Surat Al-Ma’idah Ayat 8
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna lillāhi syuhadā`a bil-qisṭi wa lā yajrimannakum syana`ānu qaumin 'alā allā ta'dilụ, i'dilụ, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'malụn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
« Al-Ma'idah 7 ✵ Al-Ma'idah 9 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Berkaitan Dengan Surat Al-Ma’idah Ayat 8
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 8 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir berharga dari ayat ini. Didapatkan aneka ragam penafsiran dari para ahli tafsir mengenai isi surat Al-Ma’idah ayat 8, di antaranya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Wahai oramg-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNYa,Muhammad jadilah kalian orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran, dengan mengharapkan wajah Allah, lagi menjadi saksi-saksi yang adil. Dan janganlah kebencian terhadap suatu kaum menyeret kalian untuk tidak berlaku adil. Berlakulah adil di hadapan musuh-musuh dan orang-orang yang tercinta seacara seimbang, karena berlaku adil itu lebih dekat kepada takut kepada Allah, dan hindarilah untuk berlaku curang. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian perbuat dan akan membalas kalian atas semua itu.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
8. Kemudian Allah menyeru hamba-hamba-Nya yang beriman supaya mereka bersungguh-sungguh dalam menegakkan kebenaran untuk Allah dengan penuh keikhlasan dan mengharapkan keridhaan-Nya, bukan untuk kepentingan diri sendiri maupun orang lain.
Dan Allah memerintahkan mereka untuk bersikap adil saat menyampaikan kesaksian dengan tidak berbuat zalim. Dan menyeru mereka agar kebencian terhadap suatu kaum tidak membawa mereka untuk meninggalkan sifat adil; karena bersikap adil dalam keadaan suka maupun benci merupakan asas kebenaran dan jalan menuju ketakwaan.
Kemudian Allah menegaskan perintah-Nya untuk bertakwa dalam segala urusan dengan menyatakan bahwa Dia Maha Mengetahui dan Meliputi segala urusan yang tersembunyi.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
8. Wahai orang-orang yang percaya kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya! Tunaikanlah hak-hak Allah atas diri kalian seraya mengharap rida-Nya. Dan hendaklah kalian menjadi saksi yang adil bukan saksi palsu. Dan jangan sekali-kali kebencian kalian terhadap orang-orang tertentu mendorong kalian untuk berlaku tidak adil kepada mereka. Karena keadilan itu diperlukan dalam menghadapi kawan maupun lawan. Maka berlaku adillah kepada kawan maupun lawan. Keadilan itu lebih dekat kepada ketakutan kepada Allah. Sedangkan sikap tidak adil lebih dekat kepada kelancangan kepada Allah. Dan takutlah kalian kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian perbuat. Tidak ada satu pun amal perbuatan kalian yang luput dari pengetahuan-Nya. Dan Dia akan membalas kalian dengan balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kalian.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
8. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوّٰمِينَ لِلَّـهِ (Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah)
Tafsir dari potongan ayat ini telah disebutkan dalam surat an-Nisa:135.
قَوّٰمِينَ (selalu menegakkan (kebenaran))
Kata ini menunjukkan bahwa mereka diperintahkan untuk menegakkan kebenaran dengan sebenar-benarnya.
لِلَّـهِ(karena Allah)
Dengan mengharap pahala dari-Nya dan takut dari siksaannya.
Dan makna (القسط) yakni keadilan.
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ (Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum)
Yakni janganlah kebencian terhadap suatu kaum membawa kalian untuk tidak berbuat adil kepada mereka dan menyembunyikan persaksian yang menguntungkan mereka.
هُوَ ((karena itu)
Yakni keadilan itu.
أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ (lebih dekat kepada takwa)
Yakni ketaatan yang diperintahkan kepada kalian berkali-kali.
Yakni lebih dekat untuk kalian taat kepada Allah, atau menjauhi neraka.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Allah melarang setiap mu'min membawa kemarahan mereka terhadap orang-orang kafir menjadikannya tidak berbuat adil kepada mereka, lalu bagaimana dengan seorang yang sebatas berbuat fasiq dan perkara bid'ah ? maka dengan perkara ini ia mesti lebih mengutamakan keadilannya sekalipun dia berbuat aniaya kepadanya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
8 Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran sebagaimana yang kalian janjikan kepada Allah. Seraya mengagungkan dan ikhlas hanya karena Allah. Dan jadilah saksi dengan penuh kadilan tanpa bermaksud menguntungkan seseorang. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil dan menyembunyikan persaksian yang bermanfaat untuk mereka. Berlaku adillah kepada siapapun, karena adil itu lebih dekat kepada takwa Allah, atau karena takut kepada neraka. Dan bertakwalah kepada Allah dengan menjalankan syariat-Nya, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan dan Maha memberi balasan atas itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penegak karena Allah} penegak kebenaran-kebenaran Allah atas kalian karena untuk mencari keridhaanNya {saksi-saksi dengan adil} saksi-saksi dengan adil {Jangan sampai mendorong kalian} membawa kalian {kebencian} kemurkaan {terhadap suatu kaum untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
8. “Hai orang-orang yang beriman,” yaitu kepada apa yang mereka diperintahkan untuk beriman kepadanya. Tegakkan konsekuensi imanmu dengan “menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil.” Hendaknya gerak-gerikmu, lahir dan batin, terus bersemangat dalam penegakkan keadilan dan hendaknya pelaksanaannya itu hanya karena Allah semata, bukan karena tujuan dunia. Dan hendaknya sasaranmu tegak dan seimbang (qisth) yaitu adil, tanpa berlebih-lebihan dan tanpa meremehkan; dalam ucapan dan perbuatanmu. Tegakkan itu kepada kerabat, orang jauh, kawan maupun musuh.
“Dan janganlah sekali-kali kamu terdorong oleh kebencian kepada suatu kaum untuk berlaku tidak adil,” seperti yang dilakukan oleh orang yang tidak memiliki rasa kedailan. Akan tetapi sebagaimana kamu bersaksi untuk membela temanmu maka kamu pun harus mau bersaksi untuk melawannya, sebagaimana kamu bersaksi melawan musuhmu, maka kamu pun harus bersaksi membelanya walaupun dia adalah orang kafir atau pelaku bid’ah. Dalam hal ini wajib berlaku adil dan menerima kebenaran yang dibawanya (karena ia adalah kebenaran), bukan karena dia yang mengucapkannya, dan kebenaran tidak ditolak hanya karena dia yang mengucapkannya, karena itu kezhaliman terhadap kebenaran.
“Berlaku adillah, karena berlaku adil itu lebih dengan takwa,” yakni semakin kamu berusaha untuk bersikap adil dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya, maka hal itu lebih dekat kepada ketakwaan hatimu. Jika keadilannya sempurna, maka takwanya juga sempurna.
“SEsungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan,” maka Dia akan membalasmu sesuai dengan amal perbuatanmu, yang baik, yang buruk, yang kecil, dan yang besar; dengan balasan di dunia dan akhirat.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 7-11
Allah SWT berfirman seraya mengingatkan hamba-hambaNya yang mukmin akan nikmatNya atas mereka dalam apa yang disyariatkan olehNya kepada mereka dalam agama yang agung ini, serta mengutus kepada mereka, rasul yang mulia ini, dan perjanjian yang diambil atas mereka lakukan dalam melakukan bai’at dengan beliau untuk mengikuti, mendukung, dan membelanya, serta melaksanakan agamanya, menyampaikan ajaran darinya, dan menerima ketentuan-ketentuannya. Lalu Allah berfirman, (Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami patuh") Inilah bai'at yang mereka lakukan kepada Rasulallah SAW ketika mereka masuk Islam, sebagaimana mereka berkataa,"Kami berbai'at kepada Rasulallah untuk mendengar dan patuh, baik dalam keadaan senang, terpaksa, dan keadaan egois kami. dan kami tidak akan memperdebatkan perkara itu" Allah berfirman, (Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman (8)) (Surah Al-Hadid). Dikatakan bahwa ini adalah pengingat bagi orang-orang Yahudi tentang perjanjian dan kesepakatan yang di ambil dari mereka untuk mengikuti nabi Muhammad SAW dan mengikuti hukum-hukumnya. Hal ini dikatakan oleh Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas
Dikatakan juga bahwa itu adalah peringatan terhadap perjanjian yang diambil oleh Allah SWT atas anak cucu nabi Adam ketika Dia mengeluarkan mereka dari tulang sulbinya dan membuat meraka bersaksi atas diri mereka ("Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi") (Surah Al-A’raf: 172) Pendapat ini dikatakan oleh Mujahid dan Muqatil bin Hayyan. Pendapat pertamalah yang lebih jelas dan pendapat itu diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan As-Suddi, dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
Kemudian Allah berfirman, (Dan bertakwalah kepada Allah) sebagai penegasan dan dorongan untuk bertakwa kepadaNya dalam segala keadaan. Kemudian Dia memberitahu mereka bahwa Dia mengetahui apa yang tersimpan dalam hati mereka, berupa rahasia dan pikiran-pikiran, Allah berfirman, (sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu))
Firman Allah, (Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah) yaitu Tegakkanlah kebenaran karena Allah SWT, bukan karena manusia atau ingin pamer, dan jadilah (menjadi saksi dengan adil), dengan adil bukan dengan kezaliman. Telah disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim tentang Nu’man bin Basyir, dia berkata,"Ayahku memberikan sebuah pemberian kepadaku, lalu Ibuku, Amrah binti Rawaqah berkata, “Tidak ada tanah kecuali disaksikan oleh Rasulullah SAW” Lalu, dia pergi kepada Rasulullah untuk meminta kesaksian beliau tentang kebenaranku, dan beliau bertanya, “Apakah setiap anakmu telah kamu beri juga?” Ayahku menjawab, “Tidak” Rasulullah SAW bersabda, “Bertakwalah kepada Allah, dan berlakulah adil kepada setiap anakmu” beliau bersabda lagi,”Aku tidak mau menjadi saksi atas pemberian yang kurang adil” Kemudian ayahku kemudian kembali dan membatalkan pemberian itu.
Firman Allah,( Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil) yaitu janganlah perasaan benci kalian pada suatu kaum membuat kalian tidak berlaku adil terhadap mereka. Sebaliknya, terapkanlah keadilan untuk setiap orang, baik dia teman atau musuh. Oleh karena itu, Allah berfirman, (Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa) yaitu keadilan kalian itu lebih mendekatkan kalian kepada takwa daripada meninggalkannya. Kata kerja "berlaku adil" di sini menunjukkan pada bentuk mashdarnya yang dhamirnya kembali kepada mashdar tersebut, sebagaimana yang sering digunakan dalam Al-Quran dan lainnya, sebagaimana dalam firman Allah, (Dan jika dikatakan kepadamu: "Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu) (Surah An-Nur: 28).
Firman Allah: (karena adil itu lebih dekat kepada takwa) ini merupakan penggunaan af’al at-tafdhil yang tidak memiliki kata berlawanan di sisi lainnya, sebagaimaana dalam firmanNya: (Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya (24)) [SurahAl-Furqan], dan seperti ucapan sebagian sahabat kepada Umar: "Engkau lebih keras dan lebih tegas daripada Rasulullah SAW"
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) yaitu, Dia akan membalas kalian atas perbuatan-perbuatan kalian yang telah Dia ketahui, jika itu berupa kebaikan maka akan dibalas dengan kebaikan dan jika keburukan maka akan dibalas dengan keburukan, Oleh karena itu, Allah berfirman setelahnya: (Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan) bagi dosa-dosa mereka (dan pahala yang besar) yaitu, surga yang merupakan rahmatNya bagi hamba-hambaNya. Mereka tidak akan mendapatkannya dengan amal perbuatan mereka, melainkan dengan rahmat, karunia, kemurahan, dan keridhaanNya. Semua itu dariNya dan merupakan milikNya. Maka segala puji bagiNya.
Kemudian Allah berfirman: (Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka (10)) Ini adalah keadilan Allah SWT, hikmahNya, dan hukumNya yang tidak mungkin Dia berbuat zalim dalam hukumNya. Bahkan, Dia adalah hakim yang Maha Adil, Maha bijaksana, dan Maha Kuasa"
Terkait firman Allah (Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu) Diriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi SAW pernah turun di suatu tempat dan orang-orang berpencar, mereka bernaung di bawahnya. Lalu Nabi SAW menggantungkan senjatanya pada pohon tersebut. Tiba-tiba, seorang Arab badui mendekati pedang Rasulullah SAW dan mengambilnya, lalu dia menghadap kepada Nabi SAW dan berkata, "Siapa yang akan mencegahku darimu?" Nabi SAW menjawab,"Allah SWT" orang Arab badui bertanya lagi (sampai dua atau tiga kali) "Siapa yang akan mencegahku darimu?" Nabi SAW menjawab,"Allah SWT". Lalu orang Arab badui itu menjatuhkan pedangnya, Lalu Nabi SAW memanggil para sahabat danmemberitahu mereka tentang orang Arab Badui ini, dan dia dalam keadaan duduk di sampingnya dan beliau tidak menghukumnya.” Ma’mar berkata,”Qatadah juga menyebutkan hal yang serupa dengan itu.” Disebutkan juga bahwa ada sekelompok orang Arab Badui yang ingin berbuat buruk kepada Rasulullah SAW, lalu mereka mengutus orang Arab badui ini. Jadi ditakwilkan dengan ayat (Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu). Kisah tentang orang Arab badui ini adalah Ghaurats bin Al-Harits, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan untuk mendatangi dan mengepung sampai menundukkan mereka"
Firman Allah (Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus bertawakkal) yaitu siapa pun yang bertawakkal kepada Allah, maka cukuplah Allah yang penting baginya dan yang melindunginya serta menjaganya dari kejahatan manusia"
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Ma’idah ayat 8: Bukan karena kepentingan pribadi atau duniawi.
Sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki keadilan, bahkan jika kamu bersaksi untuk kepentingan orang dekatmu, maka kamu pun harus bersaksi terhadapnya meskipun merugikannya. Demikian juga sebagaimana kamu bersaksi yang merugikan musuhmu, maka kamu pun harus bersaksi meskipun menguntungkannya walaupun ia orang kafir atau ahli bid'ah, yakni harus adil dan menerima yang hak jika terkadang muncul darinya, dan tidak boleh menolak kebenaran karena diucapkan olehnya, bahkan yang demikian adalah kezaliman.
Baik terhadap kawan maupun lawan.
Yakni setiap kali kamu berusaha untuk adil dan mengamalkannya, maka yang demikian mendekatkan kamu kepada ketakwaan, dan semakin sempurna keadilan, maka semakin sempurna pula ketakwaanmu.
Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan terhadap perbuatanmu; baik atau buruk, besar atau kecil, demikian pula dibalas segera atau lambat.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 8
Ayat selanjutnya memberikan tuntunan agar umat islam berlaku adil, tidak hanya kepada sesama umat islam, tetapi juga kepada siapa saja walaupun kepada orang-orang yang tidak disukai. Wahai orangorang yang beriman! jadilah kamu sebagai penegak keadilan, yakni orang yang selalu dan bersungguh-sungguh menegakkan kebenaran, karena Allah, ketika kalian menjadi saksi maka bersaksilah dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, yakni kepada orang-orang kafir dan kepada siapa pun, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil terhadap mereka. Berlaku adillah kepada siapa pun, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah dengan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, sungguh, Allah mahateliti, maha mengetahui apa yang kamu kerjakan, baik yang kamu lahirkan maupun yang kamu sembunyikan pada ayat ini Allah menjanjikan pahala bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dengan ucapan yang sesuai dengan isi hati mereka dan membuktikannya dengan beramal saleh bahwa mereka akan mendapat ampunan atas dosa-dosa mereka dan pahala yang besar berupa surga.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah aneka ragam penafsiran dari para ulama mengenai makna dan arti surat Al-Ma’idah ayat 8 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita. Bantulah syi'ar kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.