Surat Al-A’la Ayat 13
ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ
Arab-Latin: ṡumma lā yamụtu fīhā wa lā yaḥyā
Artinya: Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Terkait Surat Al-A’la Ayat 13
Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’la Ayat 13 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan penting dari ayat ini. Terdapat beragam penafsiran dari beragam mufassir mengenai makna surat Al-A’la ayat 13, antara lain sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
11-15. Orang yang sengsara yang tidak takut kepada tuhannya akan menjauhi dari nasihat, Yaitu orang yang akan masuk kedalam neraka jahanam yang besar yang akan dia rasakan panasnya, Kemudian dia tidak mati disana sehingga bisa beristirahat,tidak pula hidup dengan hidup yang bermanfa’at baginya. Sungguh telah beruntung bagi siapa yang telah membersihkan dirinya dari akhlak-akhlak buruk, Mengingat Allah lalu mentauhidkan Nya, berdoa kepada Nya dan melakukan apa yang diridhai tuhannya,dan mendirikan shalat pada waktunya, dalam rangka mencari ridha allah dan menjalankan syari’atNYA.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
13. Dan kengerian neraka ini ditegaskan dengan disebutkannya salah satu sifatnya, yaitu azabnya tidak akan terhenti dengan kematian, dan tidak akan ada yang dapat menyelamatkannya. Orang yang memasuki neraka akan tetap merasakan panasnya karena efek pembakarannya tidak menjadikannya mati.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
13. Kemudian ia abadi di dalam Neraka, tidak pernah mati yang menjadikannya bisa beristirahat dari siksa yang menyengsarakannya, dan tidak pula ia bisa merasakan hidup yang baik dan mulia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
13. ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا (Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya)
Untuk beristirahat dari azab.
وَلَا يَحْيَىٰ( dan tidak (pula) hidup)
Yakni hidup yang bermanfaat bagi mereka.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
13. Mereka, di dalam neraka itu, tidak mati dan tidak hidup dengan nyaman
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Kemudian dia di sana tidak mati dan tidak hidup
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 9-13
“Oleh sebab itu berikanlah peringatan,” akan syariat dan tanda-tanda kebesaranNya. “Karena peringatan itu bermanfaat,” yakni selama peringatan diterima, dijadikan petuah dan didengar, baik apakah seluruh maksud dari peringatan tercapai atau sebagiannya saja. Kentekstual ayat, bila peringatan tidak membawa guna, misalnya hanya menambah keburukan atau bisa mengurangi kebaikan, maka peringatan tidak diperintahkan, bahkan terlarang.
Dalam peringatan, manusia terbagi menjadi dua: Orang-orang yang memanfaatkan dan orang-orang yang tidak memanfaatkan. Orang-orang yang memanfaatkan peringatan disinggung oleh Allah dalam firmanNya, “orang yang takut (kepada Allah) akan mendapatkan pelajran,” karena takut kepada Allah Dan mengetahui balasan-balasan yang akan diberikan Allah atas berbagai perbuatan akan menghentikan seseorang dari apa yang dibenci Allah serta mendorongnya untuk melakukan kebaikan. Sedangkan mereka yang tidak memanfaatkan peringatan, Allah menyinggung mereka dengan firmanNya, “Orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya. (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka),” yaitu neraka yang dinyalakan yng mrerasuk hingga ke hati. “Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak juga hidup,” yakni disiksa dengan siksaan yang pedih tanpa jeda dan istiraha hingga mereka mengharapkan bisa mati, tapi harapan mereka tidak aka ada gunanya. Hal itu semakna dengan firman Allah , “Mereka tidak dibinasakan ssehiingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya.” (Fatir: 36).
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-13
Diriwayatkan dari As-Suddi dari Abdu Khair, dia berkata bahwa aku pernah mendengar Ali membaca firmanNya: (Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi (1)) Lalu dia mengucapkan, "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi"
Firman Allah SWT: (yang menciptakan dan menyempurnakan (ciptaan-Nya) (2)) yaitu Dia menciptakan makhluk dan menyempurnakan setiap makhlukNya dalam bentuk yang paling baik.
Firman Allah SWT: (dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk (3)) Mujahid berkata bahwa makna yang dimaksud adalah memberi petunjuk kepada manusia untuk celaka dan untuk bahagia, dan memberi petunjuk kepada hewan ternak untuk ke tempat penggembalaannya. Ayat ini sebagaimana firman Allah SWT yang memberitahukan tentang nabi Musa yang berkata kepada Fir'aun: (Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk) (Surah Thaha: 50) Allah SWT telah menentukan kadar dan memberi mereka petunjuk bagi makhluknya kepada takdirnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih Muslim dari Abdullah bin Amr, bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya Allah telah menentukan kadar-kadar bagi semua makhlukNya sebelum Dia menciptakan langit dan bumi dalam waktu lima puluh ribu tahun, dan 'ArsyNya masih berada di atas air”
Firman Allah SWT: (dan yang menumbuhkan rumput-rumputan (4)) yaitu semua jenis tumbuhan dan tanaman (lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman (5)) Ibnu Abbas berkata bahwa maknannya adalah kering dan berubah. Diriwayatkan hal yang serupa dari Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid.
Firman Allah SWT: (Kami akan membacakan (Al-Qur'an) kepadamu) wahai Muhammad (maka kamu tidak akan lupa) Hal ini merupakan pemberitahuan dari Allah SWT dan janjiNya kepada nabi Muhammad SAW bahwa Dia akan membacakannya kepadanya dengan bacaan yang selamanya dia tidak akan melupakannya (kecuali kalau Allah menghendaki) Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir.
Qatadah berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melupakan sesuatu kecuali apa yang dikehendaki Allah.
DIkatakan bahwa yang dimaksud dengan firmanNya: (maka kamu tidak akan lupa) Ini mengandung makna thalab; dan mereka menjadikan makna istisna’ berdasarkan hal ini adalah apa yang dijadikan untuk menasakh. yaitu, kamu tidak akan melupakan apa yang telah Kami bacakan kepadamu kecuali apa yang dikehendaki Allah untuk dilupakan, maka janganlah membiarkannya.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi) Allah mengetahui apa yang dilakukan para hamba secara terang-terangan dan apa yang mereka sembunyikan dari ucapan dan perbuatan mereka. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dariNya.
Firman Allah SWT: (Dan Kami akan memberi kamu taufik kepada jalan yang mudah (8)) yaitu, Kami akan memudahkan kamu untuk mengerjakan perbuatan dan ucapan yang baik, dan Kami akan mensyariatkan kepadamu syariat yang mudah, penuh toleransi, lurus, adil, dan tidak ada kebengkokan padanya serta tidak ada beban dan kesulitan.
Firman Allah SWT: (oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat (9)) yaitu peringatkanlah ketika peringatan itu bermanfaat. Maka dari sini disimpulkan etika dalam menyebarkan ilmu, yaitu tidak diberikan bukan kepada ahlinya, sebagaimana yang dikatakan oleh Amirul Mu’minin Ali,"Tidak sekali-kali kamu menceritakan suatu hadits kepada suatu kaum yang akal mereka masih belum bisa mencernanya, melainkan hal itu akan menjadi fitnah bagi sebagian dari mereka" Ali juga berkata,"Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan apa yang mereka ketahui, maukah kalian jika Allah dan RasulNya didustakan"
Firman Allah SWT: (orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran (10)) yaitu yang mau mengambil pelajaran dari apa yang kamu sampaikan, wahai Muhammad, adalah orang yang hatinya takut kepada Allah dan meyakini bahwa dia pasti akan menghadap kepadaNya (orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya (11) (Yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka) (12) Kemudian dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup (13)) yaitu tidak mati sehingga dia terhenti dari siksaannya, dan tidak pula hidup dengan kehidupan yang memberinya manfaat. Bahkan kehidupannya itu merupakan mudharat baginya, karena dengan itu dia selalu merasakan apa yang menimpanya berupa azab yang pedih dan beragam hukuman.
Sungguh Allah SWT memberitahukan tentang penghuni neraka: (Mereka berseru, "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja." Dia menjawab, "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)” (77)) Surah Az-Zukhruf) dan Allah SWT berfirman: (Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya) (Surah Fathir: 36) dan ayat-ayat lain yang semakna dengan ini
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Kemudian dia didalam neraka jahannam itu tidak mati dan tidak pula hidup, dia didalamnya antara hidup dan mati, dia tidak hidup dengan tenang, dan tidak pula mati dengan tenang, begitulah keadaan penghuni neraka jahannam.
{ ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا } Dia tidak mati didalam neraka itu dengan mati yang indah, { وَلَا يَحْيَىٰ } dan tidak dia hidup dengan keadaan yang menyenangkan, tetapi dia akan merasakan kehidupan yang penuh dengan kesengsaraan dan siksaan, dan kematian lebih baik dari itu, oleh karena itu dalam AL-Qur'an dituliskan bagaimana penghuni neraka berkata { وَنَادَوْا يَا مَالِكُ } wahai malaikat penjaga neraka { وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ } ( Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”) mereka meminta agar Allah mematikan mereka saja, mereka mengharapkan kematian akan hal itu tidak dapa mereka dapatkan, { قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ , لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ } ( Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)” , Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu ) [ Az Zukhruf : 77 - 78 ] , itulah akibat bagi siapa yang menolak kebenaran.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)”.
****
Ini adalah makna firman-Nya : لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى " dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup." Karena sebagian oran mempersoalkan bagaimana bisa manusia tidak hidup juga tidak mati? Sedangkan manusia bisa jadi dia hidup dan bisa juga mati saja?
Maka dijawab: Tidak mati di dalamnya dengan kematian yang mengistirahatkan, dan tidak juga hidup dengan kehidupan bahagia, tetapi ia di dalam siksa, neraka dan kesulitan, ia berangan-angan mati tapi itu tidak terjadi, itulah makna firman Allah Ta'ala: لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى " dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup."
(1) dikeluarkan Bukhari (3265) dan Muslim (2843) dari hadits Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-A’la ayat 13: 12-13. Kemudian Allah menjelaskan orang-orang yang menjadi keras kepala yaitu ia akan masuk ke dalam neraka jahannam yang disiksa dengan panas dan adzabnya. Dan orang yang kafir ini tidak akan mati di dalam neraka dan tidak pula ada istirahat dari kerasnya adzab dan pedihnya, ia tidak juga hidup dengan kehidupan yang baik di dalamnya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Sehingga dapat beristirahat. Sampai-sampai mereka berharap agar dimatikan saja, namun harapan mereka tidak diberikan.
Dengan nikmat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’la Ayat 13
Selanjutnya, dia yang celaka dan kafir itu di neraka sana tidak akan mati, tidak memperoleh kesempatan sejenak pun untuk lepas dari siksa, dan tidak pula hidup dengan nyaman. Telah menjadi ketentuan Allah bahwa semua penghuni surga dan neraka tidak akan mati selamanya. 14. Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri dengan beriman kepada Allah secara hakiki, membersihkan diri dari dosa, .
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian sekumpulan penjelasan dari banyak ahli tafsir terhadap makna dan arti surat Al-A’la ayat 13 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita. Bantu dakwah kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.