Surat Ali ‘Imran Ayat 27
تُولِجُ ٱلَّيْلَ فِى ٱلنَّهَارِ وَتُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِى ٱلَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَىِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَن تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Arab-Latin: Tụlijul-laila fin-nahāri wa tụlijun-nahāra fil-laili wa tukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa tukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa tarzuqu man tasyā`u bigairi ḥisāb
Artinya: Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".
« Ali 'Imran 26 ✵ Ali 'Imran 28 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Terkait Dengan Surat Ali ‘Imran Ayat 27
Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 27 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah mendalam dari ayat ini. Tersedia bermacam penjabaran dari banyak mufassirin terkait kandungan surat Ali ‘Imran ayat 27, misalnya seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan diantara bukti-bukti kuasa Mu adalah bahwa sesungguhnya engkau memasukkan malam kedalam siang, dan memasukkan siang kedalam malam, Maka menjadikan yang ini lebih lama dan yang lain menjadi lebih pendek, dan Dia mengeluarkan yang hidup dari benda mati yang tidak ada unsur kehidupan sama sekali padanya, seperti mengeluarkan tanaman dari biji, dan dilahirkannya orang mukmin dari orang kafir, dan Dia mengeluarkan yang mati dari yang hidup, seperti mengeluarkan telur dari seekor ayam, dan Engkau memberikan rezeki kepada siapa saja yang Engkau kehendaki dari makhluk Mu tanpa hitungan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
27. Salah satu wujud kekuasaan-Mu ialah Engkau memasukkan malam ke dalam siang sehingga waktunya menjadi panjang, dan memasukkan siang ke dalam malam sehingga waktunya menjadi panjang. Engkau mengeluarkan sesuatu yang hidup dari sesuatu yang mati. Seperti mengeluarkan orang mukmin dari orang kafir dan mengeluarkan tanaman dari biji. Dan Engkau mengeluarkan sesuatu yang mati dari sesuatu yang hidup. Seperti mengeluarkan orang kafir dari orang mukmin, dan mengeluarkan telur dari induk ayam. Dan Engkau memberikan rezeki yang luas kepada siapa saja yang Engkau kehendaki tanpa perkiraan dan hitungan.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
27. تُولِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ ۖ ( Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam)
Yakni Engkau memasukkan kekurangan dari salah satunya kedalam yang lain, yakni dengan perbedaan panjang pendek waktu malam dan siang tergantung musim dan keadaan. Sehingga apabila salah satunya berkurang maka yang lainnya akan bertambah, dan lama waktu keduanya adalah 24 jam tak ada perbedaan di musim apapun dan di tempat manapun.
وَتُخْرِجُ الْحَىَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَىِّ ۖ ( Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup)
Yakni Allah mengeluarkan seseorang yang hidup dari air mani yang mati, kemudian mengeluarkan air mani yang mati dari seseorang yang hidup, lalu mengeluarkan seseorang yang hidup dari air mani yang mati dan begitu seterusnya.
Dan Allah mengeluarkan seekor ayam dari telur dan telur dari ayam, begitu juga pohon kurma dari bijinya dan biji kurma dari pohonnya.
Dan pendapat lain mengatakan makna dari ayat ini adalah mengeluarkan orang mukmin dari orang kafir dan orang kafir dari orang mukmin.
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa seorang wanita shalihah mendatangi Rasulullah, maka beliau bertanya: siapakah ini? Wanita ini menjawab: Saya Khalidah binti Aswad. Maka Rasulullah bersabda: “Maha Suci Allah yang telah mengeluarkan yang hidup dari yang mati”. Dan ayah dari wanita ini dulunya adalah kafir.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
27 Engkau masukkan sebagaian malam ke dalam siang sehingga malam menjadi pendek dan siang menjadi panjang. Dan Engkau masukkan sebagian siang ke dalam malam sehingga malam menjadi panjang dan siang menjadi pendek. Dan juga cuaca dan musim yang menaungi, jumlah siang dan malam yang mencapai 24 jam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati seperti tumbuhan dan hewan dari debu, pepohonan dari biji-bijian, atau juga Engkau keluarkan orang alim dari orang bodoh, atau juga mukmin dari kafir., Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup, seperti biji-bjian dari pepohonan, susu dari hewan, kebodohan dari orang-orang alim atau kekufuran dari orang beriman. Dan Engkau beri rezeki siapapun yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan dan batas”.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Engkau masukkan} masukkan {malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
26-27. Pada dasarnya Allah memerintahkan kepada NabiNya dan orang lain yang mengikuti (beliau) agar menyampaikan dari Tuhannya secara tegas akan keesaan Nya dalam mengatur segala perkara, mengontrol seluruh alam, baik langit maupun bumi, dan juga tentang hakNya untuk dikhususkan dengan kekuasaan yang mutlak dan pengaturan yang bijaksana, dan bahwasanya Dia memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mencabut kekuasaan itu dari siapa yang Dia kehendaki, Dia memuliakan siapa yang dikehendakiNya dan menghinakan siapa yang dikehendakiNya. Dan itu tidak berdasarkan angan-angan ahli kitab atau selain mereka, namun perkara itu semuanya adalah di Tangan Allah, dan pengaturan berada di bawah kekuasaanNya. Maka tidak ada yang dapat menolaknya dalam pengaturanNya tersebut, tidak pula ada penolong untukNya dalam ketetapan takdirNya. Dan bahwasanya sebagaimana Dia adalah Pengatur perputaran hari (kemenangan) di antara manusia, Dia pun Pengatur akan masa itu sendiri, di mana Dia memasukkan siang ke dalam malam dan memasukkan malam kedalam siang. Artinya Allah memasukkan yang ini kedalam yang itu dan yang ini menempati posisi yang itu, Dia menambah yang ini apa yang kurang dari yang itu agar dengan hal itu semua tegaklah kemaslahatan makhluk-makhlukNya. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati sebagaimana Dia mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, pepohonan yang bermacam-macam dari biji-biji benih, orang Mukmin dari orang kafir, orang hidup dari yang mati, sebagaimana juga Allah mengeluarkan biji-bijian, benih, tanaman, pepohonan dan telur dari burung. Dia-lah yang mengeluarkan segala bentuk benda-benda yang berlawanan sebagiannya dari sebagian yang lain, dan sesungguhya seluruh unsur-unsur yang ada di alam ini patuh terhadapNya.
Dan FirmanNya, “Di TanganMu-lah segala kebaikan,” artinya segala kebajikan itu berasal dariMu dan tidaklah ada yang mendatangkan kebaikan dan karunia kecuali Allah. Sedangkan keburukan tidaklah dinisbatkan kepada Allah, baik secara sifat maupun nama dan tidak pula perbuatan, akan tetapi termasuk dalam tindakan-tindakan makhlukNYa dan di bawah ketetapan dan takdirNya. Kebaikan dan keburukan termasuk dalam Qadha dan Qadar. Dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi dalam kerajaanNYa kecuali yang Dia kehendaki. Akan tetapi hal yang buruk itu tidaklah dinisbatkan kepada Allah, maka tidaklah dikatakan, “di TanganMu-lah segala kebaikan dan keburukan,” namun seharusnya dikatakan, di TanganMu lah segala kebaikan sebagaimana yang telah dikatakan oleh Allah dan oleh RasulNya. Adapun kesimpulan temuan yang dikatakan oleh sebagian ahli tafsir, di mana mereka berkata, “Demikian pula keburukan, berada di TanganNya,” maka itu adalah sebuah kesalahan yang murni. Pandangan mereka di dalam penyebutan itu meniadakan Qadha dan QadarNya yang umum. Dan bantahan terhadap pandangan ini, adalah apa yang telah kami jelaskan secara rinci.
Dan FirmanNYa, “Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).” Allah telah menyebutkan pada ayat yang lain sebab-sebab yang mengakibatkan datangnya rizki Allah, seperti FirmanNya,
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya" QS-Ath-Thalaq: 2-3
Karena itu wajib atas manusia agar tidak memohon rizki kecuali dari Allah, lalu mereka berusaha meraihnya dengan melakukan sebab-sebabnya yang telah dimudahkan oleh Allah dan dibolehkanNYa.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 26-27
Allah SWT berfirman, (Katakanlah) wahai Muhammad, agungkanlah Tuhanmu, bersyukurlah kepadaNya, berserah dirilah kepadaNya dan bergantunglah kepadaNya. ) Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan) yaitu milikMulah seluruh kerajaan (Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki) yaitu Engkaulah Dzat yang memberi, Dzat yang melarang dan Engkaulah Dzat yang membuat sesuatu ada sesuai kehendakMu, dan tidak adanya sesuatu juga sesuai kehendakMu. Dalam ayat ini terdapat peringatan dan petunjuk untuk bersyukur atas nikmat Allah atas Rasulullah SAW dan umat ini, karena Allah telah mengalihkan kenabian dari Bani Israil kepada nabi dari bangsa Arab Quraisy yang ummi dan berasal dari Makkah. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman, (Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tanganMulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu (26)) yaitu Engkaulah Dzat yang mengatur makhlukMu, Dzat yang bertindak terhadap sesuatu yang Engkau kehendaki sebagaimana Allah SWT memberikan jawaban terhadap orang yang menentukan hukum kepadanya dalam perkaranya dimana Allah berfirman (Dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?" (31)) (Surah Az-Zukhruf) Allah SWT berfirman sebagai jawaban kepada mereka (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat) (Surah Az-Zukhruf: 32) yaitu Kami mengatur ciptaaan Kami sesuai kehendak Kami, tanpa ada yang bisa mencegah dan menghalanginya. Milik Kami itu hikmah yang nyata, hujjah yang sempurna dalam hal itu. Dia juga memberikan kenabian kepada orang yang Dia kehendaki, sebagaimana Allah SWT berfirman (Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan) (Surah Al-An’am: 124) dan (Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya (21)) (Surah Al-Isra’)
Firman Allah, (Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam) yaitu Engkau mengambil sesuatu yang panjang dari yang ini dan menambahkannya kepada bagian yang pendek itu, sehingga keduanya seimbang, Kemudian Engkau mengambil dari yang ini dan diletakkan kepada yang itu sehingga keduanya saling bertentangan, kemudian keduanya saling seimbang. Demikian dalam pembagian sunnatullah dalam musim semi, musim panas, musim gugur, dan musim dingin"
Firman Allah, (Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup) yaitu, Engkau mengeluarkan tanaman dari biji-bijian, biji-bijian dari tanaman, pohon kurma dari benihnya, dan benih itu dari pohon kurma. Begitu juga, orang mukmin keluar dari kekafiran dan orang kafir keluar dari keimanan, ayam keluar dari telur dan telur keluar dari ayam, serta semua proses yang berlaku dalam segala hal. (Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)) yaitu Engkau memberikan kepada siapa yang Engkau kehendaki berupa harta yang tidak bisa dihitung. Engkau mengaruniakan kepada yang lain sesuatu yang Engkau miliki berupa hikmah, kehendak, keinginan dan keadilan.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ali ‘Imran ayat 27: "Engkau masukkan malam pada siang, dan Engkau masukkan siang pada malam dan Engkau mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan Engkau memberi rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki dengan tidak berkira."
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Seperti keluarnya tumbuhan dari biji, munculnya manusia dari mani atau keluarnya anak ayam dari telur.
Misalnya keluarnya telur dari ayam. Ada pula yang mengartikan bahwa pergiliran kekuasaan di antara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 27
Ayat berikut ini juga bukti kekuasaan Allah yang lain. Engkau masukkan malam ke dalam siang sehingga siang menjadi lebih panjang daripada malam, dan engkau masukkan siang ke dalam malam sehingga malam lebih panjang daripada siang. Dan engkau keluarkan yang hidup dari yang mati seperti ayam dari telur, tumbuh-tumbuhan dari biji-bijian, dan engkau keluarkan yang mati dari yang hidup seperti keluarnya telur dari ayam dan biji-bijian. Inilah siklus kehidupan yang engkau atur sedemikian rupa sesuai dengan kekuasaan-Mu. Dan dengan kekuasaanmu juga, engkau berikan rezeki kepada siapa yang engkau kehendaki baik yang taat maupun yang tidak taat, baik yang mukmin maupun yang kafir, tanpa perhitungan. Jika demikian, maka tidak seorang pun yang mampu mempertanyakan karunia yang diberikan kepada siapa pun, baik berupa kekuasaan, kekayaan, kemudahan mencari rezeki, dan lain-lain. Setelah ayat sebelumnya menjelaskan kekuasaan Allah yang tak terbatas, yang salah satunya memberi rezeki tanpa perhitungan, maka ayat ini melarang kaum mukmin untuk menjadikan orang kafir sebagai wali. Janganlah orang-orang beriman dengan sebenar-benarnya menjadikan orang kafir, baik kafir secara akidah maupun orang yang bergelimang dalam kedurhakaan, sebagai wali, yaitu orang terdekat yang menjadi tempat menyimpan rahasia yang menyangkut kemaslahatan umum, melainkan orang-orang beriman. Barang siapa berbuat demikian, yaitu menjadikan orang kafir sebagai wali, niscaya dia tidak akan memperoleh perlindungan dan pertolongan apa pun dari Allah, kecuali apabila yang kamu lakukan itu karena untuk siasat menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka, terkait dengan keselamatan dirimu dan kaum muslim. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri, yakni siksa-Nya, dan hanya kepada Allah tempat kembali semua makhluk-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beberapa penjabaran dari berbagai ahli ilmu terkait makna dan arti surat Ali ‘Imran ayat 27 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita. Dukunglah dakwah kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.