Surat An-Nisa Ayat 74

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

۞ فَلْيُقَٰتِلْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ يَشْرُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا بِٱلْءَاخِرَةِ ۚ وَمَن يُقَٰتِلْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيُقْتَلْ أَوْ يَغْلِبْ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Arab-Latin: Falyuqātil fī sabīlillāhillażīna yasyrụnal-ḥayātad-dun-yā bil-ākhirah, wa may yuqātil fī sabīlillāhi fa yuqtal au yaglib fa saufa nu`tīhi ajran 'aẓīmā

Artinya: Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.

« An-Nisa 73An-Nisa 75 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Terkait Surat An-Nisa Ayat 74

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 74 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir penting dari ayat ini. Ditemukan pelbagai penjabaran dari para ulama tafsir mengenai kandungan surat An-Nisa ayat 74, sebagiannya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Hendaknya pergi berjihad untuk membela agama Allah dan meninggikan kalimatNYA, orang-orang yang menjual kehidupan dunia mereka untuk meraih kampung akhirat dan pahalanya. Dan barangsiapa berjihad di jalan Allah dengan ikhlas, lalu dia terbunuh atu memperoleh kemenangan, maka kami kelak akan memberikan kepadanya pahala yang besar.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

74. Ya Allah mengolok-olok orang-orang yang melemahkan semangat untuk berjihad, kemudian Allah kembali mendorong orang-orang beriman untuk pergi berjihad, Allah berfirman: “hendaklah pergi berjihad orang-orang yang ingin menjual kehidupan dunianya dengan dengan imbalan kehidupan akhirat, Sebab ia telah memuliakan agama Allah dan meninggikan kalimat-Nya dan merendahkan kalimat orang-orang kafir. barangsiapa yang berperang di jalan Allah kemudian ia menang atau kalah maka Allah akan memberikannya pahala yang besar di sisi-Nya dan akan hidup kekal di tempat yang mulia.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

74. Maka seharusnya orang-orang yang beriman dengan sungguh-sungguh dan bersedia menukar kehidupan dunianya dengan kehidupan Akhirat berperang di jalan Allah untuk menjunjung tinggi kalimat Allah. Dan barangsiapa berperang di jalan Allah untuk menjunjung tinggi kalimat Allah kemudian gugur sebagai syahid atau berhasil mengalahkan musuhnya dan memenangkan peperangan, maka Allah akan memberinya ganjaran yang sangat besar, yaitu Surga dan rida Allah.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

74. فَلْيُقٰتِلْ فِى سَبِيلِ اللهِ (maka berperanglah di jalan Allah)
Ini merupakan dorongan dari Allah bagi orang-orang beriman untuk berperang, dan peringatan bagi mereka agar senantiasa mengikhlaskan niat mereka.
Rasulullah bersabda: “barangsiapa yang berperang di jalan Allah demi meninggikan kalimat Allah maka ia berada di jalan Allah”.

الَّذِينَ يَشْرُونَ (orang-orang yang menjual)
Yakni orang-orang yang menjual diri mereka, dan mereka adalah orang-orang beriman.
Dan makna dari ayat ini adalah apabila orang-orang munafik tidak ikut berperang dan menghalang-halangi orang lain untuk ikut berperang maka berperanglah kalian dengan penuh keikhlasan dan mengorbankan diri kalian untuk menjual kehidupan dunia ini dengan kehidupan akhirat.
Kemudian Allah menjanjikan bagi orang-orang yang berperang di jalan Allah dengan pahala yang besar; apabila seseorang diantara mereka terbunuh maka ia meraih kemuliaan mati syahid, dan apabila ia meraih kemenangan dan selamat dari peperangan maka ia mendapat pahala orang yang berperang di jalan Allah serta kemuliaan di dunia dan harta ghanimah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

