Surat Al-Jumu’ah Ayat 5
مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۢا ۚ بِئْسَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Arab-Latin: Maṡalullażīna ḥummilut-taurāta ṡumma lam yaḥmilụhā kamaṡalil-ḥimāri yaḥmilu asfārā, bi`sa maṡalul-qaumillażīna każżabụ bi`āyātillāh, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn
Artinya: Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
« Al-Jumu'ah 4 ✵ Al-Jumu'ah 6 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Penting Mengenai Surat Al-Jumu’ah Ayat 5
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Jumu’ah Ayat 5 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran penting dari ayat ini. Ditemukan bermacam penjelasan dari kalangan mufassirun terhadap kandungan surat Al-Jumu’ah ayat 5, antara lain seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
5. Perumpamaan orang-orang Yahudi yang ditugaskan mengamalkan Taurat tetapi tidak melaksanakannya, adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tidak tahu apa yang ada di dalamnya. Sangat buruklah perumpamaan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan tidak mengambil manfaat darinya. Allah tidak membimbing kaum yang zhalim yang melampaui batasan-batasan Allah dan menyimpang dari ketaatan kepadaNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
5. Perumpamaan orang-orang Yahudi yang mendapat mengajaran kitab Taurat dan diperintah untuk mengamalkannya, namun mereka tidak mengamalkannya; seperti keledai yang mengangkut banyak kitab, namun keledai itu tidak memahami isinya.
Betapa buruk perumpamaan bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat al-Qur’an dan mukjizat-mukjizat Rasulullah. Allah tidak akan memberi petunjuk bagi orang-orang yang enggan mengikuti kebenaran, karena mereka telah menzalimi hak Allah, para rasul-Nya dan kitab-kitab-Nya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
5. "Permisalan orang-orang Yahudi yang dibebani untuk melaksanakan apa yang ada di dalam Taurat lalu mereka meninggalkan apa yang dibebankan kepada mereka, seperti keledai yang mengangkut kitab-kitab yang besar, tidak mengerti apa yang dibebankan kepadanya, apakah itu kitab atau lainnya. Amat buruk permisalan suatu kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan Allah tidak memberikan taufik kepada kaum yang zalim untuk mendapatkan kebenaran."
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
5. مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا۟ التَّوْرَىٰةَ (Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat)
Perumpamaan ini dibuat Allah bagi orang-orang Yahudi yang tidak mau mengamalkan kitab Taurat.
Yakni mereka dibebani untuk menegakkan Taurat dan menjalankan isi kandungannya.
ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا(kemudian mereka tiada memikulnya)
Yakni tidak mengamalkan kandungannya dan tidak mentaati perintah yang ada di dalamnya.
كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۢا ۚ( adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal)
Kata (الأسفار) adalah bentuk jamak dari (السفر) yaitu kitab yang besar. Dan keledai tidak memahami apakah yang dibebankan di atas punggungnya itu merupakan kitab atau sampah.
بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايٰتِ اللهِ ۚ( Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu)
Yakni keledai yang diumpamakan seperti orang-orang Yahudi adalah permisalan yang paling buruk yang dimisalkan bagi orang-orang yang mendustakan. Maka janganlah kalian manjadi seperti mereka hai orang-orang beriman.
Allah mendahulukan permisalan ini sebagai peringatkan bagi orang-orang yang meninggalkan Rasulullah berdiri berkhutbah di atas mimbar untuk pergi melakukan perdagangan, serta bagi semua orang yang enggan mendengarkan khutbah padahal ia mendengarnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits: “Barangsiapa yang berbicara pada hari Jum’at ketika imam sedang berkhutbah, maka ia seperti seekor keledai yang mengangkut kitab-kitab tebal. Dan barangsiapa yang berkata kepada orang itu ‘diamlah’ maka tidak ada (pahala) shalat jum’at baginya.”
