Surat Al-Ma’idah Ayat 27
۞ وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱبْنَىْ ءَادَمَ بِٱلْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ ٱلْءَاخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ
Arab-Latin: Watlu 'alaihim naba`abnai ādama bil-ḥaqq, iż qarrabā qurbānan fa tuqubbila min aḥadihimā wa lam yutaqabbal minal-ākhar, qāla la`aqtulannak, qāla innamā yataqabbalullāhu minal-muttaqīn
Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".
« Al-Ma'idah 26 ✵ Al-Ma'idah 28 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Mengenai Surat Al-Ma’idah Ayat 27
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 27 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah berharga dari ayat ini. Didapati aneka ragam penjelasan dari banyak mufassirun mengenai kandungan surat Al-Ma’idah ayat 27, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan ceritakanlah olehmu (wahai rasul) kepada bani israil satu berita tentang dua putra Adam, qabil dan habil, dan itu merupakan berita yang benar, ketika mempersembahkan masing-masing dari mereka berdua kurban (yaitu sesuatu yang dijadikan untuk mendekatkan diri kepada Allah .) Kemudian Allah menerima kurban habil,karena dia seorang yang bertakwa, dan tidak menerima kurban dari qabil, karena sesungguhnya dia bukan seorang yang bertakwa. Karena itu, Qabil iri terhadap saudaranya, dan berkata, ”aku akan benar-benar membunuhmu”. Kemudian habil menjawab, ”sesungguhnya Allah hanya mau menerima dari orang-orang yang takut kepadaNYa.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
27. Dalam kisah ini dijelaskan kejahatan pertama yang terjadi di sejarah manusia dan sebab yang mendorong terjadinya kejahatan tersebut, sehingga kisah ini layak untuk dibaca untuk diambil faedahnya.
Kisah ini diawali dengan dua manusia bersaudara yang bersaing dalam mempersembahkan kurban. Salahsatunya mempersembahkan sesuatu yang paling baik yang dia miliki dengan penuh keikhlasan dan harapan agar kurbannya diterima; sedangkan saudaranya tidak bersemangat dalam bersaing sehingga dia hanya mempersembahkan sesuatu yang paling buruk yang dia miliki, kemudian dia duduk menunggu kurbannya diterima.
Maka Allah menerima kurban yang dipersembahkan oleh orang yang Shalih dan tidak menerima kurban dari orang kedua. Hal ini membuatnya marah dan berkata: "Sungguh Aku akan membunuhmu!" Dia berterus terang menyampaikan apa yang ada dalam hatinya tanpa berpikir sebab korbannya ditolak.
Namun Habil menjawabnya dengan tenang untuk memadamkan api kebencian yang membara di dalam hati saudaranya, dengan berusaha memahamkan bahwa persaingan untuk mendapatkan keridhaan Allah merupakan Medan yang luas yang cukup bagi seluruh hamba-Nya, dan pahala yang ada di sisi Allah tidak terbatas. Maka untuk apa bersempit dada dan bersedih hati, sedangkan kesempatan terbuka luas? Dan mengapa seorang hamba tidak sibuk memperbaiki dirinya, memurnikan dan mengikhlaskan niatnya, dan memperbaiki amalannya? Hai saudaraku, sesungguhnya amalan akan diterima dari orang-orang yang bertakwa, maka jadilah orang yang bertaqwa agar Allah menerima amalanmu.
Penyebutan ketakwaan pada keadaan seperti ini bertujuan agar dia takut dan berhenti dari niat jahatnya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
27. Dan ceritakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang Yahudi yang pendengki dan zalim itu perihal dua putra Adam, yaitu Qabil dan Habil, dengan cerita yang benar dan tidak diragukan. Yaitu tatkala keduanya mempersembahkan kurbannya masing-masing untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian Allah menerima kurban yang dipersembahkan oleh Habil, karena ia merupakan orang yang bertakwa. Tetapi Allah tidak menerima kurban yang dipersembahkan oleh Qabil, karena ia bukanlah orang yang bertakwa. Lalu Qabil memprotes diterimanya kurban yang dipersembahkan oleh Habil karena iri hati. Dan Qabil pun berkata, “Aku benar-benar akan membunuhmu, Habil!” Habil menjawab, “Sesungguhnya Allah hanya mau menerima kurban dari orang yang bertakwa kepada-Nya dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
27. وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَىْ ءَادَمَ (Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam)
Nama keduanya adalah Qabil dan Habil.
Dikatakan bahwa kurban yang dipersembahkan Qabil adalah seikat biji-bijian karena ia bekerja dengan bercocok tanam, ia memilih hasil terburuk dari hasil tanamnya. Adapun kurban dari Habil berupa kambing kibas karena ia adalah penggembala, ia memilih dari kambing terbaiknya. Maka Allah menerima kurban yang dipersembahkan Habil dan mengangkatnya ke surga dan tidak menerima kurban dari Qabil. Oleh sebab itu Qabil dengki terhadap saudaranya Habil, ia berkata kepadanya: Aku akan membunuhmu. Hal itu disebabkan kecemburuan dan kedengkiannya.
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ الْمُتَّقِين (Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa)
Seakan-akan Habil berkata kepada saudaranya: sesungguhnya kamu mendapatkan hal yang menimpamu itu adalah karena perbuatanmu sendiri. Karena sebenarnya kurbanmu tidak diterima karena kamu tidak bertakwa.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Ali bin Thalib berkata : Hndaklah kalian lebih bersemangat dalam melakukan satu amalan agar Allah menerima amalan tersebut ketimbang beramal untuk memperbanyak amalan tersebut, Allah berfirman : { إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ } "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
27. Dan ceritakanlah kepada kaummu wahai Nabi, tentang berita Qabil dan Habil sebagaimana kisah yang sebenarnya, tatkala keduanya memberikan dua qurban, yaitu sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah berupa hewan sembelihan, sedekah dan lain-lain. Lalu Allah menerima qurban Habil yang berupa biri-biri, karena dia adalah penggembala biri-biri dan memilihkan biri-biri paling baik. Namun Allah tidak menerima qurban Qabil yang berupa seikat tanaman, karena dia seorang petani dan memilihkan tanamannya yang paling buruk. Lalu Qabil marah dengan saudaranya dan berkata dengan penuh kecemburuan dan kedengkian: “Sungguh aku akan membunuhmu” Hal itu karena Allah menerima qurban Habil. Lalu Habil berkata: “Sesungguhnya Allah menerima qurban dari orang-orang yang bertakwa yang takut kepadaNya dan menjalankan perintah-perintahNya” Seakan-akan dia berkata: “(Qurbanmu ditolak) akibat tidak adanya ketakwaan dalam dirimu”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Bacakanlah} ceritakanlah {kepada mereka berita} kabar {tentang dua putra Adam} Qabil dan Habil {dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, kemudian diterima dari salah satunya} Habil {dan tidak diterima dari yang lain} Qabil {Dia (Qabil) berkata, “Sungguh aku pasti akan membunuhmu.” Dia berkata} Habil {“Sesungguhnya Allah hanya menerima orang-orang yang bertakwa
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
27. Maksudnya, ceritakan dan sampaikan kepada manusia antara dua persoalan yang terjadi anatar dua anak putra Adam yang benar. Bacakan dengan benar dukan dusta, dengan sungguh-sunguh, bukan main-main, agar orang-orang yang ingin mengambil pelajaran bisa mengambil pelajaran. Zahir dari ayat ini bahwa kedua putra Adam ini adalah putra kandungnya, hal ini di tunjukan oleh Zahir dalam konteks ayat, dan ini adalah pendapat mayoritas ulama tafsir. Artinya, bacakan berita keduanya kepada mereka, pada saat keduanya mengeluarkan kurban yang membawa mereka kepada keadaan yang terjadi, “ ketika keduanya mempersembahkan kurban.” Artinya, masing-masing mengeluarkan sesuatu dari hartanya dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah, “ maka di terima dari salah seorang mereka berdua dan tak di terima dari yang lain.”
Hal itu di ketahui dari berita langit atau kebisaan yang berlaku pada umat terdahulu bahwa tanda di terimanya kurban oleh Allah adalah turunnya api dari langit dan memakannya.
“ Dia berkata,” yakni, anak yang lain yang kurbannya tidak diterima karena kedengkian dan kebencian, “ Aku pasti membunuhmu.” Lalu yang lain menjawab dengan lembut, “ Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang yang bertakwa.” Apa dosa dan kesalahanku sehingga kamu hendak membunuhku? Hanya karena aku bertakwa kepada Allah yang merupakan kewajiban atasku, atasmu, dan atas siapapun.
Dan tafsir yang paling benar tentang “ orang-orang yang bertakwa” di sini, adalah orang-orang yang bertakwa kepada Allah dalam perbuatan itu, di mana ia di niatkan ikhlas karena Allah dan mengikuti Sunnah Rasululoh.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 27-31
Allah SWT berfirman seraya menjelaskan bahaya dari kedengkian, rasa iri, dan kezaliman dalam kisah dua anak kandung nabi Adam menurut pendapat mayoritas ulama’ yaitu Qabil dan Habil. Bagaimana satu di antara mereka melampaui batas yang lain dengan membunuhnya, karena iri dan dengki kepadanya terhadap nikmat yang telah diberikan Allah, ketika Allah menerima kurban yang diberikan dengan ikhlas. Yang dibunuh itu mendapat kemenangan dengan dihapuskan dosa-dosanya, dan dimasukkan ke surga dan yang membunuh itu merugi di dunia dan akhirat. Allah berfirman, (Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) dengan benar) yaitu ceritakanlah tentang kisah dua anak nabi Adam kepada orang-orang yang iri dan dengki yang merupakan saudara dari babi dan kera dari kalangan orang Yahudi dan orang-orang yang serupa dengan mereka. Keduanya adalah Qabil dan Habil. Ini telah disebutkan oleh banyak ulama’ dari generasi salaf dan sekarang.
