Surat At-Takwir Ayat 2

وَإِذَا ٱلنُّجُومُ ٱنكَدَرَتْ

Arab-Latin: Wa iżan-nujụmungkadarat

Artinya: Dan apabila bintang-bintang berjatuhan,

« At-Takwir 1At-Takwir 3 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Berharga Terkait Surat At-Takwir Ayat 2

Paragraf di atas merupakan Surat At-Takwir Ayat 2 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai kandungan berharga dari ayat ini. Ada pelbagai penafsiran dari banyak ahli tafsir terhadap isi surat At-Takwir ayat 2, misalnya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

1-14. Apabila matahari digulung dan cahayanya lenyap. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan dan cahayanya lenyap. Dan apabila gunung-gunung berterbangan diatas permukaan bumi,ia menjadi debu beterbangan. Dan apabila unta-unta bunting dibiarkan dan ditinggalkan. Dan apabila hewan-hewan buas dikumpulkan dan dicampur agar allah melakukan qishas untuk sebagian darinya atas sebagian yang lain. Dan apabila lautan dinyalakan dan ia berubah menjadi api besar yang berkobar. Dan apabila jiwa-jiwa disandingkan dengan padanan dan rekanannya. Dan apabila anak perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya pada hari kiamat untuk menenangkannya dan membuat menangis orang yang mengkuburkannya, “dosa apa yang membuatnya dikubur?” Dan apabila buku catatan amal disodorkan. Dan apabila langit di runtuhkan dan dilenyapkan dari tempatnya. Dan apabila api dinyalakan sehingga ia berkobar. Dan apabila surga yang penuh kenikmatan didekatkan kepada penghuninya,(yaitu orang orang yang bertakwa). Dan apabila semua ini terjadi, setiap jiwa yakin dan melihat apa yang dilakukannya, baik atau buruk.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

2. Dan jika bintang-bintang telah berjatuhan dan hilang cahayanya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

2. وَإِذَا النُّجُومُ انكَدَرَتْ (dan apabila bintang-bintang berjatuhan)
Yakni berjatuhan. Pendapat lain mengatakan: yakni dihilangkan cahayanya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1-3 . Suatu ketika dalam sebuah majelis, seorang qori' membacakan ayat-ayat ini, dan dalam majelis itu hadir bersama mereka Abu wafa' ibnu 'aqil, maka seseorang bertanya kepadanya : setelah Allah membangkitkan manusia untuk menghadapi hari pembalsan, kemudian Allah memasangkan setiap jiwa kepada taqdirnya masing dengan pahala ataupun azab, lalu untuk apa Allah menghancurkan bangunan-bangunan di bumi dan gunung-gunung diterbangkan, dan bumi pun dihancurkan, langit di belah, bintang-bintang, matahari, dan bulan di tabrakkan satu sama lain ? Ibnu 'aqil kemudian menjawab : sesungguhnya Allah membangunkan bagi hamba-Nya bangunan-bangunan hanya untuk mereka tempati untuk beristirahat dan bersenang-senang, dan Allah juga menjadikan apa-apa yang yang ada didunia ini agar mereka mengambil dari pelajaran dan agar mereka bertafakkur tentangnya, agar mereka menjadikan ciptaan Allah ini sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka tatkala ketika masa tinggal itu telah berakhir waktunya Allah kemudian menghancurkan dunia ini, untuk mereka berpindah kepada alam lainnya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

2-3. Apabila bintang-bintang berjatuhan ke atas bumi. Juga apabila gunung-gunung dihancurkan dan menjadi debu dari tempat asalnya karena goncangan bumi


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{apabila bintang-bintang berjatuhan} berjatuhan dan dihapus cahayanya


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 1-14
Maknanya, bila hal-hal besar ini terjadi, manusia akan menjadi jelas perbedaannya (satu sama lain). Masing-masing mengetahui perbuatannya yang telah dilakukan untuk Hari Akhirat serta segala yang dilakukan, baik dan buruknya. Karena ketika Hari Kiamat terjadi, matahari digulung, rembulan dipadamkan cahayanya dan keduanya dlemparkan ke neraka. “Dan apabila bintang-bintang berjatuhan,” yakni berubah dan berguguran dari garis edarnya. “Dan apabila gunung-gunung dihancurkan,” yakni berubah menjadi tumpukan pasir yang beterbangan lalu berubah seperti kapas yang berhamburan lalu berubah kemudian menjadi debu beterbangan dan dilenyapkan dari tempatnya. “Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan),” artinya, pada hari itu manusia tidak lagi memperdulikan harta-harta mereka yang berharga yang dulunya mereka pedulikan dan mereka jaga setiap waktu. Lalu datanglah kengerian yang membuat mereka melalaikannya. Allah mengingatkan dengan unta-unta bunting yang merupakan harta paling berharga bagi bangsa Arab kala itu, tapi maknanya berlaku untuk semua barang yang berharga.
“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,” yakni dikumpulkan pada Hari Kiamat agar Allah menghukumi satu sama lain dan semua manusia mengetahui sempurnanya keadilan Allah hingga ia menghukum qishash pada kambing bertanduk untuk kambing yang tidak bertanduk seraya dikatakan padanya,. “Jadilah dabu” “Dan apabila lautan dipanaskan,” yaitu dinyalakan sehingga saking besarnya api yang dinyalakan. “Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh),” yakni setiap jiwa yang berbuat disandingkan pada padanannya; yang baik dipertemukan dangan yang baik dan yang keji dipertemukan dengan yang keji. Orang-orang yang beriman dinikahkan dengan bidadari bermata jeli sedangkan orang-orang kafir dinikahkan dengan setan-setan. Hal ini seperti yang disebutkan dalam Firman Allah,
“Orang-orang kafir dibawa ke Neraka Jahanam bergerombol-gerombol.” (Az-Zumar:71)
“Dan orang-orang yang bertakwa dibawa ke surga bergerombol-gerombol.” (Az-Zumar:73).
“Kumpulkanlah orang-orang zhalim dan istri-istri mereka.” (Ash-Shaffat:22).
“dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,” tentang apa yang pernah dilakukan oleh orang-orang jahiliah dengan mengubur hidup-hidup anak perempuan tanpa sebab, hanya karena takut melarat. Ia ditanya , “karena dosa apakah dia dibunuh,” dan sebagaimana diketahui, ia tidak memiliki dosa apapun. Dalam ayat ini terdapat celaan bagi orang yang membunuhnya. “dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia),” yang mencakup semua pekerjaan yang dilakukan orang, baik dan buruknya “dibuka,” dan dibagikan untuk pemiliknya. Ada yang mengambil catatan amalnya dengan tangan kanan, ada yang mengambil dengan tangan kiri dan ada juga yang mengambil dari belakang punggung.
“Dan apabila langit dilenyapkan,” yaitu diilenyapkan sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang lain “dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang.” (Al-Furqon:25).
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamannya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kananNya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (Az-Zumar:67).
“Dan apabila Neraka Jahim dinyalakan,” yakni dinyalakan hingga berkobar hebat tidak seperti sedia kala. “Dan apabila surga didekatkan,” yakni didekatkan pada orang-orang yang bertakwa. “maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui,” yaitu masing-masing jiwa karena disebutkan dalam konteks syarat, seperti yang disebutkan dalam Firman Allah,
“Dan mereka menemukan apa yang mereka perbuat hadir.” (Al-Kahfi:49).
Sifat-sifat Hari Kiamat yang disebutkan oleh Allah di atas adalah termasuk sifat-sifat yang menggetarkan jiwa dan semakin memperbesar musibah, membuat badan menggigil, menyebarkan rasa takut, dan mendorong orang-orang yang berakal agar mempersiapkan diri menghadapi hari itu serta melarang mereka melakukan segala sesuatu yang mengundang celaan. Karena itu ada orang salaf berkata, “barangsiapa yang ingin mempersiapkan diri untuk Hari Kiamat, seolah-olah ia telah melihatnya dengan mata kepala, hendaklah merenungkan ayat, “dan apabila matahari digulung.”


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-14
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Apabila matahari digulung (1)) yaitu menjadi gelap.
Qatadah berkata bahwa cahayanya lenyap.
Sa'id bin Jubair berkata bahwa (kuwwirat) adalah digulung.
Ar-Rabi' bin Khaitsam bahwa (kuwwirat) adalah dilemparkan.
Ibnu Jarir berkata bahwa pendapat yang benar menurut kami tentang “At-takwir” adalah mengumpulkan sebagian darinya dengan sebagian lain. Termasuk dalam hal ini adalah “takwirul 'imamah” yaitu mengumpulkan sebagian pakaian dengan sebagian lain. Makna firman Allah SWT: (digulung) yaitu, menggabungkan sebagian darinya dengan sebagian yang lain, lalu dilemparkan. Jika dilakukan demikian terhadapnya, maka lenyaplah cahayanya.
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka'b, dia berkata bahwa ada enam pertanda sebelum hari kiamat, yaitu ketika manusia sedang berada di pasar-pasar mereka, tiba-tiba cahaya matahari lenyap, dan ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba bintang-bintang jatuh berserakan, dan ketika mereka dalam keadaan itu, tiba-tiba gunung-gunung jatuh ke permukaan bumi, lalu bergerak, berguncang dan terjadi huru-hara, maka jin kaget dan berdatangan kepada manusia, begitu juga manusia datang kepada jin. Hewan-hewan ternak, burung-burung, dan hewan-hewan liar sebagian darinya bercampur dengan yang lain.
(dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (5)) dia berkata yaitu bercampur (dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan) (4)) dia berkata yaitu diabaikan oleh pemiliknya (dan apabila lautan dipanaskan (6))
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (dan apabila bintang-bintang berjatuhan (2)) yaitu berubah.
Firman Allah SWT: (dan apabila gunung-gunung dihancurkan (3)) yaitu lenyap dari tempatnya masing-masing dan meledak sehingga bumi bekas tempatnya menjadi rata dan datar.
Firman Allah: (dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan) (4)) Ikrimah dan Mujahid berkata bahwa maknanya adalah unta-unta yang mengandung,
Ubay bin Ka'b berkata bahwa para pemiliknya mengabaikannya.
Ar-Rabi' bin Khaitsam berkata bahwa unta-unta itu tidak diperah air susunya, melainkan dibiarkan oleh para pemiliknya.
Makna semua pendapat ini saling berdekatan. Maksudnya bahwa “al-'isyar” adalah unta-unta betina pilihan yang masa kandungannya sudah mencapai sepuluh bulan; (bentuk tunggalnya adalah 'usyara’ dan unta ini masih tetap disebut demikian sampai melahirkan) Demikian itu karena manusia disibukkan urusannya sendiri sehingga lupa untuk memeliharanya dan memanfaatkannya, padahal sebelumnya unta-unta itu merupakan hal yang paling mereka sukai. Hal ini tidak lain karena mereka sedang mengalami hal yang dahsyat dan sangat mengerikan, yaitu menghadapi kejadian-kejadian yang mengawali hari kiamat. Dikatakan bahwa hal itu terjadi pada hari kiamat; para pemilik unta-unta itu melihatnya, tetapi tidak ada jalan bagi mereka kepadanya.
Firman Allah SWT: (dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan (5)) yaitu dikumpulkan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kalian. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan (38)) (Surah Al-An'am) Ibnu Abbas berkata bahwa semua hewan dikumpulkan bahkan sampai lalat. Demikian juga dikatakan Qatadah dalam tafsir ayat ini, bahwa sesungguhnya Allah mengumpulkan semua hewan, kemudian Allah memutuskan terhadapnya sesuai dengan apa yang Dia kehendaki.
Ikrimah berkata bahwa Dia mengumpulkannya, yaitu mematikannya.
Ibnu Abbas berkata bahwa Dia mengumpulkannya yairtu, mematikannya
Ibnu Jarir berkata bahwa pendapat yang paling utama adalah orang yang mengatakan bahwa (husyirat) adalah dikumpulkan. Allah SWT berfirman: (dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul) (Surah Shad: 19) yaitu dikumpulkan.
Firman Allah SWT: (dan apabila lautan dipanaskan (6)) diriwayatkan dari Sa'id bin Al-Musayyib, dia berkata bahwa Ali bertanya kepada seorang lelaki Yahudi,"Di manakah neraka Jahanam itu?'" dia menjawab, "Di laut." Kemudian Ali berkata, bahwa menurutnya lelaki Yahudi itu benar, karena firman Allah SWT: (dan laut yang di dalam tanahnya ada api (6)) dan (dan apabila lautan dipanaskan (6))
Mujahid dan Al-Hasan bin Muslim berkata bahwa (sujjirat) adalah dinyalakan.
Al-Hasan berkata bahwa maknannya adalah dikeringkan.
Firman Allah SWT: (dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh) (7)) yaitu dikumpulkan segala sesuatu dengan yang sejenisnya. Sebagaimana firmanNya: ((Kepada malaikat diperintahkan)”Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka”) (Surah Ash-Shaffat: 22)
Diriwayatkandari An-Nu'man, dia berkata bahwa Umar bin Khattab berkhotbah ditanya tentang firmanNya (dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh) (7)) dia berkata yaitu mempertemukan laki-laki yang shalih dengan laki-laki yang shalih. Dan mempertemukan laki-laki yang buruk dengan laki-laki yang buruk di neraka. Itu merupakan penyatuan jiwa.
Diriwayatkan dari Mujahid tentang firman Allah: (dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh) (7)) dia berkata bahwa orang-orang yang serupa amal perbuatannya dikumpulkan di antara sesamanya. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir; dan inilah yang benar.
Firman Allah SWT: (apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya (8) karena dosa apakah dia dibunuh (9)) Demikianlah bacaan mayoritas ulama (su’ilat) dan “al-mau’udah” adalah bayi-bayi di masa Jahiliah yang dikubur dalam tanah karena malu mempunyai anak perempuan. Maka pada hari kiamat bayi-bayi itu ditanya, atas dosa apakah mereka dibunuh? sebagai ancaman terhadap orang-orang yang melakukannya, karena sesungguhnya apabila orang yang teraniaya ditanya, maka maka betapa menyakitkannya (hukuman) orang yang menganiaya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya (8)) yaitu bertanya, Demikian juga dikatakan Abu Adh-Dhuha, yaitu sa'alat yang maknannya menuntut balas kematiannya.
Firman Allah SWT: (dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka (10)) Qatadah berkata, "wahai anak cucu Adam, kamu yang akan memenuhinya dengan catatan amal perbuatanmu, kemudian ditutup, lalu dipaparkan terhadapmu pada hari kiamat. Maka hendaklah setiap orang merenungkan apakah yang akan dia masukkan ke dalam lembaran amal perbuatannya?"
Firman Allah SWT (dan apabila langit dilenyapkan (11)) Mujahid berkata bahwa langit ditarik.
Firman Allah SWT: (dan apabila neraka Jahim dinyalakan (12)) As-Suddi berkata yaitu dipanaskan.
Qatadah berkata bahwa maknannya dinyalakan, dan dia berkata bahwa sesungguhnya yang membuatnya menyala tidak lain karena murka Allah terhadap dosa-dosa anak cucu Adam.
Firman Allah SWT: (dan apabila surga didekatkan (13)) yaitu didekatkan kepada penghuninya.
Firman Allah SWT: (maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya (14)) inilah jawabannya yaitu ketika semua peristiwa itu terjadi, maka saat itulah setiap jiwa mengetahui apa yang dia lakukan, karena semuanya telah didatangkan di hadapannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan yang dilakukan(nya) dihadapkan (di mukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh) (Surah Ali Imran: 30) dan Allah SWT berfirman (Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya (13)) (Surah Al-Qiyamah)


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

{ وَإِذَا النُّجُومُ } Dan apabila bintang-bintang dilangit { انْكَدَرَتْ } berhamburan dan cahayanya sirna, dan bintang-bintang itu berjatuhan dari langit, sebagaimana yang tertera dalah surah Al-Infithar : 2, Allah berfirman : { وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ } ( dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan ), bintang-bintang itu berserakan dan berjatuhan setelah sebelumnya menetap ditempatnya atau orbitnya dengan teratur.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ " dan apabila bintang-bintang berjatuhan, " maknanya: Berjatuhan sebagaimana dijelaskan dalam ayat kedua lainnya: وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ “dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan,”(QS. Al-Infithar: 2) Bintang-bintang berguguran dan menghilang dari tempat-tempatnya.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat At-Takwir ayat 2: 1-13. (Dalam permulaan surat ini) Allah memulai dengan banyak sumpah, di mana Allah bersumpah dengan matahari apabila digulung seperti bola yang terang sinarnya, dan dikeluarkan dari peredarannya, kemudian dilemparkannya (matahari tersebut) ke dalam neraka. Allah juga bersumpah dengan bintang-bintang apabila jatuh dan berhamburan serta menyebar (menuju bumi). Allah juga bersumpah dengan gunung-gunung yang tercabut dari bumi dan berpisah dari tempatnya, remuk lebur, menyebar di udara (bagaikan) debu. Allah juga bersumpah dengan unta betina yang hamil dan tidak peduli dengan janinnya. Allah juga bersumpah dengan binatang-binatang liar yang jika dikumpulkan maka biantang-binatang tersebut kebingungan karena kengerian yang membuat panik, yang menimpa satu sama lain dari binatang tersebut. Dan Allah juga bersumpah dengan lautan yang meluap dari panas api. Allah juga bersumpah dengan diri-diri yang dipertemukan (ketika ruh dan jasad menyatu), maka dikumpulkan antara manusia-manusia yang selamat dengan yang selamat, begitu juga ahli maksiat dengan ahli maksiat. Dan Allah bersumpah terhadap orang-orang yang beriman dimana mereka telah berpasangan dengan bidadari surga. Dan Allah bersumpah terhadap bayi-bayi perempuan yang ketika ditanya dengan sebab apa dia dibunuh, maka ia akan menjawab : Bahwasanya ia dibunuh dengan tanpa sebab (dosa) akan tetapi maksud (pembunuhannya) adalah karena sebab aib dan malu (memiliki anak perempuan). Allah juga bersumpah dengan lembaran-lembaran amal diterbangkan agar sampai kepada pemiliknya di saat hari pembalasan hingga mereka tidak percaya akan hal itu; Orang-orang yang beriman akan menerima dengan tangan kanannya dan orang-orang yang kafir akan menerima dengan tangan kirinya. Allah juga bersumpah dengan langit yang terbelah, sebagaimana terbelahnya kulit hewan yang disembelih dan jadilah semisal dengan muhl (yaitu terbelah dan terdapat luluhan yang mendidih). Allah juga bersumpah dengan neraka yang dinyalakan, dihidupkan, dan dibakar. Allah juga bersumpah dengan surga yang didekatkan bagi hamba Allah yang shalih, atau didekatkan untuk turun kepada mereka (orang-orang shalih).


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ke bumi.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Takwir Ayat 2

1-7. Allah mengawali surah ini dengan menyebutkan dua belas peristiwa besar yang akan terjadi pada hari kiama ' disebutkan dari ayat 1 s. D. 13. Apabila matahari yang demikian besar digulung dengan mudah seperti halnya serban, hingga cahayanya memudar dan redup. Dan apabila bintang-bintang yang begitu banyak dan menghiasi cakrawala berjatuhan, tidak berada di garis edarnya lagi akibat hilangnya gaya tarikmenarik antar-benda langit. Dan apabila gunung-gunung yang demikian tegar dan kukuh dihancurkan hingga luluh lantak menjadi pasir, kemudian diempaskan oleh angin dahsyat dengan mudahnya seperti gumpalan kapas raksasa yang beterbangan. Dan apabila unta-unta yang bunting dan menjadi harta yang dibanggakan ditinggalkan begitu saja dan tidak lagi dipedulikan dan diurus oleh pemiliknya. Hal ini mengisyaratkan betapa besar kebingungan yang meliputi manusia saat kiamat tiba. Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan untuk diberi balasan bila berbuat aniaya kepada sesamanya. Binatang liar yang saling memusuhi saat itu bisa dikumpulkan menjadi satu dalam suasanya yang sangat menegangkan. Dan apabila lautan dipanaskan dan dijadikan meluap. Air laut memanas akibat munculnya kobaran api mahadahsyat dari dasarnya. Dan apabila roh-roh dipertemukan dengan tubuh sehingga manusia hidup kembali dalam suasana yang sama sekali berbeda dari kehidupan dunia. Manusia saat itu bergabung dengan manusia lain yang senasib; penaat bersama penaat, begitupun sebaliknya


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah aneka ragam penafsiran dari beragam ulama tafsir berkaitan isi dan arti surat At-Takwir ayat 2 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita. Sokong usaha kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Cukup Banyak Dilihat

Nikmati ratusan konten yang cukup banyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Hadid 20, Al-Isra 25, At-Thalaq, Al-Baqarah 43, Al-Jin, Al-Qamar 49. Ada pula Ali ‘Imran 139, Tentang Al-Quran, Al-Ma’idah 8, Al-Baqarah 45, Ad-Dukhan, Ali ‘Imran 97.

  1. Al-Hadid 20
  2. Al-Isra 25
  3. At-Thalaq
  4. Al-Baqarah 43
  5. Al-Jin
  6. Al-Qamar 49
  7. Ali ‘Imran 139
  8. Tentang Al-Quran
  9. Al-Ma’idah 8
  10. Al-Baqarah 45
  11. Ad-Dukhan
  12. Ali ‘Imran 97

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.