Surat Al-Fajr Ayat 14
ุฅูููู ุฑูุจูููู ููุจููฑููู ูุฑูุตูุงุฏู
Arab-Latin: Inna rabbaka labil-mirแนฃฤd
Artinya: Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.
ยซ Al-Fajr 13 โต Al-Fajr 15 ยป
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Berkaitan Dengan Surat Al-Fajr Ayat 14
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Fajr Ayat 14 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah penting dari ayat ini. Didapatkan aneka ragam penjabaran dari kalangan pakar tafsir terkait kandungan surat Al-Fajr ayat 14, sebagiannya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
11-14. Orang-orang yang berkuasa dan berbuat zhalim di negeri negeri Allah, Lalu mereka memperbanyak kerusakan karena kezhaliman mereka, Maka tuhanmu menuangkan azab yang berat kepada mereka. Sesungguhnya tuhanmu (wahai rasul), selalu mengawasi siapa yang mendurhakaiNYa, memberinya tempo sesaat kemudian menyiksanya dengan siksaan dzat yang maha perkasa lagi mahakuasa.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
14. Tidak ada amalan orang-orang zalim yang suka berbuat kerusakan itu yang dapat terlewat dari pengetahuan Allah, Dia akan menimpakan azab atas mereka, Dia adalah Tuhanmu hai Muhammad, Dia Maha Kuasa untuk mengazab orang-orang yang mendustakanmu, Maha Kuasa dalam mengawasi amalan setiap orang zalim untuk membalasnya atas kezaliman itu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
14. Sesungguhnya Rabbmu -wahai Rasul- benar-benar memantau dan mengawasi amal perbuatan manusia, untuk memberi balasan bagi yang berbuat baik dengan Surga dan yang berbuat buruk dengan Neraka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
14. ุฅูููู ุฑูุจูููู ููุจูุงููู
ูุฑูุตูุงุฏู (sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi)
Yakni yang mengawasi segala amalan manusia agar Dia membalas kebaikan bagi orang bagi dan keburukan bagi orang jahat. Al-Hasan berkata: Allah mengawasi seluruh hamba-Nya, tidak ada yang terlewat dari-Nya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
14. Sesungguhnya, Tuhanmu itu wahai Rasul, Maha Mengawasi dan Maha Melihat segala perbuatan hamba-Nya. Maka Dia akan memberi balasan baik perbuatan baik atau buruk
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimurajaโah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-โAwaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi} benar-benar mengawasi amal anak cucu Adam, agar Dia membalasnya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
6-14. Allah berfirman, โApakah kamu tidak memperhatikan,โ dengan hati dan pandanganmu, โbagaimana Rabbmu berbuatโ terhadap umat-umat yang melampaui batas itu, kaum โAd, โ(yaitu) penduduk Iram,โ kabilah terkenal di Yaman, angkuh, dan sombong, โyang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,โ yakni di seluruh negeri-negeri lain dari segi kekuatan dan kekokohan. Sebagaimana dikatakan kepada mereka oelah nabi mereka Hud alaihi salam โDan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Aโrof :68)
โDan kaum tsamud yang memotong batu-batu yang besar di lembah,โ yakni di lembah negeri. Dengan kekuatan, mereka memahat batu-batu besar dan dijadikan sebagai tempat tinggal.
โDan kaum Firโaun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak),โ yakni yang memiliki tentara yang mengokohkan kekuasaannya seperti halnya pasak yang memperkokoh dan apa pun yang dipertahankan. โYang berbuat sewenang-wenang dalam negerinya.โ Sifat ini kembali pada kaum โAd, Tsamud, Firโaun, dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka. Mereka berlaku melampaui batas di atas bumi Allah dan menyiksa hamba-hamba Allah dalam agama dan dunia mereka. Karena itu Allah berfirman, โLalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu,โ yaitu dengan melakukan kekufuran dan berbagai cabangnya dari berbagai jenis kemaksiatan, serta berusaha memerangi para Rasul dan menghalangi manusia dari jalan Allah.
