Surat Al-An’am Ayat 23
ثُمَّ لَمْ تَكُن فِتْنَتُهُمْ إِلَّآ أَن قَالُوا۟ وَٱللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ
Arab-Latin: ṡumma lam takun fitnatuhum illā ang qālụ wallāhi rabbinā mā kunnā musyrikīn
Artinya: Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan: "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Tentang Surat Al-An’am Ayat 23
Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 23 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah menarik dari ayat ini. Diketemukan beberapa penjabaran dari para pakar tafsir terhadap kandungan surat Al-An’am ayat 23, misalnya sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Kemudian tidak ada jawaban dari mereka ketika mereka menghadapi cobaan dan di uji dengan pertanyaan tentang sekutu-sekutu mereka, kecuali mereka berlepas diri dari mereka, dan bersumpah dengan nama Allah, tuhan mereka bahwa mereka dahulu tidak pernah menyekutukan Allah dengan selainNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
23. Ketika Allah bertanya kepada mereka tersebut, mereka tidak dapat menjawab kecuali hanya dengan mengingkari dan menyatakan bahwa mereka berlepas diri dari kesyirikan dan sesembahan-sesembahan mereka.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
23. Kemudian alasan yang mereka kemukakan setelah melalui ujian ini tidak lain hanyalah mereka berlepas diri dari sembahan-sembahan mereka. Dan mereka berdusta dengan mengatakan, “Demi Allah, Rabb kami, sesungguhnya kami tidak pernah menyekutukan-Mu, melainkan beriman kepada-Mu dan mengesakan-Mu."
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
23. ثُمَّ لَمْ تَكُن فِتْنَتُهُمْ (Kemudian tiadalah fitnah mereka)
Yakni tidak lain akibat dari kekafiran yang mereka bangga-banggakan dan mereka berperang untuknya itu kecuali mengatakan: “Demi Allah, tiadalah kami mempersekutukan Allah.
إِلَّآ أَن قَالُوا۟ وَاللهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ (kecuali mengatakan: “Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah”)
Yakni jawaban mereka tidak lain hanyalah keingkaran dan berlepas diri dari perbuatan syirik tersebut.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
23. Tidaklah hasil dari kekufuran dan keberanian mereka untuk berdusta, dan jawaban mereka ketika melihat azab itu kecuali berlepas diri dari perbuatan syirik.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Kemudian tidak ada alasan mereka} alasan mereka {kecuali mengatakan,“Demi Allah, Ya Tuhan kami, kami bukanlah orang-orang musyrik.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
23. “Kemudian tiadalah fitnah mereka.” Maksudnya, jawaban mereka manakala mereka ditanya dan diuji dengan pertanyaan itu tidak lain hanyalah pengingkaran terhadap kesyirikan mereka, dan mereka berani bersumpah bahwa mereka tidak menyekutukan Allah.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 22-26
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang musyrik (Dan (ingatlah), di hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya) yaitu hari kiamat nanti, lalu Allah bertanya kepada mereka tentang berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang mereka sembah-sembah selain Dia, seraya berfirman kepada mereka: (Di manakah sembahan-sembahan kalian yang dahulu kalian katakan (sekutu-sekutu Kami)?) sebagaimana firman Allah dalam surah Al Qashash: (Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata, "Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian katakan?” (62)) (Surah Al-Qashash)
Firman Allah SWT: (Kemudian tiadalah fitnah mereka) yaitu hujjah mereka.
Ibnu Jarir berkata,”Pendapat yang benar adalah bahwa tidaklah jawaban mereka ketika Kami menguji mereka itu menjadi alasan tentang kemusyrikan kepada Allah yang pernah mereka lakukan itu. (Kecuali mengatakan, "Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah”)
Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas,”Ayat ini tentang orang-orang munafik.
