Surat Hud Ayat 117
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
Arab-Latin: Wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụn
Artinya: Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Berkaitan Surat Hud Ayat 117
Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 117 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah penting dari ayat ini. Didapatkan variasi penafsiran dari beragam ulama mengenai isi surat Hud ayat 117, di antaranya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan Tuhanmu wahai Rasul, sekali-kali tidak akan membinasakan suatu negri dari negri-negri yang ada, sedang para penduduknya melakukan perbaikan di muka bumi lagi menjauhi perbuatan kerusakan dan kezhaliman, Sesungguhnya Dia hanya menghancurkan disebabkan oleh tindakan kezhaliman dan kerusakan mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
117. Dan bagian dari ketetapan Allah yang menunjukkan keadilan dan rahmat-Nya, Dia tidak membinasakan suatu negeri secara zalim yang penduduknya senantiasa melakukan perbaikan; akan tetapi Allah membinasakan negeri yang penduduknya senantiasa berbuat kezaliman dan kerusakan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
117. Dan tidaklah Tuhanmu -wahai Rasul- membinasakan suatu negeri apabila penduduknya melakukan perbaikan di muka bumi. Dia akan membinasakannya hanya apabila penduduknya melakukan perusakan melalui perbuatan-perbuatan yang tergolong kafir, zalim dan maksiat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
117. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ (Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan)
Yakni saling menasehati.
Allah tidak akan membinasakan mereka sampai perbuatan merusak di bumi telah menjadi sifat mereka.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Kebaikan diri dari pribadi seseorang belum tentu memberikan kebaikan bagi orang lain, karena terkadang ia lalai dan mengabaikan keadaan orang-orang disekitarnya, padahal syari'at memerintahkan agar setiap diri memperbaiki dirinya masing-masing dan menyebarkan kebaikan kepada siapapun di sekitarnya, oleh karena itu jadilah anda orang yang baik dan berbuatlah kebaikan.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
117. Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan penduduk suatu negeri dengan semena-mena, sedangkan mereka baik dalam mengerjakan amal agama dan dunia, berupa keimanan dan ibadah muamalah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim sedangkan penduduknya berbuat kebaikan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
117 maksudnya, Allah tidak patut membinasakan sebuah negeri secara zhalim, padahal mereka itu “berbuat kebaikan” yakni mereka berjalan diatas kebaikan dengan terus menerus, maka Allah tidak patut membinasakannya kecuali jika mereka berbuat zhalim dan hujjah Allah telah tegak atasnya.
Bisa jadi maknanya adalah bahwa Allah tidak akan membinasakan negeri karena kezhalimannya dahulu, jika mereka bertaubat dan memperbaiki amal perbuatannya, karena Allah memaafkan mereka dan menghapus kezhaliman mereka yang telah lalu.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 116-117
Allah SWT berfirman,"Mengapa tidak ada dari umat-umat terdahulu orang-orang yang masih berbuat kebaikan yang melarang dari keburukan, kemunkaran, dan kerusakan di bumi di antara mereka.
Firman Allah: (kecuali sebagian kecil) yaitu, ada di antara mereka dari perumpamaan ini, tetapi sedikit dan tidak banyak. Mereka adalah orang-orang yang diselamatkan Allah di kala murka dan azabNya datang secara tiba-tiba. Oleeh karena itu Allah memerintahkan kepada umat dimuliakan ini agar di antara mereka ada orang-orang yang memerintahkan kebaikan dan melarang kemunkaran, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung (104)) (Surah Ali Imran)
Disebutkan dalam hadits,”Sesungguhnya manusia itu apabila melihat kemungkaran, lalu mereka tidak mencegahnya, maka dalam waktu yang dekat Allah menimpakan secara umum kepada mereka azabNya” Oleh karena itu Allah SWT berfirman (Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kalian orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang dari (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka) Firman Allah: (dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka) yaitu, mereka terus mengerjakan kemaksiatan dan kemungkaran yang mereka lakukan, dan tidak tergerak untuk mengingkarinya. Mereka adalah orang-orang dikejutkan oleh azab (dan mereka adalah orang-orang yang berdosa) Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa tidak sekali-kali Dia membinasakan suatu penduduk kota melainkan jika penduduk kota itu zalim terhadap diri sendiri. Tidaklah azabNya datang atas suatu penduduk kota yang berbuat baik, kecuali jika mereka berbuat zalim. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri) (Surah Hud: 101)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata : (بِظُلۡمٖ) bizhulmin : (menyiksa mereka dengan zalim) tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat.
Makna ayat :
Firman-Nya : (وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٖ وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ) Tidak mungkin Rabbmu—wahai Rasulullah—memusnahkan suatu kaum dengan zalim, padahal mereka adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Namun, Dia menhancurkan mereka karena kezaliman mereka terhadap diri mereka sendiri, dengan berbuat syirik, mendustakan utusan-utusan-Nya, dan maksiat.
Isi dari ayat ini, menjelaskan ketetapan Allah dalam menghancurkan umat-umat terdahulu, di antaranya yang telah dikisahkan di dalam surat ini.
Pelajaran dari ayat :
• Selama penduduk suatu negeri adalah orang-orang saleh, mereka akan aman dari segala mara bahaya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Hud ayat 117: Dia tidak berbuat zalim kepada mereka.
Oleh karena itu, Allah tidak akan membinasakan mereka kecuali apabila mereka berbuat zalim dan telah tegak hujjah kepada mereka. Maksud ayat ini bisa juga bahwa Allah tidak akan membinasakan neger-negeri karena kezaliman mereka yang dahulu apabila mereka telah rujuk dan memperbaiki amal mereka, karena Allah akan memaafkan mereka, dan menghapuskan kezaliman mereka yang telah lalu.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 117
Dan sekali-kali tuhanmu yang membimbing dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, yakni membinasakan secara total dan menyeluruh, selama penduduknya negeri itu adalah orang-orang yang selalu berbuat kebaikan, baik dalam beragama maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Dan jika tuhanmu wahai nabi Muhammad yang membimbing dan memberiimu menghendaki, tentu dia jadikan seluruh manusia menjadi umat yang satu, yakni menganut satu agama, satu keyakinan, atau satu pendapat, tetapi Allah tidak menghendaki demikian, melainkan memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih'sebagai wujud keadilan Allah dalam memberikan pahala dan siksa. Meskipun Allah memberi mereka kebebasan memilih, mereka senantiasa tetap berselisih pendapat tentang kebenaran, lantaran mereka mengikuti hawa nafsunya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penafsiran dari banyak ahli ilmu terhadap kandungan dan arti surat Hud ayat 117 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita bersama. Support usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.