Surat Al-Qalam Ayat 21
فَتَنَادَوْا۟ مُصْبِحِينَ
Arab-Latin: Fa tanādau muṣbiḥīn
Artinya: Lalu mereka panggil memanggil di pagi hari:
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Qalam Ayat 21
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qalam Ayat 21 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam kandungan mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan aneka ragam penjabaran dari para ulama terkait makna surat Al-Qalam ayat 21, di antaranya seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
21-22. Karena itu sebagian memanggil sebagian yang lain saat pagi, “Pergilah segera ke kebun kalian, bila kalian memang hendak memanen buah.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
21. Maka sebagian dari mereka menyeru kepada sebagian yang lain pada pagi hari.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
21. فَتَنَادَوْا۟ مُصْبِحِينَ (lalu mereka panggil memanggil di pagi hari)
Yakni setelah pagi datang, mereka saling berucap.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
20-21. Maka taman (surga mereka) itu hangus terbakar dan berwarna hitam seperti malam. Buah-buahnya juga ikut hitam. Kemudian mereka saling memanggil satu sama lain
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Lalu, mereka saling memanggil} mereka memanggil satu sama lain {pada pagi hari
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
21-22. Begitulah, namun mereka tidak merasakan kenyataan pahit ini. Karena itu mereka saling memanggil satu sama lain di pagi harinya, mereka saling berkata satu sama lain, “Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 17-33
Ini merupakan perumpamaan yang dibuat Allah SWT untuk menggambarkan tentang orang-orang kafir Quraisy yang telah Dia beri anugerah kepada mereka berupa rahmat yang agung, dan DIa telah memberi mereka nikmat yang besarnya, yaitu dengan pengutusan nabi Muhammad SAW kepada mereka. Lalu mereka membalasnya dengan mendustakan, menolak, dan memeranginya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah menguji mereka) yaitu Kami menguji mereka (sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun) yaitu kebun-kebun yang mempunyai berbagai macam buah-buahan (ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari) yaitu mereka bersumpah di antara mereka, bahwa mereka benar-benar akan memetik buahnya di malam hari agar tidak ada seorang fakir dan peminta-minta pun yang mengetahuinya agar hasil buahnya melimpah bagi mereka, dan mereka tidak mau menyedekahkan sebagian darinya sedikit pun (dan mereka tidak mengucapkan, "jika Allah Menghendaki" (18)) yaitu dalam sumpah mereka ucapkan. Oleh karena itu Allah tidak memperkenankan sumpah mereka, lalu Allah SWT berfirman: (lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur (19)) yaitu, kebun mereka ditimpa wabah dan bencana dari langit, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita
Ats Tsauri dan As-Suddi berkata bahwa seperti sawah yang telah dipanen, yakni kering kerontang.
(lalu mereka panggil-memanggil di pagi hari (21)) yaitu ketika waktu pagi datang, sebagian dari mereka memanggil sebagian lain untuk pergi memanen ("Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya” (22)) yaitu, jika kalian hendak memanen buahnya.
(Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan (23)) yaitu dengan saling berbicara di antara mereka dengan suara yang tidak terdengar oleh orang lain. Kemudian Allah SWT yang Mengetahui semua rahasia dan apa yang dibisikkan oleh mereka itu menjelaskan apa yang mereka bisikkan itu, Maka Allah SWT berfirman: (Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan (23) "Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu” (24)) yaitu, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian lain, bahwa janganlah membiarkan hari ini seorang fakir pun masuk ke dalam kebun kalian.
Allah SWT berfirman (Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin), padahal mereka mampu (menolongnya)) yaitu dengan sekuat tenaga.
