Surat Ali ‘Imran Ayat 28
لَّا يَتَّخِذِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ ٱلْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ ٱللَّهِ فِى شَىْءٍ إِلَّآ أَن تَتَّقُوا۟ مِنْهُمْ تُقَىٰةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفْسَهُۥ ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلْمَصِيرُ
Arab-Latin: Lā yattakhiżil-mu`minụnal-kāfirīna auliyā`a min dụnil-mu`minīn, wa may yaf'al żālika fa laisa minallāhi fī syai`in illā an tattaqụ min-hum tuqāh, wa yuḥażżirukumullāhu nafsah, wa ilallāhil-maṣīr
Artinya: Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu).
« Ali 'Imran 27 ✵ Ali 'Imran 29 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Terkait Surat Ali ‘Imran Ayat 28
Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 28 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir menarik dari ayat ini. Terdapat sekumpulan penjelasan dari para ulama tafsir terkait isi surat Ali ‘Imran ayat 28, misalnya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Allah melarang kaum mukminin mengangkat kaum kafir sebagai orang-orang yang diutmakan dalam memberikan kecintaan dan pertolongan kepada mereka dengan tidak mempedulikan kaum Mukminin, barangsiapa menjadikan mereka sebagai orang-orang yang dijadikan loyalitas maka sungguh dia telah berlepas diri terhadap Allah, dan Allah juga berlepas diri terhadapnya, kecuali bila kalian berada dalam keadaan lemah lagi takut, maka sesungguhnya Allah memberikan kelonggaran bagi kalian untuk menjalin perdamaian dengan mereka untuk menghindari keburukan mereka, sampai pertahanan kalian menjadi kuat, dan Allah memperingatkan kalian dari diri Nya, maka bertakwalah kepeda Nya dan takut kepada Nya, Dan hanya kepada Allah lah tempat kembali semua makhluk untuk menghadapi perhitungan amal dan pembalasannya
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
28. Hai orang-orang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung dan penolong. Barangsiapa yang menjadikan mereka demikian maka dia telah berlepas diri dari Allah, dan Allah telah berlepas diri darinya; kecuali jika kalian berada di bawah kuasa mereka sehingga kalian takut akan keselamatan kalian, maka tunjukkanlah kepada mereka kesetiaan dengan lisan kalian, dan pendamlah permusuhan terhadap mereka dalam hati, jika kalian melakukan ini maka tidak mengapa. Allah memperingatkan kalian dari-Nya agar kalian tidak melanggar perintah-Nya. Dan hanya kepada-Nya kalian kembali dan mendapat perhitungan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
28. Janganlah kamu -wahai orang-orang mukmin- menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin-pemimpin yang kalian cintai dan kalian bela dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka ia telah berlepas diri dari Allah dan Allah pun telah berlepas diri darinya. Kecuali jika kalian berada di wilayah kekuasaan mereka sehingga kalian mencemaskan keselamatan diri kalian, maka tidak ada salahnya apabila kalian menghindari kejahatan mereka dengan menunjukkan kelembutan dalam berbicara dan keramahan dalam bersikap, dengan tetap menyimpan rasa permusuhan dengan mereka. Allah memperingatkan kalian agar takut kepada-Nya. Dan janganlah kalian menjerumuskan diri kalian ke dalam murka-Nya dengan cara melakukan perbuatan maksiat. Hanya kepada Allah sajalah tempat kembalinya seluruh makhluk di hari kiamat untuk menerima balasan atas amal perbuatan mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
28. لَّا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ (Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin)
Yakni dengan mencintai dan berlemah lembut kepada mereka, dan mencondongkan hati untuk memberi pertolongan kepada mereka..
وَمَن يَفْعَلْ ذٰلِكَ( Barang siapa berbuat demikian)
Yakni yang menjadikan orang-orang kafir sebagai wali dan mengesampingkan orang-orang mukmin.
فَلَيْسَ مِنَ اللهِ فِى شَىْءٍ (niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah )
Bahkan Allah meninggalkannya dalam keadaan apapun karena Allah telah berlepas diri darinya.
إِلَّآ أَن تَتَّقُوا۟ مِنْهُمْ تُقَىٰةً ۗ (kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka)
Yakni kecuali memperlihatkan kecenderungan kepada mereka dengan lisan kalian akan tetapi hati kalian membanci hal itu. Dan ini dilakukan ketika kalian dalam keadaan lemah dihadapan mereka.
Dari Ibnu Abbas ia berkata: Allah melarang kaum mukmin untuk berlemah lembut kepada orang-orang kafir dan menjadikan mereka orang terkhusus bagi kalian dan mencampakkan kaum mukmin, kecuali apabila orang-orang kafir berkuasa atas mereka. Maka mereka boleh menunjukkan kelembutan kepada mereka akan tetapi tetap menyelisihi mereka dalam urusan agama.
Dia juga berkata: Taqiyyah dengan lisan, yakni seseorang yang dipaksa untuk mengucapkan sesuatu kemaksiatan kepada Allah lalu ia mengucapkannya karena takut keburukan dari orang tersebut, akan tetapi hatinya tetap mantap dalam keimanan, maka hal itu tidak mengapa baginya. Karena taqiyyah itu hanya di lisan. maka tidak boleh menjulurkan tangannya untuk membunuh atau melakukan dosa karena ia tidak diberi uzur untuk itu.
وَيُحَذِّرُكُمُ اللهُ نَفْسَهُۥ ۗ ( Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya)
Yakni Allah memerintahkan agar kalian takut terhadap Dzat-Nya yang suci jika kalian
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
28 Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang-orang kafir sebagai penolong, dengan mencintai dan mengunggulkan mereka daripada orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, maka hal itu jauh dari agama Allah. Sehingga lepaslah ia dari rahmat Allah, kecuali karena siasat memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka seperti dalam peperangan. Maka kalian boleh menjadikan mereka sebagai penolong kalian sebagai siasat untuk menghindarkan diri dari bahaya dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya jika kalian tetap menjadikan mereka sebagai penolong kalian zahir dan batin. Dan hanya kepada Allah lah tempat kembalimu, dan akan dibalas segala amal perbuatanmu. Ayat ini turun untuk Ubadah bin Shamit yang menghendaki untuk meminta pertolongan lima ratus orang Yahudi untuk melawan musuh. Sehingga Allah memurunkan ayat ini.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang kafir sebagai para wali dengan mengesampingkan orang-orang mukmin. Siapa saja yang melakukan itu, maka hal itu sama sekali bukan dari Allah} tidak sedikit pun dari Allah {kecuali kalian takut terhadap mereka} kecuali kalian takut terhadap mereka {Allah memperingatkan kalian} memperingatkan kalian {tentang diriNya. Hanya kepada Allah tempat kembali
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
28. Ini adalah larangan Allah dan peringatan bagi kaum Mukminin agar tidak menjadikan orang-orang kafir sebagai wali-wali (pemimpin-pemimpin) mereka selain kaum Mukminin. Karena kaum Mukminin itu sebagian mereka adalah wali bagi sebagian lainnya. Dan Allah adalah wali bagi mereka. “Barangsiapa berbuat demikian”, yakni menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin (pelindung dan penolong), “niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah,” artinya, niscaya ia terlepas dari Allah dan Allah juga berlepas diri (bara’) darinya, sebagaimana Firman Allah,
"Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka." QS -Al-Maidah:51-
Dan Firman Allah, “Kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka,” yakni, kecuali bila kalian khawatir akan diri kalian dalam memulai permusuhan terhadap kaum kafir, maka kalian mendapatkan keringanan, dalam kondisi seperti itu, untuk mengadakan perjanjian dan perdamaian, bukan dalam kapasitas memberi loyalitas (wala’) yang merupakan bentuk kecintaan hati lalu diikuti oleh pembelaan.
“Dan Allah memperingatkan kamu terhadap Diri (siksa) Nya.” Maksudnya, takutlah kalian dariNya, khawatirlah terhadapNya, dan dahulukanlah rasa takut kepadaNya itu dari rasa takut kalian terhadap manusia, dan Dia-lah yang mengendalikan (menguasai) diri mereka, dan kepadaNya-lah mereka akan kembali dan pulang. Kemudian Dia akan membalas orang-orang yang mendahulukan rasa takutnya terhadapNya dan rasa harapnya kepadaNya atas selainNya dengan pahala yang melimpah, dan menyiksa orang-orang kafir dan orang-orang yang menjadikan mereka pemimpin dengan siksaan yang menghinakan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Allah SWT melarang hamba-hambaNya yang mukmin untuk meminta tolong kepada orang kafir sebagai wali-wali, dan menjadikan mereka para wali yang mereka layani dengan kasih sayang melebihi kepada orang mukmin. Kemudian Allah memberikan ancaman atas hal tersebut. Allah SWT berfirman, (Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah) yaitu siapa saja yang melakukan larangan Allah dalam hal ini, maka dia telah berlepas diri dari Allah, sebagaimana Allah SWT, (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? (144)) (Surah An-Nisa), (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (52)) (Surah Al-Maidah) dan (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang….) hingga ayat (Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus) (Surah Al-Mumtahanah). Allah SWT berfirman setelah menyebutkan tentang permohonan bantuan orang mukmin kepada orang mukmin lain, yaitu kaum muhajirin dan kaum anshar, serta bangsa Arab (Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar (73)) (Surah Al-Anfal) dan firman Allah (kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka) yaitu, kecuali orang yang takut kepada mereka karena keburukan mereka di beberapa wilayah atau waktu tertentu, maka diperbolehkan untuk menunjukkan kedekatan secara zhahir, bukan secara batin dan niat. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Darda', dia berkata, “Sungguh kami pernah tersenyum dan tertawa bersama suatu kaum, padahal hati kami melaknat mereka”
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya ketakwaan itu dilakukan dengan lisan. Demikian juga dikatakan oleh Abu Al-'Aliyah, Abu Asy Sya'tsa', Adh Dhahhak, dan Ar-Rabi' bin Anas. Pendapat mereka dikuatkan dengan firman Allah SWT, (Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar (106) (Surah An-Nahl)
Imam Bukhari berkata: Al-Hasan berkata: “Ketakwaan berlangsung hingga hari Kiamat”
Kemudian Allah SWT berfirman, (Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya) yaitu Allah memperingatkan kalian terhadap murkaNya karena menentangNya dan kekuasaanNya yang akan menyiksa orang-orang yang meminta dukungan musuh-musuhNya dan memusuhi wali-waliNya. Kemudian Allah berfirman, (Dan hanya kepada Allah kembali) yaitu kepadaNyalah tempat kembali agar Dia membalas setiap orang atas perbuatannya.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ali ‘Imran ayat 28: Janganlah Mu’minun mengambil kafirin sebagai sahabat lebih daripada Mu'minin; dan barangsiapa berbuat begitu, maka tidaklah ia (mendapat penjagaan) dari Allah di sesuatu (apapun); tetapi hendaklah kamu menjaga (diri) dari mereka (dengan) satu penjagaan (yang betul); dan Allah ancam kamu (dengan siksaan dari) diri-Nya, dan kepada Allah-lah tempat datang (kamu).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Wali jamaknya auliyaa, yang berarti teman yang akrab, pemimpin, pelindung atau penolong. Termasuk juga mencintai dan membela orang-orang kafir meninggalkan kaum mukmin. Semua ini dilarang.
Dalam ayat ini terdapat larangan mengadakan pendekatan dengan orang-orang kafir, berteman akrab dengan mereka, cenderung kepada mereka, memberikan mereka jabatan serta meminta bantuan mereka untuk perkara yang terdapat maslahat bagi kaum muslimin.
Misalnya dengan mengadakan hudnah (genjatan senjata), atau menampakkan seakan-akan berwala' dengan mereka di lisan, namun hati tidak setuju. Hal ini dilakukan sebelum Islam berjaya, dan diperuntukkan bagi orang yang tinggal di sebuah negeri sedangkan dia tidak memiliki kekuatan di sana.
Oleh karena itu, janganlah mengerjakan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya seperti dengan bermaksiat dan berwala' kepada orang-orang kafir tanpa alasan menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti.
Semua makhluk akan kembali kepada Allah untuk dihisab dan diberi pembalasan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 28
Setelah ayat sebelumnya menjelaskan kekuasaan Allah yang tak terbatas, yang salah satunya memberi rezeki tanpa perhitungan, maka ayat ini melarang kaum mukmin untuk menjadikan orang kafir sebagai wali. Janganlah orang-orang beriman dengan sebenar-benarnya menjadikan orang kafir, baik kafir secara akidah maupun orang yang bergelimang dalam kedurhakaan, sebagai wali, yaitu orang terdekat yang menjadi tempat menyimpan rahasia yang menyangkut kemaslahatan umum, melainkan orang-orang beriman. Barang siapa berbuat demikian, yaitu menjadikan orang kafir sebagai wali, niscaya dia tidak akan memperoleh perlindungan dan pertolongan apa pun dari Allah, kecuali apabila yang kamu lakukan itu karena untuk siasat menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka, terkait dengan keselamatan dirimu dan kaum muslim. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri, yakni siksa-Nya, dan hanya kepada Allah tempat kembali semua makhluk-Nya. Ayat ini mengingatkan agar tidak seorang pun bersembunyi di balik kata-kata bohongnya untuk mengambil keuntungan pribadi, sebab semua pasti akan terungkap. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, baik berupa ucapan maupun perbuatan, Allah pasti mengetahuinya dan akan membalasnya sesuai dengan apa yang dikatakan dan dilakukannya. Demikian, karena dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Allah mahakuasa atas segala sesuatu, sehingga dengan kekuasaan-Nya itu Allah mampu mengungkap rahasia hamba-Nya dan membalas segala perbuatannya dengan seadil-adilnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian sekumpulan penafsiran dari kalangan ulama tafsir terkait makna dan arti surat Ali ‘Imran ayat 28 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita. Dukunglah kemajuan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.