Surat Al-Fajr Ayat 19
وَتَأْكُلُونَ ٱلتُّرَاثَ أَكْلًا لَّمًّا
Arab-Latin: Wa ta`kulụnat-turāṡa aklal lammā
Artinya: Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil),
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Fajr Ayat 19
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Fajr Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam kandungan mendalam dari ayat ini. Diketemukan bermacam penafsiran dari berbagai ulama tafsir terkait isi surat Al-Fajr ayat 19, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
17-20. Perkaranya tidak sebagaimana yang diduga oleh manusia ini,sebaliknya pemuliaan allah adalah berdasarkan ketaatan kepadaNYA,dan perendahan adalah berdasarkan kemaksiatan kepadaNYA,sementara kalian tidak memuliakan anak yatim yang bapaknya wafat saat dia masih kecil, kalian tidak memperlakukannya dengan baik, Sebagian dari kalian tidak mendorong sebagian lainnya untuk memberi makan orang yang membutuhkan yang tidak memiliki apa yang mencukupinya dalam menutup hajatnya, Kalian makan hak orang lain dalam warisan dengan rakus, Dan kalian mencintai harta secara berlebihan.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
19-20. Orang-orang musyrik itu telah terbiasa merampas hak anak-anak yatim dan orang-orang miskin, mereka mengambilnya secara paksa. Orang-orang zalim itu telah sungguh sangat mencintai harta.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
19. Dan kalian memakan hak-hak orang yang lemah dari kalangan wanita dan anak-anak yatim dengan semaunya tanpa mempertimbangkan kehalalannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
19. وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ (dan kamu memakan harta pusaka)
Yakni harta anak yatim, wanita, dan orang-orang lemah.
أَكْلًا لَّمًّا(dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil))
Yakni dengan serakah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
19. Kalian memakan harta warisan dengan sangat rakus. Kalian makan semuanya baik yang halal maupun yang haram, seperti mengambil hak para perempuan dan anak-anak. “Al-Lamam” artinya adalah campuran segala sesuatu yang (seharusnya) terpisah
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dan kalian memakan harta warisan} harta warisan {dengan cara mencampur baurkan} berlebihan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
15-20. Allah mengabarkan tabiat manusia dari segi manusia itu sendiri. Manusia adalah sosok bodoh, zhalim, yang tidak mengetahui resiko berbagai hal. Ia mengira kondisi yang ada padanya akan terus berlanjut dan tidak akan hilang dan mengira bahwa kemuliaan serta kenikmatan Allah yang diberikan di dunia menunjukkan kemuliaannya di sisi Allah,dan ia mengira bila “rizkinya” disempitkan hingga makanannya hanya pas-pasan (tidak lebih), hal itu dikira sebagai penghinaan Allah terhadapnya. Allah menolak dugaan ini seraya berfirman, “sekali-kali tidak (demikian),” yakni tidak semua orang yang Aku beri kenikmatan di dunia adalah orang mulia di sisiKu dan tidak berarti orang yang rizkinya Aku sempitkan adalah orang hina di sisiKu. Kekayaan, kemiskinan, kelapangan, dan kesempitan hanyalah ujian dari Allah pada para manusia, agar Allah mengetahui siapakah yang bersyukur dan bersabar, sehingga Allah bisa memberikan balasan besar atas kesyukuran dan kesabaran itu, sedangkan yang tidak mau bersyukur dan bersabar, akan ditimpakan padanya siksaan yang mengerikan.
Di samping itu, ketergantungan harapan seseorang pada keinginannya semata merupakan salah satu tanda lemahnya cita-cita. Karena itu Allah mencela mereka karena tidak memperhatikan kondisi orang lain yang memerlukan bantuan seraya berfirman, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim,” yang kehilangan ayah dan orang yang mencarikan rizki baginya yang memerlukan pelipur lara dan perlakuan baik. Kalian justru tidak memuliakannya, tapi malah menghinanya. Ini menunjukkan tidak adanya rasa kasih sayang dalam hati kalian dan tidak adanya keinginan dalam kebajikan.
“Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,” yakni kalian tidak saling mengajak satu sama lain untuk memberi makan orang-orang yang memerlukan dari kalangan fakir miskin. Hal itu dikarenakan ketamakan terhadap dunia dan rasa cinta yang amat bersarang di hati. Karena itu Allah berfirman, “Dan kamu memakan harta pusaka,” yaitu harta yang ditinggalkan “dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil),” yakni dengan segala ketamakan dan tidak menyisakan yang tidak halal sekalipun. Karena itu Allah berfirman, “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan,” yakni dengan sangat. Hal ini senada dengan firman-Nya : “Sesungguhnya kalian (wahai manusia), mementingkan perhiasan dunia atas kenikmatan akhirat. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Alam akhirat dengan segala kenikmatan abadi yang ada padanya adalah lebih baik dan lebih kekal daripada dunia.” (qs. Al-A’la:16-17) dan firman-Nya : “Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat” (QS. Al-Qiyamah : 20-21)
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 15-20
Allah SWT berfirman seraya mengingkari manusia yang apabila Allah meluaskan baginya dalam rezeki untuk mengujinya melalui rezeki itu, maka dia meyakini bahwa hal itu merupakan kemuliaan dari Allah SWT untuknya. melainkan hal itu merupakan ujian dan cobaan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (55) (berarti bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar (56)) (Surah Al-Mu’minun) Demikian pula sebaliknya Allah mengujinya dengan kesempitan rezeki, dia mengira bahwa hal itu merupakan penghinaan dari Allah SWT kepadanya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sekali-kali tidak (demikian)) yaitu sebenarnya tidak seperti yang dia duga baik dalam keadaan mendapat ini maupun keadaan itu; karena sesungguhnya Allah memberikan harta kepada siapa saja yang Dia sukai dan orang yang tidak Dia sukai, dan Dia menyempitkan rezeki terhadap orang yang Dia sukai dan orang yang tidak Dia sukai. Dan sesungguhnya pokok permasalahan dalam hal ini bergantung kepada ketaatannya kepada Allah SWT dalam dua keadaan itu. Apabila dia kaya, hendaknya dia bersyukur kepada Allah atas hal itu; dan apabila fakir, maka hendaknya dia bersabar.
Firman Allah SWT: (Sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim) yaitu di dalamnya terdapat makna perintah untuk memuliakan anak yatim,
(dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin (18)) yaitu mereka tidak memerintahkan orang lain untuk memberi santunan kepada orang-orang fakir dan miskin dan sebagian dari mereka tidak menganjurkan hal ini kepada sebagian yang lainnya (dan kamu memakan harta pusaka) yaitu warisan (dengan cara mencampur-adukan (yang halal dan yang haram)) yaitu dari arah mana dia menghasilkannya untuk mereka, baik halal maupun haram (dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan (20)) yaitu yang banyak, sebagian ulama menambahkan bahwa itu adalah yang berlebihan
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
وَتَأْكُلُونَ التُّرَاثَ أَكْلًا لَمًّا " dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil)" At-Turats: adalah harta yang Allah wariskan (berikan) kepada seorang hamba, baik itu diwariskan dari orang meninggal, atau dari jual beli atau dari bekerja, atau keluar dari rumah mengais rejeki denga mencari rerumputan dan kayu bakar atau yang lainnya. Warisan adalah yang diwariskan oleh manusia atau yang Allah wariskan kepada seorang insan berupa harta, Anak-anak adam memakannya dengan berlebihan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Fajr ayat 19: 17-20. Ketahuilah oleh kalian bahwa urusannya tidaklah sebagaimana diyakini ia yang diuji (diuji dengan kemuliaan oleh Allah dan kemudian direndahkan); Akan tetapi kalian telah berbuat keburukan, dan kalian tidak memuliakan yatim, dan tidak menganjurkan sebagian dari kalian atas sebagian yang lain untuk memberi makan orang-orang miskin dan memperbaiki kondisi mereka. Kalian memakan harta anak-anak yatim dan perempuan-perempuan lemah yang ditinggalkan ia dalam kondisi kalian makan dengan makanan yang sangat banyak; (Padahal) kalian memiliki keberuntungan yang diberikan oleh Allah yang tidak dimiliki selain kalian. Kalian juga bersemangat mengumpulkan harta dengan sangat, seolah-olah kalian akan kekal (di dunia).
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Tidak menyisakan sedikit pun darinya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Fajr Ayat 19
Kamu tidak berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin, sedangkan kamu justru memakan harta warisan dengan cara mencampur baurkan yang halal dengan yang haram. Harta warisan adalah hak ahli waris tertentu. Merampas harta warisan yang menjadi hak orang lain adalah perbuatan zalim. 20. Dan tidak hanya itu, kamu juga mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan. Kecintaan berlebih seseorang terhadap harta menjadikan motivasi hidupnya semata untuk mengumpul'kan harta, tidak peduli halal atau haram. Di sisi lain, dia akan menjadi kikir dan tidak mau peduli kepada sesama. Perilaku ini akan menjerumuskannya ke neraka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beraneka penjelasan dari beragam pakar tafsir berkaitan isi dan arti surat Al-Fajr ayat 19 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita bersama. Dukung kemajuan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.