Surat At-Takwir Ayat 28

لِمَن شَآءَ مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ

Arab-Latin: Liman syā`a mingkum ay yastaqīm

Artinya: (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.

« At-Takwir 27At-Takwir 29 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Menarik Mengenai Surat At-Takwir Ayat 28

Paragraf di atas merupakan Surat At-Takwir Ayat 28 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan menarik dari ayat ini. Didapatkan variasi penafsiran dari beragam pakar tafsir terkait makna surat At-Takwir ayat 28, misalnya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

26-29. Dimana akal kalian saat kalian mendustakan al-qur’an setelah argument-argument yang kuat ini? Al-qur’an adalah nasihat bagi seluruh manusia, Yaitu bagi siapa yang berkenan dari kalian untuk berjalan lurus diatas kebenaran dan iman. Kalian tidak sanggup beristiqamah dan tidak menghendakinya kecuali dengan kehendak Allah tuhan seluruh makhluk.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

28. Bagi siapa di antara kalian yang ingin istikamah di atas jalan kebenaran.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

27-28
1 ) Pada kedua ayat ini isyarat bahwasanya orang-orang yang tidak ingin menjadikan Al-Qur'an sebagai peringatan, tidak ada penghalang bagi mereka untuk itu kecuali hanya diri mereka sendiri yang tidak menginginkan berada dalam garis yang lurus, bahkan mereka ridho dengan diri mereka sendiri terjerumus kedalam kesesatan dan penyimpangan agama, dan barangsiapa yang ridho terhadap dirinya pada kesesatan, maka ia akan dijauhkan dari hidayah Allah : { فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ } ( Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. ) [ As-Shaf : 5 ] .

2 ) Pada ayat ini { لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ } juga isyarat bahwasnya menimbang perkara agama dengan timbangan keadaan sebagian kaum muslimin atau sebagian besar dari mereka adalah sebuah kesalahan ( sebagiamana yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pandangan yang pendek dari kalangan orang-orang barat dan semisalnya ) , mereka menjadikan akal mereka sebagai tolak ukur untuk mengatasi permasalahan ummat islam, kemudian mereka menyimpulkan dari hasil penelitian mereka hukum-hukum umum untuk dijadikan sebagai landasan ideologi mereka tentang agama islam.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

28. Yaitu bagi kalian yang menghendaki untuk berpegang teguh kepada jalan yang terang dengan mengikuti kebenaran dan beriman kepada Islam


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{(yaitu) bagi siapa saja di antara kalian yang menghendaki jalan yang lurus} mengikuti dan menegakkan kebenaran


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

“(Yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus,” setelah jelas antara petunjuk dan kesesatan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 15-29
Diriwayatkan dari Sammak bin Harb,”Aku mendengar Khalid bin Ur'urah berkata,”Aku pernah mendengar Ali ditanya tentang ayat (Aku bersumpah dengan bintang-bintang (15) yang beredar dan terbenam (16)) lalu Ali menjawab bahwa itu adalah bintang-bintang yang tenggelam di siang hari dan terlihat di malam hari.
Abdullah bin Mas’ud berkata tentang firmanNya: (Aku bersumpah dengan bintang-bintang (15)) dia berkata bahwa itu adalah sapi liar. Demikian juga dikatakan Mujahid. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (apabila telah larut) yaitu apabila berpaling; Demikian juga dikatakan Mujahid dan Qatadah tentang firmanNya (apabila telah larut) yaitu apabila lenyap maka berpaling
Diriwayatkan dari Abu Al-Bukhturi yang pernah mendengar Abu Abdurrahman As-Sulami berkata bahwa Ali keluar kepada kami ketika shalat Subuh diiqamahkan, lalu dia bertanya,"Kemanakah orang-orang yang bertanya tentang witir?" (demi malam apabila telah larut (17) dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18) hal ini saat malam hendak pergi.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud dari firmanNya: (apabila telah larut) yaitu, apabila berpaling. Dia berkata bahwa itu karena firmanNya: (dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18)) yaitu mulai bersinar. Lalu Ibnu Jarir menguatkannya dengan perkataan seorang penyair:
“Sehingga apabila subuh mulai menyingsingkan cahayanya yang mengusir kegelapan malam secara berangsur-angsur”
Yaitu apabila malam pergi. Menurut saya. makna yang dimaksud dengan firmanNya: (apabila telah larut) yaitu apabila malam tiba; sekalipun kata ini bisa juga dipakai untuk menunjukkan makna pergi, tetapi makna datang di sini lebih sesuai. Seakan-akan Allah bersumpah dengan malam hari dan kegelapannya apabila datang. dan dengan fajar dan sinarnya jika mulai menyingsing. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1) dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) dan (Demi waktu dhuha (1) dan demi malam apabila telah sunyi (2)) (Surah Adh-Dhuha) serta (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat) (Surah Al-An'am: 96) Dan ayat-ayat selain itu.
Kebanyakan ulama Ushul berkata bahwa kata ('as'asa) digunakan untuk menunjukkan makna datang atau pergi dan menganggapnya sebagai kata yang mempunyai dua arti yang berlawanan. Berdasarkan itu, maka dapat dibenarkan jika masing-masing dari keduanya adalah makna yang dimaksud. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing (18))
Firman Allah SWT: (sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril) (19)) yaitu sesungguhnya Al-Qur'an yang mulia ini benar-benar disampaikan oleh utusan yang mulia, yaitu malaikat yang mulia, berakhlak baik, dan indah penampilannya, dia adalah malaikat Jibril. Pendapat itu dikatakan Qatadah. Firman (yang mempunyai kekuatan) sebagaimana firmanNya SWT: (yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat (5) yang mempunyai akal yang cerdas) (Surah An-Najm) yaitu kuat penampilannya dan kuat pukulan dan perbuatannya (yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy (20)) yaitu Dia mempunyai kedudukan dan tempat yang tinggi di sisi Allah SWT.
(yang ditaati di sana) yaitu dia dipengaruhi yaitu didengar kata-katanya, dan ditaati di alam atas.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (yang ditaati di sana) yaitu di langit. yaitu, dia bukanlah malaikat biasa, melainkan termasuk pemimpin dan yang dimuliakan, yang mempunyai peran besar dan dipilih untuk menyampaikan risalah yang agung ini.
Firman Allah SWT: (lagi dipercaya) sifat malaikat Jibril adalah kepercayaan. Ini merupakan suatu penghargaan yang sangat besar, dan menunjukkan bahwa Allah SWT menyucikan hamba dan rasulNya dari kalangan malaikat, yaitu malaikat Jibril, sebagaimana Dia menyucikan hamba dan RasulNya dari kalangan manusia, yaitu nabi Muhammad SAW dengan firmanNya: (Dan teman kalian (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila (22)) Maimun bin Mahran berkata bahwa yang dimaksud dengan firmanNya: (Dan teman kalian (Muhammad) itu bukanlah sekali-sekali orang yang gila (22)) yaitu nabi Muhammad SAW.
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang (23)) yaitu sesungguhnya nabi Muhammad benar-benar melihat malaikat Jibril yang datang dengan risalah dari Allah SWT dalam rupa asli yang dia diciptakan Allah pada rupa itu dengan enam ratus sayap (di ufuk yang terang) yaitu dengan jelas. Ini merupakan penglihatan pertama Nabi SAW kepadanya, yaitu ketika beliau berada di Lembah Batha. yaitu disebutkan dalam firmanNya: (yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat (5) Yang mempunyai akal yang cerdas (6) dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedangkan dia berada di ufuk yang tinggi (7) Kemudian dia mendekat (8) lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad dengan jarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi) (9) Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan (10)) (Surah An-Najm) Sebagaimana yang telah disebutkan penjelasan dan ketetapannya, serta dalil yang menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan dia adalah malaikat Jibril. Makna yang jelas (hanya Allah yang lebih Mengetahui) bahwa surah ini diturunkan sebelum malam Isra’, karena di dalamnya tidak disebutkan kecuali hanya penglihatan ini, yaitu penglihatannya yang pertama. Adapun penglihatan yang kedua adalah yang disebutkan dalam firmanNya: (Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lalu (13) (yaitu) di Sidratul Muntaha (14) Di dekatnya ada surga tempat tinggal (15) (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya (16)) (Surah An-Najm) Hal ini hanya disebutkan dalam surah An-Najm, dan surh An-Najm diturunkan setelah surah Al-Isra’.
Firman Allah SWT: (Dan dia (Muhammad) bukanlah seorang yang bakhil untuk menerangkan yang gaib (24)) yaitu, nabi Muhammad bukanlah orang yang dicurigai terhadap apa yang diturunkan Allah kepadanya. Di antara ulama ada yang membacanya dengan huruf “dhad” yaitu bukanlah orang yang bakhil, melainkan dia menyampaikannya kepada setiap orang.
Qatadah berkata bahwa pada mulanya Al-Qur'an merupakan hal yang ghaib, lalu Allah menurunkannya kepada nabi Muhammad SAW. Maka beliau SAW tidak kikir terhadap manusia, melainkan beliau menyebarkan, menyampaikan, dan memberikannya kepada setiap orang yang menghendakinya. Demikian juga dikatakan ikrimah, Ibnu Zaid dan selain keduanya. Ibnu Jarir memilih pendapat yang membacanya dengan huruf dhad.
Saya berkata, kedua pendapat itu mutawatir, dan maknanya benar sebagaimana yang telah disebutkan.
Firman Allah SWT: (Dan Al-Qur'an itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk (25)) yaitu Al-Qur'an ini bukanlah dari perkataan setan yang terkutuk. yaitu, setan tidak mampu membawanya, dan tidak layak baginya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Al-Qur'an itu bukanlah dibawa turun oleh setan-setan (210) Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al-Qur’an itu, dan mereka pun tidak akan kuasa (211) Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan dari mendengar Al-Qur'an itu (212)) (Surah Asy-Syu'ara’) dan firman Allah SWT: (maka kemanakah kalian akan pergi? (26)) yaitu untuk apakah akal kalian saat mendustakan Al-Qur'an ini, padahal Al-Qur'an dengan kejelasan, keterangan, dan kegamblangannya itu dari sisi Allah SWT.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (maka kemanakah kalian akan pergi (26)) yaitu dari kitab Allah dan ketaatan kepadaNya.
Firman Allah SWT: (Al-Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi alam semesta (27)) yaitu, Al-Qur'an ini merupakan peringatan bagi semua manusia agar mereka ingat dan mengambil pelajaran darinya ((yaitu) bagi siapa di antara kalian yang mana menempuh jalan yang lurus (28)) yaitu bagi siapa saja yang menginginkan petunjuk. hendaknya dia berpegang kepada Al-Qur'an, karena sesungguhnya Al-Qur'an merupakan pemberi keselamatan dan pemberi petunjuk, tidak ada petunjuk selain dari Al-Qur'an (Dan kalian tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan alam semesta (29)) yaitu kehendak untuk itu bukan berada di tangan kalian. Maka barang siapa yang Dia kehendaki (mendapat petunjuk), maka dia mendapat petunjuk, dan barang siapa yang Dia kehendaki (tersesat), maka dia tersesat, bahkan semua itu sesuai dengan kehendak Allah SWT tuhan alam semesta


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Al-Qur'an sebagai pedoman bagi seluruh alam, yakni bagi siapapun yang ingin berada dijalan yang lurus dan menginginkan petunjuk dari Allah, Allah berfirman : { إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ } ( Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus ) [ Al Isra' : 9 ] , maka barangsiapa yang menginginkan petunjuk hendaklah ia menjadikan Al Qur'an sebagai pegangan, dan menjauh dari segala hal yang bertentangan dengan Al Qur'an, seperti perkataan para filsuf, dan lainnya yang setara dengan mereka.

{ لِمَنْ شَاءَ } bagi yang menginginkannya, pada kalimat ini difahami bahwasanya setiap hamba dapat memilih apakah ia berkeinginan menjadi hamba yang baik ataupun sebaliknya, dan ayat ini pula merupakan bantahan terhadap perkataan kelompok al-jabariyah yang mengatakan bahwasanya setiap manusia dikpaksa untuk melaksanakan segala perintah yang ada didalam Al-Qur'an dan tiada pilihan bagi mereka untuk menentukan jalan yang mereka tempuh, akan tetapi dengan adanya ayat ini perkataan mereka terbantahkan, maka barangsiapa yang belum berkeinginan menjadi insan yang taat maka baginya apa yang ia tentukan.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ “(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.”لِمَنْ شَاءَ “(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau” Jumlah (susunan kalimat) ini adalah badal (kalimat ulang yang berfungsi penjelas) dari yang sebelumnya, namun akan terlihat jika ‘amilnya diulang, yaitu إلا[Illa] seakan akan Allah berfirman إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ “Tidaklah itu melainkan pengingat bagi di antara kalian yang mau istiqomah (menempuh jalan yang lurus)” Maka dalam ayat ini ada pengkhususan (yaitu yang mau istiqomah) setelah penyebutan umum (yaitu seluruh alam). Adapun orang yang tidak menghendaki dirinya istiqomah maka ia tidak dapat mengambil pelajaran dan manfaat dari al-Quran sebagaimana Allah berfirman: إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.”(QS. Qaf: 37)Maka insan yang tidak ingin istiqomah, ia tidak akan bisa mengambil manfaat dari Al-Quran.

