Surat Al-Ma’idah Ayat 28
لَئِنۢ بَسَطتَ إِلَىَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِى مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٍ يَدِىَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Arab-Latin: La`im basatta ilayya yadaka litaqtulanī mā ana bibāsiṭiy yadiya ilaika li`aqtulak, innī akhāfullāha rabbal-'ālamīn
Artinya: "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam".
« Al-Ma'idah 27 ✵ Al-Ma'idah 29 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Mendalam Berkaitan Surat Al-Ma’idah Ayat 28
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 28 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir mendalam dari ayat ini. Ditemukan beragam penjelasan dari beragam ahli ilmu mengenai isi surat Al-Ma’idah ayat 28, antara lain seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan habil berkata untuk menasihati saudaranya, ”Apabila kamu mengacungkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka kamu tidak akan mendapati aku berbuat seperti perbuatanmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, tuhan semua makhluk.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
28-29. Saudara yang shalih ini terus memberikan nasehat secara perlahan-lahan dengan membangkitkan rasa persaudaraan dan memperingatkannya dari perbuatan buruk yang dia rencanakan.
Dia berkata: "Aku tidak akan membalas perbuatanmu dengan perbuatan yang serupa yang dapat membuatku terjerumus denganmu ke dalam kesalahan dan kejahatan yang sama. Sehingga aku tidak membalasmu bukan karena kelemahan dan ketidakmampuan, Namun karena aku takut kepada Allah, Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan seluruh makhluk. Membunuh jiwa manusia merupakan permusuhan terhadap apa yang telah Allah ciptakan dan pelihara."
Kemudian sampailah nasehatnya ini pada puncaknya sebagai seruannya yang terakhir, dengan harapan jiwa saudaranya yang lemah itu dapat tersadarkan dan takut terhadap kesudahan yang buruk jika tetap melakukan kejahatan itu; sebab selama saudaranya tetap ingin membunuhnya maka pembelaan diri tidak akan lagi berguna, dan biarlah orang yang berbuat kejahatan menanggung akibat kejahatannya dan memikul dosa-dosa orang yang dizaliminya sehingga membuatnya terperosok ke dalam neraka jahanam.
Ini merupakan peringatan terakhir bagi saudaranya dengan harapan dia mau mengurungkan niatnya, setelah dia menjelaskan bahwa apa yang dia niatkan merupakan kezaliman, dan tempat bagi orang-orang yang zalim adalah neraka. Nasehat ini untuk menyadarkan bahwa niatnya itu menyelisihi keinginannya berupa keburukan dan kebinasaan dan untuk menuntunnya kepada niatan yang baik berupa keselamatan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
28. Sungguh, jika kamu mengulurkan tanganmu ke arahku untuk membunuhku, aku tidak akan membalasnya. Aku bukan pengecut, tetapi aku takut kepada Allah, Rabb segenap makhluk.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
28. لَئِنۢ بَسَطتَ إِلَىَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِى (Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku)
Yakni jika kamu benar-benar ingin membunuhku.
مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٍ يَدِىَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ( aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu)
Yakni aku tidak akan berniat membunuhmu. Penyerahan diri Habil untuk dibunuh ini sebagaimanadisebutkan dalam hadist: “jika kalian berada dalam pertikaian antara saudara maka jadilah seperti yang terbaik dari dua anak Adam”.
Adapun dalam syari’at kita maka kita dibolehkan untuk membela diri sesuai Ijma para ulama. Dan membela diri adalah hal yang dianjurkan; dan terdapat perbedaan pendapat dalam masalah wajibnya membela diri, dan pendapat yang benar adalah pendapat yang mewajibkannya karena itu termasuk dalam melarang kemungkaran, dan berlandaskan firman Allah:
والذين إذا أصابهم البغي هم ينتصرون
“dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim mereka membela diri”.
Serta firman-Nya:
ولولا دفع الله الناس بعضهم ببعض لفسدت الأرض
“Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain pasti rusaklah bumi ini”
Hukum ini adalah untuk pertikaian antar saudara seiman dan disebabkan oleh syubhat.
Adapun yang bukan pertikaian antar saudara seiman dan kedua belah pihak merasa bahwa kelompoknya memerangi kelompok lainnya di jalan Allah maka dikatakan bahwa tidak membela diri lebih baik dan utama sebagaimana dalil-dalil ayat tersebut serta hadist-hadist yang sejalan dengan itu.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
28. Sungguh jika kamu bermaksud membunuhku dengan zalim dan penuh kebencian, maka aku tidak akan berniat membunuhmu. Ini adalah dorongan dan pengorbanan diri agar tidak menzalimi orang lain. Sesungguhnya aku takut dengan hukuman Allah karena memusuhimu. Hal ini terjadi pada syariatnya nabi Adam, namun dalam syariat kita, maka diperbolehkan untuk melindungi diri, bahkan sebagian mereka mengharuskan untuk membela diri karena hal itu bisa mencegah kemungkaran. Dan yang paling utama ketika dalam keadaan kacau dan penuh keraguan, maka sebaiknya tidak membalas.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sesungguhnya jika kamu menggerakkan} menjulurkan {tangan kalian kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan} menjulurkan {tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
28. Kemudian dia (Habil) berkata kepada saudaranya, bahwa ia tidak ingin membunuhnya sebagai yang memulai dan tidak juga demi membela diri Dia berkata, “ Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akn menggerakan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.” Hal itu bukan karena aku takut atau karena aku tidak mampu, akan tetapi aku, “takut kepada Allah Rabb alam semesta.”
Orang yang takut kepada Allah, tidaka melakukan dosa, lebih-lebih dosa besar. Ini mengandung ancaman bagi orang yang ingin membunuh, bahwa kamu harus takut dan bertakwa kepada Allah.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 27-31
Allah SWT berfirman seraya menjelaskan bahaya dari kedengkian, rasa iri, dan kezaliman dalam kisah dua anak kandung nabi Adam menurut pendapat mayoritas ulama’ yaitu Qabil dan Habil. Bagaimana satu di antara mereka melampaui batas yang lain dengan membunuhnya, karena iri dan dengki kepadanya terhadap nikmat yang telah diberikan Allah, ketika Allah menerima kurban yang diberikan dengan ikhlas. Yang dibunuh itu mendapat kemenangan dengan dihapuskan dosa-dosanya, dan dimasukkan ke surga dan yang membunuh itu merugi di dunia dan akhirat. Allah berfirman, (Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) dengan benar) yaitu ceritakanlah tentang kisah dua anak nabi Adam kepada orang-orang yang iri dan dengki yang merupakan saudara dari babi dan kera dari kalangan orang Yahudi dan orang-orang yang serupa dengan mereka. Keduanya adalah Qabil dan Habil. Ini telah disebutkan oleh banyak ulama’ dari generasi salaf dan sekarang.
Firman Allah, (dengan benar) yaitu dengan jelas, tanpa kesamaran, kebohongan, keraguan, perubahan, penambahan, maupun pengurangan. Sebagaimana Firman Allah SWT, (Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar) (Surah Ali Imran: 62), (Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar) (Surah Al-Kahfi: 13) dan (Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar) (Surah Maryam: 34).
Makna dari firmanNya, (Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa (27)) yaitu dari mereka yang bertakwa kepadaNya dalam melakukan pengorbanan itu.
Firman Allah (Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan alam semesta (28)) Saudara yang shalih yang kurbannya diterima oleh Allah karena ketakwaannya itu berkata kepada saudaranya, ketika saudaranya itu mengancam akan membunuhnya, meskipun dia tidak memiliki kesalahan apapun kepadanya, (Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu) yaitu aku tidak akan membalas perbuatanmu yang rusak dengan perbuatan yang sama, karena itu akan membuatku melakukan kesalahan yang sama dengan dirimu. (Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan alam semesta) yaitu aku takut berbuat sesuatu seperti yang kamu inginkan. Aku akan tetap sabar dan dan memperhitungkannya
Firman Allah (Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim (29)) Ibnu Abbas, Mujahid, Adh-Dhahhak, Qatadah, dan As-Suddi berkata tentang firmanNya, (Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri) yaitu dosa membunuhku dan dosa yang telah ada padamu sebelumnya.
(maka kamu akan menjadi penghuni neraka...) Ibnu Abbas berkata,"Dia menakuti saudaranya dengan neraka, tetapi dia tidak tetap tidak berhenti dan tidak menahan diri”
Firman Allah SWT, (Maka hawa nafsunya menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dia membunuhnya, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi (30)) Hawa nafsu dan keberaniannya mendorong dan membujuknya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia benar-benar membunuhnya. Yaitu setelah adanya nasehat dari saudaranya agar menahan diri
Firman Allah (dia menjadi salah seorang yang merugi) yaitu di dunia dan akhirat, kerugian mana lagi yang lebih besar daripada ini?
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satupun jiwa yang terbunuh secara zalim melainkan anak Adam yang pertama ikut menanggung dosa pertumpahan darah itu karena dialah orang pertama yang mencontohkan pembunuhan "
Firman Allah, (Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Dia berkata: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal (31)) As-Suddi dengan sanad disandarkan kepada para sahabat, dia berkata,”Ketika anak itu mati, saudaranya meninggalkannya di luar, dan tidak tahu bagaimana cara menguburkannya. Lalu Allah mengirim dua gagak yang bersaudara, lalu keduanya saling berkelahi. Salah satu dari mereka membunuh yang lain. Kemudian yang hidup menggali lubang dan mengubur saudaranya. Setelah melihat itu, saudaranya berkata (Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?).
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, "Seekor gagak datang kepada gagak yang telah mati, lalu dia menimbunnya dengan tanah sampai menutupnya. Kemudian yang membunuh saudaranya, itu berkata, (Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?)
Firman Allah, (Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal) Hasan Al-Bashri berkata, "Allah meninggikan derajatnya dengan penuh penyesalan setelah dia mengalami kerugian. Semua orang sepakat bahwa keduanya adalah anak nabi Adam AS, sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an"
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Ma’idah ayat 28: Orang yang takut kepada Allah tentu tidak berani mengerjakan dosa-dosa, terutama dosa-dosa besar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 28
Selanjutnya habil mengatakan, sungguh, jika engkau memang benar-benar berniat untuk menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka ketahuilah bahwa aku tidak akan membalas dengan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku sangat takut kepada murka dan ancaman Allah bila melakukan perbuatan itu. Dialah Allah, tuhan seluruh alam. Sesudah mengungkapkan sikapnya, kemudian habil mengatakan, sesungguhnya, dengan perbuatanmu yang zalim ini, aku ingin agar engkau kelak di akhirat akan kembali dengan membawa dosa karena telah membunuh-ku dan dosamu sendiri sebagai akibat dari ketidakikhlasanmu, maka engkau kelak akan menjadi penghuni neraka yang abadi, dan itulah balasan yang ditetapkan Allah bagi orang yang zalim.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian kumpulan penafsiran dari kalangan ahli tafsir terhadap isi dan arti surat Al-Ma’idah ayat 28 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk ummat. Bantulah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.