Surat ‘Abasa Ayat 34

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ

Arab-Latin: Yauma yafirrul-mar`u min akhīh

Artinya: Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,

« 'Abasa 33'Abasa 35 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Mendalam Terkait Dengan Surat ‘Abasa Ayat 34

Paragraf di atas merupakan Surat ‘Abasa Ayat 34 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah mendalam dari ayat ini. Terdapat bermacam penjelasan dari beragam ulama tafsir terhadap isi surat ‘Abasa ayat 34, sebagiannya sebagaimana terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

33-37. Saat teriakan kebangkitan pada hari kiamat datang yang karena suaranya keras terdengar oleh semua telinga, Saat itu manusia berlari dari saudaranya, Ibu dan bapaknya, Istri dan anak-anaknya. Setiap orang pada hari itu punya urusan yang membuatnya tidak mengurusi orang lain.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

34. Pada hari itu seseorang lari dari saudaranya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

34-36. وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ وَصٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ (pada hari ketika manusia lari dari saudaranya serta ibu dan bapaknya dan istri dan anak-anaknya)
Mereka adalah kerabat terdekat dan paling disayang dan dikasihi. Tidak mungkin berlari dari mereka melainkan karena suatu kejadian yang mengerikan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

34-35. Diawali dengan saudara, diantara kebiasaan orang Arab mereka memulai penyebutan sesuatu karena pentingnya kedudukan yang ada pada sesuatu itu, dan hikmahnya adalah bahwasanya memulai sesuatu dapat dilakukan pada kedudukan apapun dengan menyesuaikan keadaannya, oleh karena itu terkadang memulai suatu perkara dilakukan dengan mengutamakan derajat yang tinggi, dan terkadang pula dilakukan dengan mengutamakan derajat yang rendah, adapun pada perkara yang disebutkan dalam ayat ini dimulai dari derajat yang rendah, karena tujuan utamanya adalah menjelaskan bagaimana larinya sesorang dari kerabatnya dengan mengurutkan dari derajat yang paling rendah secara bertahap, adapun jika disebutkan dari kerabat yang paling dekat maka tatkala disebutkan kerabat yang paling jauh setelahnya tidak menggambarkan faidah yang banyak, karena dapat disimpulkan bahwasanya sesorang jika lari dan menjauh dari kerabatnya yang paling dekat, maka tentulah dia akan melakukan hal yang sama pada kerabatnya yang paling jauh.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

34-36. Hari itu adalah hari ketika manusia meninggalkan saudaranya, karena tidak mau mau dimintai tolong. Mereka juga meninggalkan ayah, ibu, istri, dan anak-anak laki-lakinya. Meskipun yang hubungannya paling dekat dengan mereka. Mereka semua sibuk dengan urusannya sendiri untuk menyelamatkan diri


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{pada hari itu manusia lari dari saudaranya


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 33-42
Maknanya, bila teriakan Hari Kiamat tiba, yang memecahkan telinga karena huru-haranya dan menggetarkan jiwa pada hari itu karena huru-hara yang disaksikan, serta amat memerlukannya manusia pada amal perbuatannya terdahulu, seseorang akan lari meninggalkan orang yang paling mulia baginya dan yang paling disayanginya. Seseorang akan lari meninggalkan saudara, ibu, ayah, istri, dan anaknya. Hal itu terjadi karena “setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya,” yakni disibukkan oleh diri sendiri dan sibuk untuk membebaskan dirinya, sehingga ia tidak bisa beralih pada yang lain. Pada hari itu, manusia terbagi menjadi dua golongan; orang-orang bahagia dan orang-orang sengsara.
Orang-orang wajahnya “pada hari itu berseri-seri,” yakni nampak berseri dan indah, karena tahu keberhasilan dan kemenangan mereka mendapatkan berbagai nikmat, “tertawa dan gembira ria. Dan banyak (pula) muka,” orang-orang sengsara “pada hari itu tertutup debu,” wajah mereka hitam pekat karena berputus asa dari segala kebaikan dan mengetahui kesengsaraan dan kebinasaannya. “mereka itulah,” orang-orang dengan sifat seperti itu “orang-orang kafir lagi durhaka,” yakni orang-orang yang kufur tehadap nikmat Allah, mendustakan ayat-ayatNya dan berani menerjang larangan-laranganNya.
Semoga Allah memberikan kita ampunan dan keselamatan. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Mahamulia. Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 33-42
Ibnu Abbas berkata bahwa (ash-shakhkhah) adalah salah satu nama hari kiamat, Allah membesarkan perkaranya dan memperingatkan hamba-hambaNya dengannya.
Ibnu Jarir berkata bahwa barangkali itu merupakan nama tiupan sangkakala.
Al-Baghawi berkata bahwa (ash-shakhkhah) adalah pekikan hari kiamat, dinamakan demikian karena kejadiannya memekakkan telinga sehingga hampir saja menjadikannya tuli (pada hari ketika manusia lari dari saudaranya (34) dari ibu dan bapaknya (35) dari istri dan anak-anaknya (36)) yaitu dia melihat mereka, tetapi lari dari mereka dan menjauhi mereka, karena dahsyatnya kengerian dan besarnya huru hara yang terjadi pada hari itu.
Disebutkan dalam hadits shahih tentang perkara syafaat bahwa ketika dimintakan kepada setiap rasul dari ulul 'azmi untuk memohonkan syafaat di hadapan Allah untuk semua makhluk, maka setiap orang berkata.”Aku untuk diriku, aku untuk diriku, dan aku tidak memohon kepadaMu selain untuk diriku sendiri" Sehingga nabi Isa berkata,"Aku tidak memohon kepadaNya pada hari ini kecuali untuk diriku sendiri, dan aku tidak memohon kepadaNya untuk keselamatan Maryam yang telah melahirkanku" Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (pada hari ketika manusia lari dari saudaranya (34) dari ibu dan bapaknya (35) dari istri dan anak-anaknya (36))
Firman Allah SWT: (Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya (37)) yaitu dia sangat sibuk dengan urusannya sehingga lupa kepada orang lain.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Rasulallah SAW bersabda: “Kelak kalian akan dihimpunkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak berkhitan” Maka istrinya bertanya.”Wahai Rasulallah, apakah kami saling melihat aurat kita?"' Rasulullah SAW menjawab: “Tiap-tiap orang dari mereka pada hari itu disibukkan oleh urusannya masing-masing”
Firman Allah SWT: (Banyak muka pada hari itu berseri-seri (38) tertawa dan gembira ria (39)) yaitu manusia pada hari itu ada dua golongan, ada yang wajah mereka berseri-seri yaitu bercahaya (tertawa dan gembira-ria (39)) yaitu gembira dan senang yang telah menguasai hati mereka, yang hal tersebut dapat terlihat melalui kegembiraan wajah mereka; mereka itu adalah penghuni surga.
(dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu (40) dan ditutup lagi oleh kegelapan (41)) wajah mereka tertutup dan terbungkus sehingga tampak hitam.
Ibnu Abbas berkata tentang firmanNya: (dan ditutup lagi oleh kegelapan (41)) yaitu warna hitam menutupi wajah.
Firman Allah SWT: (Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka (42)) yaitu orang-orang yang kafir hatinya kafir dan durhaka perbuatannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat durhaka lagi kafir) (Surah Nuh: 27)