Akan tetapi jika ada orang yang bertanya: Apakah kehendak manusia sesuai dengan pilihannya?
Kita jawab: Ya, kehendak manusia sesuai dengan pilihannya. Allah ‘Azza Wa Jalla juga memberikan manusia pilihan dan kehendak, jika ia berkehendak maka ia lakukan, dan jika tidak, dia tidak melakukannya. Karena jika tidak begitu, maka hujjah tidak akan tegak kepada manusia yang diutus kepada mereka para rasul, dengan diutusnya para rasul (tidak ada faedahnya jika manusia tidak diberi pilihan). Apa-apa yang kita kerjakan itu semua atas dasar pilihan dan kehendak kita. Kalau kita tidak bisa memilih maka diutusnya rasul tidak bisa menjadi hujjah buat kita.
Tidak diragukan bahwa manusia melakukan perbuatan sesuai pilihannya, semua manusia mengetahui bahwa bila ia hendak pergi ke Mekkah maka itu sesuai pilihannya, bila ia hendak pergi ke Madinah maka itu sesuai pilihannya, bila ia hendak pergi ke Baitulmaqdis maka itu sesuai pilihannya, bila ia hendak pergi ke Riyadh maka itu sesuai pilihannya atau ia hendak pergi kemana pun ia mau, maka itu semua seusai keinginannya dia tidak melihat dan merasakan ada seorang pun yang memaksanya. Begitu juga orang yang hendak melakukan ketaatan kepada Allah maka itu sesuai kehendaknya dan orang yang ingin melakukan kemaksiatan kepada Allah maka itu pun sesuai pilihannya. Manusia memiliki kehendak dan kita yakin bahwa ia tidak lah menghendaki sesuai kecuali itu adalah kehendak Allah dari sebelumya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat At-Takwir ayat 28: 27-28. Dan Allah jelaskan bahwa Al Qur’an ini adalah petuah (nasihat) bagi seluruh makhluk, dan sebagai peringatan bagi siapa yang istiqamah di atas kebenaran, keimanan, dan ketaatan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Setelah jelas mana yang benar dan mana yang salah, petunjuk daripada kesesatan.

Dalam ayat ini terdapat bantahan terhadap golongan Jabriyyah yang mengatakan bahwa manusia tidak memiliki kehendak.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Takwir Ayat 28

Peringatan Al-Qur'an itu ditujukan bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang lurus, yaitu agama islam, dan beristikamah dalam mengamalkan ajarannya. 29. Hanya saja, keinginan seseorang untuk berbuat sesuatu tidak akan terlaksana kecuali jika Allah menghendaki. Dan kamu tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu kecuali apabila dikehendaki Allah, tuhan seluruh alam.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian sekumpulan penafsiran dari para mufassirin berkaitan kandungan dan arti surat At-Takwir ayat 28 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita semua. Bantulah perjuangan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Sering Dibaca

Nikmati ratusan materi yang sering dibaca, seperti surat/ayat: Al-Ma’idah 8, Tentang Al-Quran, Ad-Dukhan, Al-Baqarah 43, Al-Qamar 49, Al-Hadid 20. Ada juga Al-Jin, Ali ‘Imran 139, Al-Isra 25, At-Thalaq, Ali ‘Imran 97, Al-Baqarah 45.

  1. Al-Ma’idah 8
  2. Tentang Al-Quran
  3. Ad-Dukhan
  4. Al-Baqarah 43
  5. Al-Qamar 49
  6. Al-Hadid 20
  7. Al-Jin
  8. Ali ‘Imran 139
  9. Al-Isra 25
  10. At-Thalaq
  11. Ali ‘Imran 97
  12. Al-Baqarah 45

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.