Surat Luqman Ayat 19

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَٱقْصِدْ فِى مَشْيِكَ وَٱغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلْأَصْوَٰتِ لَصَوْتُ ٱلْحَمِيرِ

Arab-Latin: Waqṣid fī masy-yika wagḍuḍ min ṣautik, inna angkaral-aṣwāti laṣautul-ḥamīr

Artinya: Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

« Luqman 18Luqman 20 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Berkaitan Surat Luqman Ayat 19

Paragraf di atas merupakan Surat Luqman Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasi pelbagai penjabaran dari para pakar tafsir terhadap makna surat Luqman ayat 19, di antaranya seperti termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan rendah hatilah saat berjalanmu, rendahkanlah suaramu dan jangan meninggikannya. Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling dibenci adalah suara keledai yang terkenal dengan kedunguan dan suaranya yang melengking jelek.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

19. Dan bertawadhu’-lah saat berjalan dan rendahkanlah suaramu, sungguh suara yang paling buruk adalah suara keledai.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

19. Dan sederhanalah dalam cara berjalanmu antara cepat dan lambat, yaitu cara berjalan yang menunjukkan ketenangan, dan pelankanlah suaramu, jangan engkau meninggikannya yang bisa menyakiti orang lain, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai karena suaranya yang tinggi.”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

19. وَاقْصِدْ فِى مَشْيِكَ (Dan sederhanalah kamu dalam berjalan)
Disebutkan bahwa Rasulullah berjalan dengan cepat.
Makna ayat ini adalah janganlah kamu menyombongkan diri dalam gaya berjalanmu. ‘Atha berkata, maknanya adalah berjalanlah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.

وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ( dan lunakkanlah suaramu)
Yakni perhalus dan rendahkanlah suaramu, dan janganlah kamu mengangkatnya tanpa keperluan, sebab mengangkat suara lebih dari kebutuhannya akan mengganggu orang yang mendengarnya.

إِنَّ أَنكَرَ الْأَصْوٰتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ(Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai)
Yakni yang paling jelek dan buruk, awal suaranya adalah ringkihan dan akhirnya adalah rengekan; hal ini seperti orang yang mengangkat suara tanpa keperluan.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). { وَٱقْصِدْ فِى مَشْيِكَ } "Dan sederhanalah kamu dalam berjalan" {ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا } "orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati" [ Al-Furqan : 63 ], hubungan antara gerak anggota badan dengan akhlaq adalah pasangan yang dianggap untuk mengetahui akhlaq sebagian orang, sebagaimana juga dalam surah al-Isra' Ayat 37 : { وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا } "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong" dan dalam surah an-Nur Ayat 31 : { وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ } "Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan", dan lebih tegas lagi dijelaskan dalam surah Luqman : { وَٱغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلْأَصْوَٰتِ لَصَوْتُ ٱلْحَمِيرِ } "lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai".

2 ). Berkata Ibnu Zaid rahimahullah : jika mengangkat suara itu baik, maka Allah tidak menyandingkannya dengan keledai.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

19. 19. Sederhankanlah cara berjalanmu, tidak usah terlalu cepat juga tidak usah terlalu lambat. Rendahkanlah suaramu ketika berbicara kepada orang lain. Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai, mula-mula mengeluarkan nafas panjang lalu akhirnya adalah ringkihan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Sederhanalah dalam berjalan} berlaku tengah-tengahlah dalam berjalan, yaitu antara cepat dan lambat dengan tenang dan penuh wibawa {lembutkanlah} rendahkanlah {suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk} seburuk-buruk {suara ialah suara keledai”


