Surat Al-Ahzab Ayat 46
وَدَاعِيًا إِلَى ٱللَّهِ بِإِذْنِهِۦ وَسِرَاجًا مُّنِيرًا
Arab-Latin: Wa dā'iyan ilallāhi bi`iżnihī wa sirājam munīrā
Artinya: Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Menarik Tentang Surat Al-Ahzab Ayat 46
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ahzab Ayat 46 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan menarik dari ayat ini. Ditemukan beberapa penjelasan dari para mufassirun berkaitan makna surat Al-Ahzab ayat 46, antara lain seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
45-46. Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi atas umatmu bahwa kamu telah menyampaikan risalah, pemberi berita gembira kepada orang-orang Mukmin di antara mereka dengan rahmat dan surga, pemberi peringatan kepada para pendurhaka dan pendusta dengan api neraka. Penyeru kepada tauhid Allah dan ibadah kepadaNya semata dengan perintahNya kepadamu, lampu yang bercahaya bagi siapa yang ingin mengambil cahaya darimu. Perkaramu sangat jelas, kamu membawa kebenaran seperti matahari dari segi cahaya dan sinarnya, tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang yang membangkang.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
46. Dan Kami mengutusmu sebagai penyeru kepada tauhidullah (mengesakan Allah) dan ketaatan terhadap-Nya dengan perintah-Nya, dan Kami mengutus engkau sebagai cahaya terang yang digunakan sebagai penerang oleh orang-orang yang menginginkan hidayah.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
46. وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ (dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah)
Yakni untuk menyeru hamba-hamba Allah kepada tauhid dan iman kepada risalah yang dia bawa serta mengamalkan apa yang disyariatkan bagi mereka.
بِإِذْنِهِۦ(dengan izin-Nya)
Yakni dengan perintah dan takdir-Nya.
وَسِرَاجًا مُّنِيرًا(dan untuk jadi cahaya yang menerangi)
Yakni dia menjadi penerang dengan petunjuknya dalam gelapnya kehidupan, sebagaimana lampu yang menerangi dalam kegelapan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
46. Engkau Kami utus untuk menyeru manusia agar menyembah hanya kepada Allah, ikhlas dalam menjalankan ketaatan atas perintah-Nya. Juga sebagai pelita yang menerangi layaknya matahari, untuk menghilangkan gelapnya kekafiran dan kesesatan.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dan untuk menjadi penyeru kepada Allah dengan izinNya} dengan perintahNya {serta sebagai pelita yang menerangi
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
46. Keempat : “Untuk menjadi penyeru kepada Allah,” maksudnya, dia diutus oleh Allah untuk mengajak manusia kepada Rabb mereka dan merangsang mereka beribadah hanya kepadaNya, yang karenanyalah mereka diciptakan. Dan hal ini mengharuskan sikap istiqamah (konsisten dan berkomitmen) kepada syariat yang diserukan olehnya dan menjelaskan rincian syariat yang dia serukan itu, yaitu memperkenalkan Rabb mereka kepada mereka melalui sifat-sifatNya yang suci dan menyucikanNya dari segala hal yang tidak layak bagi keagunganNYa, serta menjelaskan berbagai macam bentuk ubudiyah dan berdakwah kepada Allah dengan cara yang paling mudah yang bisa mengantarkan kepadaNya, serta memberikan yang hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya, ikhlas dalam berdakwah kepada Allah, bukan kepada dirinya sendiri bukan mengagungkan dirinya, sebagaimana hal itu muncul pada kebanyakan jiwa manusia dalam kedudukan ini. Semua itu berdasarkan izin, perintah, kehendak, dan takdir Allah kepadanya untuk berdakwah.