Tetapi pendapat ini perlu dipertimbangkan, karena ayat ini adalah ayat Makkiyyah, dan orang-orang munafik itu ada pada ayat-ayat Madaniyyah, dan ayat yang diturunkan tentang orang-orang munafik adalah dalam surah Al-Mujadilah, ((Ingatlah) hari (ketika) mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (18)) Demikian juga Dia berfirman tentang mereka: (Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan (24)) sebagaimana Allah berfirman: (Kemudian dikatakan kepada mereka, "Manakah berhala-berhala yang selalu kalian persekutukan, (73) selain Allah?" Mereka menjawab, "Mereka telah hilang lenyap dari kami.”(74)) (Surah Ghafir)
Firman Allah: (Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan (bacaan)mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (kami letakkan) sumbatan di telinganya. Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya) yaitu mereka datang untuk mendengarkan bacaanmu, tetapi hal itu tidak membantu sedikit pun bagi mereka, karena Allah SWT telah membuat penutup yaitu penutup pada hati mereka agar mereka tidak dapat memahami Al-Qur'an. (Dan Allah meletakkan sumbatan pada telinga mereka) ketulian dari mendengarkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan (171) (Surah Al-Baqarah). Firman Allah: (Dan jika pun mereka melihat segala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya) yaitu sekalipun mereka telah melihat ayat-ayat, dalil-dalil, hujjah-hujjah yang jelas, dan bukti-bukti nyata, mereka tidak beriman kepada hal itu. Sehingga mereka tidak memiliki pemahaman dan mempunyai kesadaran. Sebagaimana firmanNya: (Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar (23)) (Surah Al-Anfal)
Firman Allah SWT: (Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu) yaitu mereka membantah dan menentang kebenaran dengan kebathilan (Orang-orang kafir itu berkata, "Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu”) yaitu apa yang kamu bawa ini tidak lain hanya diambil dari kitab-kitab orang-orang yang terdahulu dan dinukil dari mereka. Firman Allah SWT: (merekaa menjauhkan orang lain dari Al-Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri darinya) maknanya adalah bahwa mereka melarang orang lain mengikuti kebenaran, membenarkan Rasul, dan menaati Al-Qur'an (Dan mereka sendiri menjauhkan diri darinya) yaitu mereka menjauhinya. Mereka menggabungkan dua perbuatan buruk, jadi mereka tidak bisa mengambil manfaat dan tidak mengajak seorang pun untuk mengambil manfaat.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait firmanNya: (Mereka melarang (orang lain) dari Al-Qur'an) yaitu mereka mencegah orang lain dari nabi Muhammad SAW agar mereka tidak beriman kepadanya.
Firman Allah (dan mereka sendiri menjauhkan diri darinya) yaitu mereka menjauhkan diri darinya (dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedangkan mereka tidak menyadari) yaitu tidak ada yang mereka hancurkan dengan perbuatan itu, dan tidak ada bencana dari hal itu kecuali menimpa mereka, dan mereka tidak menyadarinya.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-An’am ayat 23: Kemudian, tidaklah ada fitnah mereka, melainkan mereka berkata: "Demi Allah wahai Tuhan kami! Bukanlah kami ini orang-orang yang musyrik"
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 23
Sikap orang-orang kafir dan musyrik di akhirat itu berbeda dengan sikap mereka di dunia. Ketika di akhirat kemudian tidaklah ada jawaban bohong mereka, karena mengikuti suara hati dan akal sehat, kecuali mengatakan, demi Allah, mereka bersumpah dengan nama Allah, ya tuhan kami, kini di akhirat, tidaklah kami mempersekutukan engkau dengan suatu apa pun. Lihatlah dan renungkan secara mendalam, wahai rasulullah, bagaimana mereka, orang-orang musyrik dan orang-orang yang mempertuhankan manusia, berbohong terhadap diri mereka sendiri dengan mengingkari nurani dan akal budi yang menjadi sumber fitrah beragama. Dan sesembahan yang mereka ada-adakan dahulu, baik manusia, setan, dan jin, maupun benda-benda yang disakralkan, akan hilang dari mereka, tidak membela, menolong, dan menyelamatkan mereka dari azab Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beraneka penjelasan dari kalangan mufassir berkaitan isi dan arti surat Al-An’am ayat 23 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita bersama. Dukunglah perjuangan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.