Surat Saba Ayat 15

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِى مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا۟ مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

Arab-Latin: Laqad kāna lisaba`in fī maskanihim āyah, jannatāni 'ay yamīniw wa syimāl, kulụ mir rizqi rabbikum wasykurụ lah, baldatun ṭayyibatuw wa rabbun gafụr

Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".

« Saba 14Saba 16 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Tentang Surat Saba Ayat 15

Paragraf di atas merupakan Surat Saba Ayat 15 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran penting dari ayat ini. Terdokumentasikan berbagai penjelasan dari kalangan mufassirun berkaitan makna surat Saba ayat 15, di antaranya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Kabilah Saba’ di Yaman memilki tempat tinggal yang membuktikan Kuasa Kami, yaitu dua kebun di kanan dan kiri. Makanlah dari rizki Tuhan kalian dan bersyukurlah atas nikmat-nikmatNya atas kalian, karena negeri kalian bertanah subur dan berhawa bagus, dan Tuhan kalian Maha Pengampun.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

15. Sungguh kaum Saba memiliki tanda-tanda menakjubkan yang menunjukkan kekuasaan Allah dan keadilan hukum-Nya pada negeri dan tempat tinggal mereka: Pada sisi kanan dan kirinya terdapat kebun yang penuh dengan pepohonan rimbun dan berbuah lebat dan berbagai tanaman yang mendapat mengairan dari bendungan.

Sungguh beruntung mereka mendapatkan berbagai kenikmatan itu, agar mereka bersyukur kepada Allah. Negeri yang kaya sumber daya alamnya, bebas dari penyakit dan permasalahan, sejahtera, memiliki pemandangan yang indah, tanah yang lapang dan subur, sungai-sungai yang membawa banyak kebaikan, pepohonan yang menghasilkan buah terbaik, dan Tuhan Yang Maha Pengampun; mengampuni banyak dosa dan memberi pahala yang besar atas amalan yang sedikit.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

15. Pada kabilah Saba` di negeri mereka bertempat tinggal terdapat bukti yang nyata tentang kekuasaan Allah dan nikmat-Nya kepada mereka, yaitu dua kebun, salah satunya di sisi kanan dan yang kedua di sisi kiri. Kami berfirman kepada mereka, "Makanlah rezeki Tuhan kalian dan syukurilah nikmat-nikmat-Nya. Ini adalah negeri yang baik, dan ini Allah Tuhan yang Maha Pengampun yang mengampuni dosa-dosa siapa saja yang bertobat kepada-Nya."


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

15. لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ (Sesungguhnya bagi kaum Saba’)
Saba’ adalah kabilah yang hidup di Yaman, dan raja-raja Yaman berasal dari kabilah ini.

فِى مَسْكَنِهِمْ (di tempat kediaman mereka)
Yakni di kota ma’rib sebelah timur kota San’a, antara kota Ma’rib dan kota San’a berjarak tiga hari perjalanan.

ءَايَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ (ada tanda (kekuasaan Tuhan), yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri)
Yakni di sebelah kanan dan kiri lembah, sedangkan pemukiman mereka berada di lembah itu. Dan dalam kebun itu terdapat segala jenis buah-buahan. Dan dua kebun inilah yang dimaksud dalam ayat ini dengan tanda kekuasaan Tuhan.

كُلُوا۟ مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ (“Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu)
Yakni dikatakan kepada mereka kalimat ini. Dan yang dimaksud dengan rezeki adalah buah-buahan yang ada dalam kedua kebun itu.

وَاشْكُرُوا۟ لَهُۥ ۚ( dan bersyukurlah kamu kepada-Nya)
Atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepada kalian. Dan berbuatlah ketaatan kepada-Nya serta janganlah kalian bermaksiat kepada-Nya.

بَلْدَةٌ طَيِّبَة((Negerimu) adalah negeri yang baik)
Karena memiliki pohon yang banyak dan buah-buahan yang nikmat.