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

19. “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan,” maksudnya, berjalanlah dengan tawadhu’ (merendahkanh diri) dan tenang, tidak dengan angkuh dan sombong, dan juga bukan jalan pura-pura mati, “dan lunakkanlah suaramu,” sebagai etika terhadap orang lain dan terhadap Allah. “Sesungguhnya seburuk-buruk suara,” yakni, yang paling keji dan paling norak “ialah suyara keledai,” kalau seandainya dalam meninggikan suara itu ada faidah dan maslahatnya, tentu Allah tidak mencontohkan dengan suara keledai yang telah dimaklumi kekejian dan keduanguannya.
Wasiat-wasiat yang dipesankan oleh Luqman kepada anak-anaknya ini menghimpun pokok-pokok hikmah dan mengharuskan adanya sesuatu yang belum disebutkan darinya. Setiap wasiat disertai dengan faktor-faktor yang mendorong untuk melakukannya jika wasiat itu berbentuk perintah, dan faktor pendorong untuk meninggalkannya jika wasiat itu berbentuk larangan, dan hal itu menunjukkan kepada apa yang telah telah kami sebutkan tentang tafsir hikmah, yaitu mengetahui hukum-hukum , hikmah-hikmahnya dan korelasi-korelasinya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan pokok agama, yaitu tauhid, dan Allah melarangnya dari syirik, dan Allah menjelaskan kepadanya faktor yang mewajibkan meninggalkan syirik. Dan Dia juga memerintahkan berbakti kepada ibu dan bapak lalu Dia jelaskan pula sebab yang mewajibkan untuk berbakti kepada orang tua. Dan Allah memerintahkannya untuk bersyukur kepadaNya dan bersyukur kepada kedua ibu bapaknya, kemudian menggariskan bahwa letak berbuat baik kepada kedua orang tua dan mematuhi perintah mereka itu selagi mereka tidak memerintahkan kemaksiatan. Namun demikian, dia tidak boleh durhaka, akan tetapi harus tetap berbuat baik kepada mereka, sekalipun dia tidak boleh taat kepada mereka bila mereka memaksa untuk berbuat syirik.
Kemudian Allah memerintahkan bersikap muraqabah kepada Allah dan takut akan perjumpaan denganNya; dan bahwa Allah sama sekali tidak mengabaikan kebaikan ataupun keburukan sekecil dan secesar apa pun, melainkan pasti didatangkanNYa; dan Allah melarangnya bersikap sombong dan memerintahkan kepadanya bersikap tawadhu’ (rendah diri) serta melarangnya bersikap angkuh, congkak dan sombong. Dan Dia juga memerintahnya beramar ma’ruf dan nahi mungkar, menegakkan shalat dan sabar, yang dengan keduanya segala persoalan menjadi ringan, seperti difirmankan Allah,
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (Al-baqarah:45).
Maka sangat pantas bagi orang yang mewasiatkan wasiat-wasiat di atas, kalau dia diutamakan dengan hikmah dan terkenal dengannya. Maka dari itu Allah mengingatkan akan karuniNya kepadanya (Luqman) dan kepada segenap hamba-hambaNYa dengan menceritakan kepada mereka sebagian dari hikmahNya yang dapat dijadikan suri tauladan oleh mereka.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 16-19
Ini adalah nasehat-nasehat bermanfaat yang dikisahkan Allah SWT tentang Luqman yang bijaksana, agar manusia mencontoh dan mengikuti jejaknya. Oleh karena itu dia berkata: (Hai Anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi) yaitu sesungguhnya perbuatan zalim, atau dosa, sekalipun, sebesar biji sawi. Sebagian ulama memperbolehkan dhamir yang terdapat dalam firmanNya, "Innaha" sebagai dhamir sya'n dan kisah. Memperbolehkan juga membaca rafa' dari kata mitsqal, tetapi yang pertama itu lebih utama.
