Surat At-Tariq Ayat 1
وَٱلسَّمَآءِ وَٱلطَّارِقِ
Arab-Latin: Was-samā`i waṭ-ṭāriq
Artinya: Demi langit dan yang datang pada malam hari,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Berkaitan Dengan Surat At-Tariq Ayat 1
Paragraf di atas merupakan Surat At-Tariq Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai kandungan penting dari ayat ini. Terdapat pelbagai penjabaran dari berbagai ahli tafsir terkait isi surat At-Tariq ayat 1, misalnya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-4. Allah bersumpah dengan langit dan bintang yang datang di malam hari, Tahukah kamu besarnya bintang itu? Ia adalah bintang yang bersinar terang, Tidak ada satu jiwapun kecuali ditugaskan untuknya seorang malaikat pengawas yang menjaga amal amalnya, agar amal amalnya itu dihisab pada hari kiamat.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
1-4. Allah memperingatkan para hamba-Nya dari kelalaian terhadap amalan mereka di dunia, karena tidaklah seseorang melainkan dia memiliki malaikat pengawas yang menghitung dan mencatat amalannya untuk mendapatkan balasan atas amalan itu. Allah menegaskan hal ini dengan dua sumpah: Demi langit-langit yang luas, dan demi bintang-bintang yang datang pada malam hari, bersinar di langit yang tidak diketahui hakikatnya oleh manusia.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
1. Allah bersumpah dengan langit, dan bersumpah dengan bintang yang mengetuk di malam hari.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
1. وَالسَّمَآءِ وَالطَّارِقِ (Demi langit dan yang datang pada malam hari)
Allah bersumpah dengan langit dan bintang. Disebut dengan thariq karena ia akan muncul pada malam hari dan menghilang di siang hari. (Dan dalam bahasa Arab), orang yang datang pada malam hari disebut dengan thariq.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Keutamaan: Diriwayatkan dari Nasai dari Jabir bin Abdullah, berkata: Ketika Mu’adz mendirikan shalat maghrib, dia membaca surat Al-baqarah dan An-nisa. Kemudian Nabi tahu dan berkata: “Wahai Mu’adz, apakah kamu menjadi pembuat fitnah? Mengapa kamu tidak membaca was sama’i wath thariq atau wasy syamsi wa dhulhaha atau semisalnya saja?”
1. Aku (Allah) bersumpah demi langit dan bintang yang muncul di waktu malam. Bintang itu disebut dengan Ath Thariq, karena bintang itu muncul ketika malam dan hilang ketika siang.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Demi langit dan yang datang pada malam hari} Aku bersumpah demi bintang-bintang yang muncul pada malam hari
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 1-4
Allah berfirman, “Demi langit dan yang datang pada malam hari,” kemudian yang datang di malam hari dijelaskan dengan FirmanNya, “(Yaitu) bintang yang cahayanya menembus,” yakni yang bercahaya yang cahayanya menembus dan membakar langit hingga tembus dan terlihat dari bumi. Yang benar, bintang yang cahayanya menembus adalah kata umum yang mencakup seluruh bintang yang cahayanya menembus. Ada yang menafsirkannya dengan bintang saturnus yang memecah ketujuh langit dan menembusnya hingga dapat terlihat darinya. Disebut ath-Thariq karena bintang tersebut datang di waktu malam. Obyek sumpahnya adalah Firman Allah, “Tidak ada suatu jiwa pun (diri) melainkan ada penjaganya,” yang menjaga amal perbuatannya, baik dan buruknya, dan amal yang dijaganya akan dibalas.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Diriwayatkan dari Jabir, dia berkata,”Muadz melakukan shalat maghrib lalu membaca surah Al-Baqarah dan surah An-Nisa’, lalu nabi SAW bersabda,”ِApakah kamu hendak menjadi orang yang membuat fitnah wahai Muadz! Bukankah cukup bagimu membaca surah Ath-Thariq, surah Asy-Syams dan surah semacam itu?”
Ayat 1-10
Allah SWT bersumpah dengan menyebut nama langit dan semua bintang yang bersinar. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Demi langit dan yang datang pada malam hari (1)) Kemudian Allah berfirman: (tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? (2)) Kemudian ditafsirkan dengan firmanNya: ((yaitu) bintang yang cahayanya menembus (3))
Qatadah dan lainnya berkata bahwa sesungguhnya bintang dinamakan “Ath-Thariq” tidak lain karena ia hanya dapat dilihat di malam hari, dan tersembunyi di siang hari. Hal ini diperkuat dengan apa yang disebutkan dalam hadits shahih,”Beliau SAW melarang seseorang mendatangi keluarganya di malam hari yang sudah larut” yaitu dia pulang ke rumahnya dengan tiba-tiba di malam hari
Firman Allah SWT: (yang cahayanya menembus) Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah yang menyinari.
Firman Allah SWT: (tidak ada suatu jiwa (diri) pun melainkan ada penjaganya (4)) yaitu setiap jiwa terdapat malaikat yang menjaganya yang ditugaskan Allah SWT untuk melindunginya dari berbagai bencana dan penyakit. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah) (Surah Ar-Ra'd: 11)
Firman Allah SWT: (Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (5)) peringatan bagi manusia tentang kelemahan asal kejadiannya yang mana dia diciptakan dari hal itu dan membimbingnya untuk mengakui adanya hari kebangkitan, karena sesungguhnya Tuhan yang mampu memulai penciptaannya itu juga mampu mengembalikannya dengan lebih baik. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Dialah Yang Menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya) (Surah Ar-Rum: 27)
Firman Allah SWT: (Dia diciptakan dari air yang terpancar (6)) yaitu air mani yang dikeluarkan laki-laki dan bertemu dengan perempuan, maka terjadilah anak dari keduanya dengan seizin Allah SWT. Oleh karena itu Allah berfirman: (yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada (7)) yaitu dari tulang sulbi laki-laki dan dari tulang dada wanita.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada (7)) yaitu sulbi laki-laki dan tulang dada wanita yang berwarna kuning tipis, yang mana tidak ada kejadian anak melainkan dari keduanya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “taribatul mar’ah” adalah tempat kalungnya Demikian juga dikatakan Ikrimah.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “At-tara’ib” adalah di antara payudaranya
Diriwayatkan dari Qatadah tentang firmanNya: (yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada (7)) yaitu di antara tulang sulbi dan bagian bawah kerongkongannya.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah matinya) (8)) Terkait ini ada dua pendapat:
Pendapat pertama adalah bahwa Allah berkuasa mengembalikan air mani yang telah terpancarkan ini ke tempat keluarnya. Pendapat ini dikatakan Mujahid, Ikrimah, dan selain keduanya.
Pendapat kedua bahwa sesungguhnya Allah berkuasa menghidupkan kembali manusia yang diciptakan dari air mani ini, yaitu mengembalikan dan membangkitkannya lagi menuju negeri akhirat. Karena sesungguhnya Tuhan yang memulai penciptaan itu mampu mengembalikan ciptaanNya. Allah SWT telah menyebutkan dalil yang menunjukkan hal ini di dalam Al-Qur'an di berbagai tempat. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Pada hari ditampakkan segala rahasia (9)) yaitu, pada hari kiamat semua rahasia ditampakkan sehingga menjadi jelas dan terang, dan tidak ada lagi rahasia karena semuanya menjadi terang dan semua yang tersembunyi menjadi terlihat.
Firman Allah SWT: (maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu) yaitu bagi manusia pada hari kiamat (satu kekuatan pun) yaitu, dalam dirinya (dan tidak (pula) seorang penolong) yaitu dari luar dirinya. yaitu, tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah dan tidak ada seorang pun yang mampu menolong orang lain dari hal itu
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Diawal surah ini Allah ﷻ bersumpah dengan dua hal : Dia bersumpah dengan langit, dan dengan attoriq, Allah ﷻ berhak bersumpah dengan apapun yang Dia inginkan, dan Allah ﷻ tidak bersumpah dengan sesuatu melainkan ada ibroh atau pelajaran yang dapat diserap oleh manusia dari sesuatu itu.
Sedangkan hamba tidak berhak baginya untuk bersumpah dengan sesuatu apapun kecuali dia bersumpah dengan nama Allah ﷻ, sperti yang dsabdakan oleh Rasulullah ﷺ : (( مَنْ كَانَ حَالِفًا فَلْيَحْلِفْ بِاللَّهِ أَوْ لِيَصْمُتْ )) "barangsiapa bersumpah, hendaklah dia bersumpah dengan (nama) Allâh atau diam" Diriwayatkan oleh : Imam Bukhori : 2679 , di hadits lain Rasulullah bersabda : (( مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ )) “Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, maka sungguh dia telah kafir atau musyrik” Diriwayatkan oleh : Imam Atturmudzy : 1535 Dari hadits Ibnu Umar , dan Shohohkan oleh Al-Albani dalam kitabnya "Al Irwa' ".
Di ayat ini Allah bersumpah dengan langit yang tujuh tungkatan itu, karena padanya terdapat pelajaran yang sangat penting, juga sebagai atap untuk bumi, itulah nikmat Allah yang sangat besar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ “Demi langit dan yang datang pada malam hari” Allah ‘Azza Wa Jalla memulai surat ini dengam sumpah, Allah bersumpah dengan langit dan dengan ath-thaariq (yang datang pada malam hari). Terkadanng sumpah Allah dengan makhluk menjadi masalah bagi sebagian orang, bagaimana mungkin Allah Subhaanahu wa Ta’ala bersumpah dengan makhluk-makhluk padahal bersumpah dengan makhluk-makhluk adalah kesyirikan sebagaimana sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam: مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ “Siapa saja yang bersumpah dengan nama selain maka dia telah kafir atau menjadi musyrik” (1) Beliau ‘alaihissholaatu wassalaam juga bersabda: مَنْ كَانَ حَالِفاً فَلْيَحْلِفْ بِاللهِ أَوْ لِيَصْمُتْ “ Barang siapa yang bersumpah maka bersumpahlah dengan (nama) Allah atau diam” (2) dengan demikian, maka tidak diperbolehkan bersumpah dengan selain Allah, baik dengan para nabi, malaikat-malaikat, dengan ka’bah atau pun dengan negri tidak juga dengan sesuatu dari makhluk-makhluk?
Jawaban dari masalah di atas, kita katakan: Sungguh Allah subhaanahu wa ta’ala punya hak untuk bersumpah dengan segala yang Dia kehendaki dari makhluk-Nya, dan sumpah Allah dengan makhluk-Nya menunjukan kebesaran Allah ‘Azza Wa Jalla, karena kebesaran makhluk menunjukkan besarnya yang menciptakannya. Allah banyak bersumpah dengan makhluq-Nya, dan di antara ulama yang aku pandang terbaik dalam menjelaskan masalah ini adalah Ibnul Qayim rahimahullaah dalam kitabnya at-Tibyaan fii Aqsaamil Qur’aan. Ini adalah kitab yang bagus, banyak manfaatnya bagi penuntut ilmu.
Di sini Allah Ta’ala bersumpah dengan as-Samaa, sedangkan as-Samaa artinya adalah segala sesuatu yang berada di atasmu, maka segala yang ada di atasmu disebut langit, begitu pun awan yang air hujan turun darinya disebut Samaa’ sebagaiman Allah Ta’ala berfirman: أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا "Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, ”(QS. Ar-Ra’du: 17) jika penyebutan samaa mencakup segala yang berada di atasmu, dengan begitu maka sama mencakup apa-apa yang beradai di antara langit dan bumi, dan mencakup langit-langit seluruhnya, karena semua itu berada di atasmu.
Sedangkan firman-Nya وَالطَّارِقِ [wath-thaariq] ini adalah sumpah kedua, maknanya: Bahwa Allah bersumpah dengan ath-Thariq, apa yang dimaksud dengan Thariq? Thariq di sini bukan orang yang mengetuk keluarganya di malam hari, tapi thariq di sini dijelaskan Allah ‘Azza Wa Jalla dengan firman-Nya: النَّجْمُ الثَّاقِبُ “(yaitu) bintang yang cahayanya menembus, ” Inilah yang dimaksud Thariq. Yang dimaksudkan dengan Bintang dalam ayat ini bisa seluruh bintang sehingga ال [alif lam] di sini adalah al-jins (yang bermakna mencakupkan semua bintang) bisa juga bermakna bintang yang cahayanya menembus, yang berkilau, kilauannya tajam, karena dia menyorot kegelapan dengan cahayanya. Bintang apa pun itu maka sejatinya bintang-bintang tu adalah di antara ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran) Allah ‘Azza Wa Jalla yang menunjukan kesempurnaan kuasa-Nya dalam menjalankan dan mengaturnya, juga membedakan bentuk-bentuk dan manfaat-manfaatnya juga. Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman: وَعَلَامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُوْنَ “dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. ”(QS. An-Nahl: 16) Allah Ta’a juga berfirman: وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُوْماً لِلشَّيَاطِيْنِ “Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, ”(QS.AL-Mulk: 5) bintang-bintang dilangit adalah hiasan langit, juga sebagai pelempar setan dan tanda-tanda untuk petunjuk jalan.
(1) Dikeluarkan Tirmiziy (1535) dari hadits Ibnu Umar Radhiyallaahu ‘anhaa dinyatakan shahih al-Albaniy dalam shahih al-Jami’ (6204)
(2) Dikeluarkan Bukhari (2679) dan Muslim (1646) dari hadits Abdullah Bin Umar radhiyallaahu ‘anhumaa.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat At-Tariq ayat 1: 1-4. Allah memulai surat ini dengan bersumpah dengan langit yang memiliki bintang-bintang bercahaya. Dan Ia bersumpah dengan sesuatu yang datang pada malam hari. Kemudian Allah memberi pertanyaan yang membangkitkan minat keingin tahuan dengan berkata : Apakah engkau tahu wahai Nabi Allah, dengan sesuatu yang datang pada malam hari ini ? Lalu Allah jelaskan bahwa ia adalah bintang yang bersinar dimana cahayanya menembus kegelapan malam, memberi petunjuk kepada siapa yang berjalan di malam hari dan menyembunyikan siang. Kemudian datang penjelasan jawaban bagi sumpah Allah, bahwa setiap jiwa ada penjaganya dari kalangan para malaikat, yang senantiasa menjaga dan mencatat atas apa yang nampak oleh malaikat dari kebaikan dan keburukan (manusia).
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Tariq Ayat 1
Demi langit yang terbentang dengan kukuh tanpa penopang dan demi apa yang datang pada malam hari dan menghiasi langit. 2. Dan wahai nabi, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah aneka ragam penjelasan dari kalangan ulama tafsir berkaitan kandungan dan arti surat At-Tariq ayat 1 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita semua. Bantulah dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.