Surat Al-A’raf Ayat 106
قَالَ إِن كُنتَ جِئْتَ بِـَٔايَةٍ فَأْتِ بِهَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ
Arab-Latin: Qāla ing kunta ji`ta bi`āyatin fa`ti bihā ing kunta minaṣ-ṣādiqīn
Artinya: Fir'aun menjawab: "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar".
« Al-A'raf 105 ✵ Al-A'raf 107 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Berkaitan Dengan Surat Al-A’raf Ayat 106
Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 106 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi berbagai penafsiran dari kalangan mufassir mengenai isi surat Al-A’raf ayat 106, antara lain sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Fir’aun berkata kepada musa , ”jika benar engkau membawa satu mukjizat sebagaimana pengakuanmu, maka datangkanlah bukti tersebut dan hadirkan di hadapanku agar klaimmu dapat dibuktikan kebenarannya, dan kejujuranmu juga terbukti, jika memang engkau berkata benar dalam klaim yang engkau katakan bahwa sesungguhnya engkau adalah utusan tuhan alam semesta.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
106. Maka Fir’aun menjawab perkataan Musa: “Jika kamu datang membawa mukjizat dari Allah sebagai bukti kebenaranmu seperti yang kamu katakan, maka tunjukkanlah kepadaku agar menjadi bukti perkataanmu bahwa kamu adalah orang yang selalu berkata jujur dan benar.”
Ini merupakan tantangan dan hinaan dari Fir’aun, bukan sebagai keinginannya untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
106. Fir’aun berkata kepada Musa, “Kalau kamu datang dengan membawa bukti seperti pengakuanmu, maka tunjukkanlah bukti itu jika pengakuanmu itu benar.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
106. قَالَ (Fir’aun menjawab)
Fir’aun berkata kepadanya.
إِن كُنتَ جِئْتَ بِـَٔايَةٍ(Jika benar kamu membawa sesuatu bukti)
Dari sisi Allah sebagaimana yang kamu katakan.
فَأْتِ بِهَآ (maka datangkanlah bukti itu)
Agar kami dapat melihat dan menyaksikannya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
106. Fir’aun berkata kepadanya: “Jika benar kamu didukung dengan mukjizat dari sisi Allah yang menunjukkan tentang kebenaran risalahmu, maka tunjukkanlah supaya kami bisa melihatnya, jika kamu memang benar”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dia berkata,“Jika benar kamu membawa suatu bukti, tunjukkanlah bukti itu, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
106 Fir’aun menjawab “jika benar kamu membawa suatu bukti, maka datangkanlah suatu bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar”
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 104-106
Allah SWT memberitahukan tentang perdebatan nabi Musa dengan Fir'aun dan tekanannya terhadap Fir'aun dengan menunjukkan hujjah dan mukjizat-mukjizat yang jelas di hadapan Fir'aun dan kaumnya dari kaum Qibthi, penduduk Mesir. Allah SWT berfirman: (Dan Musa berkata, "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam”) yaitu Dzat yang merupakan Pencipta, Tuhan, dan Pemilik segala sesuatu telah mengutusku menjadi seorang rasul (wajib bagiku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak) Sebagian ulama’ berkata maknanya sepatutnya aku tidak mengatakan terhadap Allah kecuali kebenaran”. yaitu hal itu layak dan pantas untukNya.
Mereka berkata bahwa huruf “ba’” dan “'ala” ini saling berkaitan, Dikatakan “ramaitu bil qausi” (saya memanah menggunakan busur) dan ”'alal qausi” (saya memanah menggunakan busur) dan bisa juga “jaa’a ‘ala haali hasanatin” (dia datang dengan keadaan baik) dan “bi haali hasanatin” (dia datang dengan keadaan baik) Sebagian mufasir berkata, maknanya adalah selayaknya aku untuk tidak mengatakan terhadap Allah kecuali kebenaran.
Ulama’ lain dari penduduk Madinah membacanya,”Sudah sepatutnya” yaitu sudah seharusnya bagiku”. Maknanya yaitu aku tidak boleh menyampaikan sesuatu dariNya kecuali sesuatu yang benar sesuai dengan apa yang aku ketahui dari ketinggian dan keagungan perkaraNya (Sesungguhnya aku datang kepada kalian dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhan kalian) dengan hujjah yang pasti dari Allah dimana Dia telah memberikannya kepadaku sebagai bukti atas kebenaranku dalam apa yang aku bawa kepada kalian (maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku) yaitu lepaskanlah mereka dari kekangan dan penindasanmu, dan biarkanlah mereka menyembah Tuhanmu dan Tuhan mereka, sesungguhnya mereka dari keturunan seorang nabi yang mulia yaitu Israil, nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, (Firaun menjawab, "Jika kamu benar membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar” (106) yaitu Fir'aun berkata, "Aku tidak akan membenarkanmu dalam semua yang kamu katakan, dan tidak pula mengabulkan apa yang kamu minta. Jika kamu membawa hujjah, maka tunjukkanlah agar kami dapat melihatnya jika kamu benar dalam pengakuanmu"
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’raf Ayat 106
Mendengar ucapan nabi musa itu dan pernyataannya bahwa beliau membawa serta bukti kebenaran, maka dia, yakni fir'aun menjawab, jika benar engkau datang dengan membawa sesuatu bukti pendukung dari tuhanmu, sebagaimana pengakuanmu, maka tunjukkanlah bukti itu kepadaku, kalau kamu termasuk orang-orang yang benar dalam pengakuan dan tindakanmu lagi dapat dipercaya. Mendengar tantangan itu, lalu serta merta dan tanpa selang waktu yang lama, nabi musa melemparkan tongkatnya yang ada di tangan kanan ke hadapan fir'aun dan kaumnya, tiba-tiba tongkat itu berkat kekuasaan Allah berubah menjadi ular besar yang sebenarnya, yakni benarbenar ular dan bergerak dengan sangat cepat yang terlihat dengan mata kepala secara jelas.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beberapa penjabaran dari para ulama tafsir terhadap makna dan arti surat Al-A’raf ayat 106 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita bersama. Sokong syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.