Surat Ali ‘Imran Ayat 194
رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَ
Arab-Latin: Rabbanā wa ātinā mā wa'attanā 'alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah, innaka lā tukhliful-mī'ād
Artinya: Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji".
« Ali 'Imran 193 ✵ Ali 'Imran 195 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Terkait Dengan Surat Ali ‘Imran Ayat 194
Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 194 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah mendalam dari ayat ini. Didapati variasi penjelasan dari banyak pakar tafsir mengenai isi surat Ali ‘Imran ayat 194, sebagiannya sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Wahai tuahan kami, berikanlah kepada kami apa yang telah Enkau janjikan melalui lisan-lisan rasul-rasulMU berupa kemenangan, kekuasaan, taufik dan hidayah, dan janganlah Engkau permalukan kami dengan sebab dosa-dosa kami pada hari kiamat, karena sesungguhnya Engkau maha mulia, tidak mengingkari janji yang telah Engakau janjikan hal itu kepada hamba-hambaMu.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
194. Wahai Rabb kami, dan berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui lisan para rasul-Mu, yaitu petunjuk dan pertolongan-Mu di dunia ini. Dan janganlah Engkau permalukan kami di hari Kiamat dengan memasukkan kami ke dalam Neraka. Sesungguhnya Engkau -wahai Rabb kami- adalah Tuhan Yang Maha Pemurah dan Engkau tidak akan mengingkari janji-Mu.”
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
194. رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ (Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau)
Yakni yang dijanjikan lewat para Rasul adalah pahala yang Allah janjikan kepada orang-orang yang taat kepada-Nya.
وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ (Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat)
Yakni jangan buka aib kami sehingga menjadikan itu kehinaan bagi kami.
الْمِيعَادَ (janji)
Yakni perjanjian.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
194. Wahai tuhan Kami, berilah Kami sesuatu yang Engkau janjikan kepada kami melalui lisan rasulMu berupa rahmat dan karunia. Dan janganlah Engkau membongkar dosa-dosa kami pada hari kiamat sehingga kami menjadi rendah dan hina. Sesungguhnya Engkau tidak akan mengingkari janji yang telah Engkau janjikan kepada hamba-hambaMu, berupa ampunan bagi mereka yang berhak, dan kelembutan bagi orang yang berbuat buruk.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Ya Tuhan kami, anugerahilah kami} berilah kami {apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasulMu} melalui lisan rasul-rasulMu {dan janganlah Engkau hinakan kami} janganlah Engkau hinakan kami {pada hari Kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji.”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
194. Dan ketika merekam menyebutkan taufik Allah untuk mereka kepada keimanan dan tawashulnya mereka dengan hal itu kepada kesempurnaan nikmat,maka mereka memohon kepada Allah pahalaNyaatas hal tersebut dan agar Allah merealisasikan janjiNya kepada mereka yang di ucapkan melalui lisan RasulNya dengan keridhoan Allah dan syurgaNya di akhirat, karena sesungguhnya Allah tidaklah menyalahi janjinya.maka Allah memenuhi doa mereka dan menerima ibadah mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 190-194
Makna dari ayat ini adalah bahwa Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi) ini dalam tinggi dan luasnya langit, serta dalam rendah dan padatnya bumi, serta apa yang ada di antara keduanya, terdapat tanda-tanda yang bisa disaksikan lagi agung berupa planet-planet yang berputar dan tetap pada orbitnya, lautan, gunung-gunung, padang pasir, pepohonan, tumbuhan, tanaman, buah-buahan, hewan-hewan, mineral-mineral, serta manfaat-manfaat dengan beragam warna, aroma, rasa, dan keistimewaannya.
(dan silih bergantinya malam dan siang) yaitu pergantian antara malam dan siang dengan panjang dan pendek waktunya, terkadang ini lebih panjang dan itu lebih pendek, kemudian keduanya seimbang, kemudian bagian yang itu mengambil bagian yang ini sehingga bagian yang pendek waktunya menjadi panjang, dan bagian yang sebelumnya panjang menjadi pendek.. Semua ini adalah ketetapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal) akal yang sempurna dan cerdas, yang dapat memahami hakikat dalam kejadian alam ini dengan semua kejelasannya. Mereka tidak seperti orang-orang yang tuli dan bisu yang tidak berakal, orang-orang yang telah disebutkan oleh Allah tentang mereka: (Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya (105) Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain) (106)) (Surah Yusuf) Kemudian Allah SWT menggambaarkan orang-orang yang memiliki akal sehat, Lalu Dia berfirman: ((yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring) sebagaimana yang terdapat dalam hadits Imam Bukhari dari Imran bin Hushain, bahwa Rasulullah SAW bersabda “Shalatlah kamu dengan berdiri, jika tidak mampu maka shalatlah dengan duduk, dan jika tidak mampu maka shalatlah dengan berbaring” yaitu mereka tidak putus-putus mengingatNya dalam segalaa keadaan mereka dalam hati dan lisan mereka (dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi) mereka memahami apa yang ada di antara keduanya berupa ketentuan yang menunjukkan kepada keagungan, kekuasaan, pengetahuan, hikmah, pilihan, dan rahmat Allah yang Maha Pencipta.
Sungguh Allah SWT mencela orang yang tidak memperhatikan ciptaanNya yang menunjukkan kepada DzatNya, sifat-sifatNya, hukumNya, ketentuanNya, dan ayat-ayatNya. Allah SWT berfirman, (Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya (105) Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain) (106)) (Surah Yusuf) dan memuji hamba-hambaNya yang mukmin ((yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi) seraya berkata (Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia) yaitu Engkau tidak menciptaan semua ciptaan ini sia-sia, melainkan dengan kebenaran, agar engkau membalas orang-orang yang berbuat keburukan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan, dan membalas orang-orang yang berbuat kebaikan dengan kebaikan. Kemudian mereka mensucikanNya dari sesuatu yang sia-sia dan penciptaan sesuatu yang bathil, lalu mereka berkata (Maha Suci Engkau), yaitu dari menciptakan sesuatu yang ssia-sia (maka peliharalah kami dari siksa neraka), yaitu wahai Dzat yang menciptakan makhluk dengan benar dan adil, wahai Dzat yang terhindar dari kekurangan, aib dan kesia-siaan, peliharalah kami dari azab neraka dengan kekuasaan dan kekuatanMu, dan tetapkanlah kami untuk melakukan amal yang engkau ridhai, dan bantulah kami untuk tetap melakukan amal shalih yang engkau tunjukkan surga yang penuh kenikmatan kepada kami melalui amal itu yang akan membawa mereka ke surga kenikmatan, serta lindungilah kami dari siksaMu yang pedih. Kemudian mereka berkata, (Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia) yaitu engkau hinakan dia dan engkau tampakkan kehinaannya kepada semua penghuni seluruh alam (dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun) yaitu pada hari kiamat tidak ada satupun pelindung bagi mereka dariMu, dan tidak ada yang mampu menghindarkan mereka dari apa yang engkau kehendaki atas mereka (Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman) yaitu seorang penyeru yang mengajak kepada keimanan, dia adalah Rasulullah SAW ("Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman), yaitu beliau bersabda, berimanlah kepada Tuhan kalian, maka kami beriman, yaitu kami menjawab dan mengikutinya (Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami) yaitu dengan kami beriman dan mengikuti nabiMu (Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami) yaitu tutupilah dosa-dosa itu (dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami) yaitu kesalahan antata kami kepadaMu (dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbuat kebajikan) yaitu gabungkanlah kami dengan orang-orang shalih (Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami) dikatakan bahwa maknanya adalah atas keimanan kepada para rasulMu, dan dikatakan bahwa maknanya melalui lisan para rasulMu, dan ini yang lebih jelas
(Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat) yaitu di depan para makhluk (Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji) Yaitu bahwa pasti janji yang engkau beritahukan kepada para rasulMu itu pasti akan terjadi pada hari kiamat di hadapanMu.
Telah disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah membaca sepuluh ayat terakhir dari Surah Ali Imran ini ketika bangun pada malam hari untuk melaksanakan tahajud. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata: "Aku menginap di rumah bibiku Maimunah dan Rasulullah SAW berbicara dengan keluarganya sebentar, lalu tidur. Ketika sepertiga malam terakhir tiba, beliau bangun dan melihat ke langit seraya berkata: (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190)] sampai ayat-ayat selanjutnya. Kemudian beliau berwudhu, bersiwak, dan melaksanakan shalat sebanyak sebelas rakaat. Kemudian Bilal mengumandangkan adzan, lalu beliau melaksanakan shalat dua rakaat. Setelah itu, beliau keluar dan shalat subuh bersama orang-orang
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ali ‘Imran ayat 194: 194-195. "Hai Tuhan kami! berilah kepada kami apa yang Engkau telah janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul-Mu, dan janganlah Engkau hinakan kami di hari Kiamat, karena sesungguhnya Engkau tidak akan memungkiri perjanjian. Maka Tuhan mereka telah perkenankan "Bahwasanya Aku tidak akan siakan-siakan 'amalan orang yang beramal di antara Kami dari laki-laki atau, perempuan (karena) sebagian daripada kamu, (jadi) dari sebagian, Tetapi orang-orang yang berhijrah dari negeri-negerinya, dan disakiti dan dikeluarkan di jalan Ku, dan berperang, dan terbunuh itu, sesungguhnya Aku akan hilangkan kesalahan-kesalahan mereka dan sesungguhnya Aku akan masukkan mereka di surga-surga yang mengalir padanya sungai-sungai, sebagai ganjaran dari Allah, karena Allah itu, di sisiNya ada ganjaran yang baik.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Permintaan mereka agar diberikan janji Allah yang disampaikan oleh para rasul meskipun Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya adalah agar mereka digolongkan ke dalam orang-orang yang berhak menerimanya, karena mereka belum yakin termasuk orang-orang yang menerimanya, dan diulanginya kata "Ya Tuhan kami" berkali-kali menunjukkan sikap tadharru' (perendahan diri yang dalam) mereka.
Janji Allah kepada Rasul-Nya di antaranya adalah mendapatkan kemenangan di dunia dan mendapatkan keridaan Allah dan surga-Nya di akhirat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 194
Mereka pun berdoa lagi. Ya tuhan kami yang mahabijaksana! kami memohon kepada-Mu, berilah kami karunia sebagaimana apa yang telah engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu berupa pahala, ampunan, dan berada di dekat-Mu di surga yang penuh kenikmatan. Dan janganlah engkau hinakan kami pada hari kiamat di hadapan semua saksi pada hari berkumpulnya seluruh umat manusia dari setiap generasi. Sungguh, engkau tidak pernah mengingkari janji. Tidak ada ucapan yang lebih baik daripada ucapan-Mu. Kami menunggu apa yang telah engkau janjikan dan kabarkan, sebagaimana yang telah engkau sebutkan dalam kitab suci-Mu yang diturunkan melalui utusan-Mu setelah mereka (ulul albab) memanjatkan pujian dan doa kepada Allah dengan tulus dan penuh harapan, maka tuhan mereka memperkenankan permohonannya dan mewujudkan harapannya dengan berfirman, sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal perbuatan atau usaha orang yang beramal serta pahala orang-orang yang berbuat kebajikan di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan. Keduanya memperoleh imbalan yang sama; tidak ada perbedaan antara keduanya, karena sebagian kamu adalah keturunan dari sebagian yang lain, sehingga kalian adalah bersaudara. Karenanya tidak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya di sisi Allah (lihat surah an-nahl/16: 97). Maka orang yang berhijrah meninggalkan negeri, keluarga, dan harta kekayaan mereka, yang karena mempertahankan keimanannya mereka diusir dari kampung halamannya, dan mereka yang disakiti lantaran berjuang pada jalan-ku, mereka yang berperang atau berjuang dan yang terbunuh dalam perjuangan membela agamaku pasti akan aku hapus atau ampuni kesalahan mereka dan pasti aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungaisungai. Ampunan serta kenikmatan-kenikmatan yang mereka peroleh adalah sebagai pahala atau imbalan dari Allah yang maha pemurah. Dan di sisi Allah ada pahala yang baik yang menyenangkan serta anugerah yang teragung.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beragam penjelasan dari kalangan mufassir berkaitan kandungan dan arti surat Ali ‘Imran ayat 194 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi kita. Bantu dakwah kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.