Surat Al-Muthaffifin Ayat 31

وَإِذَا ٱنقَلَبُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمُ ٱنقَلَبُوا۟ فَكِهِينَ

Arab-Latin: Wa iżangqalabū ilā ahlihimungqalabụ fakihīn

Artinya: Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira.

« Al-Muthaffifin 30Al-Muthaffifin 32 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Terkait Surat Al-Muthaffifin Ayat 31

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muthaffifin Ayat 31 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai hikmah mendalam dari ayat ini. Diketemukan pelbagai penafsiran dari berbagai ahli tafsir berkaitan isi surat Al-Muthaffifin ayat 31, di antaranya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

29-33. Sesungguhnya orang orang yang gemar berbuat dosa itu adalah orang orang yang dulu di dunia mengejek orang orang yang beriman. Bila orang-orang beriman lewat di dekat mereka,mereka saling memberi isyarat sebagai ejekan bagi mereka. Bila orang-orang yang gemar berbuat dosa itu pulang kepada keluarga dan kerabat mereka,mereka terus mengejek orang orang yang beriman, Bila orang orang kafir itu melihat para sahabat Muhammad yang telah mengikuti hidayah, mereka berkata, “sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tersesat karena mengikuti Muhammad.” Padahal para pendosa itu tidak diutus untuk mengawasi para sahabat Muhammad sholallohu alaihi wasallam.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

31. Jika mereka kembali kepada keluarga mereka, mereka kembali dengan gembira atas kekufuran dan hinaan mereka terhadap orang-orang yang beriman.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

31. وَإِذَا انقَلَبُوٓا۟ (Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali)
Yakni orang-orang kafir itu kembali

إِلَىٰٓ أَهْلِهِمُ (kepada keluarganya)
Dari majelis-majelis mereka.

انقَلَبُوا۟ فَكِهِينَ (mereka kembali dengan gembira)
Yakni mereka membangga-banggakan kenikmatan yang mereka rasakan dan menertawakan orang-orang beriman dengan tuduhan dan olokan kepada mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

29-36 . Dunia bukanlah akhir dari segala perjalanan : { إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ } tatkala orang-orang berdosa menertawakan orang-orang beriman atas ketaatan mereka didunia kepada Allah, maka pada hari kiamat keadaan akan terbalik orang-orang beriman akan menertawakan orang-orang kafir pula atas azab yang ditimpakan kepada mereka.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

31. Ketika orang-orang durhaka itu pulang ke rumah mereka, mereka menceritakan kepada keluarga apa yang mereka lakukan kepada orang-orang mkmin dengan penuh kesenangan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Apabila kembali} kembali {kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira} senang dengan ejekan mereka terhadap orang-orang mukmin


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 29-33
Pada saat menjelaskan balasan orang-orang yang berdosa dan balasan orang-orang yang berbuat baik, Allah menyebutkan adanya perbedaan besar antara keduanya. Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang berdosa ketika berada di dunia menguasai dan mencibir orang-orang yang beriman, “menertawakan” mereka dan “saling mengedip-ngedipkan matanya,” ketika berpapasan dengan mereka, seraya merendahkan dan meremehkan. Meski demikian, kau lihat mereka tenang dan sama sekali tidak terlintas rasa takut di benak mereka. “Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya,” di pagi dan di sore hari, “mereka kembali dengan gembira,” yakni bersuka cita dan inilah ketertipuan terbesar. Mereka menyatukan antara puncak perlakuan pada orang lain sedangkan mereka merasa aman di dunia hingga seolah-olah telah datang kitab dan janji dari Allah untuk mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang berbahagia. Mereka memutuskan pada diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang yang mendapatkan petunjuk sedangkan orang-orang yang beriman adalah orang yang sesat seraya berdusta atas nama Allah dan berani berkata-kata tentang Allah tanpa ilmu. Allah berfirman, “Padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk menjadi penjaga bagi orang-orang Mukmin,” yakni tidaklah mereka diutus untuk menjaga orang-orang beriman, yang ditugaskan menjaga amal perbuatan mereka hingga mereka bisa menegaskan bahwa orang-orang beriman adalah orang-orang sesat. Hal ini mereka lakukan karena pembangkangan dan sikap bermain-main yang tidak memiliki landasan dan bukti nyata.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 29-36
Allah SWT memberitahukan tentang orang-orang yang berdosa, bahwa mereka saat di dunia menertawakan orang-orang mukmin, yaitu mereka mengejek dan menghina orang-orang mukmin. Dan apabila mereka melewati orang-orang mukmin, maka mereka saling berkedip di antara sesamanya sebagai penghinaan dan merendahkan orang-orang mukmin (Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira (31)) yaitu ketika orang-orang yang berdosa itu kembali ke tempat tinggal mereka, maka mereka kembali kepada kehidupan yang menyenangkan. yaitu, apa pun yang mereka inginkan, mereka bisa mendapatkannya. Dengan semua ini, mereka tidak bersyukur kepada nikmat Allah atas mereka, bahkan mereka sibuk dengan menghina dan mencemooh kaum mukmin serta dengki terhadap mereka (Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, "sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat” (32)) karena orang-orang mukmin bukan dari agama mereka.
Allah SWT berfirman: (padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin (33)) yaitu, orang-orang yang berdosa itu tidak sebagai penjaga orang-orang mukmin untuk mengawasi semua perbuatan dan ucapan mereka, dan mereka tidak pula ditugaskan untuk melakukan itu terhadap orang-orang mukmin. Lalu mengapa mereka menyibukkan diri dengan orang-orang mukmin dan menjadikan orang-orang mukmin sebagai sasaran mata mereka? Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan-Ku (108) Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang paling baik” (109) Lalu kalian menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kalian mengejek mereka, menjadikan kalian lupa mengingat Aku dan adalah kalian selalu menertawakan mereka (110) Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang (111)) (Surah Al-Mu’minun) Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Maka pada hari ini) yaitu, hari kiamat (Orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir) yaitu pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa karena mereka menertawakannya (mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang (35)) yaitu kepada Allah SWT untuk menyanggah dugaan orang-orang berdosa yang menuduh mereka sebagai orang-orang yang tersesat. Orang-orang mukmin itu tidak tersesat, bahkan mereka adalah para kekasih Allah yang didekatkan, dan dapat melihat kepada Tuhan mereka di negeri kehormatanNya.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan (36)) yaitu apakah orang-orang kafir itu telah mendapat balasan dari apa yang pernah mereka lakukan terhadap orang-orang mukmin berupa penghinaan dan cemoohan, ataukah tidak? yaitu mereka mendapat pembalasan dengan balasan penuh, setimpal, dan sempurna


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Dan jika mereka kembali ke rumah-rumah mereka, mereka senang dan bahagia atas apa yang telah mereka lakukan kepada orang-orang beriman, mereka menceritakan hal itu kepada keluarga mereka, mereka bangga dengan kelakuan yang mereka perbuat.

Dalam riwayat lain dikatakan : { وَإِذَا انْقَلَبُوا إِلَىٰ أَهْلِهِمُ انْقَلَبُوا فَكِهِينَ } yakni ketika mereka kembali kerumah mereka dan mendapati didalamnya ada makanan ataupun minuman dan segala kenikmatan dunia, mereka tidak bersyukur kepada Alllah ﷻ , bahkan mereka menjelek-jelekkan ciptaan Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَإِذَا مَرُّوا Fa’il (istilah dalam bahasa arab digunakan untuk kata yang kedudukannya sebagai subyek) bisa dimaknakan: Apa bila orang-orang yang beriman melewati orang-orang yang jahat itu, atau juga: apabila orang-orang jahat itu melewati orang-orang yang beriman.
Kaedah yang mesti difahami dalam tafsir: Apabila sebuah ayat memiliki kemungkinan dua makna yang tidak menafikan makna salah satunya maka ayat tersebut harus dibawa kedalam kedua makna tersebut. Karena dengan begitu maknanya lebih luas. Jika kita pemaknaan dengan keduanya maka maknanya: Bahwa saat orang-orang jahat melewati orang-orang beriman yang sedang duduk mereka akan saling melirik meremehkannya,dan apabila orang-orang yang beriman melewati orang-orang jahat itu yang sedang duduk maka mereka pun saling melirik meremehkannya, sehingga di sini mencakup dua kondisi: kondisi lewatnya orang-orang yang jahat kepada orang-orang yang beriman,dan kondisi lewatnya orang-orang yang beriman kepada orang-orang yang jahat.
يَتَغَامَزُونَ “mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.” Yakni: Saling melirik: Lihatlah mereka, dalam rangka mengejek, menghina dan meremehkan.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Muthaffifin ayat 31: 29-33. Allah sebutkan orang-orang yang banyak melakukan dosa di dunia dan mereka menyimpang, mencemooh dan tertawa (mengejek) kepada siapa yang mereka beriman. Dan ketika mereka (para pendosa) kembali kerumah-rumah mereka, mereka menggunjing, asik membicarakan (ahli iman), mencela dan mencemooh mereka ahli ibadah yang beriman kepada Allah. Dan jika mereka (ahli syirik) bertemu dengan ahli iman mereka berkata : Mereka ini adalah orang-orang yang tersesat, manusia akan kehilangan arah (petunjuk) jika menjadi pengikut mereka. Dan mereka (para pendosa) akan dibangkitkan (dan dibalas) atas perlakuannya kepada orang-orang muslim yang taat menjaga amalan-amalan mereka.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Mereka sungguh tertipu karena mereka menggabung antara bersikap buruk dengan merasa aman di dunia, seakan-akan mereka telah mendapatkan informasi dan jaminan dari Allah, bahwa mereka tergolong orang-orang yang berbahagia, bahkan mereka menyatakan bahwa diri merekalah yang mendapat petunjuk sedangkan orang-orang beriman adalah orang-orang yang sesat dengan mengadakan kedustaan terhadap Allah Subhaanahu wa Ta'aala serta berani berkata terhadap-Nya tanpa ilmu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muthaffifin Ayat 31

Dan tidak hanya mengejek orang beriman di jalan, apabila orang-orang yang berdosa dan kafir kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria karena telah menertawakan orang beriman. Mereka dengan riang menceritakan kepada kaumnya hinaan dan ejekan yang telah mereka lakukan kepada kaum mukmin. Dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria. 32. Dan apabila mereka yang berdosa dan kafir itu melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan, 'sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat karena telah beriman kepada Muhammad dan meninggalkan keyakinan nenek moyang mereka. '.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian beberapa penjabaran dari kalangan ahli ilmu mengenai makna dan arti surat Al-Muthaffifin ayat 31 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita bersama. Support syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Paling Banyak Dikunjungi

Ada banyak materi yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Isra 25, Al-Baqarah 43, Tentang Al-Quran, Al-Ma’idah 8, Ad-Dukhan, Al-Baqarah 45. Ada pula Al-Qamar 49, Ali ‘Imran 139, Al-Jin, At-Thalaq, Al-Hadid 20, Ali ‘Imran 97.

  1. Al-Isra 25
  2. Al-Baqarah 43
  3. Tentang Al-Quran
  4. Al-Ma’idah 8
  5. Ad-Dukhan
  6. Al-Baqarah 45
  7. Al-Qamar 49
  8. Ali ‘Imran 139
  9. Al-Jin
  10. At-Thalaq
  11. Al-Hadid 20
  12. Ali ‘Imran 97

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.