Surat Al-Waqi’ah Ayat 72

ءَأَنتُمْ أَنشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ أَمْ نَحْنُ ٱلْمُنشِـُٔونَ

Arab-Latin: A antum ansya`tum syajaratahā am naḥnul-munsyi`ụn

Artinya: Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?

« Al-Waqi'ah 71Al-Waqi'ah 73 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Waqi’ah Ayat 72

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 72 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir mendalam dari ayat ini. Didapati beraneka penafsiran dari berbagai mufassirin mengenai isi surat Al-Waqi’ah ayat 72, misalnya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

71-72. Tidakkah kalian memperhatikan api yang kalian nyalakan. Apakah kalian yang menumbuhkan pohonnya yang menjadi bahan api atau Kami yang menumbuhkkannya?


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

72. Apakah kalian yang menciptakan pepohonan yang dengannya kalian menyalakan api ataukah Kami yang menciptakannya karena kasihan kepada kalian?


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

72. ءَأَنتُمْ أَنشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ (Kamukah yang menjadikan kayu itu)
Yaitu kayu dari dua pohon yang digunakan untuk menyalakan api, yaitu pohon al-Mirkh dan al-Affar. Pendapat lain mengatakan bahwa ini mencakup segala jenis pohon, karena jika kayu pohon telah kering akan dapat menyalakan api.

أَمْ نَحْنُ الْمُنشِـُٔونَ (atau Kamikah yang menjadikannya?)
Yakni dengan kuasa Kami semata.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

71-73

1). Dalam firman Allah ta'ala: { نَحْنُ جَعَلْنَٰهَا تَذْكِرَةً وَمَتَٰعًا لِّلْمُقْوِينَ } "Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir" peringatan yang lembut, yaitu: bahwasanya Allah ﷻ mendahulukan penyebutan peringatan sebelum penyebutan bahan yang berguna; agar seorang hamba mengetahui bahwa manfaat akhirat lebih penting dan mengingatnya lebih utama.

2). Setiap kali kamu menyalakan api, dengannya kamu dihangatkan, maka ingatlah firman Allah ta'ala: { نَحْنُ جَعَلْنَٰهَا تَذْكِرَةً وَمَتَٰعًا لِّلْمُقْوِينَ } "Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir" Asy-Syanqithi berkata: maksudnya: jika di dunia mereka merasakan panasnya api yang menyengat, mereka teringat akan api akhirat yang lebih dahsyat panasnya. Agar mereka menjauh dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka masuk ke dalam neraka.

3). Secara khusus disebutkan musafir di padang pasir, meskipun makna ayat ini bermanfaat secara umum bagi para musafir dan penduduk yang menetap; sebagai peringatan bagi hamba-Nya -dan Allah ta'ala lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan firman-Nya- bahwa mereka semua adalah musafir dan bahwa mereka berada di dunia ini sebagai musafir. Mereka bukanlah penduduk atau pemukim, dan bahwa mereka hanyalah orang yang lewat dan orang yang melakukan perjalanan.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

71-72. Kabarkan kepada-Ku tentang api yang kalian nyalakan dengan bantuan kayu-kayu pepohonan. Kalian mengesek dengan gesekan yang kuat sehingga tersulutlah api dari gesekan kayu itu. Layaknya batu yang mengandung besi, kalian pukul-pukulkan sehingga keluarlah percikan api. Bukankah Kami yang menumbuhkan kayu itu dengan kekuasaan Kami, tanpa bantuan kalian sedikitpun? Kayu-kayu yang dapat digunakan untuk pemantik/penyulut api ini di kalangan orang Arab antara lain adalah pohon markh, ‘ifar, kalkh


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Apakah kalian yang menumbuhkan kayunya} kayu yang digunakan untuk menyalakan api {atau Kami yang menumbuhkan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

71-73. Ini adalah nikmat yang masuk kepada kategori kebutuhan pokok yang pasti dibutuhkan oleh makhluk, karena sesungguhnya manusia membutuhkan kenikmatan tersebut dalam banyak perkara dan kebutuhan mereka. Allah menyatakan kepada mereka (agar mereka mengakui), akan api yang Dia ciptakan pada pepohonan, dan bahwa makhluk tidaklah dapat menciptakannya, akan tetapi hanya Allah-lah Yang menciptakan (api itu) dari pepohonan yang hijau, kemudian ia menjadi api yang dinyalakan sesuai dengan kebutuhan para hamba, lalu apabila mereka telah selesai dari kebutuhan mereka, maka mereka memadamkan dan mematikannya.
“Kami menjadikan api itu untuk peringatan” bagi para hamba terhadap nikmat Rabb mereka, dan sebagai peringatan (bagi mereka) akan Neraka Jahanam yang telah Allah persiapkan untuk orang-orang yang bermaksiat kepadaNya, serta menjadikannya sebagai cemeti untuk menuntun hamba-hambaNya kepada surga yang penuh dengan kenikmatan, “dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir.” Maksud dari kata al-Muqwin adalah orang-orang yang mengambil manfaat atau para musafir. Allah mengkhususkan para musafir adalah karena manfaat api itu bagi musafir lebih besar daripada bagi selainnya, atau bisa jadi sebabnya adalah karena dunia ini, semuanya adalah tempat melakukan safar, dan seorang hamba dari sejak dilahirkan adalah seorang musafir (orang yang melakukan perjalanan) menuju Rabbnya. Api ini telah dijadikan oleh Allah sebagai bahan yang berguna bagi musafir di dunia ini, dan sebagai peringatan bagi mereka akan negeri yang kekal (akhirat).


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 63-74
Allah SWT berfirman: (Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? (63)) yaitu mencangkul, membajak, dan menaburkan benih pada tanah. (Kamukah yang menumbuhkannya?) yaitu apakah kalian yang menumbuhkannya dari tanah? (ataukah Kami yang menumbuhkannya?) Tidak, bahkan Kamilah yang menetapkannya di tempatnya dan Kamilah yang menumbuhkannya di tanah.
Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman,”''Jangan mengatakan, “Kami telah bertanam” Tetapi katakanlah, “Kami telah bertani” Telah diriwayatkan dari Hajar Al-Madari, bahwa dia membaca firmanNya: (Kamukah yang menumbuhkannya? ataukah Kami yang menumbuhkannya? (64) dan ayat-ayat yang semakna. Lalu dia mengatakan, "Tidak, Engkaulah yang melakukan semuanya, ya Tuhanku"
Firman Allah SWT (Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur) yaitu Kamilah yang menumbuhkannya dengan kelembutan dan rahmat Kami, dan Kami membiarkannya tumbuh sebagai rahmat untuk kalian, dan sekiranya Kami menghendaki, sungguh Kami menjadikan ia kering sebelum masak dan panennya (maka jadilah kamu heran tercengang) Kemudian hal itu dijelaskan oleh firmanNya: ((sambil berkata), "Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian (66) bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa” (67)) yaitu sekiranya Kami menjadikannya kering, maka sungguh kalian merasa heran dan berkata macam-macam. Adakalanya kalian berkata,"Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian"
Mujahid dan Ikrimah berkata bahwa maknannya, "Sesungguhnya kami benar-benar tergila-gila dengan harapan kami"
Al-Hasan dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (maka jadilah kamu heran tercengang) yaitu kalian menyesal, adakalanya menyesali apa yang kalian keluarkan, atau menyesali dosa-dosa yang pernah kalian kerjakan.
Kisa'i berkata bahwa kata “tafakkaha” termasuk kata memiliki dua makna bertentangan. Orang-orang Arab berkata, "Tafakkahtu" yaitu aku senang, dan “tafakkahtu” yaitu aku sedih.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum (68) Kamukah yang menurunkannya dari awan) yaitu awan. Pendapat itu dikatakan Mujahid, dan lainnya.
(ataukah Kami yang menurunkannya?) dia berkata bahkan Kamilah yang menurunkannya (Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin) yaitu, menjadi asin lagi pahit, tidak layak untuk diminum dan untuk mengairi tanaman (maka mengapakah kamu tidak bersyukur?) yaitu mengapa kalian tidak mensyukuri nikmat Allah atas kalian karena Dia telah menurunkannya kepada kalian air tawar dan enak diminum? (untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu (10) Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan (11)) (Surah An-Nahl)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (71)) yaitu kaiian menggosok-gosokkan kayu dari dahan pohon sebagai pemantik api sehingga kalian dapat mengeluarkan api )Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami yang menjadikannya? (72) yaitu bahkan Kamilah yang menjadikannya mengandung api; bagi orang Arab di masa lalu ada dua jenis kayu yang pertama yaitu (kayu Al-Marakh) dan yang lain kayu (Al-'Ifar). Apabila dari masing-masing ranting keduanya diambil satu batang yang masih hijau, lalu satu dengan yang lainnya digosokkan, maka dari gesekan keduanya keluarlah percikan api.
Firman Allah SWT: (Kami menjadikan api itu untuk peringatan) Pendapat itu dikatakan Mujahid dan Qatadah bahwa maknanya yaitu Kami mengingatkan tentang api neraka yang sangat besar.
Firman Allah SWT: (dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir) Ibnu Abbas dan Qatadah berkata bahwa yang dimaksud dengan “Al-muqwin” adalah orang-orang yang melakukan perjalanan. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir. Ibnu Jarir mengatakan bahwa termasuk ke dalamnya adalah ucapan mereka, “Aku meninggalkan rumah, apabila dia bepergian dan meninggalkan keluarganya.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa “al-muqwi” di sini adalah orang yang lapar.
Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya, (Al-Muqwin) yaitu semua orang yang menikmatinya. Demikian juga diriwayatkan dari Ikrimah. Tafsir ini lebih umum daripada yang lainnya, karena sesungguhnya baik orang yang ada di tempat maupun orang yang sedang dalam perjalanan, baik yang kaya maupun yang miskin, semuanya memerlukan api untuk memasak, berdiang, penerangan dan keperluan lainnya


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Waqi’ah ayat 72: 71-73. Ini adalah bukti yang keempat atas benarnya kebangkitan, dimana Allah berkata : Kabarkan kepadaku tentang api yang kalian nyalakan (dengan digesekkan kepada kayu). Apakah kalian yang menjadikan kayu itu ataukah Kami yang yang menciptakannya. ketahuilah bahwa kami menciptakan api ini agar Kami dapat memperingatkan kalian dengan api neraka, maka hal ini menjadi pelajaran dan nasihat bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran. Api ini juga sebagai kesenangan untuk memasak makanan dan keperluan kalian, juga menjadi manfaat bagi para musafir untuk digunakan pada kondisi mereka yang beraneka macam.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 72

71-74. Bila kamu sudah memahami siapa yang menurunkan air, maka pernahkah kamu memperhatikan tentang api yang kamu nyalakan dari kayu bakar' kamukah yang menumbuhkan pohon penghasil kayu bakar itu ataukah kami yang menumbuhkannya' ketahuilah, kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan bakar yang berguna bagi musafir di padang pasir. Dengan anugerah ini, maka bertasbihlah dengan menyebut nama tuhanmu yang mahabesar. '71-74


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah sekumpulan penjabaran dari banyak ulama mengenai makna dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 72 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi kita. Sokonglah usaha kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Paling Banyak Dilihat

Kami memiliki berbagai konten yang paling banyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Anfal, Al-Jumu’ah 10, Ali ‘Imran 110, An-Nisa 29, Al-Baqarah 152, An-Nisa 146. Juga Thaha, Al-Jatsiyah, An-Nur 26, Al-Ahzab 56, Al-Baqarah 168, Al-Insyirah 6.

  1. Al-Anfal
  2. Al-Jumu’ah 10
  3. Ali ‘Imran 110
  4. An-Nisa 29
  5. Al-Baqarah 152
  6. An-Nisa 146
  7. Thaha
  8. Al-Jatsiyah
  9. An-Nur 26
  10. Al-Ahzab 56
  11. Al-Baqarah 168
  12. Al-Insyirah 6

Pencarian: tulisan arab inalillahi wainailaihi rojiun, surat al taubat, al an'am 102, alif lam mim tulisan arab, quran surat al-baqarah ayat 196

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.