Surat Al-Ma’idah Ayat 26
قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ ۛ أَرْبَعِينَ سَنَةً ۛ يَتِيهُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ فَلَا تَأْسَ عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْفَٰسِقِينَ
Arab-Latin: Qāla fa innahā muḥarramatun 'alaihim arba'īna sanah, yatīhụna fil-arḍ, fa lā ta`sa 'alal-qaumil-fāsiqīn
Artinya: Allah berfirman: "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu".
« Al-Ma'idah 25 ✵ Al-Ma'idah 27 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Berkaitan Dengan Surat Al-Ma’idah Ayat 26
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 26 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai hikmah menarik dari ayat ini. Terdapat pelbagai penjelasan dari para ulama tafsir berkaitan makna surat Al-Ma’idah ayat 26, antara lain sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Allah berfirman kepada nabiNya,Musa ,”sesungguhnya tanah yang disucikan ini haram dimasuki oleh kaum yahudi selama empat puluh tahun. Mereka akan berjalan tak tahu arah di muka bumi dalam keadaan bingung. Maka janganlah kamu bersedih wahai Musa,terhadap kaum yang keluar dari ketaatan kepadaKu.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
26. Maka Allah menghukum Bani Israil dengan menjadikan mereka terombang-ambing di Padang Sina dan mengharamkan mereka memasuki Baitul Maqdis selama 40 tahun.
Dan Allah memerintahkan kepada Nabi Musa untuk tidak berbelas kasihan terhadap mereka, karena mereka adalah orang-orang yang enggan berbuat taat dan selalu menampakkan kemaksiatan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
26. Allah berfirman kepada nabi-Nya, Musa -‘Alaihissalām-, “Sesungguhnya Allah mengharamkan orang-orang Bani Israil memasuki tanah suci selama 40 tahun. Mereka akan tersesat dan kebingungan di muka bumi tak tahu jalan pulang selama masa tersebut. Jadi, wahai Musa! janganlah kamu merasa iba terhadap orang-orang yang menentang perintah Allah. Karena hukuman yang menimpa mereka itu adalah akibat dari kedurhakaan dan dosa-dosa mereka sendiri.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
26. قَالَ فَإِنَّهَا (Allah berfirman: “(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu)
Yakni tanah suci Baitulmaqdis.
مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ ۛ (iharamkan atas mereka)
Yakni atas orang-orang yang bermaksiat disebabkan penolakan mereka untuk memerangi orang-orang yang gagah perkasa.
أَرْبَعِينَ سَنَةً ۛ (selama empat puluh tahun)
Yakni tidak lebih dari itu.
Dikatakan bahwa tidak satupun diantara orang yang mengatakan “kami tidak akan memasukinya” dapat masuk ke negeri tersebut.
يَتِيهُونَ فِى الْأَرْضِ ۚ (mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi)
Yakni kebingungan di suatu negeri, datang dan pergi tanpa arah.
Yang dimaksud adalah negeri Sina dan Naqab, dan ketika itu Nabi Musa bersama mereka.
Ibnu Abbas berkata: mereka kebingungan selama 40 tahun, sampai Musa, Harun, dan orang-orang yang berumur lebih dari 40 tahun meninggal dunia. Setelah berlalu 40 tahun Yusya bin Nun berdiri bersama mereka, dan ia adalah orang yang mengurusi Bani Israil setelah Nabi Musa, dan ia adalah orang yang menakhlukkan negeri Baitul maqdis bersama dengan generasi yang telah dibina oleh Musa dengan penuh kesungguhan dan kesabaran.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Sejenak kita mentelaah kisah angkuh, dan sikap Bani Israil terhadap Nabi Musa dan Harun, setelah perjalanan panjang, dan perjuangan yang begitu besar; kamu akn mendapati disetiap kisah mereka ada pelajaran berharga bagi setiap 'alim dan dai ataupun Imam, yaitu burhan atas keteguhan mereka di atas manhaj yang benar.
2 ). Ketika kaum Musa menolak untuk memasuki baitul maqdis! datanglah dua orang hamba Allah yang mulia ini berencana memecahkan permasalahan melalui risalah kebenaran yang mereka bawa, meskipun demikian keduanya belum mampu merubah situasi, bahkan kaum itu bersikeras untuk memberontak; sedangkan Allah senantiasa memuji keduanya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
26. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya tanah suci itu diharamkan bagi orang-orang Bani Israil yang bermaksiat itu untuk memasukinya selama 40 tahun yang mana mereka tersesat di padang pasir, (yaitu tanah Sinai) kebingungan dan tidak mendapatkan petunjuk untuk keluar dari sana, akibat keengganan mereka untuk memerangi orang-orang Jabarin. Dan bersama mereka itu Musa dan Harun yang meninggal di gurun. Dan ketika telah berlangsung 40 tahun Yusha’ bin Nun mengurus mereka. Dia menemui generasi baru di Palestina. Maka janganlah bersedih wahai Musa atas hukuman kaum yang tidak taat kepada Allah SWT”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Allah berfirman, “Sesungguhnya itu diharamkan bagi mereka selama empat puluh tahun. Mereka akan mengembara kebingungan} mereka tersesat kebingungan {di bumi. Maka janganlah kamu bersedih} maka janganlah kamu bersedih {atas kaum yang fasik itu.”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
26. “ Allah berfirman,” menjawab doa Musa, “ jika demikian maka negeri itu di haramkan atas mereka selama empat puluh tahun mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi itu.” Maksudnya hukuman atas mereka adalah Kami haramkan masuk negeri yang telah Allah tentukan bagi mereka selama empat puluh tahun, dalam kurun waktu itu juga mereka tersesat tak tentu arah di muka bumi, tidak tahu arah dan tidak dapat ketenangan. Ini adalah hukuman dunia, mungkin Allah menghapus dosa mereka dengannya dan menolak hukuman yang lebih besar darinya.
Disini terdapat dalil bahwa hukuman atas dosa, bisa berbentuk hilangnya nikmat atau tertolaknya nikmat dimana sebabnya telah ada atau ia tertunda ke waktu lain. Barangkali hikmah dari kurun tersebut adalah supaya mayoritas orang-orang yang mengucapkan perkatan tersebut mati, yaitu ucapan yang keluar dari hati yang tidak memiliki kesabaran dan keteguhan bahkan hati mereka telah terbiasa terhadap penjajahan musuh mereka, tetapi hati mereka sama sekali tidak punya keinginan untuk meningkatkan ke derajat yang membawa kepada kemuliaan dan kehormatan. Setelah mereka mati, agar muncul generasi baru di mana akal mereka telah siap untuk melawan musuh, menolak penjajahan dan penindasan yang menghalangi kebahagiaan.
Manakala Allah mengetahui bahwa hambanya Musa sangat menyayangi mahkluk Allah, khususnya kaumnya, bahwa dia bisa jadi merasa iba terhadap mereka kasih sayangnya mendorongnya merasa kasihan kepada mereka dengan hukuman itu, atau mendoronganya berdo’a kepada Allah agar mengangkat hukuman itu, meskipun Allah telah memastikannya, maka Allah berfirman, “ maka jangnlah kamu bersedih hati mmemikirkan nasib orag-orang fasik itu,” artinya jangan menyesali dan jangan bersedih karena mereka telah fasik, dan kefasikan mereka itulah yng menybabkan turannya hukuman itu kepada mereka, bukan karena kami menzhalimi.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 20-26
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang hambaNya, rasulNya, dan kalimNya, yaitu nabi Musa AS, tentang sesuatu yang Dia ingatkan kepada kaumnya berupa nikmat-nikmat dan pemberian yang dianugerahkan Allah kepada kaumnya, di dunia maupun akhirat, jika mereka tetap istiqamah di jalan yang lurus. Allah berfirman: (Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu) yaitu setiap kali seorang nabi meninggal, Allah mengangkat seorang nabi lainnya di antara kalian, dari leluhur kalian, nabi Ibrahim, dan seterusnya. Demikianlah para nabi terus-menerus mengajak kalian kepada Allah dan memperingatkan kalian tentang kemurkaanNya, sampai akhirnya Allah menutup (nabi Bani Israil) dengan nabi Isa AS. Kemudian Allah memberikan wahyu kepada penutup para nabi dan rasul, nabi Muhammad SAW bin Abdullah, yang berasal dari keturunan nabi Isma'il AS anak dari nabi Ibrahim AS, yang merupakan yang nabi paling mulia di antara semua nabi sebelumnya.
Firman Allah: (dan dijadikan-Nya kamu para pemimpin) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas terkait firmanNya (dan dijadikan-Nya kamu para pemimpin), dia berkata yaitu pemipmin dari pelayan, pemimpin dari perempuan dan pemimpin rumah.
Firman Allah (dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain) yaitu umat-umat di zaman kalian. Sesungguhnya mereka adalah manusia paling mulia pada masanya daripada bangsa Yunani, Mesir, dan dan semua bangsa dari anak cucu nabi Adam, sebagaimana Allah berfirman (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al-Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya) (16)) (Surah Al-Jatsiyah) Allah SWT juga berfirman seraya memberitahu tentang nabi Musa ketika mereka berkata (Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang seIalu mereka kerjakan (139) Musa menjawab: "Patutkah aku mencari Tuhan untuk kamu yang selain dari pada Allah, padahal Dialah yang telah melebihkan kamu atas segala umat (140)) (Surah Al-A’raf) Maknanya bahwa mereka adalah sebaik-baik penduduk di masanya, lalu umat ini adalah umat yang lebih mulia daripada mereka, serta paling utama di sisi Allah, paling sempurna syariatnya, paling lurus ajarannya, paling mulia nabinya, paling agung kekuasaannya, paling melimpah rezekinya, paling banyak harta dan anaknya, paling luas kekuasaannya, dan paling lama kekuatannya. Allah SWT berfirman (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia) (Surah Ali-Imran: 110) dan (Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia) (Surah Al-Baqarah: 143). Kami telah menyebutkan beberapa hadits mutawatir tentang keutamaan, kemuliaan, dan kehormatan umat ini di sisi Allah berdasarkan firmanNya (Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia) (Surah Ali-Imran: 110)
Kemudian Allah berfirman seraya memberitahu tentang dorongan nabi Musa kepada Bani Israil untuk berperang dan memasuki Baitul Maqdis, yang sebelumnya telah berada di bawah kekuasaan mereka pada zaman leluhur mereka, nabi Yakub, ketika dia beserta anak-anaknya dan keluarganya berpindah menuju Mesir selama masa kepemimpinan nabi Yusuf. Kemudian, mereka tetap tinggal di sana hingga mereka keluar dari sana bersama nabi Musa. Di sana mereka menemukan kaum Amaliqah yang sangat besar yang telah menguasainya. Lalu Rasul Allah, nabi Musa memerintahkan mereka, untuk memasukinya dan berperang melawan musuh-musuh mereka. Nabi Musa memberi mereka kabar gembira tentang kemenangan dan keberhaslan mereka. Namun, mereka menolak, berbuat durhaka, dan menentang perintahnya.
Lalu mereka dihukum dengan tersesat secara terus menerus dalam perjalanan mereka dengan keadaan bingung tanpa tahu arah tujuannya selama empat puluh tahun, sebagai hukuman atas pelanggaran mereka terhadap perintah Allah SWT. Lalu Allah berfirman, seraya memberitahu tentang nabi Musa, bahwa dia berkata: (Hai kaumku, masuklah ke tanah suci) yang disucikan.
Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas mengenai firmanNya: (masuklah ke tanah suci). Dia berkata "Yaitu bukit Thur dan daerah sekitarnya" Demikian juga yang dikatakan oleh Mujahid dan lainnya.
Firman Allah: (yang telah ditentukan Allah bagimu) yang telah dijanjikan Allah kepada kalian, melalui lisan leluhur kalian Israil (nabi Ya’kub) bahwa mereka akan mewarisi negeri itu bagi mereka beriman di antara kalian. (dan janganlah kamu lari kebelakang) yaitu janganlah kalian menolak untuk berjihad (maka kamu menjadi orang-orang yang merugi (21) Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya" (22)) mereka beralasan bahwa di negeri yang kamu perintahkan kepada kami untuk memasukinya dan memerangi penduduknya itu ada orang-orang yang sangat kuat, yaitu mereka memiliki postur yang besar dan sangat kuat. Kami tidak mampu menghadapi dan mengalahkan mereka. Jadi tidak mungkin bagi kami untuk memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. Jika mereka itu keluar dari sana, maka kami akan memasukinya. Namun, jika mereka tidak pergi, maka kami tidak mampu melawan mereka.
Firman Allah SWT: (Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya) yaitu ketika Bani Israil tidak mau taat kepada Allah dan tidak mau mengikuti RasulNya, nabi Musa, datanglah dua orang di antara mereka yang telah diberikan nikmat besar oleh Allah kepada mereka, dan keduanya termasuk orang-orang yang takut akan perintah Allah dan takut akan hukumanNya. Ini adalah keengganan mereka untuk berjihad, pertentangan mereka terhadap Rasul mereka, dan penolakan mereka untuk memerangi musuh.
Firman Allah : (Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu" (25)) yaitu ketika Bani Israil enggan untuk berperang, nabi Musa marah kepada mereka dan berdoa untuk mereka, (Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku) yaitu tidak ada satupun yang akan taat kepadaku di antara mereka, sehingga menjalankan perintah Allah dan mengikuti seruanku, kecuali aku dan saudaraku Harun (Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: bahwa selesaikanlah perkara antara aku dan mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair:
“Ya Tuhan, pisahkanlah antara dia dan aku dimana Engkau memisahkan yang paling keras antara dua orang"
Firman Allah SWT, (maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi itu) ketika nabi Musa berdoa atas mereka ketika enggan berjihad, Allah memutuskan untuk melarang mereka masuk ke negeri itu selama empat puluh tahun. Mereka terperangkap dalam kebingungan selamanya dan tidak ada yang mendapatkan petunjuk untuk keluar dari sana.
Firman Allah, (Empat puluh tahun) menjadi manshub dengan firmanNya (Yantahuuna fil ardhi)
Ibnu Jarir memilih pendapat bahwa firmanNya (maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka) adalah ‘amil bagi (Arba;iina sanah) sehingga mereka tetap terhenti, tidak bisa memasukinya selama empat puluh tahun, dan mereka terus tersesat di padang gurun tanpa menemukan arah tujuan. Ibnu Jarir berkata, ”Kemudian, mereka keluar bersama nabi Musa, dan Allah membukakan jalan untuk masuk ke Baitul Maqdis bagi mereka"
Firman Allah, (Maka janganlah kamu bersedih hati atas orang-orang yang fasik itu) sebagai bentuk penghiburan bagi nabi Musa tentang mereka. yaitu, janganlah merasa sedih atau berduka atas mereka terkait apa yang Aku tetapkan untuk mereka, karena mereka pantas mendapatkannya. Kisah ini mengandung celaan untuk kaum Yahudi, menjelaskan tentang aib-aib mereka, perlawanan mereka terhadap Allah dan RasulNya, keengganan mereka untuk menaati Allah dan RasulNya terkait perintah untuk berjihad, dan kelemahan mereka untuk melawan dan menghadapi musuh. Padahal, di antara mereka ada Rasul Allah, Kalimullah, Shafiyullah dari makhlukNya pada masa itu. dan Allah telah menyiapkan kemenangan dan keberhasilan atas musuh. Ini terjadi meskipun mereka telah menyaksikan perbuatan Allah terhadap musuh mereka, yakni Fir'aun, dimana Allah memberinya azab, siksaan, dan menenggelamkannya beserta pasukannya di lautan, dan mereka menyaksikannya dengan mata kepala mereka, dan menyaksikan sesuatu yang telah dijanjikan sebelumnya. Kemudian mereka enggan untuk memerangi penduduk negeri yang, dibandingkan dengan Mesir, jumlahnya tak sebanding dengan sepersepuluh jumlah mereka. Tindakan keji mereka tampak jelas baik perbuatan yang kecil maupun yang umum, dan aib-aib mereka menjadi jelas sehingga tidak bisa ditutupi oleh malam tidak pula penutup. Mereka masih dalam kebodohan, dan merasa bingung dan ragu-ragu dalam kesesatan. Mereka adalah kaum yang dibenci oleh Allah dan merupakan musuh-musuhNya. Dengan semua itu, mereka tetap berkata,”Kami adalah anak-anak Allah yang kekasih-kekasihNya. Maka Allah merendahkan wajah mereka yang sebagiannya diubah menjadi babi dan kera, dan Dia telah memberikan laknat yang akan mengiringi mereka ke dalam neraka yang penuh dengan bahan bakar. Allah telah menetapkan untuk mereka siksaan yang abadi, dan milikNyalah segala pujian di seluruh alam
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Ma’idah ayat 26: Hal ini termasuk hukuman duniawi, bisa jadi Allah menghapuskan kesalahan mereka dengan hukuman itu dan menghindarkan hukuman yang lebih besar dari mereka. Dalam ayat ini terdapat dalil, bahwa hukuman (di dunia) terhadap dosa bisa dengan menghilangkan nikmat yang ada atau untuk menghindarkan hukuman yang lebih besar lagi.
Karena Allah mengetahui, bahwa hamba dan Rasul-Nya Musa 'alaihis salam sangat sayang kepada semua manusia, khususnya umatnya, dan karena rasa sayang tersebut menjadikan Beliau kasihan kepada umatnya terkena hukuman itu atau bahkan ada keinginan untuk dihilangkan hukuman itu, maka Allah menyuruh agar tidak bersedih terhadap mereka, karena mereka telah berbuat fasik sehingga layak dihukum, bukan berarti menzalimi mereka.
Disebutkan dalam riwayat, bahwa mereka (Bani Israil) tersebut mengadakan perjalanan di muka bumi dengan bersusah payah. Saat tiba di pagi hari, mereka berada di tempat mereka mengawali perjalanan, demikian juga jika mengadakan perjalanan di siang hari, sehingga mereka binasa semuanya kecuali orang yang usianya belum mencapai dua puluh tahun. Ada yang mengatakan, bahwa jumlah mereka 600.000 orang, dan dalam keadaan seperti itu Nabi Musa 'alaihis salam dan Nabi Harun wafat, mereka memperoleh rahmat, sedangkan bagi yang lain sebagai hukuman. Menjelang wafatnya, Nabi Musa 'alaihis salam berdoa kepada Allah agar didekatkan ke tanah suci tersebut sejauh lemparan batu, maka Allah mendekatkannya sebagaimana disebutkan dalam hadits. Kemudian Yusya' diangkat menjadi nabi setelah 40 tahun mereka mengembara, dan selanjutnya Beliau memerintahkan kaumnya memerangi orang-orang yang kuat dan kejam itu, ia pun berangkat dengan sisa orang yang ada dan memerangi mereka pada hari Jum'at. Ketika itu, matahari ditahan sesaat untuk mereka sampai mereka selesai berperang. Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya,
إِنَّ الشَّمْسَ لَمْ تُحْبَسْ عَلَى بَشَرٍ إِلاَّ ِليُوْشَعَ لَيَالِي سَارَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ
"Sesungguhnya matahari tidaklah ditahan bagi manusia kecuali terhadap Yusya' pada malam hari saat ia berangkat perang ke Baitulmaqdis."
Mungkin hikmah dilarangnya Baitulmaqdis bagi mereka selama 40 tahun adalah agar orang-orang yang mengucapkan kata-kata ini –yang menunjukkan keadaan hatinya yang tidak sabar- wafat, sehingga digantikan oleh generasi yang baru yang siap mengalahkan musuh, tidak suka diperbudak serta tidak suka dihinakan dan siap berjihad.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 26
Setelah menerima pengaduan nabi musa, Allah berfirman, jika memang demikian sikap mereka, maka negeri atau daerah kana'an, yang sekarang dikenal dengan daerah gurun sinai sampai tepi sungai yordan, itu terlarang buat mereka, dan mereka tidak akan memasukinya selama empat puluh tahun. Selanjutnya, selama kurun waktu yang panjang itu, sebagai hukumannya mereka akan mengembara kebingungan, karena tidak memiliki tempat yang tetap di bumi sekitar kana'an. Maka janganlah engkau, hai musa, bersedih hati karena memikirkan nasib orangorang yang fasik itu. Setelah Allah mengisahkan kedurhakaan bani israil, pada ayat ini diceritakan pula tentang kedengkian salah seorang putra nabi adam. Kisah ini diawali dengan perintah kepada nabi Muhammad untuk mengisahkannya. Dan ceritakanlah, wahai Muhammad, yang sebenarnya kepada mereka, yaitu kaum yahudi, tentang kisah kedua putra adam, yaitu qabil dan habil, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka kurban yang dipersembahkan dengan penuh keikhlasan oleh salah seorang dari mereka berdua, yaitu habil, diterima, dan dari yang lain, yaitu qabil, tidak diterima. Dia, qabil, menjadi tidak senang dengan kenyataan ini dan kemudian berkata, sungguh, aku pasti akan membunuhmu! mendengar ancaman ini, dia, habil, berkata, sesungguhnya Allah hanya menerima amal perbuatan dari orang yang bertakwa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beraneka penafsiran dari kalangan mufassirun berkaitan makna dan arti surat Al-Ma’idah ayat 26 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita bersama. Sokong perjuangan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.