Ketika mereka telah mencapai puncak pembangkangan yang mengharuskan mereka binasa, Allah menimpakan siksa dan mengirimkan cambuk siksaNya. โSesungguhnya Rabbmu benar-benar mengawasi,โ bagi siapa pun yang mendurhakaiNya. Allah sedikit memberinya tangguhan, dan setelah itu akan menyiksanya dengan siksaan Dzat yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-14
Adapun โAl-Fajrโ merupakan adalah suatu hal yang telah diketahui, pendapatan itu dikatakan Ibnu Abbas,
Dikatakan bahwa, makna yang dimaksud adalah seluruh siang hari; ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas.
Adapun sepuluh malam, makna yang dimaksud adalah sepuluh Dzulhijjah, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, dan beberapa ulamaโ dari kalangan ulama salaf dan ulama kemudian.
Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama dari bulan Muharram. Pendapat itu dikatakan Abu Ja'far Ibnu Jarir, tetapi tidak menisbatkannya kepada siapa pun.
Pendapat yang benar adalah yang pertama.
Firman Allah SWT: (dan yang genap dan yang ganjil (3)) yang dimaksud dengan โal-watrโ adalah hari 'Arafah karena itu pada tanggal sembilan, dan yang dimaksud dengan โasy-syaf'uโ adalah hari raya kurban karena itu pada tanggal sepuluh. Pendapat itu dikatakan Ibnu Abbas
Hasan Al-Bashri dan Zaid bin Aslam berkata bahwa semua makhluk adalah genap dan ganjil; Allah SWT bersumpah dengan menyebut makhlukNya. Pendapat ini merupakan riwayat dari Mujahid.
Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (dan yang genap dan yang ganjil (3)) Segala sesuatu yang diciptakan Allah disebut genap yaitu langit dan bumi, daratan dan lautan, jin dan manusia, matahari dan bulan.
Qatadah meriwayatkan dari Al-Hasan tentang firmanNya: (dan yang genap dan yang ganjil) yaitu bilangan itu ada yang genap dan yang ganjil.
Abu Al-โAliyah, Ar-Rabi' bin Anas, dan selain keduanya berkata bahwa shalat itu ada yang rakaatnya genap, seperti empat rakaat dan dua rakaat, dan ada juga yang ganjil, seperti shalat magrib yang tiga rakaat yang dibilang shalat witir di siang hari. Demikian pula shalat witir yang dilakukan di akhir tahajud malam hari.
Ibnu Jarir tidak memutuskan dengan tegas di antara pendapat-pendapat itu tentang genap dan ganjil ini.
Firman Allah SWT: (dan malam bila berlalu (4))
Mujahid, Abu Al-โAliyah, dan Qatadah meriwayatkan dari Zaid bin Aslam dan Ibnu Zaid tentang firmanNya: (dan malam bila berlalu (4)) yaitu ketika berjalan. Bisa ditafsirkan bahwa makna yang dimaksud dengan berjalan adalah tiba. Bisa dikatakan bahwa ini lebih sesuai, mengingat ia menjadi lawan kata dari firmanNya: (Demi fajar (1)) Karena sesungguhnya makna fajar adalah datangnya siang hari dan berlalunya malam hari. Maka apabila firman Allah SWT: (dan malam bila tiba (4)) ditafsirkan dengan,โdatangnya malam hari', dan perginya siang hari dan sebaliknya. Sebagaimana firmanNya: (demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya (17) dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18)) (Surah At-Takwir)
Firman Allah SWT: (Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal (5)) yaitu, bagi orang yang mempunyai akal dan pemikiran. Sesungguhnya akal dinamakan hijr karena mencegah manusia dari melakukan perbuatan dan mengeluarkan ucapan yang tidak layak baginya. Sumpah ini yang menyebutkan waktu-waktu ibadah dan ibadah itu sendiri, seperti haji, shalat, dan lainnya, termasuk berbagai jenis dari amal untuk mendekatkan diri yang dijadikan sarana oleh hamba-hambaNya yang bertakwa, takut, dan tunduk kepadaNya untuk lnendekatkan diri mereka kepada DzatNya yang Maha Mulia. Setelah menyebutkan ibadah dan ketaatan mereka, Allah berfirman setelahnya: (Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad? (6)) Mereka adalah orang-orang yang membangkang, angkara murka, sewenang-wenang, enggan taat kepadaNya, mendustakan para rasulNya dan mengingkari kitab-kitabNya. Maka Allah SWT menyebutkan bagaimana Dia membinasakan dan menghancurkan mereka serta menjadikan mereka sebagai pelajaran dan kisah-kisah umat yang durhaka. Jadi Allah SWT berfirman: (Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Ad? (6) (Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi (7)) Mereka adalah kaum 'Ad pertama, yaitu keturunan dari 'Ad bin Iram bin ' Aush bin Sam bin Nuh. Pendapat itu dikatakan Ibnu Ishaq. Mereka adalah orang-orang yang telah diutus kepada mereka rasulNya, yaitu nabi Hud, lalu mereka mendustakan dan menentangnya. Maka Allah menyelamatkannya dari mereka beserta orang-orang yang beriman bersamanya dari mereka, dan Allah membinasakan mereka (engan angin topan yang sangat dingin (6) Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum 'ฤd pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk) (7) Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (8)) (Surah Al-Haqqah) Allah SWT telah menyebutkan kisah mereka dalam Al-Qur'an bukan hanya pada satu tempat agar dijadikan pelajaran bagi orang-orang mukmin kehancuran yang telah menimpa mereka. Firman Allah SWT: ((yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi) (7)) sebagai 'athaf bayan untuk menambahkan keterangan tentang identitas mereka.
FirmanNya SWT: (yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi) karena mereka tinggal di kemah-kemah yang terbuat dari bulu yang kemudian ditegakkan dengan tiang-tiang yang kuat. Mereka terkenal sangat kuat di masanya dan paling besar tubuhnya. Oleh karena itu rasul mereka mengingatkan mereka atas nikmat tersebut dan memberi petunjuk kepada mereka agar nikmat itu dijadikan sebagai sarana bagi mereka untuk taat kepada Tuhan mereka yang telah menciptakan mereka (Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan) (Surah Al-A'raf: 69) dan (Adapun kaum 'Ad, maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, "Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami?โ Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka?) (Surah Fushshilat: 15) Allah berfirman di sini: (yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain (8)) yaitu belum pernah ada suatu kabilah yang diciptakan seperti mereka di negeri mereka, karena kekuatan, kedahsyatan, dan perawakan mereka besar-besar.
Qatadah bin Di'amah dan As-Suddi berkata bahwa sesungguhnya Iram adalah ibu kota kerajaan kaum 'Ad. Ini merupakan pendapat yang baik dan kuat.
Mujahid dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi) Mereka adalah penduduk yang bepindah-pindah dan tidak pernah menetap.
Firman Allah SWT: (yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain (8)) Ibnu Zaid merujukkan dhamir kepada โAl-'imadโ karena ketinggiannya, dan dia berkata bahwa mereka telah membangun bangunan-bangunan yang tinggi di atas bukit-bukit pasir, yang belum pernah dibangun seperti itu di negeri-negeri lain. Adapun Qatadah dan Ibnu Jarir merujukkan dhamir itu kepada kabilah. yaitu belum pernah ada suatu kabilah pun yang diciptakan seperti mereka di banyak negeri, yaitu di masa mereka. Pendapat inilah yang benar, sedangkan pendapat Ibnu Zaid dan orang-orang yang mengikutinya lemah, karena seandainya makna yang dimaksud adalah demikian, maka bunyinya โlam yu'mal mi'tsluha fil bilad. dan sesungguhnya Allah berfirman: (yang belum pernah diciptakan (suatu kabilah pun) seperti mereka di negeri-negeri lain)
Saya berkata, pendapat apa pun itu, baik yang sebagai bangunan-bangunan tinggi yang mereka bangun, atau menganggapnya sebagai tiang-tiang rumah mereka di daerah pedalaman, atau senjata yang mereka pakai untuk berperang atau ketinggian seseorang dari mereka. Semuanya itu menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu umat yang disebutkan dalam Al-Qur'an bukan hanya pada satu tempat saja yang penyebutannya diiringi dengan kaum Tsamud, sebagaimana di sini; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Pendapat Ibnu Jarir yang mengatakan bahwa firman Allah SWT: ((yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi (7)) dapat ditafsirkan sebagai nama suatu kabilah atau suatu negeri yang dihuni oleh kaum โAd yang karenanya kata Iram tidak ditashrif. Pendapat ini masih perlu ditinjau, karena makna yang dimaksud adalah konteks cerita hanya memberitahukan tentang kabilah. Oleh karena itu Allah SWT berfirman setelahnya: (dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah (9)) yaitu mereka memotong batu-batu yang ada di lembah.
Ibnu 'Abbas berkata bahwa mereka mengukir dan melubanginya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Qatadah. Adh-Dhahhak, dan Ibnu Zaid. Termasuk dalam hal ini jika dikatakan โmujtaba an-nimarโ jika mereka melubanginya. Dan dikatakan โijtaba ats-tsaubaโ jika seseorang membukanya, oleh karena itulah disebut al-jaib juga. Allah SWT berfirman: (Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin (149)) (Surah Asy-Syu'araโ)
Firman Allah SWT: (dan kaum Firโaun yang mempunyai pasak-pasak (10)) โAl-autadโ adalah tentara mendukung dan menguatkan perkaranya. Dikatakan bahwa Firaun jika mengikat kedua tangan dan kedua kaki mereka pada pasak-pasak besi, lalu digantungkan dengannya. Demikian juga dikatakan Mujahid, bahwa manusia diikat pada pasak-pasak besi
Firman Allah SWT: (Yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri (11) lain mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu (12)) yaitu mereka berbuat angkara murka, angkuh, dan senang menebarkan kerusakan di bumi dan menyakiti orang lain (karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab (13)) yaitu Allah menurunkan kepada mereka azab dari langit dan hukuman yang tidak ada seorangpun dapat menolaknya dari kaum yang durhaka.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi (14)) Ibnu Abbas berkata bahwa makna yang dimaksud adalah mendengar dan melihat, yaitu mengawasi apa yang mereka kerjakan dan Dia akan membalas masing-masing, baik di dunia maupun di akhirat. Dan kelak Dia akan menampakkan semua makhluk di hadapanNya, lau dia memutuskan hukumNya terhadap mereka dengan adil, dan memberikan pembalasan kepada masing-masing sesuai dengan apa yang berhak baginya. Dia Maha Suci dari perbuatan aniaya dan melampaui batas.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Sesungguhnya tuhanmu benar-benar mengawasi amalan hamba-Nya dan akan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Yang diajak bicara di sini adalah Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, atau siapa saja yang cocok dijadikan lawan bicara, Allah 'Azza wa Jalla menjelaskan bahwa Dia senantiasa mengintai orang yang melampaui batas dan sombong. Sungguh dengan intaian-Nya, Dia akan menghukum dan menyiksanya.
Banyak ayat yang semakna dengan ini dalam al-Quran al-Karim, di antaranya firman Allah Tabaaraka Wa Ta'ala: ุฃูููููู
ู ููุณููุฑููุง ููู ุงููุฃูุฑูุถู ููููููุธูุฑููุง ูููููู ููุงูู ุนูุงููุจูุฉู ุงูููุฐูููู ู
ููู ููุจูููููู
ู ุฏูู
ููุฑู ุงูููููู ุนูููููููู
ู ููููููููุงููุฑูููู ุฃูู
ูุซูุงููููุง " Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu. "(QS. Muhammad: 10)
Dan juga seperti perkataan nabi Syu'aib kepada kaumnya: ููููุง ููููู
ู ููุง ููุฌูุฑูู
ููููููู
ู ุดูููุงููู ุฃููู ููุตููุจูููู
ู ู
ูุซููู ู
ูุง ุฃูุตูุงุจู ููููู
ู ูููุญู ุฃููู ููููู
ู ูููุฏู ุฃููู ููููู
ู ุตูุงููุญู ููู
ูุง ููููู
ู ูููุทู ู
ูููููู
ู ุจูุจูุนููุฏู " Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Lut tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. "(QS. Hud: 89) Sunnatullaah (ketentuan Allah) Subhaanahu wa Ta'ala satu kepada orang-orang yang mendustakan rasul-rasul-Nya, dan yang enggan beribadah kepada-Nya, yaitu dengan senantiasa dalam pengintaian siksa-Nya.
Ayat ini memberikan faedah berupa ancaman dan peringatan bagi orang sombong, enggan beribadah kepada Allah atau mendustakan berita-Nya.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Fajr ayat 14: 14-16. Ketahuilah wahai Nabi Allah, bahwa Rabbmu akan mengawasi manusia di bumi, dan menghitung amalan mereka, dan membalas apa yang mereka kerjakan. Jika baik maka akan dibalas dengan kebaikan, jika buruk maka akan dibalas dengan keburukan. Kemudian Allah memisahkan mereka dengan berkata : Adapun manusia yang lalai dari Rabbnya, jika ia diberikan ujian kemudian diberikan nikmat oleh Allah dan diluaskan rezekinya sebagain pemulian dari Allah, maka mereka berkata : Tuhanku memuliakanku. Dan tidaklah muncul dalam benaknya bahwa telah diberikan ujuan baginya (dan diganti dengan nikmat dll.), dimana rasa syukurnya ? Apakah ia menganggap dan membalas nikmat Allah atasnya ?. Dan adapun jika ia melihat bawa rezekinya tak kunjung tiba kecuali hanya sedikit dan sulit, ia menyangka itu adalah hinaan dari Allah dan pelecehan atas dirinya, kemudian ia mengumpat dan menyalahkan Rabbnya dengan keburukan dan tidaklah ia melakukan kebaikan terhadap Tuhannya, ia absen dari kebaikan dalam kehidupannya yang semuanya adalah ujian dan hanya menimbulkan kerusakan. Dan barangsiapa yang sempir rezekinya, bersabar, dan bergantung (kepada Allah) serta besyukur kepada Allah atas segala sesuatunya, maka ia adalah orang yang berhasil secara hakiki.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dia mengawasi orang yang mendurhakai-Nya, Dia memberinya tangguh dan selanjutnya menghukumnya dengan hukuman dari Yang memiliki keperkasaan dan kekuasaan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Fajr Ayat 14
Allah timpakan azab kepada mereka karena sungguh, tuhanmu benar-benar mengawasi gerak gerik dan perilaku mereka. Tidak seorang pun lepas dari pengawasan Allah. Kebinasaan tiga kaum itu hendaknya menjadi pelajaran bagi umat setelahnya, terutama kaum musyrik mekah. 15. Ayat ini menjelaskan sifat dasar manusia kafir ketika mendapat kebahagiaan dan kesusahan, yakni bergembira berlebihan saat mendapat kenikmatan dan putus asa ketika tertimpa kesulitan. Maka adapun manusia, apabila tuhan mengujinya lalu dia memuliakannya dan memberinya kesenangan serta kenikmatan, baik lahir maupun batin, maka dia berkata, 'tuhanku telah memuliakanku. ' mereka menilai kenikmatan yang diterimanya adalah berkat kemuliaan nya di sisi Allah. Mereka lupa bahwa nikmat itu pada dasarnya salah satu bentuk ujian Allah kepada manusia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah aneka ragam penjabaran dari para mufassir terkait kandungan dan arti surat Al-Fajr ayat 14 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Sokonglah dakwah kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.