Kelima : Keberadaan beliau “untuk menjadi cahaya yang menerangi.” Hal ini menuntut bahwa manusia tengah berada dalam kegelapan besar, tidak ada cahaya yang dapat dijadikan sebagai petunjuk (penerang) dalam kegelapan-kegelapannya, dan tidak juga ada ilmu yang dijadikan sebagai petunjuk jalan pada semua penjurunya, hingga Allah mendatangkan Nabi yang mulia ini, lalu Allah menerangi kegelapan-kegelapan itu dengannya, dan mengajarkan ilmu melaluinya dari berbagai kebodohan, dan dengannya pula Dia memberikan petujuk kepada orang yang sesat menuju jalan yang lurus, hingga Nabi menjadi manusia yang istiqamah yang telah menjelaskan jalan (kebenaran) untuk mereka. Maka mereka pun berjalan di belakang sang pemimpin ini (mengikutinya), dengannya mereka mengetahui kebaikan dan keburukan, (dapat membedakan mana) orang-orang yang berbahagia dan (mana) orang-orang yang sengsara, dan mereka berpedoman kepadanya untuk mengenal ma’bud (sembahan) mereka, dan mereka mengenalnya dengan karakter-karakternya yang terpuji, perbuatan-perbuatannya yang lurus dan keputusan-keputusannya yang benar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 45-48
Diriwayatkan dari ‘Atha’ bin Yasar, dia berkata,”Aku berjumpa dengan Abdullah bin Amr bin Al-Ash, lalu aku berkata,"Ceritakanlah kepadaku tentang sifat Nabi SAW dalam kitab Taurat" dia menjawab,"Baiklah, demi Allah, sesungguhnya yang disifatkan dalam Taurat itu ada di sebagian sifat beliau dalam Al-Qur'an: ("Hai Nabi, sesungguhnya" Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan" (45)) dan sebagai benteng bagi orang-orang yang ummi. Engkau adalah hamba dan RasulKu. Aku menamaimu Al-Mutawakkil, engkau bukanlah orang yang kasar, bukan orang yang keras, bukan orang yang suka berbicara keras di pasar-pasar, bukan pula orang yang membalas keburukan dengan keburukan; tetapi memaafkan, menyantuni, dan mengampuni. Allah tidak akan mewafatkan beliau sebelum Dia menegakkan agama yang bengkok, sampai mereka mengatakan, "Tidak ada Tuhan selain Allah" Maka dengan kalimat ini dia dapat membuka mata yang buta, telinga yang tuli, dan hati yang terkunci"
Firman Allah SWT: (sebagai saksi) yaitu atas keesaan Allah dan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan sebagai saksi terhadap umat manusia atas amal perbuatan mereka pada hari kiamat, (dan Kami datangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu) (Surah An-Nisa’: 41) sebagaimana firmanNya: (agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu) (Surah Al-Baqarah: 143)
Firman Allah SWT: (dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan) yaitu menyampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin dengan pahala yang melimpah, dan pemberi peringatan kepada orang-orang kafir dengan siksaan yang mengerikan.
Firman Allah SWT: (dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya) yaitu menyeru kepada semua makhluk untuk menyembah Tuhan mereka berdasarkan perintah dariNya kepadamu untuk menyampaikan hal itu (dan untuk jadi cahaya yang menerangi) yaitu perkaramu itu jelas dalam kebenaran yang kamu sampaikan seperti matahari dalam terangnya yang tidak ada seorangpun yang mengingkarinya kecuali orang yang membangkang.
Firman Allah SWT: (Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka) yaitu, janganlah tunduk dan mendengar apa yang mereka katakan (dan janganlah kamu hiraukan gangguan mereka) yaitu maafkan dan ampunilah mereka, serta pasrahkanlah urusan mereka kepada Allah SWT, karena sesungguhnya dalam hal itu cukup bagi mereka, Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Ahzab ayat 46: Allah menjelaskan bahwa di antara tugas Rasul ﷺ yang Allah telah utus dengan sebab itu, bahwasanya Allah mengutus Rasul sebagai penyeru kepada tauhid dan ketaatan serta mengamalkan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang, dan dakwah ini dengan perintah Allah dan Allah yang memudahkannya. Sungguh Allah menjadikan cahaya yang terang dan bukan dengan tabiat Nabi (yang ia dakwahkan), akan tetapi dengan kebenaran dan cahaya yang datang kepada mereka (umatnya) melalui seruan Nabi (yang dituntun oleh wahyu). Untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan kebodohan dan kesesatan menuju cahaya keimanan, sebagaimana kegelapan malam yang tersinari dengan cahaya, maka Nabi menyinari dengan dengan kerisalahannya dan cahaya yang datang melaluinya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni dengan perintah-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ahzab Ayat 46
45-46. Usai menjelaskan agungnya rahmat yang Allah berikan kepada orang beriman, Allah lalu menjelaskan fungsi pengutusan nabi Muhammad. Wahai nabi Muhammad! sesungguhnya kami mengutusmu kepada seluruh umat manusia untuk menjadi saksi kebenaran agama islam dan agama yang dibawa para rasul sebelum kamu, pembawa kabar gembira bagi mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya serta beramal saleh, dan pemberi peringatan kepada orang-orang yang tidak menerima ajaran Allah, dan untuk menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya, agar manusia meninggalkan kebatilan, dan kami juga mengutusmu sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup manusia. 47. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mantap keimanannya bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah, yakni surga yang penuh kenikmatan (lihat juga: y'nus/10: 26 dan asy-syu'ar'/42: 22).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beraneka penafsiran dari berbagai ulama tafsir berkaitan isi dan arti surat Al-Ahzab ayat 46 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk ummat. Sokong perjuangan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.