Surat Al-Ahzab Ayat 40

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّۦنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

Arab-Latin: Mā kāna muḥammadun aba aḥadim mir rijālikum wa lākir rasụlallāhi wa khātaman-nabiyyīn, wa kānallāhu bikulli syai`in 'alīmā

Artinya: Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

« Al-Ahzab 39Al-Ahzab 41 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Berkaitan Surat Al-Ahzab Ayat 40

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ahzab Ayat 40 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran penting dari ayat ini. Ada sekumpulan penjelasan dari beragam ahli ilmu berkaitan isi surat Al-Ahzab ayat 40, antara lain sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Muhammad bukanlah bapak dari seseorang di antara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi, tidak ada kenabian sesudahnya sampai Hari Kiamat. Allah Maha Mengetahui segala amal perbuatan kalian, tidak ada sesuatu pun yang samar bagiNya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

40. Muhammad bukanlah ayah dari seseorang di antara kalian yang menjadikannya haram untuk menikah. Ini merupakan bantahan kepada orang yang berkata bahwa Nabi Muhammad menikahi mantan istri anaknya, Zaid. Akan tetapi beliau adalah Rasulullah dan nabi yang terakhir, oleh sebab itu beliau tidak meninggalkan anak laki-laki setelah kematiannya, karena tidak ada nabi setelahnya. Allah Maha Mengetahui perkataan, perbuatan, dan keadaan kalian, dan Dia Maha Mengatahui apa yang baik bagi hamba-hamba-Nya di dunia dan di akhirat.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

40. Dan Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang di antara kalian, dia bukanlah orang tua Zaid yang diharamkan atasnya untuk menikahi istri anaknya apabila telah menceraikannya. Akan tetapi dia adalah utusan Allah kepada manusia dan penutup para Nabi, tidak ada lagi Nabi setelahnya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak ada urusan para hamba-Nya yang luput dari-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

40. مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ (Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu)
Yakni dia bukanlah bapak Zaid bin Haritsah sebenarnya sehingga istrinya haram baginya, bukan pula bapak seseorang yang tidak dilahirkan dari sulbinya. Namun anak laki-lakinya dari sulbinya adalah Ibrahim, Qasim, Thayib, dan Muthahhar; namun tidak ada yang hidup sampai umur dewasa.

وَلٰكِن رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّۦنَ ۗ(tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi)
Makna (الخاتم) yakni yang terakhir, sehingga tidak ada nabi setelahnya.
Imam Bukhari, Muslim, dan yang lainnya mengeluarkan hadits dari Jabir, ia berkata, Rasulullah bersabda: “perumpamaanku dengan para Nabi yang lain adalah seperti seseorang yang membangun sebuah bangunan, kemudian dia menyelesaikan dan menyempurnakan pembangunannya kecuali tinggal satu batu bata, sehingga orang yang memasukinya akan melihatnya seraya berkata: ‘betapa indahnya bangunan ini, kecuali satu bata yang belum dilengkapi ini.’ Dan akulah satu batu bata itu, maka akulah penutup para nabi.”


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

40. Muhammad bukanlah bapak kandung anak-anak kalian. Nabi juga bukan bapak kandung dari Zaid bin Haritsah sehingga dianggap tidak boleh menikahi istri dari anak angkatnya itu. Adapun empat putera Nabi yaitu Ibrahim, Qasim, Tayyib dan Muthahhar sudah meninggal sebelum usia dewasa. Namun, Rasul adalah nabi terakhir, Allah Maha Tahu atas segala sesuatu yang sesuai dan pantas untuk penutup para nabi, yang tidak ada nabi sesudahnya. Ketika Nabi menikahi Zainab, ‘Aisyah berkata: “Nabi telah menikahi kekasih/kesayangan puteranya sendiri.”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kalian, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H


40. Maksudnya, rasul “Muhammad,” itu sekali-kali bukanlah “bapak dari seorang laki-laki kalian,” wahai umat Islam. Di sini Allah memutus intisabnya Zaid bin haritsah kepada beliau melalui ayat ini. Ketika penafian ini bersifat umum dalam seluruh kondisi, jika redaksi ayat diberlakukan sesuai dengan zahirnya lafazh; maksudnya, tidak ada predikat ke –bapakan- karena nasab ataupun ke –bapakan- karena adopsi, padahal sudah dimaklumi bahwa Rasulullah itu adalah bapak bagi seluruh kaum yang beriman, dan istri-istri beliau adalah ibu mereka, maka dijagalah dari dimasukkannya jenis ini kepada keumuman larangan tersebut. Maka Allah berfirman, “Tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi,” maksudnya, inilah kedudukan beliau, yaitu kedudukan (martabat) sebagai orang yang ditaati, ditakuti, dijadikan panutan, dipercaya yang harus mengutamakan cinta kepadanya atas kecintaan kepada siapa pun; dia sangat tulus kepada mereka, yang bagi kaum beriman, karena kebaikan dan ketullusannya, hingga seakan-akan dia (Rasulullah) adalah bapak mereka.
“Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” maksudnya, ilmu pengetahuan Allah telah meliputi segala sesuatu, Dia tahu di mana dan kapan menetapkan risalahNya, dan tahu siapa pula yang layak untuk menerima karuniaNya, serta siapa pula yang tidak layak untuknya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 39-40
Allah SWT memuji ((yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah) kepada makhlukNya dan menunaikan amanat yang diberikan kepada mereka (mereka takut kepada-Nya) yaitu, mereka hanya takut kepada Allah, dan tidak takut kepada seorangpun selain Dia. Maka tidak ada kekuasaan seorang pun yang dapat mencegah mereka untuk menyampaikan risalah-risalah Allah SWT (Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan) yaitu cukuplah Allah sebagai Penolong dan Pembantu. Pemimpinmanusia dalam menegakkan hal ini, bahkan dalam semua kedudukan, adalah nabi Muhammad, Rasulullah SAW, karena sesungguhnya beliau telah menunaikan dan menyampaikan risalah itu kepada semua penduduk di belahan bumi timur dan barat, sehingga kepada semua anak cucu nabi Adam. Allah memenangkan kalimat, agama, dan syariat­Nya atas semua agama dan syariat. Dan sesungguhnya nabi-nabi sebelumnya hanya diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan beliau SAW diutus kepada semua makhluk, baik yang Arab maupun non Arab (Katakanlah, "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua”) (Surah Al-A'raf: 158) Kemudian tugas penyampaian itu diwarisi oleh umat setelah beliau. Orang yang paling berjasa dalam hal ini adalah para sahabat beliau. Mereka menyampaikan dari beliau sebagaimana apa yang telah beliau sampaikan kepada mereka dalam semua perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau di malam dan siang hari, dalam keadaan di tempat dan dalam perjalanan, dalam keadaan sembunyi dan terang-terangan. Semoga Allah meridhai mereka. Kemudian diwarisi oleh pengganti setelah mereka sampai kepada masa kita ini. Maka dengan cahaya merekalah, orang-orang yang mendapat petunjuk mengikuti jejak mereka, dan hanya orang-orang yang mendapat taufiklah yang menempuh jalan mereka. Maka kita memohon kepada Allah SWT untuk menjadikan kita termasuk orang-orang yang dapat menggantikan mereka.
Firman Allah SWT: (Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu) Setelah ini ini dilarang menyebutkan Zaid bin Muhammad. yaitu, bahwa nabi Muhammad SAW bukan ayah Zaid, sekalipun Nabi SAW telah mengangkatnya sebagai anak, karena sesungguhnya tidak ada seorang anak lelaki pun bagi Nabi SAW yang hidup sampai mencapai usia balihg. Sesungguhnya Nabi SAW mempunyai anak laki-laki dari Khadijah, yaitu Al-Qasim, Ath-Thayyib, dan Ath-Thahir yang semuanya meninggal dunia ketika masih kecil. Beliau mempunyai anak laki-laki dari Mariyah Al-Qibtiyyah, yaitu Ibrahim, tetapi dia juga meninggal dunia saat di usia penyusuan. Nabi SAW mempunyai empat anak perempuan dari Khadijah, yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, dan Fathimah. Tetapi tiga anak perempuan beliau wafat di masa beliau SAW masih hidup. Sedangkan Fatimah adalah yang terakhir sampai dia merasa kehilangan Nabi SAW saat beliau wafat. Kemudian dia wafat pula enam bulan setelahnya.
Firman Allah SWT: (tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu) sebagaimana firmanNya: (Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan) (Surah Al-An'am: 124) Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada nabi sesudah beliau, dan jika sudah tidak ada nabi lagi setelah beliau, maka tidak pula ada seorang rasul setelah beliau, dengan penyebutan yang yang pertama adalah yang lebih kuat. Karena kedudukan rasul lebih khusus daripada kedudukan nabi. Maka setiap rasul pasti nabi, tetapi tidak sebaliknya. Demikian itu disebutkan oleh banyak hadits mutawatir dari Rasulullah SAW melalui riwayat sejumlah sahabat.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Aku dianugerahi keutamaan di atas para nabi dengan enam perkara: “Aku diberi semua kalam, aku diberi pertolongan dengan rasa gentar, dihalalkan bagiku harta rampasan, bumi ini dijadikan bagiku sebagai masjid yang suci, aku diutus kepada semua makhluk, dan para nabi ditutup olehku”


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Ahzab ayat 40: Ketahuilah wahai manusia bahwa Muhammad ﷺ dan keluarganya bukanlah bapak bagi laki-laki yang muslim, tidak Zaid bin Haritsah dan yang selainnya, akan tetapi dia adalah utusan Allah, dan penutup para Nabi setelahnya. Dan Allah Maha Tahu atas segala sesuatunya, tidak ada yang ghaib dari-Nya walau sebesar biji atom di langit dan di bumi.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Maksudnya, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bukanlah ayah dari salah seorang sahabat (Zaid bin Haritsah radhiyallahu 'anhu), oleh karena itu bekas istri Zaid dapat dikawini Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Inilah kedudukan Beliau. Oleh karena itu sikap kita kepada Beliau adalah menaati perintahnya, menjauhi larangannya, membenarkan setiap sabdanya dan beribadah kepada Allah sesuai sunnahnya, serta mencintainya di atas kecintaan kepada siapa pun orangnya.

Oleh karena itu, tidak ada lagi nabi setelah Beliau.

Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, Dia mengetahui di mana Dia taruh risalah-Nya, dan siapa yang cocok memperoleh karunia-Nya dan siapa yang tidak cocok.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ahzab Ayat 40

Orang-orang musyrik, yahudi, dan munafik tidak henti-hentinya mempersoalkan pernikahan rasulullah dengan zainab. Mereka meng-ejek nabi karena menikahi mantan istri anaknya; mereka menganggap status anak angkat sama dengan anak kandung. Allah lalu menegaskan, 'Muhammad itu bukanlah bapak kandung dari seseorang laki-laki dewasa di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dia adalah nabi terakhir yang menjadi bapak rohaniah bagi seluruh umat. Karena itu, janda zaid bin ''ri'ah dapat dinikahi oleh rasulullah. Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu yang kalian lakukan. '41-42. Agar keimanan orang-orang mukmin semakin kuat dan tidak terpengaruh cercaan orang-orang musyrik, yahudi, dan munafik kepada rasulullah atas pernikahan beliau dengan zainab, Allah berpesan, 'wahai orang-orang yang beriman! ingatlah kepada Allah kapan dan di mana saja, dengan mengingat di dalam hati maupun dengan zikir lisan sebanyak-banyaknya agar kamu selalu merasakan kehadiran Allah; dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang dengan menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beberapa penjabaran dari berbagai ulama tafsir terkait makna dan arti surat Al-Ahzab ayat 40 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita. Bantulah perjuangan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Tersering Dicari

Kaji berbagai konten yang tersering dicari, seperti surat/ayat: At-Tahrim 8, Al-Isra 26-27, Al-Alaq 1-5, Al-Insyiqaq, At-Taubah 122, Al-Insyirah 8. Serta At-Taubah 105, Al-Baqarah 148, Al-Mu’minun, Ath-Thalaq 2-3, Al-Hujurat 10-12, At-Takwir.

  1. At-Tahrim 8
  2. Al-Isra 26-27
  3. Al-Alaq 1-5
  4. Al-Insyiqaq
  5. At-Taubah 122
  6. Al-Insyirah 8
  7. At-Taubah 105
  8. Al-Baqarah 148
  9. Al-Mu’minun
  10. Ath-Thalaq 2-3
  11. Al-Hujurat 10-12
  12. At-Takwir

Pencarian: ayat 5 arab, yunus ayat 81-82, kumpulan ayat-ayat pilihan, surat al aqsa dan artinya, surah al-baqarah latin

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.