وَرَبٌّ غَفُورٌ (dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”)
Yakni yang memberikan kenikmatan kepada mereka adalah Tuhan yang Maha Pengampun atas dosa-dosa mereka.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Ini adalah pelajaran menghubungkan subjek dengan predikat.Di manakah letak dua taman di kanan dan kiri? Dimana negeri yang bagus? Itu pasir, dan di manakah desa-desa yang terlihat dan arsitektur yang semakin banyak? Saat ini menjadi gurun dan di mana perkiraan jarak tempuh untuk memfasilitasi komunikasi? Saat ini, daerah tersebut merupakan gurun tempat burung qathaah tersesat, tandus dengan pohon palem dan tamariska, apalagi anggur dan pohon palem.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

15. Kabilah Saba’ adalah kabilah yang terkenal di negeri Yaman, antara lain sekitar tiga hari dari arah Sana’a ada tanda yang menunjukkan bukti adanya Allah serta kekuasaan dan keesaan-Nya. Bukti itu adalah dua kebun yang di sebelah kanan dan kirinya terdapat lembah tempat mereka tinggal. Dikatankan kepada mereka: Makanlah rizki dari Tuhan kalian, yaitu buah dari dua kebun tersebut. Bersyukurlah kepada Allah atas rizki dan nikmat dari tanah Saba’ ini. Ini adalah negeri yang kebaikannya berlimpah. Tuhan kalian adalah tuhan Yang Maha pengampun terhadap dosa-dosa orang-orang yang bersyukur kepada-Nya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Sungguh pada (kaum) Saba’} bagi kafilah Saba’ di Yaman {di tempat mereka, benar-benar ada suatu tanda} tanda yang menunjukkaan atas kekuasaan Allah {yaitu dua bidang kebun} dua kebun {di sebelah kanan dan kiri. “Makanlah rezeki Tuhan kalian dan bersyukurlah kepadaNya. negeri yang baik} mulia tanahnya, baik udaranya, dan aman dari hama {sedangkan Dia Tuhan Yang Maha Pengampun”