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1). Maimun bin Mihranberkata,"Keledai itu tidak tahu apakah buku tebal yang ada di punggungnya ataukah keranjang. Demikian pula dengan orang-orang Yahudi. Pada perumpamaan ini terdapat peringatan dari Allah bagi orang-orang yang membawa AI Kitab, yakni dia harus mempelajari pengertian-pengertiannya, sekaligus mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya. Tujuannya adalah agar mereka tidak menerima celaan yang diterima oleh orang-orang itu (Yahudi).
2). Seekor keledai tidak mendapat manfaat dari buku-buku tebal meskipun itu tersebar di antara kedua matanya, hal ini menunjukkan bahwa salah satu alasan dipindahkannya kenabian dari Bani Israil secara keseluruhan adalah: Mereka sudah sampai pada titik putus asa dalam mendapatkan manfaat dari amanah berdakwah dan beramal, sehingga Allah ﷻ mengalihkannya kepada umat yang lebih berhak dan layak melakukannya.
3). Al-Dahhak berkata: Kitab-kitab yang dia tidak mengetahui apa isinya dan dia tidak mengetahui apa itu! Inilah perumpamaan yang Allah contohkan kepada ummat ini, yakni: dan jika Anda tidak berpegang pada kitab ini, pemisalan Anda akan sama seperti mereka.
4). Diqiaskan kepada orang yang Allah ta'ala bebankan kepadanya kitab-Nya, agar ia mengimaninya, dan mentadabburinya, dan mengamalkannya, dan menyerunya, lalu ia membantahnya –tidak membawanya selain mengingatnya diluar kepala- maka membacanya tanpa mentadabburinya, memahami, mengikuti, atau menetapkan hukumnya dan bertindak sesuai perintahnya; Ibarat seekor keledai yang membawa setumpuk buku-buku tebal, ia tidak mengetahui apa yang ada di dalamnya, ia membawanya hanya untuk sesaat saja.
5). Allah mengumpamakan orang yang tidak mengambil manfaat dari apa yang telah diberikan kepadanya, dengan keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Mungkin salah satu hikmah penyebutan perumpamaan ini dalam surat Al-Jumu'ah adalah agar keadaan para khatib dan makmum yang shalat di belakangnya pada khutbah Jumat tidak sama dengan keadaan sebelumnya!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
5. Perumpamaan orang-orang Yahudi yang dibebankan amal ibadah dalam Taurat, lalu tidak mengamalkan kewajiban Taurat itu sebagaimana keledai yang membawa kitab yang bermanfaat. Perumpamaan buruk ini adalah perumpamaan kaum yang mendustakan dalil-dalil, mukjizat, dan ayat-ayat yang menunjukkan tentang kenabian Muhammad SAW. Allah tidak membantu (menunjukkan) kaum yang menzalimi dirinya dengan kekufuran dan kebohongan kepada kebenaran dan kebaikan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Perumpamaan} perumpamaaan {orang-orang yang dibebani tugas Taurat} Dibebani untuk mengamalkan apa yang ada di dalamnya {kemudian tidak mengamalkannya} tidak mengamalkan apa saja yang ada di dalamnya {adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab} kitab-kitab {Sangat buruk} sangat buruk {perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
5. Ketika menyebutkan nikmatNya yang diberikan pada umat ini, umat yang ditengah-tengahnya diutus seorang nabi yang tidak bisa baca-tulis, serta berbagai keistimewaan dan sifat baik yang diberikan yang tidak bisa didapatkan oleh umat yang lain padahal mereka adalah umat yang tidak tahu baca-tulis, umat yang mengungguli orang-orang dahulu dan terkemudian hingga ahli kitab yang mengira bahwa mereka adalah ulama rabbani dan para pendeta yang terdahulu. Selanjutnya Allah menyebutkan, bahwa orang-orang yang membawa kitab Taurat dari kalangan Yahudi dan juga Nasrani dan diperintahkan agar dipelajari dan diamalkan namun mereka tidak membawa dan menunaikan apa yang diperintahkan. Dengan demikian mereka tidak memiliki keutamaan. Mereka tidak ubahnya seperti keledai yang membawa barang berupa kitab-kitab ilmu di atas punggungnya. Bisakah keledai memanfaatkan kitab-kitab yang dibawa di atas punggungnya itu? Apakah karena sebab itu mereka berhak mendapatkan keutamaan? Ataukah jatah mereka hanya sekedar membawa saja. Inilah perumpamaan ulama ahli kitab. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengajarkan isi Taurat, yang diantara perintah terbesar dan teragungnya adalah mengikuti Muhammad serta kabar gembira bagi orang yang beriman dengan al-Quran yang dibawanya. Orang yang sifatnya seperti ini tidak bisa memanfaatkan Taurat melainkan hanya kerugian dan tegaknya hujjah atas diri mereka sendiri. Perumpamaan ini persis seperti kondisi mereka “Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu.” Yang menunjukkan atas kebenaran rasul kita dan kebenaran yang dibawanya, “dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zhalim.” Maksudnya, tidak menunjukkan mereka pada maslahat-maslahat mereka selama kezhaliman dan pembangkangan masih lekat sebagai sifat mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 5-8
Allah SWT berfirman seraya mencela orang-orang Yahudi yang diberi kitab Taurat dan dibebani untuk mengamalkannya. Kemudian mereka tidak mengamalkannya. Perumpamaan mereka dalam hal itu seperti keledai yang dipikulkan di atas punggungnya kitab-kitab yang tebal, yaitu keledai itu tidak dapat memahami kitab-kitab yang dipikul dan tidak mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, karena keledai hanya memikulnya saja tanpa dapat membedakan muatan apa yang dibawanya. Demikian pula mereka yang diberi kitab yang hanya menghafalnya secara lafazh tetapi tidak memahaminya dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya. Bahkan mereka menakwilkan, menyimpang dan menggantinya. Mereka jauh lebih buruk daripada keledai, karena keledai adalah hewan yang tidak memiliki pemahaman, sedangkan mereka adalah makhluk yang memiliki pemahaman, tetapi tidak menggunakannya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman dalam ayat lain: (Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai) (Surah Al-A'raf: 179) Allah SWT berfirman: (Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim) Kemudian Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan orang-orang yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar” (6)) yaitu jika kalian mendakwakan bahwa kalian berada dalam petunjuk, dan bahwa nabi Muhammad, dan para sahabatnya berada dalam kesesatan, maka doakanlah kematian bagi golongan yang sesat di antara kedua golongan itu, (jika kamu memang orang-orang yang benar) dalam yaitu dalam pengakuanmu itu.
Allah SWT berfirman: (Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri) yaitu disebabkan kekafiran, kezaliman, dan kedurhakaan yang mereka kerjakan untuk diri mereka sendiri (Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim) Telah disebutkan pembahasan dalam surah Al-Baqarah tentang mubahalah yang diajukan terhadap orang-orang Yahudi, yaitu Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar” (94) Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya (95) Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling tamak kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih tamak lagi) daripada orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan (96)) (Surah Al-Baqarah) Telah kami sebutkan di atas, bahwa makna yang dimaksud adalah mereka diminta siapakan yang berada pada kesesatan apakah diri mereka atau musuh mereka. Sebagaimana disebutkan dalam pembahasan mubahalah terhadap orang-orang Nasrani dalam surah Ali Imran: (Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan) kamu, maka katakanlah (kepadanya), "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta” (61)) (Surah Ali Imran)
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (8)) sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nisa: (Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh) (Surah An-Nisa: 78)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Jumu’ah ayat 5: Ketika yahudi meninggalkan amalan yang ada dalam Taurat, dan tidak mengimani Muhammad ﷺ, Allah memisalkan mereka yang bahwasanya dibebani agar beramal dengan Taurat, yang di dalamnya terkandung dari sifat Rasul ﷺ dan dituntut untuk mengimani serta menjadi penolongnya, kemudia mereka tidak mengikuti apa yang sesuai dengan isi dari Taurat; Maka mereka ini semisal dengan keledai yang membawa kitab yang bermanfaat dan banyak, akan tetapi tidak memperoleh apa-apa kecuali hanya kebosanan dan kerja keras saja, dan permisalan seperti apa lagi yang lebih buruk dari mereka, contohnya : Mereka mendustakan ayat-ayat Allah yang datang dari lisan Rasulullah ﷺ, dan Allah tidak menyetujui dan memberikan petunjuk kepada kaum yang dzalim kepada diri-diri mereka sendiri, dengan kesyirikan, kekufuran, dan mendustakan para Nabi. Dan adapat diambil hikmah dari ayat ini, bahwa sudah semestinya bagi yang membaca Al Qur’an untuk beramal dengan apa yang terkandung padanya, agar supaya tidak memiliki sifat yang buruk sebagaimana yahudi ini.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan nikmat-Nya kepada umat ini, dimana Dia telah mengutus kepada mereka nabi yang ummi (buta huruf) dan telah melebihkan mereka dengan berbagai kelebihan dan keutamaan yang tidak dicapai oleh seorang pun, padahal mereka adalah ummat yang ummi tetapi bisa mengalahkan generasi terdahulu dan yang akan datang, bahkan mengalahkan Ahli Kitab yang menganggap bahwa mereka adalah para ulama rabbani dan para pendeta yang senior, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala sebutkan bahwa orang-orang yang Allah bebankan kepada mereka kitab Taurat yaitu orang-orang Yahudi, demikian pula orang-orang Nasrani yang Allah bebankan kepada mereka kitab Injil, Dia memerintahkan mereka untuk mempelajari dan mengamalkannya, namun mereka tidak mengamalkannya, maka sesungguhnya mereka tidak memiliki keutamaan apa-apa, bahkan perumpamaan mereka adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal di punggungnya, dimana keledai-keledai itu tidak dapat mengambil faedah dari kitab-kitab itu. Apakah mereka akan mendapatkan keutamaan hanya karena memikul kitab-kitab ilmu ataukah yang mereka dapatkan hanya ‘memikul saja’? Seperti inilah keadaan para ulama Yahudi yang tidak mengamalkan Taurat, yang di antara isinya adalah perintah mengikuti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kabar gembira tentang kedatangannya dan beriman kepada apa yang dibawanya berupa Al Qur’an. Bukankah yang didapat oleh orang yang seperti ini keadaannya hanyalah kekecewaan, kerugian, dan penegakkan hujjah terhadapnya? Perumpamaan ini sangat sesuai dengan keadaan mereka.
Yakni mengamalkannya.
Maksudnya, tidak mengamalkan isinya, antara lain tidak membenarkan kedatangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dalam hal tidak bermanfaatnya kitab-kitab itu baginya.
Yang menunjukkan kebenaran Rasul kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan apa yang dibawanya.
Dia tidak akan memberi petunjuk kepada hal yang bermaslahat bagi mereka selama sifat zalim dan keras kepala masih melekat pada mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Jumu’ah Ayat 5
Allah mengecam manusia yang mendapat karunia-Nya menjadi ahli agama, tetapi tidak mengamalkannya. Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa taurat, menjadi ulama dan bertugas membimbing manusia beragama, kemudian mereka tidak membawanya, tidak mengamalkan agama dan tidak menjadikan dirinya teladan bagi umat adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal, dirinya dibebani oleh pengetahuan agama, tetapi pengetahuan agama itu tidak membawa kebaikan apa pun bagi dirinya. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah yang diwahyukan kepada nabi dan rasul-Nya. Dan Allah tidak akan pernah memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim, yang membiarkan dirinya gelap, padahal mereka memegang lampu. 6. Para pemuka yahudi tidak hanya tidak mengamalkan agamanya, tetapi juga menilai dirinya kekasih Allah, padahal mereka kufur kepada-Nya. Katakanlah, wahai nabi Muhammad kepada para tokoh agama yahudi, 'wahai orang-orang yahudi bani na'ir, bani quraizah dan bani qainuq'! jika kamu mengira dengan penuh keyakinan bahwa kamulah kekasih Allah, karena menjadi bangsa pilihan, bukan orang-orang yang lain, seperti kaum muslim, maka harapkanlah kematianmu, karena kematian membuktikan apakah kamu kekasih Allah atau bukan, jika kamu orang yang benar, dalam pengakuanmu itu. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penafsiran dari para ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-Jumu’ah ayat 5 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita bersama. Sokong perjuangan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.