74. Jika orang-orang munafik yang terlambat itu tidak berperang, maka sebaiknya orang-orang mukmin yang ikhlas yang menukar atau menjual kehidupan dunia dengan akhirat itu berperang, yaitu untuk mendapatkan kenikmatan akhirat. Barangsiapa berperang untuk meninggikan agama Allah dan menolong syariatnya, lalu dia mati dalam keadaan syahid atau bisa menaklukkan musuhnya dan menang, maka baginya itu pahala yang melimpah (yaitu surga) dalam dua keadaan itu serta mendapatkan keuntungan dunia dan harta rampasan.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Maka hendaklah berperang di jalan Allah orang-orang yang membeli} membeli {kehidupan dunia dengan akhirat! Siapa saja yang berperang di jalan Allah dan gugur} lalu mati syahid {atau menang} menang atas musuh {niscaya Kami akan menganugerahkan kepadanya} memberikan kepadanya {pahala yang agung


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

74. Dan di antara kasih Allah terhadap hamba-hambaNya adalah Allah tidak menghentikan rahmatNya dari mereka, dan tidak juga menutup pintu-pintunya dari mereka, akan tetapi barangsiapa yang memperoleh selain yang tidak patut, Allah akan memerintahkan kepadanya dan menyerunya untuk menutup kekurangannya dan menyempurnakan dirinya, karena itulah Allah memerintahkan mereka untuk ikhlas dan berperang di jalanNya, dan Allah berfirman, “Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah” ini adalah salah satu pendapat tentang ayat ini dan merupakan pendapat yang paling benar. Pendapat lain berkata bahwa makna ayat itu adalah agar kaum Mukminin yang sempurna iman mereka dan yang benar dalam keimanan mereka, berperang di jalan Allah, yaitu “orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat” yaitu mereka menjual dunia karena tidak suka padanya dengan akhirat karena suka padanya; sesungguhnya merekalah orang-orang yang ditujukan kepada mereka perkataan tersebut, karena mereka adalah orang-orang yang telah menyiapkan diri mereka dan meneguhkannya untuk memerangi musuh, karena mereka memiliki keimanan yang sempurna yang menuntut akan hal tersebut.
Adapun orang-orang yang merasa keberatan tersebut, tidaklah mereka dihiraukan, baik mereka ikut berjihad ataupun tinggal diam saja, maka hal ini akan sama seperti Firman Allah,
"Katakanlah: “Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). (sampai akhir ayat)" (Al-Isra:107-111) dan FirmanNya,
"Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya." (Al-An’am:89)
Pendapat lain mengatakan, sesungguhnya makna ayat itu adalah hendaklah seorang pejuang lagi mujahid berperang menghadapi kaum kafir, yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat. Maka atas dasar ini, “orang-orang yang” dalam posisi manshub sebagai maf’ul (obyek), “barangsiapa yang berperang di jalan Allah” yakni, bahwa perang itu adalah sebagai jihad yang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya, dan hamba tersebut ikhlas hanya untuk Allah dan tujuannya hanya Wajah Allah dalam jihadnya tersebut, “lalu gugur atau memperoleh kemenangan, maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar,” dengan bertambahnya keimanan dan agamanya, mendapatkan harta rampasan perang, pujian yang baik dan pahala orang-orang yang berjihad di jalan Allah, orang-orang yang Allah siapkan bagi mereka surga yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pula terbesit pada benak seorang manusia.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 71-74
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang mukmin untuk waspada terhadap musuh-musuh mereka. Ini mengharuskan mereka untuk selalu siap dengan mempersiapkan senjata dan peralatan, serta meningkatkan jumlah mereka untuk berkumpul di jalan Allah (berkelompok-kelompok) yaitu dalam kelompok demi kelompok, bagian demi bagian, dan pasukan demi pasukan untuk berperang di jalan Allah. Kata “Ats-Tsubaat” adalah bentuk jamak dari “Tsubah” (kelompok), yaitu satu kelompok saling berkumpul menjadi dua kelompok
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, tentang firman Allah (dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok) yaitu dalam kelompok-kelompok, yaitu dua pasukan yang bergerak secara terpisah, (atau majulah bersama-sama) yaitu kalian semua Demikian juga diriwayatkan dari Mujahid, ‘Ikrimah, As-Suddi, Qatadah, Adh-Dhahhak, ‘Atha' Al-Khurasani, Muqatil bin Hayyan, dan Hushaif Al-Jazari.
Firman Allah, (Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat). Mujahid dan lainnya berkata bahwa ayat ini diturunkan tentang orang-orang munafik.
Muqatil bin Hayyan berkata, (ada orang yang sangat berlambat-lambat) yaitu dia yang tidak mau jihad. Kemungkinan bahwa maknanya bahwa dia memperlambat diri sendiri dan memperlambat orang-orang untuk berjihad. Sebagaimana yang telah dilakukan Abdullah bin Ubay bin Salul, dimana dia terlambat dalam dalam berjihad dan menakut-nakuti manusia untuk keluar ikut berjihad. Ini merupakan pendapat Ibnu Juraij dan Ibnu Jarir. Oleh karena itu Allah berfirman seraya memberitahukan tentang orang munafik yang berkata ketika terlambat untuk berjihad (Maka jika kamu ditimpa musibah) yaitu terbunuh, mati syahid, dan keunggulan musuh atas kalian dimana Allah menempatkan hikmah di dalamnya (ia berkata: "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka) yaitu tidak hadir bersama mereka saat terjadi peperangan. Hal itu merujuk kepada nikmat Allah kepadany, namun dia tidak menyadari apa yang telah dia lewatkan berupa pahala dari kesabaran atau pahala syahit ketika terbunuh.
(Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah) yaitu pertolongan, kemenangan dan harta rampasan (tentulah dia mengatakan seolah-oleh belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia) yaitu seakan-akan dia dari golongan agama kalian (Wahai kiranya saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)) yaitu agar bisa ikut menembakkan panah bersama mereka sehingga aku mendapatkan bagian dari hal itu, Itu merupakan tujuan utamanya.
Kemudian Allah SWT berfirman, (Maka hendaklah dia berperang) yaitu orang mukmin yang maju (orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah) yaitu menukar agamanya dengan harga yang sedikit dari dunia. Hal itu tidak lain kecuali karena kekafiran dan tidak adanya keimanan mereka. Kemudian Allah SWT berfirman, (Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar) yaitu setiap orang yang berperang di jalan Allah, baik dia terbunuh atau menang dan mendapatkan harta rampasan. Maka di sisi Allah, dia mendapatkan pahala besar dan balasan yang melimpah, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih “Allah menjamin orang yang berjihad di jalanNya ketika dia mati, maka Allah akan memasukkannya ke surga atau jika dia kembali ke tempat tinggal yang dia tinggalkan dengan membawa pahala dan harta rampasan”.


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna Kata:
{سَبِيلِ اللهِ} sabiilillah: jalan yang ditempuh untuk meninggikan kalimat Allah dengan menyembah diri-Nya semata, dan tidaklah seorang muslim ditindas karena agamanya serta untuk berjuang demi agamanya.
{يَشْرُونَ} yasyruun: menjual, dalam hal ini kata membeli juga diartikan menjual.

Makna Ayat:
Setelah Allah memerintahkan para hamba-Nya untuk berjaga-jaga dengan menyiapkan diri untuk berperang, maka memerintahkan mereka berperang dan berfirman : {فَلْيُقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللهِ الَّذِينَ يَشْرُونَ الْحَيَاةَ الدّنْيَا بِالآخِرَةِ} “maka berperanglah di jalan Allah yang mana kalian menjual kehidupan dunia dengan akhirat.” yakni menjual dunia untuk kemenangan yang ada di akhirat dan merekalah orang-orang yang beriman secara hakiki. Mereka mempersembahkan harta dan nyawa mereka untuk mencari kemenangan di kampung akhirat. Memerangi orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak beriman kepada hari pertemuan dengan-Nya, setelah diserukan kepadanya agar beriman kepada Tuhannya dan bertaubat kepada-Nya. Kemudian Allah mengabarkan kepada mereka yang berperang sebagai pemenuhan perintah Allah dan gugur (syahid atau kalah dan menang) dalam kedua keadaan tadi, maka kelak Allah akan memberikannya pahala yang besar. Pahala berupa selamat dari api neraka dan masuk ke dalam surga. Ini adalah apa yang ditunjukkan oleh ayat yang ke 74.

Pelajaran dari ayat :
• Wajibnya perang di jalan Allah untuk menolong kaum muslimin yang lemah sebagai pertolongan untuk kebenaran dan menjelaskan kebatilan.
• Seorang yang beperang di jalan Allah adalah orang yang telah menjual duniannya menggantikannya dengan akhirat. Itulah sebaik-baiknya jual beli.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 74: Lantaran itu, hendaklah mereka yang menjual Akhirat dengan penghidupan dunia, berperang di jalan Allah, berperang di jalan Allah, lalu terbunuh atau menang, maka Kąmi akan beri kepadanya ganjaran yang besar.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni orang-orang mukmin yang mengutamakan kehidupan akhirat atas kehidupan dunia ini. Kepada merekalah ditujukan firman Allah ini, mereka telah menyiapkan diri mereka untuk berjihad melawan musuh karena keimanan yang sempurna dalam diri mereka yang menghendaki untuk melakukannya. Adapun orang-orang yang merasa berat untuk berjihad, maka tidak ada kepedulian terhadap mereka yang berjihad, baik mereka berangkat atau pun tidak. Hal ini sama seperti yang disebutkan dalam surat Al Israa' ayat 107, "Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud" atau yang disebutkan dalam surat Al An'aam ayat 89, "Jika orang-orang itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sama sekali tidak mengingkarinya."

Untuk meninggikan kalimat-Nya.

Baik dengan bertambah keimanannya, mendapatkan ghanimah, pujian yang indah dan pahala yang disiapkan Allah untuk para mujahid berupa surga.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 74

Setelah ayat-ayat yang lalu mengecam perilaku orang-orang munafik yang selalu berkelit bila diajak berperang, ayat-ayat berikut membangkitkan semangat untuk maju ke medan perang menghadapi musuh. Karena itu, hendaklah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya menjual dalam arti menukar dan mengorbankan kehidupan dunia yang mereka miliki untuk mendapatkan kebahagiaan pada kehidupan akhirat, dengan cara berperang di jalan Allah menegakkan keadilan dan kebenaran. Dan barang siapa di antara kalian yang ikut berperang di jalan Allah, lalu gugur menjadi syahid karena dikalahkan oleh musuh atau memperoleh kemenangan selamat dari gugur di medan perang, maka kelak akan kami berikan pahala dengan nikmat yang besar kepadanya demikian besar nilai di sisi Allah terhadap orang yang ikut berperang di jalan Allah. Tidak ada alasan untuk menghindar dari tugas tersebut. Oleh sebab itu, mengapa kamu tidak mau ikut dalam barisan berperang di jalan yang bertujuan utuk menegakkan agama Allah dan juga membela orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak, apakah itu orang tua, handai tolan, atau putra-putri kamu yang masih berada di mekah terjebak dalam pengawasan orang-orang musyrik. Mereka itulah yang selalu berdoa, ya tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri mekah ini, bukan karena tidak senang kepada mekah ini, tetapi karena orang-orang kafir yang menjadi penduduknya dan yang mengusai kota tersebut berlaku zalim kepada kami. Ya Allah yang maha pemurah lagi maha perkasa, berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah pula kami penolong dari sisi-Mu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penafsiran dari beragam ahli tafsir terhadap makna dan arti surat An-Nisa ayat 74 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk kita. Support syi'ar kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Paling Sering Dicari

Telaah banyak topik yang paling sering dicari, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 153, Luqman 14, Al-Insyirah 5-6, Al-Baqarah 185, Al-An’am, Al-Fajr. Termasuk Ar-Ra’d 11, Al-Balad, Al-‘Adiyat, Al-Maidah, Ali Imran 190-191, Juz al-Qur’an.

  1. Al-Baqarah 153
  2. Luqman 14
  3. Al-Insyirah 5-6
  4. Al-Baqarah 185
  5. Al-An’am
  6. Al-Fajr
  7. Ar-Ra’d 11
  8. Al-Balad
  9. Al-‘Adiyat
  10. Al-Maidah
  11. Ali Imran 190-191
  12. Juz al-Qur’an

Pencarian: surah yunus 40 41 latin, al kafirun 6, bacaan surat an nas, surat al hajj ayat 7 beserta artinya, al imran ayat 64

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: