Surat Al-Muthaffifin Ayat 28
عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا ٱلْمُقَرَّبُونَ
Arab-Latin: 'ainay yasyrabu bihal-muqarrabụn
Artinya: (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.
« Al-Muthaffifin 27 ✵ Al-Muthaffifin 29 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Tentang Surat Al-Muthaffifin Ayat 28
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Muthaffifin Ayat 28 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka hikmah menarik dari ayat ini. Terdapat beraneka penjabaran dari para mufassir berkaitan isi surat Al-Muthaffifin ayat 28, misalnya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
22-28. Sesungguhnya orang-orang yang jujur dan taat berada di dalam surga, Mereka mendapatkan kenikmatan di atas ranjang-ranjang,mereka melihat kepala tuhan mereka dan kepada kebaikan-kebaikan yang disiapkan bagi mereka. Kamu melihat tanda kenikmatan pada wajah mereka. Mereka diberi minumam khamer yang bening,yang wadah-wadahnya bagus, yang akhirnya adalah aroma kasturi. Hendaknya orang-orang berlomba-lomba untuk mendapatkan kenikmatan yang abadi ini. Minuman ini campurannya adalah mata air di surga yang dikenal dengan nama “tasnim” karena ketinggiannya, Yaitu mata air yang disipkan untuk minuman orang orang yang di dekatkan (Kepada ALLAH),mereka menikmatinya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
28. Yaitu mata air di Surga tertinggi, orang-orang yang didekatkan kepada Allah meminumnya dalam kondisi bersih dan murni. Demikian pula orang-orang mukmin yang lain minum darinya, ia bercampur dengan minuman yang lainnya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
28. عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ ((yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah)
Yakni mereka meminum khamr murni dengan dicampur dengan air dari mata air surga dalam gelas mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
28. Tasnim: Mata air yang diminum oleh orang-orang yang baik.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
(yaitu) mata air yang diminum} yang diminum {oleh mereka yang didekatkan
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ayat 22-28
Pada saat menyebutkan catatan amal mereka, Allah menyebutkan bahwa mereka berada dalam kenikmatan. Nikmat adalah kata menyeluruh untuk kenikmatan hati, ruh, dan raga. “Mereka (duduk) di atas dipan-dipan,” yakni di atas dipan yang berhiaskan hamparan indah, “sambil memandang” segala kenikmatan yang disiapkan Allah untuk mereka dan mereka memandang wajah Rabb mereka Yang Mulia. “Kamu dapat mengetahui,” wahai orang yang memandang, “dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan.” Yakni kebahagiaan, keindahan, dan keasrian karena kenikmatan, kegembiraan, dan kebahagiaan membuat wajah berseri, indah, dan asri. “Mereka diberi minum dari khamar murni,” yang merupakan minuman yang paling nikmat dan lezat, “yang dilak (tempatnya),” minuman tersebut “laknya adalah kasturi,” kemungkinan yang dimaksudkan adalah tertutup agar tidak dimasuki sesuatu yang bisa mengurangi kenikmatannya dan bisa merusak cita rasanya. Penutupnya adalah minyak kasturi. Kemungkinan lain yang dimaksud adalah yang ada di ujung bejana yang mereka minum adalah minyak kasturi jenis azfar. Cawan ini seperti biasanya di dunia menjadi tempat untuk menuangkan, seperti itu juga di dalam surga.
“Dan untuk demikkian itu,” yakni nikmat abadi yang kebaikan dan ukurannya hanya diketahui Allah semata, “hendaknya orang berlomba-lomba,” yaitu hendaklah mereka saling berlomba-lomba dan bersegera menujunya serta melakukan amalan yang menghantarkan padanya. Inilah hal utama di mana jiwa yang paling berharga perlu dikorbankan dan ia adalah sesuatu yang paling layak diperebutkan oleh guna mencapainya. Dan campuran minuman ini “adalah dari tasnim” yaitu mata air “yang meminum darinya orang-orang yang didekatkan” yaitu mata air yang paling tinggi di surga yang dikhususkan bagi mereka yang dekat dengan Allah, yang derajatnya paling tinggi dan dicampurkan bagi golongan kanan. Dicampurkan dengan khamar dan minuman nikmat lainnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 18-28
Allah SWT berfirman dengan sebenar-benarnya, (sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu) berbeda dengan buku catatan orang-orang yang durhaka ((tersimpan) dalam 'Illiyyin) yaitu tempat kembali mereka adalah 'Illiyyin, dan ini berbeda dengan Sijjin.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya: (Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam 'Illiyyin (18)) yaitu surga
Makna yang jelas bahwa 'Illiyyin diambil dari kata “al-'uluwwu” (tinggi). Dan sesuatu itu manakala meninggi, maka bertambah besar dan luas, oleh karena itu Allah SWT membesarkan perkaranya dan menggambarkannya dengan gambaran yang agung. (Tahukah kamu apakah 'Illiyyin itu? (19)) Kemudian Allah SWT menegaskan apa yang telah dicatatkan bagi mereka ((Yaitu) kitab yang bertulis (20) yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah) (21)) Mereka adalah para malaikat. Pendapat ini dikatakan Qatadah.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga) (22)) yaitu, pada hari kiamat mereka berada dalam kenikmatan yang abadi dan surga-surga yang di dalamnya terdapat karunia yang melimpah (mereka (duduk) di atas dipan-dipan) yaitu dipan-dipan beralaskan permadani (sambil memandang) dikatakan, makna yang dimaksud adalah mereka memandangi kerajaan mereka dan apa yang diberikan Allah kepada mereka berupa kebaikan dan karunia yang tidak pernah habis dan tidak pernah rusak selamanya.
DIkatakan bahwa, makna yang dimaksud dari firmanNya: (mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang (23)) yaitu memandang kepada Allah SWT. Dan hal ini bertentangan dengan apa yang digambarkan Allah SWT tentang keadaan orang-orang yang durhaka (Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka (15)) Maka disebutkan tentang orang-orang yang berbakti, bahwa mereka diperbolehkan melihat kepada Allah SWT sedangkan mereka berada di atas dipan-dipan dan permadani-permadani mereka,
Firman Allah SWT: (Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan (24)) yaitu apabila kamu melihat mereka, wajah mereka penuh kesenangan hidup yang penuh dengan kenikmatan, yaitu berseri-seri, cerah, gembira, dan senang dengan kenikmatan besar yang meliputi kehidupan mereka.
Firman Allah SWT: (Mereka diberi minum dari khamr murni yang dilak (tempatnya). (25)) Mereka diberi minum dari khamr surga, dan rahiq adalah salah satu nama khamr surga. Pendapat ini dikatakan Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Zaid.
Ibnu Mas'ud berkata tentang firmanNya: (laknya adalah kasturi (26)) yaitu campurannya adalah minyak kasturi.
Ibrahim dan Al-Hasan berkata tentang firmanNya: (laknya adalah kasturi (26)) yaitu kesudahannya adalah minyak kasturi.
Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid berkata tentang firmanNya: (laknya adalah kasturi (26)) yaitu diharumkan dengan minyak kasturi.
Firman Allah SWT: (dan untuk demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba (26)) yaitu dalam keadaan seperti ini hendaknya orang-orang berlomba-lomba untuk meraihnya dan berbangga diri karena berhasil meraihnya. sebagaimana firmanNya: (Untuk kesenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja (61)) (Surah Ash-Shaffat)
Firman Allah SWT (Dan campuran khamr murni itu adalah dari tasnim (27)) yaitu campuran khamr ini adalah minuman yang disebut tasnim, Oleh karena itu Allah SWT berfirman: ((yaitu) mata air yang minum darinya orang-orang yang didekatkan kepada Allah (28)) yaitu, minuman yang hanya diminum oleh orang-orang yang didekatkan dengan Allah. Minuman itu menjadi campuran bagi minuman golongan kanan. Pendapat ini dikatakan Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Masruq, Qatadah, dan lainnya
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Mata air ( tasnim ) berada di ketinggian pada salah satu bagian di surga, sungai yang mengalir dari ketiggian surga itulah para penghuni surga ( al-muqorrobun ) mengambil air untuk mereka minum, karena orang beriman itu terbagi menjadi tiga tingkatan :
TIngkatan pertama : ( فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ ) yaitu mereka yang menzholimi diri mereka ; dan mereka adalah para pelaku ( كبائر ) dosa-dosa besar, Allah mengampuni atau menghukum mereka tergantung seberapa berat dosa kemaksiatan mereka, lalu kemudian masuk ke surga, ya.. mereka telah menzholimi diri mereka sendiri, tapi sebenarnya mereka telah menyatakan keimanan mereka kepada Allah ﷻ , dan mereka bukan dari kaum kuffar karena dosa-dosa besar ( berbuat syirik ), maka masih ada sifat keimanan dalam diri mereka .
TIngkatan yang kedua : ( وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ ) mereka yang melakukan amalan shalih tapi masih belum maksimal dalam melaksanakannya serta menjauhi kemaksiatan, sedangkan orang yang menzholimi diri mereka sendiri yaitu orang-orang yang beramal shalih, tapi bersama keimanan dan amalan shalih mereka, mereka juga gemar melakukan perbuatan tidak terpuji atau kemaksiatan.
Tingkatan yang ketiga : ( المقربون ) dan inilah tingkatan yang paling tinggi { وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ } yaitu mereka yang beramal shalih dengan maksimal, melaksanakan kewajiban yang diperintahkan, dan menjauhi segala kemaksiatan dan perbuatan yang diharamkan dalam islam.
المقربون : yaitu mereka yang melaksanakan semua kewajiban dan sunnah Rasulullah, mereka juga meninggalkan semua hal-hal diharaman dalam islam serta hal-hal yang dimakruhkan, mereka melakukan semua kebaikan dengan maksimal, maka kedudukan mereka disisi Allah lebih tinggi dari tingkatan yang lainnya, Allah ﷻ berfirman : { ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَ } ( Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami ) yakni Al-Qur'an, { فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ } ( lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri ) dengan kitab ini, { وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ } ( dan di antara mereka ada yang pertengahan ) yakni mereka hanya melaksanakanyang wajib saja dan meninggalkan yang diharamkan saja, { وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ} ( dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah ) yaitu mereka yang melaksanakan kewajiban dan sunnah Rasul dan meninggalkan yang diharamkan juga yang dimakruhkan, { ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ } ( Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. ) , { جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ } ( (Bagi mereka) surga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera. ) [ Fathir : 32-33 ].
{ عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ } Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa mata air "tasnim" adalah mata air yang darinya "al-muqorrobun" minum air yang murni tanpa adanya campuran lain, dan itulah mata air yang paling tinggi tingkatannya, sedangkan "الأَبرار / al-abror " mereka akan minum dari air yang bercampur dengan jenis air lainnya, mereka akan minum dari khamar yang bercampur dengan mata air "tasnim".
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ Maknanya: Bahwa mata air dan air yang memancar serta sungai yang mengalir, Muqarrabun akan meminum dengannya.
Dan akan ada yang bertanya: Mengapa dikatakan: Meminum dengannya, apakah “dengannya” itu adalah dengan bejana yang dibawa sehingga dikatakan: meminum dengan bejana?
Jawabannya: Tidak, karena mata air dan sungai tidak bisa dibawa, kalau begitu mengapa tidak dikatakan: muqarrabun meminum darinya?
Ada dua jawaban untuk menjawab pertanyaan ini: di antara ulama ada yang mengatakan bahwa huruf ب ba di sini bermakna مِنْ[min: dari] maka makna يَشْرَبُ بِهَا adalah: meminum darinya (bukan dengannya. Karena asal arti huruf ba adalah bermakna dengan). Di antara mereka ada yang mengatakan: Meminum disini bermakna menghilangkan dahaga. Maka makna يَشْرَبُ بِهَا adalah muqarrabun menghilangkan dahaga dengannya. Ini adalah pemaknaan yang lebih bagus daripada yang sebelumnya, karena pemaknaan ini mencakup dua hal yang menguatkannya: pertama, menetapkan huruf jarr (ba) sesuai dengan makna aslinya. Kedua: Bahwa fi’il (يَشْرَبُ) [yasyrabu] memiliki cakupan makna lebih luas dari sekedar memimum, yaitu hilangnya dahaga. Betapa banyak manusia meminum namun dahaganya tidak hilang. Tetapi jika dahaganya telah pergi pasti dia telah minum. Dengan penjelasan ini maka pemaknaan kedua lebih bagus, yaitu dikarenakan fi’il Yasyrabu (meminum) mencakup makna menghilangkan dahaga.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Muthaffifin ayat 28: Allah jelaskan bahwa minuman di surga berasal dari mata air, yang disebut juga tasnim. Sumber mata air ini akan diminum oleh mereka yang dekat dengan Allah yang airnya jernih, putih, bersih dan ia adalah semulia-mulianya minuman untuk ahli surga.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Mereka yang dekat kepada Allah adalah manusia yang paling tinggi kedudukannya dimana minuman mereka adalah minuman penduduk surga yang paling utama.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Muthaffifin Ayat 28
Tasnim adalah mata air surga yang berada di ketinggian dan berkualitas tinggi pula. Itulah mata air yang diminum oleh mereka yang dekat kepada Allah karena sungguh-sungguh beriman dan beramal saleh. Inilah salah satu penghargaan tertinggi yang Allah berikan kepada mereka. 29. Berbeda dari orang-orang berbakti yang selalu beriman dan beramal saleh, sesungguhnya orang-orang yang berdosa dan kafir adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman, terutama yang fakir dan miskin. Mereka beranggapan bahwa agama yang benar adalah yang banyak diikuti oleh kaum bangsawan dan kaya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penjelasan dari beragam ulama terhadap makna dan arti surat Al-Muthaffifin ayat 28 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk kita semua. Support dakwah kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.