Surat Ar-Rum Ayat 51
وَلَئِنْ أَرْسَلْنَا رِيحًا فَرَأَوْهُ مُصْفَرًّا لَّظَلُّوا۟ مِنۢ بَعْدِهِۦ يَكْفُرُونَ
Arab-Latin: Wa la`in arsalnā rīḥan fa ra`auhu muṣfarral laẓallụ mim ba'dihī yakfurụn
Artinya: Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-tumbuhan) lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), benar-benar tetaplah mereka sesudah itu menjadi orang yang ingkar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Mengenai Surat Ar-Rum Ayat 51
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rum Ayat 51 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir berharga dari ayat ini. Ada beberapa penafsiran dari kalangan ulama tafsir berkaitan kandungan surat Ar-Rum ayat 51, di antaranya seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan jika Kami mengirimkan angin yang merusak kepada tanaman dan pohon-pohon mereka, mereka melihat tanaman mereka telah rusak akibat angin tersebut, maka jadilah tumbuhan itu menguning setelah sebelumnya hijau, setelah mereka melihatnya, mereka termenung dalam keadaan kafir dan ingkar kepada nikmat-nikmat Allah.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
51. Sungguh jika Kami mengirim angin kencang yang dapat merusak tanaman mereka sehingga menjadi kuning dan mengering karena begitu kencangnya angin itu, maka mereka pasti akan tetap mengingkari nikmat Allah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
51. Dan jika Kami kirimkan kepada ladang dan tumbuh-tumbuhan mereka angin yang menghancurkannya, lalu mereka melihat ladang mereka berwarna kekuningan padahal sebelumnya berwarna kehijauan, maka setelah menyaksikan hal itu pastilah mereka akan tetap mengingkari nikmat-nikmat Allah yang telah lalu meski banyak.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
51. وَلَئِنْ أَرْسَلْنَا رِيحًا فَرَأَوْهُ (Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-tumbuhan) lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu))
Yakni melihat kebun dan tanaman mereka.
مُصْفَرًّا(menjadi kuning (kering))
Akibat suhu dingin yang ditimbulkan oleh angin yang dikirim Allah.
لَّظَلُّوا۟ مِنۢ بَعْدِهِۦ يَكْفُرُونَ(benar-benar tetaplah mereka sesudah itu menjadi orang yang ingkar)
Yakni ingkar kepada Allah dan nikmat-Nya. Ini merupakan bukti cepatnya kegoyahan mereka dan ketidaksabaran mereka serta lemahnya hati mereka, dan ini bukanlah sifat orang yang beriman.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
51. Dan jika Kami mengutus angin yang berbahaya bagi tumbuhan dan tanaman mereka, maka mereka akan melihat tumbuhan atau tanaman mereka berwarna pucat dan rusak karena angin yang sangat kencang. Setelah hal itu, mereka akan selalu mengingkari Allah dan menyangkal nikmat-nikmatNya. Maknanya adalah peringatan itu tidak berguna kepada mereka karena hati mereka keras.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sungguh jika Kami mengirimkan angin, lalu mereka melihat (tanaman) itu menguning} lalu mereka melihat tanaman menguning setelah berwarna hijau {niscaya setelah itu} setelah menguningnya tanaman itu {mereka tetap} mereka masih tetap {berbuat ingkar
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
51. Allah menginformasikan tentang keadaan manusia, dan bahwa mereka beserta limpahan berbagai nikmat kepada mereka berupa disuburkannya tanah setelah kegersangannya dan setelah disebarluasakannya rahmat Allah, kalau seandainya kami tiupkan terhadap tanaman-tanaman mereka yang membahayakan lagi membinasakan atau merusak “lalu mereka melihatnya menjadi kuning,” telah menandakan akan kematiannya, “benar-benar tetaplah mereka sesudah itu ingkar,” mereka lupa terhadap nikmat-nikmat terdahulu, dan mereka segera menjadi ingkar. Orang-orang seperti itu, tidak ada gunanya nasihat atau peringatan bagi mereka.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 48-51
Allah SWT menjelaskan bagaimana Dia menciptakan awan yang menurunkan air darinya. Jadi Allah SWT berfirman: (Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan) Baik datangnya dari laut, sebagaimana yang disebutkan oleh banyak ulama, atau dari tempat yang dikehendaki Allah SWT (dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya) yaitu Dia membentangkannya, menjadikannya banyak dan berkembang, lalu menjadikannya dari sedikit menjadi banyak. Pada mulanya Dia menjadikan awan yang terlihat di mata seperti perisai, kemudian Dia membentangkannya sehingga memenuhi cakrawala langit. Terkadang awan datang dari arah laut yang penuh air, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran (57)) (Surah Al-A'raf’) Demikian juga Allah berfirman di sini: (Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan menjadikannya bergumpal-gumpal)
Mujahid, Abu Amr bin Al-’Ala’, Mathar Al-Warraq, dan Qatadah berkata bahwa maknanya adalah bergumpal-gumpal.
Firman Allah SWT: (lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya) yaitu kamu akan melihat adanya air hujan yang keluar di antara celah-celah awan itu (maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira) yaitu karena kebutuhan mereka terhadap hal itu, maka mereka merasa gembira dengan turunnya dan sampainya hujan itu kepada mereka.
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-benar telah berputus asa (49)) Maknanya adalah bahwa kaum yang mendapat hujan ini, sebelumnya merasa putus asa dari turunnya hujan kepada mereka. Lalu setelah hujan datang kepada mereka, maka itu datang kepada mereka membutuhkannya, sehingga hujan itu bertempat di antara mereka di tempat yang besar.
Ulama Nahwu berbeda pendapat tentang firmanNya: (sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-benar telah berputus asa) Ibnu Jarir berkata bahwa itu adalah sebagai penegasan. Dia meriwayatkannya dari sebagian ahli bahasa Arab
Ulama lain berkata tentang firmanNya: (sebelum hujan diturunkan kepada mereka) yaitu hujan (sebelum itu) yaitu turunnya hujan itu (mereka benar-benar telah berputus asa) Bisa juga ditafsirkan bahwa hal ini menunjukkan makna ta’sis, yang maknannya,“Sebelum turunnya hujan, mereka sangat membutuhkannya, dan sebelum itu juga, hujan datang terlambat kepada mereka dari waktu ke waktu, yang selama itu mereka menunggu kedatangannya, lalu hujan itu terlambat. Kemudian berlalu beberapa waktu, mereka tetap menungguya, dan terlambat. Kemudian hujan datang dengan tiba-tiba kepada mereka setelah berputus asa. Setelah tanah mereka menjadi gersang dan tandus, maka hiduplah bumi itu, lalu subur dan tumbuhlah berbagai macam tumbuhan yang indah. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah) yaitu hujan itu (bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati)
Kemudian Allah mengingatkan dengan hal itu bahwa Dia menghidupkan jasad-jasad setelah mati, tercabik-cabik, dan menjadi tulang belulang. Jadi Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati) yaitu, Tuhan yang melakukan hal itu benar-benar Maha Kuasa menghidupkan orang-orang yang mati (Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh-tumbuhan), lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), benar-benar tetaplah mereka sesudah itu menjadi orang yang ingkar (51)) Allah SWT berfirman: (Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin) yang kering kepada tumbuh-tumbuhan yang mereka tanam yang telah tumbuh dengan subur dan tegak di atas bulir-bulirnya, lalu mereka melihatnya menjadi kuning, yaitu, telah kering dan mulai rusak (benar-benar tetaplah mereka sesudah itu) yaitu setelah melihat keadaan ini (menjadi orang yang ingkar) yaitu, mereka mengingkari nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada mereka. Sebagaimana firmanNya SWT: (Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam? (63) Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan? (64) Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami hancurkan sampai lumat; maka kamu akan heran tercengang (65) (sambil berkata), "Sungguh, kami benar-benar menderita kerugian (66) bahkan kami tidak mendapat hasil apa pun." (67)) (Surah Al-Waqi'ah)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ar-Rum ayat 51: Setelah Allah menjelaskan keadaan-keadaan manusia ketika mereka melihat angin yang menggiring awan yang mengandung hujan dan mereka bergembira atasnya serta menyiarkan kabar gembira tersebut, maka kemudian Allah menjelaskan angin yang membawa kerikil dan pasir yang merusak dan menghancurkan ladang-ladang. Karena sebab mereka adalah orang-orang yang menyambut kekufuran dan menolak kenikmatan yang telah Allah berikan kepada mereka dan mereka berakta : Ini adalah fenomena alam dan kejadiaan alam yang wajar, inilah yang dinamakan tsunami. Mereka lupa akan yang menjadikan sebab akan hal itu dan lalai dari akibat akan dosa-dosa mereka yang menjadikan demikian, dan tidaklah mereka mengatakan demikian kecuali karena sebab kerasnya hati kebanyakan dari mereka, serta jauhnya mereka dari Allah dan syariat-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan keadaan makhluk-Nya, bahwa mereka di samping memperoleh nikmat yang banyak itu, jika sekiranya Allah mengirimkan angin besar yang menimpa tumbuhan-tumbuhan mereka yang baru tumbuh hasil siraman hujan itu, lalu mereka melihatnya menjadi kuning.
Mereka akan lupa terhadap nikmat-nikmat yang lalu dan segera kufur kepada nikmat-Nya. Mereka itu, sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya, tidak berguna lagi nasehat dan larangan seperti orang-orang yang mati yang tidak mungkin mendengarkan pelajaran.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rum Ayat 51
Usai menjelaskan rahmat-Nya yang berupa hujan Allah bersumpah, 'sungguh jika kami mengirimkan angin panas yang memicu bencana lalu sawah ladang mereka terbakar karenanya sehingga mereka melihat tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan di kebun itu yang semula segar berubah menjadi kuning, kering, dan layu, pasti setelah itu mereka tetap dan terus ingkar kepada Allah. Inilah gambaran orang yang meletakkan ukuran kebahagiaannya pada hal-hal yang bersifat materi sehingga jiwanya terombang-ambing oleh keadaan yang menimpanya. 52. Wahai nabi Muhammad, demikianlah perilaku orang kafir, maka janganlah engkau bersedih karena sungguh, engkau tidak akan sanggup menjadikan mereka bisa mendengar ajaran agama, layaknya orang-orang yang mati itu juga tidak dapat mendengar, dan engkau juga tidak mampu menjadikan orang kafir yang serupa orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan kebenaran, apabila mereka berpaling ke belakang meninggalkanmu. Padahal, orang tuli sekalipun bisa memahami penjelasan orang lain melalui gerakan mulut jika ia mau menghadap ke arahnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penafsiran dari kalangan ahli tafsir mengenai makna dan arti surat Ar-Rum ayat 51 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk ummat. Sokonglah dakwah kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.