Surat Al-A’la Ayat 17
وَٱلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
Arab-Latin: Wal-ākhiratu khairuw wa abqā
Artinya: Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Terkait Surat Al-A’la Ayat 17
Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’la Ayat 17 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir menarik dari ayat ini. Terdokumentasi beragam penjabaran dari banyak ulama berkaitan kandungan surat Al-A’la ayat 17, antara lain seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Alam akhirat dengan segala kenikmatan abadi yang ada padanya adalah lebih baik dan lebih kekal daripada dunia.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
17. Sungguh Akhirat itu lebih baik dan lebih utama dari dunia dengan berbagai kesenangan dan kenikmatan yang ada padanya serta lebih abadi, karena kenikmatan yang ada di dalamnya tidak pernah berhenti selamanya.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
16-17
1). Malik bin dinar berkata : Jika seandainya dunia ini diibaratkan seperti emas yang punah, sedangkan akhirat hanya seperti keramik yang tersisa, maka hakikatnya manusia lebih memilih keramik yang tersisa itu, lalu bagaimana jika seandainya akhirat diibaratkan seperti emas yang tersisa, sedangkan dunia seperti keramik yang musnah ?!
2) . Orang bahagia adalah ketika Allah menjadikannya mencintai akhirat bahkan dia akan mengatakan : tidak ada sesuatupun yang lebih baik darinya, maka tatkala ia mengurangi kecintaannya terhadap dunia dan kekayaan yang ada didalamnya dengan mengharap lebih besar di akhirat nanti, Allah tidak akan menghilangkan baginya porsi didunia, dan tidak pula Dia mengurangi kebahagiaannya didalamnya, adapun orang sengsara adalah ketika syaithon menjadikannya cinta kepada dunia dan dia akan mengatakan : tidak sesuatupun lebih baik dari dunia ini, maka Allah pun menjadikannya tenggelam dalam kegelapan nikmat dunia yang ia pilih, dan akhirnya dia akan menemukan hidupnya setelahnya akan lebih sengsara.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
17. Balasan akhirat adalah lebih baik dari pada dunia seisinya. Di akhirat ada surga yang lebih kekal dan lebih mulia daripada dunia
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal} dan lebih kekal daripada dunia
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 16-17
“Tetapi kamu (0rang-orang) kafir memilih kehidupan duniawi,” artinya, kalian lebih mengedepankan dunia daripada kehidupan akhirat dan kalian lebih memilih nikmatnya yang lusuh dan kotor serta fana melebihi akhirat. “Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik,” lebih baik dari dunia dalam segala sifat yang diinginkan, “dan lebih kekal,” karena akhirat adalah negri ke abadian, kekekalan, dan kesucian, sedangkan dunia adalah negri yang fana. Orang Mukmin yang berakal tidak akan memilh sesuatu yang lebih jelek dari sesuatu yang lebih baik dan tidak menukar kenikmatan sesaat dengan kenikmatan abadi. Karen itu, cinta terhadap dunia dan lebih dikedepankan melebihi akhirat merupakan induk segala kesalahan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 14-19
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14)) yaitu menyucikan dirinya dari akhlak-akhlak yang rendah dan mengikuti apa yang diturunkan Allah SWT kepada RasulNya SAW (dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15)) yaitu mendirikan shalat tepat pada waktunya karena mengharapkan ridha Allah dan taat kepada perintahNya serta menunaikan syariatNya.
Qatadah berkata tentang ayat ini: (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15)) yaitu mengeluarkan zakat untuk hartanya dan membuat ridha Penciptanya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia (16)) yaitu kalian mendahulukannya daripada perkara akhirat, dan kalian menonjolkannya karena di dalamnya terdapat kemanfaatan dan kebaikan dalam penghidupan kalian (Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (17)) yaitu pahala Allah di negeri akhirat lebih baik dan lebih kekal daripada dunia, karena sesungguhnya dunia itu pasti lenyap dan fana, sedangkan kehidupan akhirat itu mulia dan kekal. Maka bagaimana orang yang berakal bisa lebih memilih hal yang fana atas hal yang kekal, dan lebih mementingkan hal yang cepat lenyapnya serta berpaling dari memperhatikan negeri yang kekal?
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud dengan firmanNya, (Inna haza) itu ditujukan kepada firmanNya: (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15) Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia (16) Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (17)) Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya ini) yaitu yang terkandung dari ayat itu. (benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu (18) (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa (19)) Apa yang dipilih Ibnu Jarir ini baik dan kuat. Telah diriwayatkan juga hal yang serupa dari Qatadah dan Ibnu Zaid.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
{ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ } Dan kehidupan akhirat itu jauh lebih baik daripada kehidupan dunia, { وَأَبْقَىٰ } dan kehidupan diakhirat adalah kekal selamanya, sedangkan didunia hanyalah sebatas kenikmatan sementara dan pasti akan musnah.
Kehidupan dunia walaupun didalamnya penuh dengan kenikmatan dan kebaikan, akan tetapi semuanya akan hancur dan sirna, bahkan kebaikan yang ada terkadang hanyalah sebatas bayangan dan pada hakikatnya adalah kesengsaraan.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى " Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." Sedangkan akhirat lebih baik dari dunia dan lebih kekal, leboh baik dengan apa-apa yang ada di dalamnya berupa kenikamatan dan kebahagiaan yang terus-menerus yang tidak diselingi dengan keletihan لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ " Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya."(QS. Al-Hijr: 48) akhirat juga lebih kekal dari dunia, karena ketetapan dunia ini sebagaimana sesaat tadi kita bicarakan, sedikit, akan pergi dan sirna, berbeda dengan ketetapan akhirat, maka sungguh negeri akhirat akan kekal abadi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-A’la ayat 17: 16-17. Bersamaan dengan itu, Allah menjelaskan yang tidaklah mereka menjadi (hamba) yang berhasil kecuali mereka jadikan (keimanannya) memberikan dampak dari kelezatan-kelezatan fana yang berlalu begitu saja dengan cepat di dunia, dibandingkan dengan akhirat yang akan datang dan abadi; Mereka menjadikan apa yang menjadikannya berhasil dengan (meninggikan) keadaan hari akhirat yang mereka tidak banyak berpikir (ragu-ragu) yaitu dengan (balasan) mendapatkan surga yang lebih utama dibandingkan dunia
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yaitu surga.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’la Ayat 17
Kamu lalai dari kehidupan akhirat, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. Kebahagiaan ukhrawi lebih murni dan tak berbatas, sedangkan kebahagiaan duniawi bersifat melenakan dan akan segera sirna. 18-19. Dasar-dasar ajaran agama samawi adalah sama, yaitu mereka yang beriman, beramal saleh, ingat kepada Allah, membersihkan diri dari dosa, dan memilih kehidupan akhirat akan berbahagia. Sebaliknya, mereka yang memilih jalan kekafiran dan hidup berlumur dosa akan celaka. Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, yang diturunkan sebelum Al-Qur'an, yaitu kitab-kitab ibrahim dan musa. Kedua nabi ini sangat disegani oleh para pengikut agama samawi. Nabi ibrahim menerima sepuluh suhuf, sedangkan nabi musa menerima taurat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penjelasan dari banyak ulama terhadap isi dan arti surat Al-A’la ayat 17 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita. Bantulah kemajuan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.