Surat At-Taubah Ayat 73
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ جَٰهِدِ ٱلْكُفَّارَ وَٱلْمُنَٰفِقِينَ وَٱغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَىٰهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ
Arab-Latin: Yā ayyuhan-nabiyyu jāhidil-kuffāra wal-munāfiqīna wagluẓ 'alaihim, wa ma`wāhum jahannamu wa bi`sal-maṣīr
Artinya: Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.
« At-Taubah 72 ✵ At-Taubah 74 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Menarik Terkait Dengan Surat At-Taubah Ayat 73
Paragraf di atas merupakan Surat At-Taubah Ayat 73 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan kandungan menarik dari ayat ini. Didapatkan kumpulan penjelasan dari berbagai mufassirin berkaitan kandungan surat At-Taubah ayat 73, di antaranya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Wahai Nabi, perangilah orang-orang kafir dengan pedang, dan orang-orang munafik dengan keterangan dan hujjah, dan tekanlah kedua golongan itu dengan keras. Dan tempat kembali mereka adalah nereka jahanam, dan seburuk buruk tempat kembali adalah tempat kemdali mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
73. Hai Rasulallah, berjihadlah melawan orang-orang kafir dengan memerangi mereka menggunakan pedang, dan berjihadlah melawan orang-orang munafik dengan lisan dan hujjahmu. Bersikaplah keras kepada dua golongan itu, karena mereka layak mendapatkannya. Tempat mereka pada hari kiamat adalah neraka jahanam, dan seburuk-buruk tempat adalah tempat mereka itu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
73. Wahai Rasul! Berjihadlah melawan orang-orang kafir dengan cara memerangi mereka dengan senjata. Berjihadlah melawan orang-orang munafik dengan menggunakan lisan dan hujah. Dan hadapilah kedua golongan itu dengan tegas, karena mereka pantas mendapatkan perlakuan seperti itu. Kelak tempat tinggal mereka di hari Kiamat ialah Neraka Jahanam dan seburuk-buruk tempat kembali ialah tempat kembali mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
73. يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ جٰهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنٰفِقِينَ (Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu)
Dan berjihad melawan orang-orang kafir adalah dengan memerangi mereka sampai mereka masuk Islam. Sedangkan berjihad melawan orang-orang munafik adalah dengan menegakkan hujjah atas mereka, dan menegakkan hukum had kepada mereka karena mereka adalah orang-orang yang paling banyak melanggar had sebab mereka tidak takut kepada Allah.
وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ (dan bersikap keraslah terhadap mereka)
Makna (الغلط) yakni hati yang keras dan sikap yang tegas; beginilah seharusnya muamalat orang-orang beriman kepada dua golongan ini (orang kafir dan munafik) di dunia, dan bagi mereka azab neraka di akhirat.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
73. Wahai nabi, berjihadlah melawan orang-rang kafir dengan berbagai cara, berupa harta, jiwa dan lisan, yaitu dengan perang atau perkataan. Berjihadlah juga melawan orang-orang munafik dengan perkataan, argumentasi, dan menegakkan hujjah dan batas-batas Allah. Dan bersikap keraslah terhadap mereka dalam perkataan dan tindakan, yaitu dengan tegas dan keras. Tempat mereka itu di nerqaka Jahanam, yaitu seburuk-buruk tempat kembali yang akan mereka datangi
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Wahai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka} bersikap keraslah atas dua kelompok itu {Tempat mereka adalah neraka Jahanam. Seburuk-buruk tempat kembali
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
73. Allah berfirman kepada NabiNya sholallohu alaihi wasallam, “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu.” Yakni bersungguh-sungguhlah dalam berjihad melawan mereka dan bersikap keras kepada mereka jika memang kondisinya menuntut itu, termasuk dalam jihad ini adalah jihad dengan tangan dan jihad dengan hujjah dan argumentasi. Siapa di antara mereka yang terang-terangan memerangi, maka dia dijihadi dengan tangan, lisan, pedang dan tombak, dan barangsiapa tunduk kepada Islam dengan perjanjian damai (dengan membayar jizyah) maka dia dijihadi dengan argument dan hujjah, dijelaskan kepadanya kebaikan Islam dan keburukan, kesyirikan, dan kekufuran. Ini yang mereka dapatkan di dunia. “Dan” adapun di akhirat maka tempat mereka ialah, “Neraka Jahanam.” Dan mereka tidak keluar darinya. “Dan itulah tempat kembali yang seburuk-buruknya.”
