Surat Al-Muthaffifin Ayat 32
وَإِذَا رَأَوْهُمْ قَالُوٓا۟ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَضَآلُّونَ
Arab-Latin: Wa iżā ra`auhum qālū inna hā`ulā`i laḍāllụn
Artinya: Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat",
« Al-Muthaffifin 31 ✵ Al-Muthaffifin 33 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Terkait Dengan Surat Al-Muthaffifin Ayat 32
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muthaffifin Ayat 32 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran menarik dari ayat ini. Terdapat aneka ragam penafsiran dari beragam ahli ilmu berkaitan makna surat Al-Muthaffifin ayat 32, sebagiannya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
29-33. Sesungguhnya orang orang yang gemar berbuat dosa itu adalah orang orang yang dulu di dunia mengejek orang orang yang beriman. Bila orang-orang beriman lewat di dekat mereka,mereka saling memberi isyarat sebagai ejekan bagi mereka. Bila orang-orang yang gemar berbuat dosa itu pulang kepada keluarga dan kerabat mereka,mereka terus mengejek orang orang yang beriman, Bila orang orang kafir itu melihat para sahabat Muhammad yang telah mengikuti hidayah, mereka berkata, “sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tersesat karena mengikuti Muhammad.” Padahal para pendosa itu tidak diutus untuk mengawasi para sahabat Muhammad sholallohu alaihi wasallam.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
32. Jika mereka melihat orang-orang Islam, mereka berkata, “Sesungguhnya orang-orang ini benar-benar telah sesat dari jalan kebenaran karena mereka telah meninggalkan agama nenek moyang mereka.”
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
29-36 . Dunia bukanlah akhir dari segala perjalanan : { إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ } tatkala orang-orang berdosa menertawakan orang-orang beriman atas ketaatan mereka didunia kepada Allah, maka pada hari kiamat keadaan akan terbalik orang-orang beriman akan menertawakan orang-orang kafir pula atas azab yang ditimpakan kepada mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
32. Apabila orang-orang kafir melihat orang mukmin mereka berkata: “Mereka sungguh berada dalam kesesatan setelah mengimani Muhammad SAW, padahal jalan mereka sebelumnya sudah benar
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Apabila melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan,“Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 29-33
Pada saat menjelaskan balasan orang-orang yang berdosa dan balasan orang-orang yang berbuat baik, Allah menyebutkan adanya perbedaan besar antara keduanya. Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang berdosa ketika berada di dunia menguasai dan mencibir orang-orang yang beriman, “menertawakan” mereka dan “saling mengedip-ngedipkan matanya,” ketika berpapasan dengan mereka, seraya merendahkan dan meremehkan. Meski demikian, kau lihat mereka tenang dan sama sekali tidak terlintas rasa takut di benak mereka. “Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya,” di pagi dan di sore hari, “mereka kembali dengan gembira,” yakni bersuka cita dan inilah ketertipuan terbesar. Mereka menyatukan antara puncak perlakuan pada orang lain sedangkan mereka merasa aman di dunia hingga seolah-olah telah datang kitab dan janji dari Allah untuk mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang berbahagia. Mereka memutuskan pada diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang yang mendapatkan petunjuk sedangkan orang-orang yang beriman adalah orang yang sesat seraya berdusta atas nama Allah dan berani berkata-kata tentang Allah tanpa ilmu. Allah berfirman, “Padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk menjadi penjaga bagi orang-orang Mukmin,” yakni tidaklah mereka diutus untuk menjaga orang-orang beriman, yang ditugaskan menjaga amal perbuatan mereka hingga mereka bisa menegaskan bahwa orang-orang beriman adalah orang-orang sesat. Hal ini mereka lakukan karena pembangkangan dan sikap bermain-main yang tidak memiliki landasan dan bukti nyata.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 29-36
Allah SWT memberitahukan tentang orang-orang yang berdosa, bahwa mereka saat di dunia menertawakan orang-orang mukmin, yaitu mereka mengejek dan menghina orang-orang mukmin. Dan apabila mereka melewati orang-orang mukmin, maka mereka saling berkedip di antara sesamanya sebagai penghinaan dan merendahkan orang-orang mukmin (Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira (31)) yaitu ketika orang-orang yang berdosa itu kembali ke tempat tinggal mereka, maka mereka kembali kepada kehidupan yang menyenangkan. yaitu, apa pun yang mereka inginkan, mereka bisa mendapatkannya. Dengan semua ini, mereka tidak bersyukur kepada nikmat Allah atas mereka, bahkan mereka sibuk dengan menghina dan mencemooh kaum mukmin serta dengki terhadap mereka (Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, "sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat” (32)) karena orang-orang mukmin bukan dari agama mereka.
Allah SWT berfirman: (padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin (33)) yaitu, orang-orang yang berdosa itu tidak sebagai penjaga orang-orang mukmin untuk mengawasi semua perbuatan dan ucapan mereka, dan mereka tidak pula ditugaskan untuk melakukan itu terhadap orang-orang mukmin. Lalu mengapa mereka menyibukkan diri dengan orang-orang mukmin dan menjadikan orang-orang mukmin sebagai sasaran mata mereka? Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan-Ku (108) Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang paling baik” (109) Lalu kalian menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kalian mengejek mereka, menjadikan kalian lupa mengingat Aku dan adalah kalian selalu menertawakan mereka (110) Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang (111)) (Surah Al-Mu’minun) Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Maka pada hari ini) yaitu, hari kiamat (Orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir) yaitu pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa karena mereka menertawakannya (mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang (35)) yaitu kepada Allah SWT untuk menyanggah dugaan orang-orang berdosa yang menuduh mereka sebagai orang-orang yang tersesat. Orang-orang mukmin itu tidak tersesat, bahkan mereka adalah para kekasih Allah yang didekatkan, dan dapat melihat kepada Tuhan mereka di negeri kehormatanNya.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan (36)) yaitu apakah orang-orang kafir itu telah mendapat balasan dari apa yang pernah mereka lakukan terhadap orang-orang mukmin berupa penghinaan dan cemoohan, ataukah tidak? yaitu mereka mendapat pembalasan dengan balasan penuh, setimpal, dan sempurna
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Dan apabila mereka melihat orang-orang beriman, mereka mengatakan bahwa orang-orang mukmin itu berada dalam kesesatan, mereka menganggap bahwa orang beriman itu ketinggalan zaman, jauh dari peradaban, jauh dari kenikmatan, mereka manyalahkan apa yang orang-orang mukmin lakukan dan mereka mau manusia mengikuti jejak mereka, mereka ingin setiap manusia meninggalkan ibadah-ibadah yang mereka lakukan, dan berjalan dijalan mereka yang pada hakikatnya jalan mereka itulah yang sesat.
Hal ini dapat kita temui di zaman sekarang, bahkan mereka banyak, kita dapat menemukan para pelaku kemaksiatan, para pemuja syahwat, kita bisa menemukan mereka bersama orang-orang kafir berada dalam kesesatan yang nyata.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
”وَإِذَا رَأَوْهُمْ “Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, , Maknanya: Orang-orang jahat itu memandang orang-orang beriman قَالُوا إِنَّ هَؤُلَاءِ لَضَالُّونَ mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat" Mereka sesat dari kebenaran, terbelakang, kaku, keras dan julukan-julukan lainnya.
Sungguh mereka yang terdahulu mempunyai penerusnya di zaman kita, hari ini, baik sebelumnya mau pun setelahnya nanti. Di antara manusia ada yang mengatakan tentang orang-orang baik: Sungguh mereka orang terbelakang, orang-orang yang kuno, mereka juga mengatakan tentang orang yang istiqomah: Sungguh dia orang yang keras dan kaku. Lebih dari itu semua, ada orang-orang yang mengatakan kepada rasul-rasul ‘alaihimusshalaatu wassalaam: Mereka adalah para penyihir atau orang gila. Allah Ta’ala berfirman: كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ “Demikianlah tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila"”(QS. Adz-Dzariyaat: 52)
Para pewaris rasul-rasul dari kalangan ulama dan ahli agama akan mendapatkan celaan dari musuh-musuh para rasul sebagaimana para rasul itu telah dapatkan berupa julukan-julukan buruk dan hinaan dan semisalnya. Di antara bentuknya adalah para penyeru bid’ah, yang meniadakan sifat-sifat Allah mereka memberikan julukan kepada salaf, yang menetapkan itu, dengan julukan mereka adalah Mujassimah (kelompok yang menganggap Allah memiliki tubuh) ,musyabbihah (Orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk) dan sebagainya berupa julukan-julukan buruk yang dapat menjauhkan orang-orang dari jalan yang lurus, sehingga mereka menganggapnya sebagai jalan yang membelot dan sesat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Muthaffifin ayat 32: 29-33. Allah sebutkan orang-orang yang banyak melakukan dosa di dunia dan mereka menyimpang, mencemooh dan tertawa (mengejek) kepada siapa yang mereka beriman. Dan ketika mereka (para pendosa) kembali kerumah-rumah mereka, mereka menggunjing, asik membicarakan (ahli iman), mencela dan mencemooh mereka ahli ibadah yang beriman kepada Allah. Dan jika mereka (ahli syirik) bertemu dengan ahli iman mereka berkata : Mereka ini adalah orang-orang yang tersesat, manusia akan kehilangan arah (petunjuk) jika menjadi pengikut mereka. Dan mereka (para pendosa) akan dibangkitkan (dan dibalas) atas perlakuannya kepada orang-orang muslim yang taat menjaga amalan-amalan mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muthaffifin Ayat 32
Dan apabila mereka yang berdosa dan kafir itu melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, 'sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat karena telah beriman kepada Muhammad dan meninggalkan keyakinan nenek moyang mereka. '33. Mereka menganggap sesat orang mukmin, padahal mereka yang kafir dan berdosa itu tidak diutus oleh Allah sebagai penjaga orang-orang mukmin. Mereka bukanlah pihak yang berhak menilai dan menentukan sesat-tidaknya satu kaum.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian variasi penjelasan dari kalangan ulama tafsir terhadap makna dan arti surat Al-Muthaffifin ayat 32 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi kita. Bantulah dakwah kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.