Firman Allah SWT: (niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya)) yaitu, Allah pasti menghadirkannya pada hari kiamat saat timbangan amal perbuatan dipasang, dan Allah membalas amal perbuatan, jika perbuatan baik, maka balasannya baik, dan jika perbuatan buruk, maka balasannya buruk, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekali pun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan) (Surah Al-Anbiya: 47) Seandainya dzarrah itu di tempat yang terlindungi dan tertutup rapat di dalam sebuah batu besar, atau melayang di langit, atau terpendam di dalam bumi, sesungguhnya Allah akan mendatangkan dan membalasnya. Karena sesungguhnya bagi Allah tidak ada sesuatu yang tersembunyi bahkan sebesar dzarrah, baik yang ada di langit maupun di bumi. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui) yaitu Maha Halus pengetahuanNya. Maka tidak ada segala sesuatu yang tersembunyi bagiNya, sekalipun sangat kecil dan sangat lembut (lagi Maha Mengetahui) langkah-langkah semut di malam yang gelap gulita.
Kemudian Luqman berkata: (Hai Anakku, dirikanlah shalat) sesuai dengan batasan-batasan dan waktu-waktunya (dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar) yaitu sesuai dengan kemampuan dan kesanggupanmu (dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu) Perlu diketahui bahwa memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran pasti akan mendapatkan gangguan dari orang lain. Maka dia memerintahkannya untuk bersabar.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)) yaitu, Sesungguhnya bersabar dalam menghadapi gangguan manusia benar-benar termasuk hal yang diwajibkan. Firman Allah: (Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia) dia berkata,”Janganlah memalingkan wajahmu dari orang lain saat kamu berbicara dengan mereka atau saat mereka berbicara kepadamu, dengan maksud menganggap remeh dan bersikap sombong kepada mereka. Akan tetapi, bersikap lemah lembutlah dan cerahkanlah wajahmu terhadap mereka. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:”Sekalipun berupa sikap yang ramah dan wajah yang cerah saat kamu menjumpai saudaramu. Dan janganlah kamu memanjangkan kainmu, karena sesungguhnya cara berpakaian seperti itu tidak disukai oleh Allah”
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia) yaitu janganlah kamu bersikap sombong, sehingga kamu menganggap remeh hamba-hamba Allah, dan kamu memalingkan wajahmu saat mereka berbicara denganmu
Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam tentang firmanNya: (Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia) yaitu, janganlah berbicara dengan memalingkan mukamu. Demikian juga diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Yazid bin Al-’Asham, Abu Al-Jauza’, Sa'id bin Jubair, Adh-Dhahhak, Ibnu Zaid, dan lainnya.
Ibrahim An-Nakha'i berkata bahwa maknanya adalah membual. Pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama.
Firman Allah SWT: (dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh) yaitu langkah yang angkuh, sombong, dan takabur. Janganlah bersikap demikian, karena Allah akan membencimu. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri) yaitu orang yang sombong dan bangga dengan dirinya terhadap orang lain. Allah SWT berfirman: (Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung (37)) (Surah Al-Isra’) Penjelasan tentang ini telah dijelaskan pada bagiannya
Firman Allah: (Dan sederhanalah kamu dalam berjalan) yaitu, berjalanlah dengan langkah yang biasa dan wajar, tidak lambat dan tidak cepat, melainkan pertengahan di antara keduanya.
Firman Allah: (dan lunakkanlah suaramu) yaitu janganlah berlebihan dalam berbicara, dan janganlah mengeraskan suaramu terhadap hal yang tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai) Mujahid dan lainnya berkata, suara yang keras berlebihan itu diserupakan dengan suara keledai dalam kekerasan dan tingginya, selain itu suara itu tidak disukai Allah SWT. Penyerupaan dengan suara keledai ini menunjukkan bahwa hal itu diharamkan dan dicela
Ini adalah nasehat-nasehat yang sangat bermanfaat yang dikisahkan Al-Qur'an tentang Luqman Al-Hakim. Telah diriwayatkan dari Luqman berupa hikmah-hikmah dan nasehat-nasehat lainnya yang cukup banyak


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Luqman ayat 19: Berkata lukman kepada anaknya : Wahai anakku, jika engkau berjalan, maka tawadhu’ lah kepada Allah dalam langkahmu, berjalanlah dengan penuh wibawa dan tenang, jika engkau berkata ringankah suaramu, janganlah engkau tinggikan sebagai adab kepada Allah kemudian kepada manusia, maka jika engkau tinggikan suaramu, hal itu adalah sebuah amalan yang buruk dan menyerupai suara keledai. Pada wasiat ini ada peringatan akan meninggikan suara dengan tanpa kebutuhan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Maksudnya, ketika kamu berjalan, janganlah terlalu cepat dan jangan pula terlalu lambat. Atau berjalanlah dengan tawadhu’ dan tenang, tidak berjalan seperti orang sombong dan tidak berjalan seperti orang yang lemah.

Yakni jangan berlebihan dalam berbicara dan janganlah meninggikan suara dalam hal yang tidak perlu sebagai adab terhadap Allah dan terhadap manusia.

akni orang yang mengeraskan suara dan meninggikannya adalah seperti keledai bersuara.

Wasiat Luqman kepada anaknya mengandung hukum-hukum penting. Luqman memerintahkan kepada anaknya dasar agama, yaitu tauhid dan melarangnya berbuat syirk, serta menerangkan pula sebab untuk menjauhinya. Beliau juga memerintahkan berbakti kepada kedua orang tua dan menerangkan sebab yang mengharuskan untuk berbakti kepada keduanya. Beliau juga memerintahkan anaknya untuk bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada kedua orang tuanya, dan menerangkan, bahwa menaati perintah orang tua tetap dilakukan selama orang tua tidak memerintahkan berbuat maksiat, meskipun begitu, seseorang tetap tidak boleh mendurhakai orang tua, bahkan tetap berbuat baik kepada keduanya. Luqman juga memerintahkan anaknya agar memiliki rasa pengawasan Allah dan bahwa Dia tidaklah meninggalkan sesuatu yang kecil atau yang besar kecuali Dia akan mendatangkannya. Luqman juga melarang anaknya agar tidak bersikap sombong dan membanggakan diri, serta memerintahkan untuk bertawadhu’, dan memerintahkannya agar tenang dalam bergerak dan agar merendahkan suara. Demikian pula Beliau memerintahkan anaknya beramar ma’ruf dan bernahi mungkar serta tetap mendirikan shalat dan berlaku sabar, di mana dengan keduanya (shalat dan sabar), maka semua masalah menjadi mudah.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Luqman Ayat 19

Dan jika engkau melangkahkan kakimu, sederhanakanlah dalam berjalan, jangan terlalu cepat atau terlalu lambat. Dan lunakkanlah suaramu ketika sedang berbicara agar tidak terdengar kasar seperti suara keledai, karena sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. '20. Titik berat nasihat-nasihat yang lukman berikan kepada anaknya adalah larangan berbuat. Melaui ayat ini Allah mengecam mereka yang berlaku syirik padahal di depan matanya terhampar bukti-bukti keesaan-Nya. Tidakkah kamu memperhatikan dengan saksama bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk kepentingan-Mu dan memenuhi kebutuhanmu' dia juga menyempurnakan nikmat-Nya untukmu yang bersifat lahir seperti harta dan jabatan, dan yang bersifat batin seperti ilmu, kesehatan, dan keimanan. Akan tetapi, di antara manusia ada yang membantah tentang risalah nabi Muhammad, syariat, dan keesaan Allah dengan bantahan tanpa dasar ilmu atau petunjuk yang benar dan tanpa kitab yang memberi penerangan dan bimbingan menuju kebenaran.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah variasi penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap kandungan dan arti surat Luqman ayat 19 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Cukup Banyak Dicari

Nikmati berbagai topik yang cukup banyak dicari, seperti surat/ayat: Al-Hujurat 10-12, Al-Insyirah 8, Ath-Thalaq 2-3, At-Takwir, Al-Alaq 1-5, At-Taubah 122. Juga Al-Insyiqaq, Al-Mu’minun, At-Tahrim 8, Al-Isra 26-27, At-Taubah 105, Al-Baqarah 148.

  1. Al-Hujurat 10-12
  2. Al-Insyirah 8
  3. Ath-Thalaq 2-3
  4. At-Takwir
  5. Al-Alaq 1-5
  6. At-Taubah 122
  7. Al-Insyiqaq
  8. Al-Mu’minun
  9. At-Tahrim 8
  10. Al-Isra 26-27
  11. At-Taubah 105
  12. Al-Baqarah 148

Pencarian: arti al mujadalah, surat al hujurat ayat 49 dan terjemahannya, surat alfatah, surat al hajj ayat 1-2, terjemahan surat al kahfi

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: