Surat Al-Waqi’ah Ayat 68
أَفَرَءَيْتُمُ ٱلْمَآءَ ٱلَّذِى تَشْرَبُونَ
Arab-Latin: A fa ra`aitumul-mā`allażī tasyrabụn
Artinya: Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
« Al-Waqi'ah 67 ✵ Al-Waqi'ah 69 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Berkaitan Dengan Surat Al-Waqi’ah Ayat 68
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 68 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai tafsir penting dari ayat ini. Ada pelbagai penjelasan dari berbagai mufassir mengenai kandungan surat Al-Waqi’ah ayat 68, antara lain seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
68-69. Tidakkah kalian memperhatikan air yang kalian minum sehingga karenanya kalian hidup? Apakah kalian yang menurunkannya dari awan ke bumi atau Kami yang menurunkannya sebagai rahmat dari Kami kepada kalian?
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
68-70. Katakanlah kepada-Ku tentang air tawar yang kalian minum; apakah kalian yang menurunkannya dari awan, atau Kami yang menurunkannya dengan kuasa Kami? Jika Kami menghendaki, sungguh Kami dapat menjadikannya sangat asin, maka mengapa kalian tidak bersyukur kepada Tuhan kalian dengan perkataan dan perbuatan atas segala kenikmatan besar yang kalian dapatkan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
68. Apakah kalian memperhatikan air yang kalian minum saat kalian haus?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
68. Kabarkan kepada-Ku tentang air yang kalian minum untuk meredakan dahaga kalian
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Apakah kalian memperhatikan air yang kalian minum
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
68-70. Tatkala Allah menyebutkan nikmat yang Dia anugerahkan kepada hamba-hambaNya berupa makanan, Dia (juga) menyebutkan nikmatNya kepada mereka berupa air minum segar yang mereka minum, dan bahwa sekiranya Allah tidak memudahkannya, niscaya tidak ada jalan bagi kalian untuk mendapatkannya, dan bahwa Dia lah Yang telah menurunkannya “dari awan” yakni awan dan hujan yang telah diturunkan oleh Allah, sehingga dengannya terciptalah sungai-sungai yang mengalir di atas bumi dan di dalamnya,dan terciptalah mata air-mata air yang memancar deras. Dan di antara nikmatNya adalah bahwa Dia menjadikan air itu tawar lagi segar yang disukai oleh jiwa, dan jika Dia menghendaki, Dia dapat menjadikannya “asin” lagi pahit sehingga tidak dapat dimanfaatkan. “Maka mengapakah kamu tidak bersyukur” kepada Allah Yang telah menganugerahkan nikmat-nikmatNya itu kepada kalian?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 63-74
Allah SWT berfirman: (Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? (63)) yaitu mencangkul, membajak, dan menaburkan benih pada tanah. (Kamukah yang menumbuhkannya?) yaitu apakah kalian yang menumbuhkannya dari tanah? (ataukah Kami yang menumbuhkannya?) Tidak, bahkan Kamilah yang menetapkannya di tempatnya dan Kamilah yang menumbuhkannya di tanah.
Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman,”''Jangan mengatakan, “Kami telah bertanam” Tetapi katakanlah, “Kami telah bertani” Telah diriwayatkan dari Hajar Al-Madari, bahwa dia membaca firmanNya: (Kamukah yang menumbuhkannya? ataukah Kami yang menumbuhkannya? (64) dan ayat-ayat yang semakna. Lalu dia mengatakan, "Tidak, Engkaulah yang melakukan semuanya, ya Tuhanku"
Firman Allah SWT (Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia kering dan hancur) yaitu Kamilah yang menumbuhkannya dengan kelembutan dan rahmat Kami, dan Kami membiarkannya tumbuh sebagai rahmat untuk kalian, dan sekiranya Kami menghendaki, sungguh Kami menjadikan ia kering sebelum masak dan panennya (maka jadilah kamu heran tercengang) Kemudian hal itu dijelaskan oleh firmanNya: ((sambil berkata), "Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian (66) bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa” (67)) yaitu sekiranya Kami menjadikannya kering, maka sungguh kalian merasa heran dan berkata macam-macam. Adakalanya kalian berkata,"Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian"
Mujahid dan Ikrimah berkata bahwa maknannya, "Sesungguhnya kami benar-benar tergila-gila dengan harapan kami"
Al-Hasan dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (maka jadilah kamu heran tercengang) yaitu kalian menyesal, adakalanya menyesali apa yang kalian keluarkan, atau menyesali dosa-dosa yang pernah kalian kerjakan.
Kisa'i berkata bahwa kata “tafakkaha” termasuk kata memiliki dua makna bertentangan. Orang-orang Arab berkata, "Tafakkahtu" yaitu aku senang, dan “tafakkahtu” yaitu aku sedih.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum (68) Kamukah yang menurunkannya dari awan) yaitu awan. Pendapat itu dikatakan Mujahid, dan lainnya.
(ataukah Kami yang menurunkannya?) dia berkata bahkan Kamilah yang menurunkannya (Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin) yaitu, menjadi asin lagi pahit, tidak layak untuk diminum dan untuk mengairi tanaman (maka mengapakah kamu tidak bersyukur?) yaitu mengapa kalian tidak mensyukuri nikmat Allah atas kalian karena Dia telah menurunkannya kepada kalian air tawar dan enak diminum? (untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu (10) Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan (11)) (Surah An-Nahl)
Kemudian Allah SWT berfirman: (Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (71)) yaitu kaiian menggosok-gosokkan kayu dari dahan pohon sebagai pemantik api sehingga kalian dapat mengeluarkan api )Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami yang menjadikannya? (72) yaitu bahkan Kamilah yang menjadikannya mengandung api; bagi orang Arab di masa lalu ada dua jenis kayu yang pertama yaitu (kayu Al-Marakh) dan yang lain kayu (Al-'Ifar). Apabila dari masing-masing ranting keduanya diambil satu batang yang masih hijau, lalu satu dengan yang lainnya digosokkan, maka dari gesekan keduanya keluarlah percikan api.
Firman Allah SWT: (Kami menjadikan api itu untuk peringatan) Pendapat itu dikatakan Mujahid dan Qatadah bahwa maknanya yaitu Kami mengingatkan tentang api neraka yang sangat besar.
Firman Allah SWT: (dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir) Ibnu Abbas dan Qatadah berkata bahwa yang dimaksud dengan “Al-muqwin” adalah orang-orang yang melakukan perjalanan. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir. Ibnu Jarir mengatakan bahwa termasuk ke dalamnya adalah ucapan mereka, “Aku meninggalkan rumah, apabila dia bepergian dan meninggalkan keluarganya.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa “al-muqwi” di sini adalah orang yang lapar.
Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya, (Al-Muqwin) yaitu semua orang yang menikmatinya. Demikian juga diriwayatkan dari Ikrimah. Tafsir ini lebih umum daripada yang lainnya, karena sesungguhnya baik orang yang ada di tempat maupun orang yang sedang dalam perjalanan, baik yang kaya maupun yang miskin, semuanya memerlukan api untuk memasak, berdiang, penerangan dan keperluan lainnya
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Waqi’ah ayat 68: 68-70. Ini adalah bukti yang ketiga atas benarnya kebangkitan, dimana Allah berkata : Kabarkan kepadaku tentang air segar yang bersih, yang kalian minum, apakah kalian yang menurunkan dari awan ?! Ataukah Kami yang menurunkan kepada kalian, dan mengalirkan kepada kalian untuk diambil manfaatnya! Kalau saja Kami kehendaki kami jadikan air itu asin dan kotor sehingga tidak dapat diminum! Amat buruk rasa syukur kalian kepada Allah, yang Dia memberikan kepada kalian nikmat; Maka esakanlah Allah dan taatilah Rasulullah ﷺ!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya berupa makanan, maka Dia menyebutkan nikmat-Nya kepada mereka yang berupa minuman yang segar, dan bahwa jika Allah tidak memudahkannya untuk mereka tentu mereka tidak akan bisa memperolehnya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menurunkan air itu dari awan, dimana dari sana mengalirlah air di permukaan bumi dan di bawahnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 68
68-70. Pernahkah pula kamu memperhatikan air yang kamu minum tiap hari' kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah kami yang menurunkan air itu' ketahuilah, kalau kami kehendaki niscaya kami menjadikannya asin sehingga tidak layak minum. Maka, mengapakah kamu tidak bersyukur atas anugerah Allah yang besar itu'68-70
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penafsiran dari beragam ahli tafsir mengenai kandungan dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 68 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita. Sokonglah dakwah kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.