Israil: “Masuklah ke pintu dengan keadaan sujud dan ucapkanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa" Namun mereka masuk dengan merangkak di atas lutut mereka dan mengganti perkataan tersebut dengan mengucapkan “butiran dari sehelai rambut"
Kesimpulan dari apa yang telah disebutkan oleh para mufasir, dan apa yang ditunjukkan oleh konteks hadits itu yaitu bahwa mereka mengganti perintah Allah SWT kepada mereka dari ketaatan dengan sebuah ucapan dan tindakan. Mereka diperintahkan untukm masuk dengan keadaan sujud, tetapi mereka merangkak pada lutut mereka, dengan mengangkat kepala mereka. Mereka juga diperintahkan untuk mengucapkan "Hittah" yaitu "bebaskanlah dari kami dosa dan kesalahan kami," tetapi mereka meremehkannya dan menggantinya dengan "butiran yang ada di sehelai rambut”. Ini merupakan bentuk perlawanan dan pertentangan. Oleh karena itu, Allah menurunkan azab dan siksaNya kepada mereka karena kemaksiatan mereka, yaitu enggan untuk menaatiNya.
Karena itu, Allah SWT berfirman: (Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, karena mereka berbuat fasik)
Dari Ibnu Abbas, berkata: “Setiap sesuatu yang disebutkan dalam kitab Allah tentang “Ar-Rijzu” maksudnya adalah siksaan.
Begitu juga Mujahid, Abu Malik, As-Suddi, dan Al-Hasan berkata bahwa “Ar-Rijzu” adalah siksaan.
Abu Al-Aliyah berkata bahwa “Ar-Rijzu”berarti kemurkaan.
Asy-Sya’bi berkata bahwa “Ar-Rijzu” bisa berarti wabah penyakit atau kedinginan.
Said bin Jubair berkata bahwa “Ar-Rijzu” adalah wabah penyakit
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
ٱلۡقَرۡيَةَ Al-Qoryah : yang dimaksud adalah Baitul Maqdis (Yerussalem)
رَغَدٗا Roghodan : Kehidupan yang lapang lagi nyaman
سُجَّدٗا Sujjadan : Maknanya agar mereka masuk pintu gerbang dengan ruku’ merendahkan diri di hadapan Allah dengan tunduk penuh kesyukuran kepada Allah atas keselamatan yang diberikan setelah kejadian berputar-putar di gurun Sinai.
حِطَّةٞ Khittotun : Mengikuti wazan fi’latun seperti kata riddatun. Allah menyuruh mereka untuk mengatakan khitthoh yang artinya adalah ampuni dosa-dosa kami. Kata khittoh berharakat akhir dhommah (marfu’) karena kedudukannya sebagai khobar dari mubtada’ yang dihapus, aslinya :
دُخُولُنَا البَابَ سُجَّدًا حِطَّةٌ لِذُنُوبِنَا
Masuknya kami ke pintu dengan cara bersujud menjadi ampunan bagi dosa-dosa kami.
نَّغۡفِرۡ Naghfir : Kami hapus dan Kami tutupi.
خَطَٰيَٰكُمۡۚ Khothoyaakum : al-Khothooya merupakan bentuk plural dari Khotiah, artinya adalah dosa yang diakui oleh seorang hamba.
Makna ayat :
Ayat 58 mengandung pengingat kepada orang Yahudi tentang kejadian besar yang terjadi pada pendahulu mereka akan nikmat Allah yang diberikan kepada Bani Israil yang wajib untuk disyukuri. Yaitu setelah selesai mereka berputar-putar di gurun Sinai, Nabi Musa dan Harun telah wafat, dan digantikan oleh murid Nabi Musa yang bernama Yusya’ bin Nun. Yusya’ memimpin mereka untuk menyerang kaum ‘Amaliqah dan Allah membukakan Baitul Maqdis (Yerusalem) untuk mereka. Kemudian Allah memerintahkan Bani Israil sebagai pemuliaan,”Masuklah alian ke Baitul Maqis kemudian makanlah dari hasil buminya yang banyak lagi enak dari apa-apa yang kalian sukai. Dan bersyukurlah kepadaKu atas kenikmatan yang kalian peroleh dengan memasuki pintu gerbang kota dalam posisi ruku’ dengan khusyu’ seraya mengatakan,”Kami memasuki pintu gerbang denga ruku’ sebagai ampunan bagi kami dari apa yang kami perbuat, yaitu meninggalkan berjihad bersama Musa dan Harun. Apabila kalian mengucapkan itu, maka Kami akan mengampuni dosa-dosa kalian dan kami tambahkan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik di antara kalian sebagaimana terkandung dalam ayat selanjutnya.
