Surat Al-Waqi’ah Ayat 80
تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Arab-Latin: Tanzīlum mir rabbil-'ālamīn
Artinya: Diturunkan dari Rabbil 'alamiin.
« Al-Waqi'ah 79 ✵ Al-Waqi'ah 81 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Terkait Surat Al-Waqi’ah Ayat 80
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 80 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan mendalam dari ayat ini. Ditemukan sekumpulan penjelasan dari kalangan pakar tafsir berkaitan isi surat Al-Waqi’ah ayat 80, antara lain sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
80. Al-Quran yang mulia ini diturunkan dari Tuhan semesta, maka ia adalah kebenaran yang tidak ada keraguan padanya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
80. Diturunkan dari Rabb para makhluk kepada Nabi-Nya Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Menunjukkan bahwa kita harus mengamalkan isinya; Karena yang menurunkannya adalah Rabb yang ditaati, Yang Menciptakan, Yang Memberi rezeki, dzat yang wajib untuk kita taati apa-apa diperintahkan-Nya, dan menjauhi apa-apa yang dilarang-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
80. Alquran diturunkan Allah Ta’ala Tuhan semesta alam seluruhnya ke dalam hati Nabi Muhammad SAW
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{diturunkan dari Tuhan alam semesta
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
80. “Diturunkan dari Rabb semesta alam,” maksudnya bahwa al-Quran ini menyandang predikat yang mulia tersebut yaitu bahwa ia diturunkan dari Rabb semesta alam, Yang mengatur para hambaNya dengan berbagai macam nikmatNya, baik kenikmatan agama maupun kenikmatan dunia. Dan pengaturan Allah yang paling agung bagi hamba-hambaNya adalah dengan menurunkan al-Quran yang menc akup kemaslahatan dunia dan akhirat. Dan dengannya Allah telah merahmati para hamba dengan rahmat yang tidak mampu mereka syukuri, dan dari apa yang wajib bagi mereka untuk menegakkannya, mengumumkannya, berdakwah kepadanya, dan menjelaskannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 75-82
Apa yang dikatakan mayoritas ulama bahwa ini memang sumpah dari Allah SWT. Dia bersumpah dengan menyebut apa yang Dia kehendaki dari makhlukNya, ini menunjukkan keagunganNya. Kemudian sebagian mufasir berkata bahwa huruf “la” merupakan zaidah. Maka bentuknya adalah "Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang" Pendapat ini diriwayatkan Ibnu Jarir dari Sa'id bin Jubair, dan yang menjadi jawab qasam itu adalah: (sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia (77))
Ulama lainnya berkata bahwa huruf “la” ini bukanlah zaidah yang tidak bermakna, bahkan didatangkan pada permulaan qasam, apabila yang menjadi objek sumpahnya dinafikan, seperti perkataan Aisyah.”Tidak, demi Allah, tangan Rasulullah SAW sama sekali belum pernah menyentuh tangan wanita lain" Demikian juga di sini, bahwa bentuknya adalah “Tidak, Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang, perkaranya tidaklah seperti yang kalian duga terhadap Al-Qur'an, bahwa Al-Qur'an itu sihir atau ilmu perdukungan, melainkan Al-Qur'an adalah bacaan yang mulia"
Ibnu Jarir berkata bahwa sebagian ulama bahasa Arab berkata tentang firmanNya: (Maka Aku bersumpah) bahwa urusan ini tidaklah seperti yang kalian katakan, kemudian sesudah itu dikatakan Aku bersumpah. Para mufasir berbeda pendapat tentang firmanNya: (tempat beredarnya bintang-bintang) Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah berangsur-angsur turunnya Al-Qur'an, karena sesungguhnya Al-Qur'an itu diturunkan dalam satu jumlah di malam Lailatul Qadar dari langit tertinggi ke langit dunia, kemudian diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur selama bertahun-tahun. Kemudian Ibnu Abbas membaca ayat ini.
Mujahid juga berkata bahwa yang dimaksud adalah tempat beredarnya bintang-bintang di langit. Dikatakan bahwa maknannya adalah tempat terbitnya bintang-bintang.
Demikian juga dikatakan Al-Hasan dan Qatadah dan inilah yang dipilih Ibnu Jarir.
Diriwayatkan dari Qatadah bahwa makna yang dimaksud adalah tempat beredarnya bintang-bintang.
Firman Allah: (Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui (76)) yaitu, sesungguhnya sumpah yang Aku sampaikan ini benar-benar sumpah yang besar. Seandainya kalian mengetahui kebesarannya, maka kalian memuliakan apa yang disebutkan di dalamnya (sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang mulia (77)) yaitu, Al-Qur'an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW benar-benar kitab yang agung (pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz) (78)) yaitu dimuliakan di dalam kitab yang dimuliakan, dipelihara dan diagungkan.
(tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan)
Ibnu Zaid berkata bahwa orang-orang Quraisy mempunyai dugaan bahwa Al-Qur'an ini diturunkan oleh setan. Maka Allah memberitahukan bahwa Al-Qur'an ini tidak dapat disentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Al-Qur’an itu bukanlah dibawa turun oleh setan-setan (210) Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al-Qur’an itu, dan mereka pun tidak akan kuasa (211) Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan dari mendengar Al-Qur’an itu (212) (Surah Asy-Syu'ara’) Pendapat ini cukup baik dan tidak menyimpang dari pendapat-pendapat yang sebelumnya.
Ulama lainnya berkata tentang firmanNya: (tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan (79)) yaitu yang suci dari junub dan hadas. Mereka berkata bahwa kata ayat merupakan kalimat berita, tetapi makna yang dimaksud adalah perintah. Mereka berkata bahwa yang dimaksud dengan Al-Qur'an di sini adalah mushaf, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW melarang bepergian membawa Al-Qur'an ke negeri musuh karena dikhawatirkan Al-Qur'an itu dirampas oleh musuh. Dan mereka menguatkan pendapatnya dengan hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam kitab Muwatta'nya dari Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm tentang dengan surat yang dikirim Rasulullah SAW kepada Amr bin Hazm, bahwa tidak boleh menyentuh Al-Qur'an kecuali orang yang suci.
Firman Allah SWT: (Diturunkan dari Tuhan alam semesta (80)) yaitu, Al-Qur'an ini diturunkan dari Allah Tuhan alam semesta, dan bukanlah seperti apa yang mereka katakan bahwa Al-Qur'an adalah sihir, ilmu perdukunan atau syair, bahkan Al-Qur’an itu benar yang tidak ada keraguan padanya, dan tidaklah di baliknya kebenaran yang bermanfaat.
Firman Allah SWT: (Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Qur’an ini? (81))
Mujahid berkata tentang firmanNya, (menganggap remeh) yaitu kalian ingin mendukung dan bersandar kepada mereka dalam hal itu.
(kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah) (82)) Sebagian ulama berkata tentang firmanNya: (kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan)) yaitu rasa syukur kalian (dengan mendustakan (Allah)) yaitu kalian mendustakannya sebagai ganti bersyukur. Diriwayatkan dari Ali dan Ibnu Abbas bahwa keduanya membaca ayat ini dengan bacaan berikut: "Dan kalian menjadikan rasa syukur kalian dengan mendustakan". Ibnu Jarir berkata bahwa telah diriwayatkan dari Al-Haitsam bin Addi, bahwa menurut dialek kabilah Azad Syanu’ah disebutkan “Razaqa Fulanun” maknannya Fulan bersyukur.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah) (82)) dia berkata bahwa ucapan mereka tentang bintang-bintang itu. ”Kami diberi hujan oleh bintang ini dan bintang itu" Maka demikian juga dijawab, "Katakanlah bahwa hujan dan rezeki itu dari sisi Allah"
Qatadah berkata bahwa Hasan Al-Bashri bahwa seburuk-buruk apa yang diambil oleh suatu kaum untuk diri mereka sendiri adalah tidaklah mereka diberi rezeki berupa Kitab Allah, melainkan mendustakannya. Makna yang dimaksud dari ucapan Al-Hasan ini adalah,”Kalian menjadikan bagian kalian dari Kitab Allah adalah dengan mendustakannya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman sebelumnya: (Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Qur’an ini? (81) Kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah) (82))
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Waqi’ah ayat 80: 77-80. Allah menyebutkan dengan sumpah kepada Al Qur’an Al Karim, Allah berkata : Ketahuilah wahai manusia bahwa Al Qur’an ini adalah sempurna bagi kebaikan seorang hamba di dunia dan akhirat. Al Qur’an terjaga dan tertulis pada kitab yang ada di sisi Allah, dan dikatakan bahwa itu adalah lauhul mahfudz, dikatakan juga bahwasanya ia adalah mushaf yang dihadapan kita sekarang. Al Qur’an ini tidak disentuh kecuali oleh para malaikat yang suci, inilah yang kuat dari ayat ini, dan tidaklah Al Qur’an ini disentuh kecuali yang telah bersih dari kesyirikan dan yang sedang junub serta hadats kecil. Allah kemudian mengabarkan bahwa Al Qur’an diturunkan dari sisi Allah.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Maksudnya, Al Qur’an yang telah disebutkan sifatnya itu turun dari Allah Tuhan Yang Mengurus seluruh alam; Dia mengurus hamba-hamba-Nya dengan nikmat-nikmat dunia dan agama, dimana di antara kepengurusan-Nya kepada mereka yang paling besarnya adalah dengan menurunkan Al Qur’an ini yang di dalamnya terdapat petunjuk bagi mereka agar mereka dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Hal ini menunjukkan, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala setelah menciptakan mereka, maka Dia tidak membiarkan mereka begitu saja, bahkan tetap mengurus mereka dengan nikmat-nikmat-Nya baik nikmat dunia berupa rezeki maupun nikmat agama berupa petunjuk. Dengan Al Qur’an Allah berikan rahmat kepada hamba-hamba-Nya yang mereka tidak sanggup untuk mensyukurinya. Oleh karena itu, mereka harus menjunjung tinggi isi Al Qur’an, mengamalkannya dan mendakwahkannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 80
77-80. Allah bersumpah bahwa sesungguhnya Al-Qur'an yang berisi tuntunan-Nya ini adalah bacaan yang sangat mulia. Wahyu Allah ini tertulis pada kitab yang terpelihara, yaitu lauh mahfuz yang selalu terjaga, sehingga tidak ada yang dapat menyentuhnya kecuali hamba-hamba-Nya yang disucikan. Sungguh, Al-Qur'an ini diturunkan dari tuhan seluruh alam. 81-82. Bila kamu mengetahui bahwa Al-Qur'an berasal dari Allah, maka apakah kamu masih menganggap remeh berita tentang wahyu-Nya ini' masihkah kamu berani menjadikan rezeki yang kamu terima dari Allah justru untuk mendustakan ajaran dan mengingkari kekuasaan-Nya'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beberapa penjabaran dari beragam mufassirin terkait kandungan dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 80 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita bersama. Dukung dakwah kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.