Firman Allah, (dengan benar) yaitu dengan jelas, tanpa kesamaran, kebohongan, keraguan, perubahan, penambahan, maupun pengurangan. Sebagaimana Firman Allah SWT, (Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar) (Surah Ali Imran: 62), (Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar) (Surah Al-Kahfi: 13) dan (Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar) (Surah Maryam: 34).
Makna dari firmanNya, (Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa (27)) yaitu dari mereka yang bertakwa kepadaNya dalam melakukan pengorbanan itu.
Firman Allah (Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan alam semesta (28)) Saudara yang shalih yang kurbannya diterima oleh Allah karena ketakwaannya itu berkata kepada saudaranya, ketika saudaranya itu mengancam akan membunuhnya, meskipun dia tidak memiliki kesalahan apapun kepadanya, (Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu) yaitu aku tidak akan membalas perbuatanmu yang rusak dengan perbuatan yang sama, karena itu akan membuatku melakukan kesalahan yang sama dengan dirimu. (Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan alam semesta) yaitu aku takut berbuat sesuatu seperti yang kamu inginkan. Aku akan tetap sabar dan dan memperhitungkannya
Firman Allah (Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim (29)) Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-Dhahhak, Qatadah, dan As-Suddi berkata tentang firmanNya, (Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri) yaitu dosa membunuhku dan dosa yang telah ada padamu sebelumnya.
(maka kamu akan menjadi penghuni neraka...) Ibnu Abbas berkata,"Dia menakuti saudaranya dengan neraka, tetapi dia tidak tetap tidak berhenti dan tidak menahan diri”
Firman Allah SWT, (Maka hawa nafsunya menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dia membunuhnya, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi (30)) Hawa nafsu dan keberaniannya mendorong dan membujuknya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia benar-benar membunuhnya. Yaitu setelah adanya nasehat dari saudaranya agar menahan diri
Firman Allah (dia menjadi salah seorang yang merugi) yaitu di dunia dan akhirat, kerugian mana lagi yang lebih besar daripada ini?
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satupun jiwa yang terbunuh secara zalim melainkan anak Adam yang pertama ikut menanggung dosa pertumpahan darah itu karena dialah orang pertama yang mencontohkan pembunuhan "
Firman Allah, (Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Dia berkata: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal (31)) As-Suddi dengan sanad disandarkan kepada para sahabat, dia berkata,”Ketika anak itu mati, saudaranya meninggalkannya di luar, dan tidak tahu bagaimana cara menguburkannya. Lalu Allah mengirim dua gagak yang bersaudara, lalu keduanya saling berkelahi. Salah satu dari mereka membunuh yang lain. Kemudian yang hidup menggali lubang dan mengubur saudaranya. Setelah melihat itu, saudaranya berkata (Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?).
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Seekor gagak datang kepada gagak yang telah mati, lalu dia menimbunnya dengan tanah sampai menutupnya. Kemudian yang membunuh saudaranya, itu berkata, (Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?)
Firman Allah, (Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal) Hasan Al-Bashri berkata, "Allah meninggikan derajatnya dengan penuh penyesalan setelah dia mengalami kerugian. Semua orang sepakat bahwa keduanya adalah anak nabi Adam AS, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an"
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Ma’idah ayat 27: Para mufassir mengatakan, namanya Qabil dan Habil, dan menurut zhahirnya bahwa keduanya adalah anak kandung Nabi Adam 'alaihis salam.
Disebutkan bahwa Habil mempersembahkan seekor kambing, sedangkan Qabil mempersembahkan tanaman. Di antara dua kurban itu, yang diterima adalah kurban Habil dengan turunnya api dari langit lalu memakan kurban itu. Hal itu menjadikan Qabil iri terhadap Habil.
Bertakwa di sini adalah dengan mengerjakan amal ikhlas karena Allah dan mengikuti tuntunan-Nya melalui para nabi dan rasul.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 27
Setelah Allah mengisahkan kedurhakaan bani israil, pada ayat ini diceritakan pula tentang kedengkian salah seorang putra nabi adam. Kisah ini diawali dengan perintah kepada nabi Muhammad untuk mengisahkannya. Dan ceritakanlah, wahai Muhammad, yang sebenarnya kepada mereka, yaitu kaum yahudi, tentang kisah kedua putra adam, yaitu qabil dan habil, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka kurban yang dipersembahkan dengan penuh keikhlasan oleh salah seorang dari mereka berdua, yaitu habil, diterima, dan dari yang lain, yaitu qabil, tidak diterima. Dia, qabil, menjadi tidak senang dengan kenyataan ini dan kemudian berkata, sungguh, aku pasti akan membunuhmu! mendengar ancaman ini, dia, habil, berkata, sesungguhnya Allah hanya menerima amal perbuatan dari orang yang bertakwa. Selanjutnya habil mengatakan, sungguh, jika engkau memang benar-benar berniat untuk menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka ketahuilah bahwa aku tidak akan membalas dengan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku sangat takut kepada murka dan ancaman Allah bila melakukan perbuatan itu. Dialah Allah, tuhan seluruh alam.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penjabaran dari beragam ulama tafsir terkait kandungan dan arti surat Al-Ma’idah ayat 27 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Dukung usaha kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.