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Pada hari terjadinya peristiwa itu manusia berlari meninggalkan saudaranya.

Kenapa Allah memulai dari saudaranya sebelum bapaknya dan ibunya dan istrinya ?
Kaerena seseorang ketika menghadapi kesusahan maka saudaranya lah yang membantunya, Allah menjadikan pada diri seseorang kekuatan untuk membantu saudaranya, akan tetapi pada hari terjadinya kiamat seorang pun tidak mampu menyelamatkan saudaranya, ketika didunia dan kehidupan masih berjalan dengan normal mereka bisa melakukan apapun untuk saudaranya, akan tetapi setelah kehidupan itu berakhir dan berpindah ke alam lain semuanya tidak dapat dilakukan kecuali sesorang hanya bisa mengurusi dirinya sendiri.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ " pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, " Dari saudara kandungnya, saudara sebapak atau seibu


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat ‘Abasa ayat 34: 33-37. Kemudian Allah tutup surat ini dengan kejadian-kejadian pada hari kiamat, Allah berkata : Dan ketika datang (secara pasti) hari kiamat dengan suara yang memekikkan telinga, maka pada hari itu (orang-orang kafir) akan menyesal. Pada hari semua manusia berlarian dari seseorang yang dicintainya. Semuanya (seolah-olah) berkata : “Yang terpenting adalah diriku…diriku”. Ia lari dari saudara-saudaranya, ibunya, bapaknya, istrinya, dan anak-anaknya. Setiap manusia pada hari itu sibuk dengan urusan masing-masing.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat ‘Abasa Ayat 34

34-37. Yaitu pada hari itu manusia lari dari orang yang dicintainya, seperti saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya yang melindungi dan mengayominya, dan dari istri dan anak-anaknya yang selalu bersamanya, maka setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. Semua ingin menyelamatkan diri sendiri tanpa menghiraukan orang lain. Mereka takut dan cemas atas apa yang terjadi di hadapan mereka dan khawatir akan nasib mereka


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penjabaran dari banyak ulama terkait kandungan dan arti surat ‘Abasa ayat 34 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita semua. Bantu kemajuan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Tersering Dibaca

Ada banyak materi yang tersering dibaca, seperti surat/ayat: Al-Jin, Al-Hadid 20, Al-Baqarah 45, Al-Qamar 49, At-Thalaq, Ali ‘Imran 139. Termasuk Ali ‘Imran 97, Al-Ma’idah 8, Ad-Dukhan, Al-Baqarah 43, Al-Isra 25, Tentang Al-Quran.

  1. Al-Jin
  2. Al-Hadid 20
  3. Al-Baqarah 45
  4. Al-Qamar 49
  5. At-Thalaq
  6. Ali ‘Imran 139
  7. Ali ‘Imran 97
  8. Al-Ma’idah 8
  9. Ad-Dukhan
  10. Al-Baqarah 43
  11. Al-Isra 25
  12. Tentang Al-Quran

Pencarian: ...

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: