Surat An-Nisa Ayat 126

وَلِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ مُّحِيطًا

Arab-Latin: Wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa kānallāhu bikulli syai`im muḥīṭā

Artinya: Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.

« An-Nisa 125An-Nisa 127 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Tentang Surat An-Nisa Ayat 126

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 126 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Ditemukan sekumpulan penjelasan dari beragam ulama tafsir mengenai makna surat An-Nisa ayat 126, misalnya sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan kepunyaan Allah lah seluruh apa yang ada di alam semesta ini, yaitu semua makhlukNya, semua itu milik Allah semata. Dan Allah meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatupun yang samar bagiNya dari urusan-urusan makhlukNya


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

126. Kemudian Allah menyebutkan sesuatu yang menjadi sebab dari hal sebelumnya, bahwa segala yang ada dilangit dan dibumi merupakan kepunyaannya. Meskipun sifat-sifat makhluk-Nya berbeda-beda namun seluruhnya merupakan kepunyaan Allah yang menyembah kepada-Nya dan tunduk kepada perintah-Nya.


وكان الله بكل شيء محيطا
(dan Allah meliputi segala sesuatu)

yakni meliputi dalam hal kekuasaan, penciptaan, pengetahuan, pengaturan, dan keberadaan. Sebab makhluk-makhluk ini tidak tercipta dengan sendirinya dan tidak menciptakan dirinya sendiri, namun keberadaannya berasal dari keberadaan Allah Yang Maha Tinggi, sehingga keberadaan Allah meliputi segala keberadaan, maka wajib bagi setiap hamba yang bertakwa dan mengharap ampunan untuk memurnikan ketauhidan kepada-Nya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

126. Allah-lah satu-satunya pemilik apa saja yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa lagi Maha Mengatur terhadap semua urusan makhluk-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

126. وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ ۚ (Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi)
Ayat ini merupakan isyarat bahwa ia menjadikan Nabi Ibrahim sebagai kekasih-Nya sebagai bentuk kemurahan-Nya kepadanya atas ketaatan yang telah ia kerjakan, dan bukan untuk mencari pembela atau penguat-Nya.

مُّحِيطًا (Maha Meliputi)
Yakni Allah meliputi segala sesuatu dengan ilmu-Nya, Dia tidak meninggalkan sesuatu yang kecil atau yang besar kecuali menghitungnya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

126 Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan apa yang di bumi, dan ini adalah isyarat bahwa Allah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih agar Ibrahim taat kepada Allah, bukan untuk mempertingginya. Ilmu Allah Maha Meliputi segala sesuatu.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Hanya milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Maha Meliputi segala sesuatu


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

126. Ayat yang mulia ini mengandung penjelasan akan pengetahuan Allah yang meliputi segala sesuatu, Allah berfirman bahwasanya Dia memiliki “apa yang di langit dana pa yang dibumi” maksudnya, seluruh hal itu adalah milikNya dan hamba-hambaNya, mereka itu adalah yang dimiliki sedang Allah adalah pemilik mereka, dan ilmuNya telah meliputi segala hal yang diketahui, pandanganNya meliputi segala hal yang didengar, kehendakNYa dan kemampuanNya terlaksana pada seluruh hal yang ada, rahmatNya meliputi seluruh penduduk bumi dan langit, Allah mengatur dengan keperkasaan dan kekuatanNya atas setiap makhluk, dan segala sesuatu tunduk kepadaNya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 123-126
Makna yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwa agama bukanlah sekadar tampilan luar atau harapan semata, melainkan sesuatu yang terdapat dalam hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan. Tidaklah setiap orang yang mengakui sesuatu akan segera mendapatkannya hanya dengan anggapannya, begitu pula tidaklah setiap orang yang berkata,”Sesungguhnya dia itu berada dalam kebenaran dan kata-katanya didengarkan” tidak cukup seperti itu sampai dia memiliki bukti dari Allah. Oleh karena itu, Allah berfirman, (Itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu) yaitu tidaklah bagi kalian dan tidak pula bagi mereka bahwa keberhasilan itu didapat melalui angan-angan, melainkan adalah melakukan ketaatan kepada Allah dan mengikuti apa yang telah disyariatkan melalui lisan para rasul yang mulia. Oleh karena itu, Allah berfirman setelahnya, (Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu) sebagaimana firmanNya, (Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (7) Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (8)) (Surah Al-Zalzalah) Diriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, banyak dari para sahabat terguncang
Diriwayatkan dari Al-Hasan tentang firmanNya (Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu) yaitu orang kafir, lalu dia membaca, (Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir) (Surah Saba: 17).
Firman Allah, (dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan Ibnu Abbas,"Kecuali jika dia bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya." Ini diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Yang benar adalah bahwa hal tersebut mencakup seluruh amal sebagaimana yang telah dijelaskan dalam banyak hadits, dan itu adalah pendapat pilihan Ibnu Jarir. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah, (Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun (124)) Ketika menyebutkan tentang balasan dari perbuatan buruk, yaitu bahwa Dia pasti akan mendapatkan balasan yang sesuai dengan perbuatannya, baik di dunia, atau di akhirat. Kami berlindung kepada Allah dari semua itu. Kami memohon ampunan dan pemaafan kepadaNya di dunia dan akhirat. Dia menjelaskan kebaikan, kemuliaan, dan rahmatNya dalam menerima amal shalih dari hamba-hambaNya, baik laki-laki maupun perempuan, dengan syarat keimanan. Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga, dan mereka tidak akan dizalimi sedikitpun kebaikannya bahkan sekecil lubang pada biji kurma, yaitu lubang yang tampak pada yang biji kurma, dan penjelasan tentang tentang “Al-Fatiil” telah disebutkan sebelumnya yaitu bulu yang ada pada celah biji. Inilah yang dimaksud dengan “An-Naqiir”. Keduanya ada pada biji kurma. Demikian pula, "Al-Qathmir" yaitu lapisan tipis yang melapisi biji kurma. Ketiga hal ini ada dalam Al-Qur'an.
Kemudian Allah SWT berfirman, (Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah) ikhlas dalam beramal kepada Tuhannya, sehingga dia beramal dengan penuh keimanan dan berharap akan pahalaNya (dialah orang yang berbuat kebaikan) yaitu amal perbuatannya sesuai dengan apa yang disyariatkan Allah kepadanya dan apa yang dirisalahkan oleh RasulNya berupa petunjuk dan agama yang benar. Inilah dua syarat dimana tidak sah amalan seseorang kecuali dengan kedua hal ini, yaitu dia harus ikhlas dan benar, yaitu ikhlas karena Allah dan benar dengan mengikuti syariat, sehingga dari luar dia menunjukkan bahwa dia mengikuti syariat dan dari dalam dia ikhlas. Jika salah satu dari dua syarat ini hilang, maka tindakan tersebut menjadi rusak. Jadi ketika keikhlasan itu hilang maka dia menjadi munafik. Mereka adalah orang-orang yang riyaa’ kepada orang lain. Dan barang siapa tidak mengikuti yang disyariatkan, maka dia tersesat dan tidak mendapatkan petunjuk, dan ketika mengumpulkan keduanya maka itu menjadi amal orang-orang mukmin (Orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.) (Surah Al-Ahqaf: 16) Oleh karena itu Allah berfirman, (dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus) mereka adalah nabi Muhammad dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, sebagaimana Allah SWT berfirman, (Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman (68)) (Surah Ali Imran), (Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan (123))(Surah An-Nahl), dan (Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik" (161)) (Surah Al-An’am). Al-Hanif adalah menghindari kemusyrikan, yaitu meninggalkannya dan meneriman kebenaran secara utuh, sehingga tidak ada yang bisa membuatnya mundur orang yang mendorongnya, dan tidak akan membuatnya berpaling orang yang berusaha memalingkannya.
Firman Allah (Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kekasihNya) Ini adalah bagian dari dorongan untuk mengikutinya, karena dia adalah seorang imam yang dijadikan tauladan untuk mencapai suatu tujuan dimana Allah dekat dengan hamba-hambaNya, dimana dia sudah mencapai kedudukan paling tinggi yang dicintai. Hal ini hanya terjadi karena dia sangata taat kepada Tuhannya, sebagaimana yang digambarkan oleh Allah dalam firmanNya: (dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (37)) [Surah An-Najm]. Banyak ulama salaf mengatakan bahwa dia melaksanakan semua yang diperintahkan di setiap tingkatan ibadah, sehingga perkara yang rendah tidak bisa menghalangi perkara yang agung, dan tidak pula perkara yang kecil menghalangi perkara yang besar. Allah SWT berfirman: (Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia") [Surah Al-Baqarah: 124] dan (Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) (120) (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus (121) Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia….) [Surah An-Nahl].
Firman Allah: (Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi) yaitu bahwa semuanya adalah milikNya, hamba, dan ciptaanNya. Dialah yang mengendalikan semua itu, tidak ada yang dapat menentang apa yang Dia tentukan, tidak ada yang menolak keputusanNya, dan tidak ada yang mempertanyakan apa yang Dia perbuat karena keagungan, kekuasaan, keadilan, hikmah, kelembutan, dan rahmatNya. Firman Allah (dan Allah Meliputi segala sesuatu) yaitu pengetahuanNya meliputi segala sesuatu sehingga tidak ada yang tersembunyi sedikitpun dariNya sesuatu dari hamba-hambaNya. Tidak ada yang luput dari pengetahuanNya bahkan sekecil dzarrah sesuatu di langit dan di bumi, baik yang kecil maupun yang besar. Tidak ada yang tersembunyi dariNya, bahkan sekecil dzarrah baik yang terlihat atau tidak terlihat oleh orang yang memandang.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 126: 125-126. Dan siapakah yang lebih ba- qus agamanya daripada orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah, padahal ia berbuat kebaikan, dan ia menurut agama Ibrahim yang ikhlas? Lantaran Allah telah jadi- an Ibrahim itu kekasih-Nya. Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa-apa yang di bumi; dan adalah Allah itu melihat tiap-tiap suatu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni milik-Nya, ciptaan-Nya dan hamba-Nya.

Ayat ini menerangkan bahwa Allah meliputi segala sesuatu, milik-Nya dan hamba-Nya segala yang ada di langit dan di bumi. Dia-lah yang memilikinya dan Dia sendiri yang mengatur mereka. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, penglihatan-Nya meliputi segala sesuatu yang terlihat dan pendengaran-Nya meliputi segala sesuatu yang terdengar. Kehendak dan kekuasaan-Nya berlaku kepada semua yang ada di alam semesta. Rahmat-Nya yang luas mengena kepada penduduk langit dan bumi, dan dengan kemuliaan dan keperkasaan-Nya semua makhluk tunduk.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 126

Dan milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, yaitu seluruh wujud yang ada di alam raya ini, dan dia mahakuasa atas segalanya, dan pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, yang besar maupun yang kecil, yang tampak maupun yang tersembunyi, dan yang diucapkan maupun yang hanya terlintas di dalam hati dan pikiran manusia. Dan mereka meminta fatwa, yaitu penjelasan hukum, kepadamu, wahai Muhammad, tentang berbagai persoalan hukum yang terkait dengan perempuan-perempuan, seperti hak dan kewajiban mereka sebagai istri. Katakanlah, wahai Muhammad, bukan aku yang memberi fatwa, tetapi Allah memberi fatwa kepada kamu tentang mereka, dan juga apa yang dibacakan kepadamu dalam al-kitab, yaitu Al-Qur'an, memfatwakan tentang para perempuan yatim yang tidak kamu berikan sesuatu yang ditetapkan untuk mereka, seperti mahar yang wajar bagi mereka dan harta warisan yang merupakan hak mereka, sedang kamu ingin menikahi mereka karena kecantikan dan kekayaan mereka, dan kamu tidak membayar mahar-mahar mereka dengan sempurna dan Allah memberi fatwa pula kepadamu tentang anak-anak yang masih dipandang lemah untuk diberikan hak-hak mereka. Dan Allah menyuruh kamu agar mengurus anak-anak yatim secara adil dalam soal harta waris dan mahar mereka. Dan kebajikan apa pun yang kamu kerjakan, termasuk sikap adil kamu dalam memberikan hak-hak mereka, sesungguhnya Allah selamanya, sejak dahulu hinga sekarang dan akan datang, maha mengetahui.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian aneka ragam penafsiran dari para mufassirin mengenai makna dan arti surat An-Nisa ayat 126 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita bersama. Dukung perjuangan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Paling Sering Dikaji

Baca banyak topik yang paling sering dikaji, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 104, Yasin 40, Yunus 41, Al-Baqarah 216, Al-Fatihah 2, Al-Fatihah 1. Juga Al-Baqarah 284-286, Assalaamualaikum, Al-Fatihah 7, Ali ‘Imran 191, Luqman 13-14, Al-A’raf.

  1. Ali ‘Imran 104
  2. Yasin 40
  3. Yunus 41
  4. Al-Baqarah 216
  5. Al-Fatihah 2
  6. Al-Fatihah 1
  7. Al-Baqarah 284-286
  8. Assalaamualaikum
  9. Al-Fatihah 7
  10. Ali ‘Imran 191
  11. Luqman 13-14
  12. Al-A’raf

Pencarian: qs fatir ayat 5, at taubah 10, al baqarah 227, al maidah ayat 56, surah an najiah

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.