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 73-74
Allah SWT memerintahkan Rasulallah SWT untuk berjihad melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keras kepada mereka, sebagaimana Dia memerintahkan agar bersikap lemah lembut orang yang mengikuti beliau yaitu orang-orang mukmin. Dia memberitahukan bahwa tempat kembali orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu adalah di neraka di akhirat nanti.
Ibnu Abbas berkata,”Allah SWT memerintahkan beliau untuk berjihad melawan orang-orang kafir dengan senjata dan orang-orang munafik dengan lisan, serta menafikan sikap lemah lembut terhadap mereka.
Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa jihad melawan mereka adalah dengan menegakkan hukum-hukum atas mereka.
Terkadang dikatakan bahwa tidak ada pertentangan di antara pendapat-pendapat ini, karena terkadang mereka disiksa dengan ini, dan terkadang dengan itu, sesuai dengan keadaannya. Hanya Allah yang lebih mengetahui.
Firman Allah: (Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam)
Anas bin Malik berkata,”Aku pernah bersedih hati apa yang menimpa kaumku di Al-Harrah. Lalu Zaid bin Arqam menulis surat kepadaku, dan telah sampai kepadanya kesedihanku, Dia menyebutkan bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda,”Ya Allah, berilah ampunan bagi orang-orang Anshar, dan anak-anak mereka” Ibnu Al-Fadhl ragu tentang kata "Anak-anak orang Anshar." Ibnu Al-Fadhl berkata,"Lalu Anas bertanya kepada sebagian orang yang ada di dekatnya tentang Zaid bin Arqam. Lalu ada seseorang yang berkata bahwa Zaid bin Arqam adalah orang yang pernah disebutkan Rasulullah SAW,”'Allah telah memperkenankan baginya dengan telinganya" dia berkata,”Demikian itu ketika Zaid mendengar laki-laki dari orang-orang munafik yang berkata sedangkan Rasulullah SAW sedang berkhutbah,”Jika dia benar, berarti kita ini lebih buruk daripada keledai” Lalu Zaid bin Arqam berkata, “Dia, demi Allah, benar, dan sesungguhnya kamu lebih buruk daripada keledai” Kemudian hal tersebut disampaikan kepada Rasulullah SAW lalu orang yang mengatakan hal itu mengingkarinya, lalu Allah menurunkan ayat ini membenarkan Zaid, yakni firmanNya: (Mereka bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakannya)
Firman Allah (dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya) Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Ath-Thufail, dia berkata,”Ketika Rasulullah SAW kembali dari perang Tabuk, beliau memerintahkan kepada orang yang menyeru untuk menyerukan,"Sesungguhnya Rasulullah SAW mengambil jalan 'Aqabah, maka jangan ada seseorang pun yang menempuhnya" Ketika unta Rasulullah SAW dituntun oleh Hudzaifah dan digiring oleh Ammar, tiba-tiba datanglah segolongan orang yang mengendarai unta. Mereka menutupi Ammar yang sedang menggiring unta Rasulullah SAW lalu Ammar memukuli bagian depan unta mereka, dan Rasulullah SAW bersabda kepada Hudzaifah,"Hentikanlah, hentikanlah" sehingga unta Rasulullah SAW menunduk, lalu Rasulullah SAW turun dari unta beliau, dan Ammar telah kembali. beliau bersabda,"Wahai Ammar, apakah kamu tahu siapakah kaum itu?" Ammar menjawab,"Sungguh aku mengenali pelana mereka, dan kaum itu memakai cadar" Rasulullah SAW bertanya.”Apakah kamu tahu apa yang mereka maksud?" Ammar menjawab,"Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui." Rasulullah SAW menjawab,"Mereka bermaksud menjadikan unta Rasulullah lari, lalu menjatuhkannya dari untanya" Lalu Ammar bertanya kepada salah satu sahabat Rasulullah SAW, lalu dia berkata,"Aku memohon kepadamu dengan nama Allah. berapakah jumlah orang yang di 'Aqabah itu?" Orang itu menjawab,"Empat belas lelaki" Ammar berkata, "Jika kamu termasuk seseorang dari mereka, maka jumlah mereka lima belas orang" Rasulullah SAW mengecualikan tiga orang di antara mereka, dan mereka berkata, "Demi Allah, kami tidak mendengar penyeru dari Rasulullah SAW, dan kami tidak mengetahui apa yang dikehendaki kaum itu" Lalu Ammar berkata,"Saya bersaksi bahwa kedua belas orang yang tersisa itu mengobarkan peperangan terhadap Allah dan Rasulallah di kehidupan dunia dan pada hari kiamat.
Firman Allah SWT: (dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka) yaitu Rasulullah SAW tidak mempunyai kesalahan apa pun kepada mereka, kecuali karena Allah telah memberikan kecukupan kepada mereka dengan kemurahan dan karuniaNya. Seandainya nikmat Allah telah disempurnakan kepada beliau, maka Allah memberi mereka petunjuk terhadap apa yang dibawa oleh beliau, sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW kepada orang-orang Anshar,”Bukankah aku menjumpai kalian dalam keadaan sesat, lalu Allah memberi pertunjuk kepada kalian melalui aku, dan kalian dalam keadaan terpecah belah, lalu Allah menyatukan kalian melalui aku, dan dalam keadaan miskin, lalu Allah memberikan kecukupan kepada kalian melalui aku” Setiap perkataan yang disabdakan Nabi SAW, mereka berkata,"Hanya kepada Allah dan Rasulallah kami beriman" Ungkapan ini dikatakan dalam keadaan tidak ada dosa, sebagaimana firmanNya: (Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah (8)) (Surah Al-Buruj) dan sabda Rasulallah SAW,”Tidak sekali-kali Ibnu Jamil mencela kecuali karena pada asal mulanya dia fakir, lalu Allah memberinya kecukupan” Kemudian Allah SAW menyeru mereka untuk bertaubat. Lalu Allah berfirman: (Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka; dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan di akhirat) yaitu jika mereka terus dalam jalan mereka, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia, yaitu dengan dibunuh, mendapat kesusahan, dan kesengsaraan, dan di akhirat yaitu azab, siksaan, kehinaan dan dikucilkan (dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi) yaitu tidak ada seorang pun yang dapat membahagiakan, menyelamatkan, dan mendapat suatu kebaikan, serta tidak ada seorang pun yang dapat melindungi mereka dari keburukan.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat At-Taubah ayat 73: Dengan perang.
Dengan lisan dan hujjah.
Dengan bentakan dan sikap marah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Taubah Ayat 73
Setelah Allah menjelaskan secara beriringan sifat orang-orang munafik dan orang-orang mukmin disertai balasan masing-masing, maka ayat ini menyeru kepada nabi Muhammad agar berjihad menghadapi mereka. Hal ini, disebabkan perilaku buruk mereka terhadap rasulullah dan kaum mukminin, yang sudah berulang kali menyakitinya secara fisik maupun psikis, bahkan tidak jarang tindakan mereka mengancam keselamatan beliau. Karena itu, wahai nabi dan kaum mukmin, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik disebabkan perkataan dan perbuatan mereka yang nyata-Nyata menantang kamu, dan bersikaplah keras dan tegas terhadap mereka dalam berjihad agar mereka menghentikan perilaku buruknya sehingga tidak berani mengulanginya. Jika mereka terbunuh dan mati dalam keadaan kafir dan munafik, maka tempat mereka adalah neraka jahanam. Dan itulah seburukburuk tempat kembali. Perintah jihad itu bersifat kondisional dan bukan semata-mata tanpa sebab. Orang-orang munafik akan melakukan apa saja demi menutupi keburukan perilaku dan ucapannyanya. Bahkan, mereka berani bersumpah dengan nama Allah di hadapan engkau, wahai nabi, bahwa mereka tidak pernah mengatakan sesuatu yang menyakiti engkau, padahal sumpah itu bohong belaka. Sungguh, mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, yaitu mencela nabi Muhammad dan agama islam, dan telah menjadi kafir dengan terkuaknya kebusukan hati mereka setelah sebelumnya mereka menutupinya dengan pura-pura mengikuti ajaran islam, dan mereka juga sangat menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya, yaitu membunuh rasulullah. Mereka tidak mencela, melainkan didorong oleh rasa iri dan dengki karena Allah dan rasul-Nya melimpahkan karunia-Nya kepada mereka dengan jumlah lebih kecil, tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Maka, jika mereka bertobat dari sikap kemunafikan dan menyesalinya, sehingga tobatnya akan diterima, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling dari iman serta tetap dalam kemunafikannya, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dengan berbagai bentuk dan di akhirat dengan neraka jahanam, dan mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak pula penolong di bumi jika azab menimpa mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah pelbagai penjabaran dari berbagai ulama terhadap kandungan dan arti surat At-Taubah ayat 73 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk ummat. Sokong usaha kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.