Surat Al-A’raf Ayat 103
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنۢ بَعْدِهِم مُّوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإِي۟هِۦ فَظَلَمُوا۟ بِهَا ۖ فَٱنظُرْ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُفْسِدِينَ
Arab-Latin: ṡumma ba'aṡnā mim ba'dihim mụsā bi`āyātinā ilā fir'auna wa mala`ihī fa ẓalamụ bihā, fanẓur kaifa kāna 'āqibatul-mufsidīn
Artinya: Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan.
« Al-A'raf 102 ✵ Al-A'raf 104 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Berkaitan Surat Al-A’raf Ayat 103
Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 103 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan mendalam dari ayat ini. Ada beraneka penjelasan dari banyak pakar tafsir berkaitan isi surat Al-A’raf ayat 103, di antaranya sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Kemudian Kami mengutus setelah para rasul yang telah disebutkan nama-namanya itu, musa bin Imran dengan membawa mukjizat-mukjizat kami yang jelas kepaad fir’aun dan kaumnya. Tetapi mereka menentang dan mengingkarinya dengan kezhaliman dan penuh penentangan. maka perhatikanlah (wahai rasul), dengan penuh perenungan, bagimana kami memperlakukan mereka dan kami tenggelamkan mereka secara keseluruhan di hadapan musa dan kaumnya. Itulah kesudahan orang-orang yang melakukan perusakan.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Pembahasan kembali pada kisah lain yang menceritakan para nabi dengan kaum mereka; ayat-ayat ini akan membahas tentang kisah Nabi Musa dengan Fir’aun dan dengan Bani Israil.
103. setelah para rasul tersebut, kemudian Allah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat yang menunjukkan kebenaran yang dia sampaikan dari Tuhannya kepada Fir’aun, para pembesar kaumnya, dan para pemimpin negeri.
Namun Fir’aun dan pengikutnya menyikapi dakwah Musa dengan mengingkarinya karena keangkuhan mereka, sehingga mereka menzalimi diri mereka sendiri karena membuat diri mereka terancam azab yang menghinakan, serta menzalimi orang lain karena menghalangi mereka dari keimanan kepada ayat-ayat ini.
Kemudian lihatlah bagaimana kesudahan Fir’aun dan para pengikutnya yang telah berbuat kerusakan di muka bumi?
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
103. Kemudian sepeninggal rasul-rasul itu Kami mengutus Musa -‘Alaihissalām- dengan membawa mukjizat-mukjizat yang nyata-nyata menunjukkan kebenarannya kepada Fir’aun dan kaumnya. Tetapi mereka menolak dan mengingkari mukjizat-mukjizat tersebut. Maka renungkanlah -wahai Rasul- bagaimana akhir perjalanan nasib Fir’aun beserta kaumnya. Allah membinasakan mereka dengan cara menenggelamkan mereka di laut dan mengutuk mereka di dunia dan Akhirat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
103. بِـَٔايٰتِنَآ (dengan membawa ayat-ayat Kami)
Yakni mukjizat-mukjizat yang telah disebutkan seperti ular yang berasal dari tongkat, tangan yang mengeluarkan cahaya dan lain sebagainya.
إِلَىٰ فِرْعَوْنَ(kepada Fir’aun)
Yaitu penguasa negeri Mesir; semua yang berkuasa atas negeri mesir dahulu disebut dengan sebutan Fir’aun.
وَمَلَإِي۟هِۦ(dan pemuka-pemuka kaumnya)
Yakni pembesar-pembesar kaumnya. Allah mengkhususkan penyebutan mereka karena selain mereka termasuk pengikut-pengikut mereka.
فَظَلَمُوا۟ بِهَا ۖ( lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu)
Yakni mendustakannya. Dan mendustakan sesuatu yang paling layak untuk dibenarkan merupakan kezaliman yang besar.
Pendapat lain mengatakan maknanya adalah mereka menzalimi orang lain karena mukjizat itu, sebab mereka menghalangi orang lain dari keimanan kepada mukjizat tersebut, atau menzalimi diri mereka sendiri karena mukjizat itu.
فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عٰقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ (Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan)
Yakni kesudahan dari keadaan orang-orang yang mendustakan dan mengingkari mukjizat-mukjizat itu, yaitu apa yang terjadi di akhir kisah mereka berupa tenggelamnya Fir’aun dan bala tentaranya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
103. Kemudian setelah mengutus para rasul terdahulu seperti Nuh, Hud, Shalih dan Syu’aib, Kami mengutus Musa dengan membawa mukjizat yang menunjukkan kepada kebenaran nubuwwahnya kepada Fir’aun yang zalim beserta para pemimpin kaumnya, lalu mereka mengingkari mukjizat itu, mendustakannya dan menzalimi diri sendiri. Berdusta adalah kezaliman yang besar. Maka bayangkanlah wahai Nabi tentang bagaimana takdir orang-orang kafir yang berdusta.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Kemudian, Kami mengutus Musa setelah mereka dengan membawa ayat-ayat Kami} dalil-dalil dan petuntuk-petunjuk Kami {kepada Fir‘aun dan pemuka-pemuka kaumnya} kaumnya {Lalu mereka mengingkarinya} mereka menyangkal ayat-ayat itu {Perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berbuat kerusakan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
103 yakni kemudian kami mengutus setelah para rasul itu, Musa yang pernah diajak berbicara langsung oleh Allah, pemimpin yang agung, seorang rasul yang mulia kepada kaum yang Bengal lagi sombong yaitu fir’aun dan para pemuka kaumnya serta bala tentaranya, maka Allah menunjukan kepada mereka ayat-ayatNya yang besar yang tidak ada tandingannya, ”lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu” dengan tidak tunduk kepada kebenarannya, dimana siapa yang tidak tunduk kepadanya maka dia adalah orang zhalim, namun justru menyombongkan diri kepadanya. ”maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berbuat kerusakan” bagaimana Allah membinasakan mereka dan menambahkan celaan dan laknat atas mereka di dunia, dan pada hari kiamat mereka akan mendapatkan seburuk-buruk pemberian.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Allah SWT berfirman: (Kemudian Kami utus sesudah rasul-rasul itu) yaitu para rasul yang telah disebutkan sebelumnya, seperti nabi Nuh, Hud, Shalih, Luth, dan Syu'aib (Musa dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir’aun) yaitu dengan hujjah dan dalil-dalil Kami yang jelas kepada Fir’aun, yaitu raja Mesir di zaman nabi Musa (dan pemuka-pemuka kaumnya) atau kaumnya (lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu) yaitu mereka menyimpang dan mengingkarinya dengan zalim dan keras kepala, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka), padahal hati mereka meyakini (kebenarannya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan (14)) (Surah An-Naml) yaitu orang-orang yang menghalangi dari jalan Allah dan mendustakan para rasulNya. Yaitu lihatlah, bagaimana Kami berbuat kepada mereka, Kami menenggelamkan mereka di hadapan nabi Musa dan para pengikutnya. Hal ini merupakan suatu pembalasan yang lebih menyakitkan terhadap Firaun dan kaumnya. Azab terhadap Firaun dan kaumnya ini sampai dan melegakan hati para kekasih Allah, yaitu nabi Musa dan orang-orang yang beriman kepadaNya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-A’raf ayat 103: Fir'aun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala. Menurut sejarah, Fir'aun di masa Nabi Musa ‘alaihis salam adalah Menephthah (1232-1224 S.M.) anak dari Ramses.
Allah membinasakan mereka, mengiringinya dengan celaan dan laknat di dunia dan pada hari kiamat, itulah seburuk-buruk pemberian yang diberikan. Ayat ini masih mujmal dan diperinci dengan ayat-ayat setelahnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’raf Ayat 103
Setelah mereka, yaitu para rasul tersebut, kemudian kami utus musa dengan membawa bukti-bukti yang menunjukkan kebenarannya dalam menyampaikan wahyu kami, kepada fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu dengan sikap zhalim dan takabbur mereka mengingkari buktibukti itudan melecehkannya serta menghalangi orang lain untuk mempercayainya. Karena itulah mereka, akhirnya, berhak mendapat azab Allah. Maka perhatikanlah wahai nabi Muhammad dan siapa pun yang mau menggunakan akalnya, bagaimana kesudahan dan akhir perjalanan orang-orang yang berbuat kerusakan, antara lain firaun yang Allah tenggelamkan di laut merah, dengan mendustakan kebenaran dari Allah dan menghalangi-halangi orang dari jalan-Nya. Dan nabi musa berkata, wahai fir'aun! sungguh, aku adalah seorang utusan yang datang untuk menyampaikan seruan dan syariat dari tuhan yang mencipta dan mengatur keadaan seluruh alam, termasuk mesir.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian sekumpulan penjelasan dari kalangan mufassirun mengenai makna dan arti surat Al-A’raf ayat 103 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita semua. Sokong dakwah kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.