Pelajaran dari ayat :
• Mengingatkan generasi sekarang terhadap kejadian yang dialami oleh generasi pendahulu sebagai nasehat dan peringatan.
• Meninggalkan jihad jika sudah wajib akan menyebabkan kehinaan dan kerugian bagi umat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 58: Dan diantara nikmat Allah yang diberikan kepada kalian wahai bani israil yaitu bahwasannya Allah memerintahkkan kalian untuk masuk kedalam negeri Baitul Maqdis untuk menjadi negeri dan tempat tinggal kalian, dan Allah juga memerintahkan kepada kalian untuk memakan makanan yang baik, serta buah – buahan yang lezat, Allah juga memerintahkan kepada kalian ketika kalian masuk ke dalam negeri Baitul Maqdis untuk menjadi orang – orang khusyuk dan berserah diri yang mensyukuri nikmat Allah, serta meminta kepada Rabb kalian untuk menggugurkan dosa – dosa kalian dan mengampuninya; Maka sesungguhnya Allah mengampuni bagi siapa yang bertaubat dan meminta ampun serta menambah kepada orang – orang yang muhsin keutamaan dan kemuliaan atas kebaikan mereka.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ini termasuk nikmat Allah kepada mereka. Setelah mereka berbuat maksiat kepada-Nya, Allah memerintahkan mereka masuk ke sebuah negeri yang di sana terdapat kemuliaan bagi mereka dan bisa mereka jadikan sebagai tempat tinggal, di samping mereka akan memperoleh rezeki yang banyak. Ketika mereka hendak masuk ke negeri itu, mereka diperintahkan untuk masuk sambil menundukkan diri kepada Allah Azza wa Jalla dengan bersujud dan mengucapkan kata-kata yang disebutkan pada ayat di atas.
Allah Ta'ala akan menambahkan karunia, balasan kebaikan di dunia dan akhirat, kebaikan dan pahala.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 58
Ayat-ayat sebelumnya menjelaskan beragam anugerah yang terlimpah kepada bani israil, sedang ayat ini menerangkan nikmat-nikmat yang lain. Dan selain anugerah yang telah dilimpahkan, ingatlah juga ketika kami berfirman kepada bani israil, masuklah ke negeri ini, yaitu baitulmaqdis setelah dapat mengalahkan lawan-lawanmu. Sesudah itu maka makanlah dengan nikmat berbagai makanan yang ada di sana sesukamu. Dan selanjutnya masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk sebagai tanda kerendahan hati dan penyesalan atas semua dosa yang telah diperbuat masa lalu, dan kemudian katakanlah dengan penuh harap, 'bebaskanlah kami dari dosa-dosa kami yang demikian banyak. ' bila hal ini kamu lakukan dengan penuh kesadaran, niscaya kami ampuni dosa-dosa dan kesalahan-kesalahanmu. Dan selain dari yang telah dianugerahkan, kami juga akan menambah karunia dan nikmat, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak, bagi orang-orang yang benar-benar selalu berbuat kebaikan. Setelah mengenyam berbagai kenikmatan itu, ternyata bani israil tetap ingkar kepada Allah. Sebagai balasan dari beragam anugerah tersebut, lalu orang-orang yang zalim itu bahkan mengganti perintah Allah yang disyariatkan untuk kebaikan mereka dengan mengerjakan sesuatu yang justru tidak diperintahkan kepada mereka. Di antara perbuatan yang mereka lakukan adalah mengganti perintah sujud dengan mengangkat kepala, tunduk sebagai bukti ketaatan dengan pembangkangan, dan rendah hati dengan sikap angkuh serta sombong. Maka, akibat dari keingkaran dan kesombongan ini, Allah menegaskan, kami, melalui para malaikat atau bencana, turunkan malapetaka yang merupakan siksa yang amat pedih dari langit yang datangnya tidak terduga kepada orang-orang yang zalim itu. Hal yang sedemikian ini karena mereka selalu berbuat fasik, yaitu tidak pernah bersyukur dan selalu menyiratkan pembangkangan dan kesombongan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah variasi penjabaran dari kalangan ahli tafsir berkaitan makna dan arti surat Al-Baqarah ayat 58 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah bagi kita semua. Bantu dakwah kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.