Surat Al-Lail Ayat 19

وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَىٰٓ

Arab-Latin: Wa mā li`aḥadin 'indahụ min ni'matin tujzā

Artinya: Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,

« Al-Lail 18Al-Lail 20 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Tentang Surat Al-Lail Ayat 19

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Lail Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir menarik dari ayat ini. Ditemukan beragam penafsiran dari para ulama berkaitan isi surat Al-Lail ayat 19, sebagiannya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

17-21. Akan dijauhkan dari neraka orang yang sangat bertakwa, Yang memberikan hartanya karena dia mengharapkan kebaikan. Infaknya bukan dalam rangka membalas kebaikan orang yang telah memberikan kebaikan kepadanya, Akan tetapi dia hanya mencari wajah tuhannya yang maha tinggi dan ridha NYA, Dan Allah akan memberinya apa yang membuatnya ridha di surga.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

19. Padahal tidaklah ia menafkahkan apa yang telah dinafkahkan dari hartanya itu untuk membalas kenikmatan yang pernah orang lain berikan kepadanya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

19. وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَىٰٓ (padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya)
Yakni dia tidak berinfak dengan hartanya agar dibalas oleh orang lain.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

19. Dan tidak ada satu orang pun yang diketahui imbalan dan penghargaan yang diterimanya


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Tidak ada suatu nikmat pun yang diberikan seseorang kepadanya yang dibalas} dibayar


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

17-21. “Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,” dengan niat membersihkan diri dan menyucikannya dari berbagai dosa dan kotoran dengan niat karena Allah.
Ayat ini menunjukkan, bahwa bila infak sunnah diiringi dengan meninggalkan nafkah wajib seperti membayar hutang dan tidak menunaikan nafkah wajib, hal itu tidaklah disyariatkan. Bahkan menurut kebanyakan ulama, pemberian orang yang bersangkutan tertolak, karena ia membersihkan diri dengan perbuatan yang dianjurkan sementara perbuatan itu membuatnya tidak menunaikan kewajiban. “Dan tidak ada seseorang pun yang memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,” yakni tidak seorang pun yang memiliki suatu nikmat yang menjadi tanggungan orang yang paling bertakwa tersebut melainkan dia pasti membalasnya. Dan bisa saja tersisa suatu karunia dan nikmat yang ditanggung orang lain, namun ia memurnikan diri menjadi hamba Allah, karena hanya Dia semata yang amat lembut kebaikanNya. Lain halnya orang yang masih punya tanggungan pada sesama namun tidak membalasnya, ia pasti membiarkan untuk sesama dan melakukan sesuatu yang bisa mengurangi keikhlasan.
Ayat ini meski mencakup Abu Bakar ash-Shiddiq bahkan ada yang menyatakan ayat ini turun disebabkan Abu Bakar, karena tidak seorang pun yang memiliki hak tanggungan nikmat atas Abu Bakar melainkan pasti dibalas, hingga Rasulullah sekali pun, hanya saja nikmat yang diberikan Rasulullah tidak mungkin bisa dibalas, yaitu nikmat dakwah menuju Agama Islam dan mengajarkan petunjuk serta agama kebenaran, Allah dan RasulNya memiliki karunia pada setiap orang yang tidak mungkin bisa dibalas, namun demikian, ayat ini mencakup setiap orang yang memiliki sifat mulia ini, sehingga tidaklah tersisa suatu nikmat pun yang menjadi tanggungan seseorang melainkan pasti dibalas dan amalnya tetap ikhlas karena Allah semata. Karena itu Allah berfirman, “Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Rabbnya Yang Mahatinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.” Inilah orang yang paling bertakwa karena berbagai macam karamah dan pahala yang diberikan oleh Allah padanya.
Dan segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 12-21
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk (12)) yaitu Kami menjelaskan yang halal dan yang haram. Selain Qatadah berkata bahwa barang siapa yang menempuh petunjuk, maka dia akan sampai kepada Allah. Dia menjadikannya sebagaimana firmanNya SWT: (Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus) (Surah An-Nahl: 9) Hal ini diriwayatkan Ibnu Jarir.
Firman Allah SWT: (dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia (13)) yaitu semuanya adalah milik Kami, dan Akulah yang mengatur keduanya.
Firman Allah SWT: (Maka Kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala (14)) Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah bergejolak.
Firman Allah SWT: (Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka (15)) yaitu tidak ada yang dijerumuskan ke dalamnya sehingga diliputi api neraka dari segala penjuru kecuali hanya orang yang paling celaka. Kemudian menjelaskannya, jadi Allah berfirman: (yang mendustakan) yaitu, dengan hatinya (dan berpaling) yaitu semua anggota tubuhnya tidak mau mengamalkannya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Semua umatku akan masuk surga pada hari kiamat, kecuali orang yang membangkang” Mereka bertanya,"Siapakah orang yang membangkang itu, wahai Rasulullah SAW?" Maka beliau SAW menjawab: “Barang siapa yang taat kepadaku, maka masuk surga; dan barangsiapa durhaka kepadaku, maka dia membangkang”
Firman Allah SWT: (Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu (17)) yaitu akan dijauhkan dari neraka orang yang bertakwa dan orang yang paling bertakwa, kemudian dijelaskan dengan firmanNya: ((yaitu) yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya (18)) yaitu membelanjakan hartanya untuk ketaatan kepada Tuhannya, untuk mensucikan diri, harta dan segala sesuatu yang dikaruniakan Allah kepadanya berupa agama dan dunia (padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya (19)) yaitu, bukan untuk membalas hartanya yang pernah diberikan orang lain kepadanya, melainkan dia mengeluarkannya hanya (tetapi semata-mata karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi (20)) yaitu hanya semata-mata karena mengharapkan untuk dapat melihat Allah di akhirat di dalam taman-taman surga. Lalu Allah SWT berfirman: (Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan (21)) yaitu orang yang disifati dengan sifat-sifat ini akan diridhai.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Padahal dia menginfakkan hartanya bukan karena berbalas budi kepada siapa yang telah berbuat baik kepadanya, melainkan hanya untuk meraih ridho dari Allah ﷻ , dia mengurangi beban ekonomi orang lain dengan harta yang ia miliki, bahkan boleh jadi dia tidak mengenal kepada siapa dia menginfakkan harta itu, akan tetapi dengan ikhlas ia melakukan hal itu.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