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

15-19. Saba’ adalah satu kabilah (suku bangsa) yang sangat populer yang terletak di pesisir negeri Yaman, dan daerah tempat tinggal mereka disebut Ma’rib. Di antara karunia Allah dan kemurahanNya kepada manusia secara umum dan kepada bangsa Arab khususnya adalah bahwasanya Allah menceritakan di dalam al-Quran sejarah-sejarah orang-orang yang dibinasakan dan di azab dari kalangan penduduk yang bertetangga dengan bangsa Arab, dan sisa-sisanya masih bisa disaksikan dan sejarahnya dipindah dari mulut ke mulut agar hal itu lebih mudah untuk membenarkan dan mudah untuk menerima nasihat, seraya berfirman, “Sungguh bagi kaum Saba’, di tempat kediaman mereka” maksudnya, di daerah tempat mereka tinggal “ada tanda.” Tanda di sini adalah nikmat yang berlimpah ruah yang Allah limpahkan kepada mereka, dan dijauhkannya mereka dari berbagai bencana, yang sebenarnya (hal ini) menuntut mereka untuk beribadah kepada Allah dan bersyukur kepadaNya.
Kemudian ayat ini dijelaskan dengan FirmanNYa, “Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.” Mereka memiliki lembah air yang sangat besar yang selalu di aliri air hujan, dan mereka membuat bendungan yang sangat kuat yang menjadi tempat penampungan air. Aliran air hujan selalu mengalir kepadanya hingga terbendunglah di sana air yang sangat besar. Dari bendungan itu mereka mengalirkannya ke kebun-kebun yang berada di sebelah kanan dan kiri bendungan itu; dan kebun-kebun itu mendatangkan buah-buahan yang mencukupi kebutuhan mereka sehingga mereka merasa senang dan bahagia. Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka untuk mensyukuri nikmatNya yang telah Dia limpahkan kepada mereka dari berbagai sisi:
1. Kedua kebun itulah yang menjadi pokok mata pencaharian mereka.
2. Allah menjadikan negeri (daerah) mereka sebagai negeri yang baik karena cuacanya yang sangat baik, minimnya area perkebunan yang jelek dan berlimpah ruahnya rizki di dalamnya.
3. Allah menjanjikan kepada mereka jika mereka bersyukur kepadaNya, bahwa Dia akan mengampuni dan merahmati mereka; maka dari itu Allah berfirman, “(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun.”
4. Ketika Allah mengetahui kebutuhan mereka kepada tanah (negeri) yang diberkahi dalam perniagaan dan usaha mereka, (secara zhahir bahwa negeri ini adalah kota di Shan’a, sebagaimana dikatakan oleh banyak kaum salaf. Ada yang berpendapat bahwa negeri tersebut adalah negeri Syam), maka Allah menyediakan untuk mereka segala fasilitas yang dengannya mereka mudah untuk sampai kepadanya dengan sangat mudah, seperti adanya rasa aman, tidak ada rasa takut dan berentetannya perkampungan penghubung antara mereka dengan negeri tersebut sehingga mereka tidak merasakan adanya kesulitan dalam membawa bekal dan barang-barang perniagaan.
maka dari itu Allah berfirman, “Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan padanya perjalanan,” maksudnya, perjalanan yang bisa diprediksikan kadarnya, mereka mengenalnya dan menguasainya hingga mereka tidak tersesat darinya, siang dan malam hari.
“Dengan aman,” maksudnya dengan tenang dalam perjalanan pada malam dan siang hari tanpa ada rasa takut. Ini merupakan kesempurnaan nikmat Allah terhadap mereka, yaitu Allah memberikan rasa aman dari rasa takut. Namun kemudian mereka berpaling dari Sang Pemberi nikmat dan dari beribadah kepadaNya, mereka mengingkari nikmat dan merasa jemu hingga mereka menuntut dan berangan-angan agar perjalanan –perjalanan jauh (safar) mereka menjadi semakin jauh dari perkampungan yang di sana sebenarnya perjalanan sudah menjadi mudah; “dan mereka menganiaya diri mereka sendiri,” dengan mengingkari Allah dan nikmatNya.
Oleh karena itu, mereka disiksa oleh Allah karena nikmat yang telah membuat mereka congkak ini. Maka Allah membinasakan mereka dan menimpakan terhadap mereka “banjir bandang.” Maksudnya, banjir bandang yang sangat kuat yang memporak porandakan bendungan mereka dan merusak kebun-kebun yang penuh dengan tanaman yang sangat menakjubkan dan pohon-pohon yang berbuah, dan sebagai gantinya adalah pohon-pohon yang tidak ada gunanya. Maka dari itu Allah berfirman, “Dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi tumbuhan yang berbuah,” maksudnya, sesuatu yang sedikit dari makanan yang tidak menggembirakan mereka, yaitu “(tumbuhan yang berbuah) pahit, pohon Atsl (sejenis cemara), dan sedikit pohon Sidr (sejenis bidara).” Ini semua adalah pohon yang sudah dikenal; dan ini berasal dari salah satu jenis perbuatan mereka, sebagaimana mereka menukar kesyukuran yang baik dengan kekufuran yang busuk; maka mereka mengganti kenikmatan tersebut dengan apa yang disebutkan tadi.
Maka dari itu Allah berfirman, “Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka, dan Kami tidak menjatuhkan azab, melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” Maksudnya, tidaklah Kami membalas dengan balasan siksaan –berdasarkan susunan kalimat- kecuali kepada orang yang kafir kepada Allah dan mengingkari nikmat. Setelah musibah melanda mereka, maka mereka tercerai-berai dan tercabik-cabik setelah dahulu mereka bersatu, dan Allah menjadikan mereka sebagai bahan pembicaraan yang dibicarakan manusia dan menjadi dongeng masyarakat di malam hari, dan mereka dijadikan pribahasa: “bercerai-berailah seperti tangan-tangan kaum Saba’.”