(padahal mereka mampu (menolong orang-orang miskin itu)) yaitu mampu untuk memanen hasil kebunnya sesuai dengan apa yang mereka duga dan sangka (Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, "Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan)) yaitu ketika mereka sampai di kebun mereka dan menyaksikannya dalam keadaan yang telah digambarkan Allah SWT sebelumnya. yaitu kebun yang tadinya hijau, subur, dan banyak buah-buahannya, menjadi hitam legam seperti malam yang gelap gulita, tidak ada sesuatupun yang dapat diambil manfaatnya dari kebun itu. Maka mereka berkeyakinan bahwa mereka salah jalan. Oleh karena itu mereka berkata: (Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan)) yaitu kita telah menempuh jalan yang bukan menuju ke arah kebun kita. Kemudian mereka menyadari atas apa yang mereka duga dan mereka yakin bahwa itu adalah kebun mereka. Lalu mereka berkata: (bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya) (27)) bahkan memang inilah dia, tetapi kita tidak beruntung dan tidak mendapatkan bagian (Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka) Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair dan Qatadah berkata bahwa makna yang dimaksud adalah seorang yang paling bijaksana dan paling baik dari mereka (Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)?)
Mujahid berkata tentang firmanNya: (mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)?) yaitu mengapa kalian tidak mengucapkan jika Allah menghendaki sebelumnya?
As-Suddi berkata bahwa istisna mereka di masa itu berupa tasbih.
Ibnu Jarir berkata bahwa yang dimaksud adalah ucapan seseorang jika Allah menghendaki. Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah (Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu)." (28)) yaitu, mengapa kalian tidak bertasbih kepada Allah dan bersyukur kepadaNya atas nikmat yang telah Dia limpahkan dan berikan kepada kalian?" (Mereka mengucapkan, "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim” (29)) Mereka menunaikan ketaatan di saat itu tidak bermanfaat bagi mereka, dan mereka menyesal dan mengakui bahwa itu sudah tidak berguna. Oleh karena itu mereka berkata: ("Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya saling mencela (30)) yaitu sebagian dari mereka mencela sebagian lain atas apa yang mereka alami yang mana mereka bersikeras tidak mau memberi orang-orang miskin dari hasil panen mereka. Maka tidak ada jawaban sebagian dari mereka kepada sebagian lain kecuali mengakui kesalahan dan dosa mereka sendiri (Mereka berkata, "Aduhai, celakalah kita, sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas" (31)) yaitu kami benar telah berbuat salah, berbuat aniaya, dan melampaui batas sehingga kita tertimpa musibah ini (Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan kita) DIkatakan mereka menginginkan agar diberi gantinya bagi mereka di dunia. Dikatakan bahwa mereka mengharapkan pahala di akhirat.
Allah SWT berfirman: (Seperti itulah azab (di dunia)) yaitu seperti itulah azab bagi orang yang menentang perintah Allah dan bersikap kikir terhadap apa yang diberikan dan dianugerahkan Allah kepadanya, menghalangi hak orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan, dan menukar kenikmatan dengan kekafiran (Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui) yaitu, siksaan dunia sebagaimana yang kalian dengar, dan azab akhirat itu lebih berat daripada itu.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Qalam ayat 21: 21-22. Maka ketika muncul matahari, maka sebagian dari mereka menyeru kepada sebagian yang lain : Mari kita pergi pagi-pagi sekali ke kebun untuk mengambil buah-buahan sebelum datang orang-orang miskin (faqir) jika memang kalian orang-orang yang bersemangat.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qalam Ayat 21
21-24. Mereka belum mengetahui bahwa kebun sudah hancur. Sesuai dengan rencana mereka, lalu dengan penuh rahasia pada pagi hari mereka saling memanggil, 'pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil sesuai dengan yang telah kita rencanakan. " maka mereka pun berangkat dengan diam-diam sambil berbisik-bisik dengan meng-ingatkan, 'pada hari ini jangan sampai ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu. ' khususnya pada saat sedang memetik hasilnya. Kalau sampai ada, itu akan merusak rencana
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beraneka penafsiran dari banyak mufassir mengenai kandungan dan arti surat Al-Qalam ayat 21 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita. Sokonglah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.