Kemudian Allah berfirman: وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَى " padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya," Maksudnya: Bahwa ia tidak memberikan sedekah karena memberi balasan kepada orang yang telah memberi sebelumnya, maka tidak ada seorang pun yang punya kelebihan sehingga ia memberi karena membalas budi, tetapi ia memberi karena mengharapkan wajah Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Lail ayat 19: Kemudian Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang bertakwa yang menginfaqkan hartanya untuk kebaikan, yang tidaklah mereka orang-orang faqir dan miskin yang belum memiliki kenikmatan, sampai datanglah mereka (orang-orang mukmin) memberi kecukupan baginya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ia telah membalas jasa orang yang telah berbuat baik kepadanya, sehingga infak yang dilakukannya adalah semata-mata ikhlas karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Menurut sebagian mufassir, ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq ketika ia membeli Bilal yang sedang disiksa karena beriman, lalu ia (Abu Bakar) memerdekakannya, maka orang-orang kafir berkata, “Sesungguhnya ia (Abu Bakar) melakukan hal itu adalah karena Bilal pernah berjasa kepadanya.” Maka turunlah ayat ini. Namun demikian, ayat ini berlaku kepada siapa saja, yakni siapa saja yang mengerjakan amalan seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu, maka dia akan dijauhkan dari neraka dan akan diberi pahala sebagaimana Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallahu 'anhu.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Lail Ayat 19

Dan tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat atau jasa padanya yang harus dibalasnya. Dia tidak berinfak hanya karena hendak membalas budi baik orang lain kepadanya, melainkan berinfak dengan tulus dan ikhlas. 20. Dia tidak berinfak demi manusia, tetapi berinfak semata karena mencari keridaan tuhannya yang mahatinggi. Allah sangat senang kepada orang yang tulus dan ikhlas dalam berinfak maupun ibadah lainnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah bermacam penafsiran dari kalangan pakar tafsir mengenai makna dan arti surat Al-Lail ayat 19 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita. Dukunglah kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Cukup Banyak Dikunjungi

Kaji ratusan topik yang cukup banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Yunus 40-41, Al-Ma’idah 2, Al-Mujadalah 11, Al-Isra 23, An-Nur 2, Asy-Syams. Juga Az-Zalzalah, Al-Hujurat 12, Al-Baqarah 286, At-Takatsur, Al-Baqarah 83, Ali Imran.

  1. Yunus 40-41
  2. Al-Ma’idah 2
  3. Al-Mujadalah 11
  4. Al-Isra 23
  5. An-Nur 2
  6. Asy-Syams
  7. Az-Zalzalah
  8. Al-Hujurat 12
  9. Al-Baqarah 286
  10. At-Takatsur
  11. Al-Baqarah 83
  12. Ali Imran

Pencarian: surah al kahfi latin 1-10, al baqarah ayat 286 dan artinya, surat ababil, al baqarah 22, hal jazaa ul ihsan illal ihsan

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.