Jadi, setiap orang membicarakan apa yang terjadi terhadap mereka, akan tetapi tidaklah mengambil pelajarannya dari mereka “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur,” sabar dalam menghadapi hal-hal yang dibenci dan berbagai cobaan, ia mengembannnya untuk mendapat ridha Allah, tidak menggerutu karenanya, akan tetapi dia sabar menghadapinya; lagi bersyukur atas nikmat Allah dan mengakuinya, dan memuji Allah yang telah mengaruniakannya, serta menggunakannya dalam ketaatan kepadaNYa.
Orang seperti itu, apabila dia mendengar sejarah mereka dan apa yang mereka lakukan dan apa yang menimpa mereka, maka ia tahu bahwa siksaan (hukuman) itu adalah sebagai balasan atas kekafiran mereka terhadap nikmat Allah; dan siapa yang berbuat seperti perbuatan mereka, niscaya akan diperlakukan seperti apa yang diperlakukan terhadap mereka, dan bahwa bersyukur kepada Allah itu memelihara nikmat dan menolak bencana, serta bahwa para utusan Allah itu benar dalam apa yang mereka sampaikan, dan bahwa sesungguhnya balasan itu adalah haq sebagaimana dia telah melihat contohnya di dunia ini.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 15-17
Saba adalah raja-raja negeri Yaman dan penduduknya, dan Tababi'ah itu berasal dari mereka, dan Balqis teman wanita nabi Sulaiman termasuk salah seorang dari mereka. Dahulu mereka memiliki kenikmatan dan kesenangan di negeri dan kehidupan mereka, dan keluasan rezeki, tanam-tanaman dan buah-buahan mereka. Kemudian Allah SWT mengutus kepada mereka para rasul yang memerintahkan mereka untuk memakan rezeki Allah, bersyukur kepadaNya dengan mengesakan dan menyembahNya. Lalu mereka tetap demikian selama masa yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian mereka berpaling dari apa yang diperintahkan kepada mereka. Maka mereka diazab dengan didatangkan kepada mereka banjir besar yang memporak-porandakan seluruh negeri Saba’ sampai hancur lebur
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka) Kemudian Dia menjelaskannya dengan firmanNya: (yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri) yaitu dari di kedua sisi bukit itu, dan negeri itu di di antara itu ((kepada mereka dikatakan), "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”) yaitu Maha Pengampun kepada kalian jika kalian tetap mengesakanNya.
Firman Allah SWT: (Tetapi mereka berpaling) yaitu dari mengesakan Allah, menyembahNya, dan bersyukur kepadaNya atas nikmat-nikmat yang telah Dia berikan kepada mereka. Mereka berpaling kepada menyembah matahari, bukan Allah. Sebagaimana yang dikatakan oleh burung Hud-hud kepada nabi Sulaiman: (dan aku bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini (22) Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar (23) Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk (24)) (Surah An-Naml)
Firman Allah SWT: (maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar) yang dimaksud dengan “al-’arim” adalah air. Dikatakan bahwa itu adalah lembah. Dikatakan bahwa itu adalah tikus, Dikatakan juga bahwa itu adalah air bah. Jadi ini termasuk dalam Bab mengidhafahkan isim kepada sifatnya seperti “Masjid Al-Jami'” dan “Sa'id Kurzi. Demikianlah yang diriwayatkan As-Suhailiy.
Firman Allah SWT: (yang berbuah pahit) yaitu pohon siwak yang buahnya pahit, yaitu buah dari pohon siwak itu.
Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah,, Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah pohon siwak yang rasanya pahit
Firman Allah: (dan sedikit dari pohon sidr) Pohon pengganti yang terbaik dari pepohonan tersebut adalah pohon sidr (dan sedikit dari pohon sidr). Demikianlah perkara dari kedua kebun itu, setelah buah-buahan sangat subur, pemandangannya indah, rimbun, dan sungai yang mengalir, kemudian diganti dengan pohon siwak, tharfa’, dan sidr yang semuanya berduri dan berbuah sedikit. Demikian itu karena kekafiran dan tindakan syirik terhadap Allah serta mendustakan kebenaran, lalu memilih kebathilan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir (17)) yaitu Kami menghukum mereka karena kekafiran mereka.
Mujahid berkata bahwa dia tidak disiksa melainkan hanya orang-orang kafir.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Saba ayat 15: Allah mengabarkan bahwa telah menjadikan bagi kaum saba yang terdapat pada mereka segala kebutuhan yang ada di Yaman, sebagai tanda atas kekuasaan Allah dan karunia-Nya yang besar serta kenikmatan yang telah diberikan; Di mana Allah menjadikan mereka ketenangan dalam hidup; Allah berikan kepada mereka dua kebun yang besar di kanan dan kiri lembah yang mengalir padanya air yang keluar dari air tersebut untuk memenuhi kebutuhan yang besar, yang air tersebut diperolah dari hujan. Dua kebun yang besar ini terhampar dengan cakupan yang luas, pada keduanya terdapat macam-macam buah-buahan yang baik, dan dikatakan oleh Nabi mereka : Makanlah buah-buahan dari keduanya dan tegakkan rasa syukur kepada Allah, dan sunggu Allah telah memberi rezeki kepada negeri ini yang memiliki kebaikan dan banyaknya pepohonan, banyaknya buah-buahan dan dihapuskan dosa-dosa kalian dengan ampunan jika kalian beristighfar dengan sempurna.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Saba’ adalah sebuah kabilah yang terkenal di daerah dekat Yaman. Tempat kediaman mereka adalah sebuah negeri yang dikenal dengan nama Ma’rib. Termasuk nikmat Allah dan kelembutan-Nya kepada manusia secara umum dan kepada bangsa Arab secara khusus adalah Dia mengisahkan dalam Al Qur’an kisah orang-orang yang telah binasa yang dekat dengan bangsa Arab, sisa peninggalannya dapat disaksikan oleh mereka dan sering disebut-sebut. Yang demikian agar membuat mereka mau beriman dan mau menerima nasihat.

Menurut Syaikh As Sa’diy, maksud ayat (tanda) di sini adalah apa yang Allah limpahkan kepada mereka berupa berbagai macam nikmat dan menghindarkan dari mereka berbagai macam siksa, di mana hal ini menghendaki mereka untuk beribadah kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya.

Mereka mempunyai lembah yang besar, lembah itu biasa didatangi oleh aliran air yang banyak, dan mereka membuat bendungan yang kokoh yang menjadi tempat berkumpulnya air. Aliran air biasa mengalir kepadanya dan berkumpul di sana, lalu mereka alirkan dari bendungan itu ke kebun-kebun mereka yang berada di sebelah kanan dan sebelah kiri bendungan itu. Kedua kebun yang besar itu memberikan hasil yang baik, berupa buah-buahan yang cukup bagi mereka sehingga mereka bergembira dan senang, maka Allah memerintahkan mereka mensyukuri nikmat-Nya itu karena beberapa sisi, di antaranya adalah karena diberikan kedua kebun yang besar itu yang menjadi pusat makanan mereka, selain itu karena Allah telah menjadikan negeri mereka sebagai negeri yang baik karena udaranya yang baik, sedikit sesuatu yang menggangu kesehatan, dan di sana mereka memperoleh rezeki yang banyak. Di samping itu, Allah telah berjanji, bahwa jika mereka bersyukur, maka Dia akan mengampuni dan merahmati mereka. Oleh karena itu Dia berfirman, “Negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” Selain itu juga, karena Allah mengetahui kebutuhan mereka dalam perdagangan dan berbisnis di negeri yang diberkahi, yaitu beberapa daerah di Shan’a (menurut sebagian ulama salaf), namun menurut yang lain bahwa negeri yang diberkahi yang mereka tuju adalah Syam. Allah telah mempersiapkan untuk mereka berbagai sebab dan sarana agar mereka dapat dengan mudah sampai ke sana dengan aman dan tanpa ada rasa takut, dan lagi daerahnya antara yang satu dengan yang lain saling bersambung sehingga mereka tidak perlu membawa bekal dan air (karena mereka bisa membeli langsung di daerah yang mereka lewati).

Karena nikmat yang dikaruniakan-Nya kepadamu di negeri Saba’.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Saba Ayat 15

Allah telah memberikan anugerah yang besar kepada hamba-Nya yang taat dan bersyukur dengan mengerjakan amal saleh, antara lain nabi daud dan sulaiman. Hal ini berbeda dengan yang terjadi kepada kaum saba'. Mereka mengingkari nikmat Allah sehingga Allah menghukum mereka. Sungguh, bagi kaum saba' ada tanda kebesaran Allah di tempat kediaman mereka di yaman selatan, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri negeri mereka. Kepada mereka dikatakan, 'makanlah olehmu dari rezeki anugerah tuhan pemelihara-Mu dan bersyukurlah kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik, nyaman, sentosa, dan murah rezeki, sedang tuhanmu adalah tuhan yang maha peng-ampun kepada siapa pun yang mau bertobat. '16. Namun, kenikmatan itu justru membuat kaum saba' lupa diri dan ingkar kepada Allah. Adalah kecenderungan manusia apabila mempunyai kelebihan atas orang lain, baik berupa harta, kepandaian, jabatan, dan sebagainya, mereka akan angkuh dan sombong. Itulah yang terjadi pada kaum saba'. Mereka merasakan agungnya nikmat Allah, tetapi mereka berpaling, tidak mensyukurinya, dan justru mendurhakai-Nya. Maka kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan menjebol ben-dungan ma'rib serta memusnahkan perkebunan mereka. Bendungan ma'rib adalah bendungan yang sangat kuat dan terbesar di yaman saat itu. Sekilas bendungan ini tampak terjadi secara alami karena berada di antara dua gunung, lalu di kedua ujungnya dibuat bangunan sehinga mampu menampung air hujan dalam jumlah besar. Air yang tertampung dapat mengairi kawasan di sekitarnya hingga jarak 300 mil. Dan usai banjir itu kami ganti kedua kebun mereka yang semula menghasil-kan buah-buahan yang mencukupi kebutuhan mereka, dengan dua kebun yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbuah pahit, yaitu pohon a'l (sejenis cemara, tidak berbuah dan penuh duri), dan sedikit pohon sidr (sejenis pohon bidara). Kedua pohon tersebut sangat sedikit manfaatnya bagi mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penjelasan dari berbagai mufassirin mengenai makna dan arti surat Saba ayat 15 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi kita bersama. Sokonglah kemajuan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Sering Dicari

Kaji berbagai materi yang paling sering dicari, seperti surat/ayat: An-Naba, Al-Kafirun, Adh-Dhuha, Al-A’la, Al-Fatihah, Al-Qadr. Ada juga Yusuf 28, Seribu Dinar, Do’a Setelah Adzan, Al-Hujurat 13, Al-Falaq, Al-Isra 32.

  1. An-Naba
  2. Al-Kafirun
  3. Adh-Dhuha
  4. Al-A’la
  5. Al-Fatihah
  6. Al-Qadr
  7. Yusuf 28
  8. Seribu Dinar
  9. Do’a Setelah Adzan
  10. Al-Hujurat 13
  11. Al-Falaq
  12. Al-Isra 32

Pencarian: surah al-infitar, qs al maidah ayat 90, al muminun, surat al furqan ayat 2, arti surat an naba

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: