Surat Ar-Rum Ayat 31

۞ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَٱتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَلَا تَكُونُوا۟ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

Arab-Latin: Munībīna ilaihi wattaqụhu wa aqīmuṣ-ṣalāta wa lā takụnụ minal-musyrikīn

Artinya: Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,

« Ar-Rum 30Ar-Rum 32 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Berharga Mengenai Surat Ar-Rum Ayat 31

Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rum Ayat 31 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan berharga dari ayat ini. Didapati beragam penjabaran dari berbagai mufassirun terkait kandungan surat Ar-Rum ayat 31, misalnya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

jadilah kalian orang-orang yang kembali kepada Allah dengan taubat dan mengikhlaskan amal perbuatan untukNya. Bertakwalah kepadaNya dengan menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan-laranganNya. Tegakkanlah shalat dengan sempurna mencakup rukun-rukun, wajib-wajib, dan syarat-syaratnya, dan jangan termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu dalam ibadah.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

31-32. Dan hadapkanlah wajah kalian kepada agama Islam dengan kembali kepada Allah, takutlah kepada Allah dengan mentaati-Nya, dirikanlah shalat dengan menyempurnakan syarat dan rukunnya serta pada waktunya, dan janganlah kalian termasuk orang-orang musyrik dengan menyembah selain Allah, yaitu orang-orang yang berselisih dan mengubah dalam agama mereka sehingga menjadi berbagai golongan, setiap golongan bangga dengan ilmu yang mereka miliki yang menyelisihi syariat karena mereka menganggap diri mereka di atas kebenaran sedangkan golongan lain dalam kebatilan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

31. Dan kembalilah kalian kepada Rabb kalian Yang Mahasuci dengan tobat dari dosa-dosa kalian, bertakwalah kepada-Nya dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya dan laksanakan salat dengan cara yang paling sempurna serta janganlah kalian menjadi bagian dari orang-orang musyrik yang menentang fitrah dengan menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam ibadah mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

31. مُنِيبِينَ إِلَيْهِ (dengan kembali bertaubat kepada-Nya)
Yakni hadapkanlah wajahmu dan orang-orang yang bersamamu dengan bertaubat kepada Allah.

وَاتَّقُوهُ(dan bertakwalah kepada-Nya)
Dengan menjauhi kemaksiatan.

وَأَقِيمُوا۟ الصَّلَوٰةَ(serta dirikanlah shalat)
Yang diperintahkan kepada kalian.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

31. Hadapkanlah wajah-wajah kalian seraya kembali kepadaNya dengan bertaubat dan ikhlas dalam beramal. Laksanakanlah perintah-perintah(Nya) dan jauhilah larangan-larangan(Nya). Dirikanlah shalat pada waktunya dengan menyempurnakan rukun-rukunnya dan janganlah kalian menjadi orang-orang yang menyekutukan Allah dengan Tuhan lain.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dalam keadaan kembali kepadaNya} dalam keadaan kembali kepadaNya dengan bertaubat {Bertakwalah kepadaNya, dirikanlah shalat, dan janganlah termasuk orang-orang musyrik


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

31. “dengan kembali bertaubat kepadaNya, dan bertakwalah kepadaNya,” ia adalah tafsir (penjelasan) terhadap “menghadapkan wajah kepada agama,” karena sesungguhnya inabah (kembali) itu adalah inabah hati dan ketertarikan faktor penyebabnya kepada hal-hal yang diridhai Allah, dan konsekuensi dari semua itu adalah amal anggota tubuh dengan tuntutan apa yang ada di dalam hati. Maka hal itu meliputi ibadah-ibadah lahiriyah dan batiniyah, dan semua itu tidak akan bisa sempurna (terlaksana) kecuali dengan cara meninggalkan maksiat-maksiat yang lahir dan batin. Maka dari itu, Dia berfirman, ”dan bertakwalah kepadaNya,” ini mencakup pelaksanaan terhadap hal-hal yang diperintahkan itu, shalat disebutkan secara khusus, karena shalat mengajak kepada inabah dan takwa, sebagaimana Firman Allah,
“dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah drai yang keji dan mungkar.” (al-ankabut:45)
Inilah pertolongan shalat untuk bisa bertakwa. Kemudian Dia berfirman,
“dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar.”(al-ankabut:45)
Ini adalah himbauan untuk berinabah (kembali kepada Allah). Dan Dia menghkususkan pada pondisi larangan, yaitu sesuatu yang mana amal tidak akan diterima bila disertainya, ia adalah syirik. Maka Dia berfirman, ”dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,” sebab keberadaan syirik itu sangat berlawanan dengan inabah yang ruhnya adalah ikhlas dari semua sisi.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 30-32
Allah SWT berfirman,”Luruskanlah wajahmu dan teruslah berada pada agama yang telah disyariatkan Allah bagimu, yaitu agama yang lurus, agama nabi Ibrahim, yang telah ditunjukkan Allah kepadamu dan Dia sempurnakan bagimu dengan sangat sempurna. Bersamaan dengan semua itu kamu adalah orang yang tetap berada pada fitrahmu yang suci yang telah dibekalkan Allah kepada semua makhlukNya. Karena sesungguhnya Allah membekalkan kepada semua makhlukNya pengetahuan tentang keesaanNya bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, sebagaimana yang telah dijelaskan pembahasannya dalam firmanNya: (dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami)") (Surah Al-A'raf: 172) Disebutkan dalam hadits:”Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan lurus kemudian setan-setan menyesatkan mereka dari agama mereka”
Firman Allah SWT: (Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) Sebagian mereka berkata bahwa maknanya adalah “janganlah mengubah ciptaan Allah, sehingga kalian mengubah manusia dari fitrah mereka yang telah dibekalkan Allah kepada mereka” Sehingga ini merupakan berita yang mengandung makna perintah, sebagaimana firmanNya: (barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia) (Surah Ali-Imran: 97) Ini merupakan pendapat yang baik dan benar.
Ulama lainnya berkata bahwa ini adalah berita sesuai dengan apa adanya, yaitu bahwa Allah SWT memberikan secara rata di antara semua makhlukNya fitrah yang lurus. Tidak ada seorangpun yang dilahirkan melainkan dibekali dengan fitrah itu dan tidak ada perbedaan di antara manusia dalam hal itu.
Oleh karena itu Ibnu Abbas, Ibrahim An-Nakha'i, Sa'id bin Jubair, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, Ad-Dhahhak, dan Ibnu Zaid berkata tentang firmanNya: (Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) yaitu pada agama Allah.
Imam Bukhari berkata tentang firmanNya: (Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) yaitu untuk agama Allah. Dia menciptakan orang-orang terdahulu pada agama orang-orang terdahulu, agama dan fitrahnya adalah Islam
Diriwayatkan dari Az-Zuhri,”Telah bercerita kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman, bahwa Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Tidak ada seorang pun yang dilahirkan melainkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana dengan hewan ternak yang melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna, maka apakah kalian melihat adanya kecacatan pada anak hewan itu?” Kemudian Nabi SAW membacakan: ((tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus)
Firman Allah SWT: ((Itulah) agama yang lurus) yaitu berpegang kepada syariat dan fitrah yang utuh merupakan agama yang tegak dan lurus (tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui) Oleh karena itu maka kebanyakan orang tidak mengetahuinya, dan mereka berpaling darinya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya (103)) (Surah Yusuf) dan (Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah) (Surah Al-An'am: 116).
Firman Allah SWT: (dengan kembali bertaubat kepadaNya) Ibnu Zaid dan Ibnu Juraij berkata bahwa maknanya adalah kembali kepadaNya.
(dan bertakwalah kepada-Nya) yaitu, takutlah kepadaNya dan merasa diawasi oleh­Nya (serta dirikanlah shalat) yaitu ketaatan yang agung (dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah) yaitu jadilah orang-orang yang mengesakanNya, mengikhlaskan diri hanya kepadaNya dalam beribadah, dan tidak menghendaki kepada selainNya dalam peribadatan itu.
Firman Allah SWT: (yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka (32)) yaitu Janganlah menjadi orang-orang musyrik yang telah memecah belah agama mereka, yaitu mereka mengganti dan mengubahnya. Mereka beriman kepada sebagiannya dan ingkar kepada sebagian lainnya.
Sebagian mereka membacanya (wa faaraquu diinahum) yaitu mereka meninggalkan agamanya di belakang mereka. Mereka seperti orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, para penyembah berhala dan para pemeluk agama-agama bathil lainnya, selain agama Islam. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat (159)) (Surah Al-An'am) Agama-agama lain sebelum agama kita itu berselisih pendapat di antara mereka berpegang kepada pendapat-pendapat dan prinsip-prinsip yang bathil. Setiap golongan menyangka bahwa merekalah yang benar atas sesuatu. Umat ini juga berselisih pendapat di antara mereka sehingga menjadi beberapa golongan. Semuanya sesat kecuali satu golongan, mereka adalah ahlussunnah wal jama'ah yang berpegang teguh kepada kitab Allah dan sunnah RasulNya SAW, serta apa yang biasa diamalkan di abad pertama Islam dari kalangan para sahabat, para tabi'in, dan para Imam orang-orang muslim, sejak zaman dahulu hingga sekarang. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitab Mustadraknya, bahwa Rasulallah SAW ditanya tentang golongan yang selamat di antara mereka. Maka beliau bersabda:”Apa yang biasa diamalkan olehku dan juga para sahabatku"


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ar-Rum ayat 31: 31-32. Wahai manusia, jadilah kalian orang-orang yang mengharap kepada Allah dan memperbanyak taubat, serta jadikanlah di antara kalian dan adzab Allah benteng yang mencegah (kalian) dengan melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangan-Nya dan jagalah oleh kalian shalat-shalat kalian pada waktu-waktu yang telah ditentukan, tegakkanlah dengan sempurna dan berhati-hatilah kalian agar tidak menjadikan tandingan (sesembahan) lain selain Allah. Janganlah kalian menjadi sebagaimana mereka yang berpecah belah dalam agama yaitu mereka orang-orang yahudi dan nasrani, telah berbilang tuhan-tuhan bathil mereka serta berbilang pula kelompok dan golongan mereka, setiap kelompok (golongan) saling tolong menolong dengan apa yang ada pada kelompoknya dan saling membenci di luar kelompoknya, setiap kelompok berbangga dengan apa yang ada pada kelompoknya, mereka klaim bahwa kelompoknyalah yang paling benar dan di atas kebenaran.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ini merupakan tafsiran dari menghadapakan wajah dengan lurus kepada agama Islam, karena maksud kembali adalah kembalinya hati dan pengarahannya kepada hal yang diridhai Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Konsekwensinya adalah membawa badan untuk mengerjakan perbuatan yang diridhai Allah dengan melakukan ibadah yang tampak maupun tersembunyi, dan hal itu tidaklah sempurna kecuali dengan meninggalkan maksiat yang tampak maupun tersembunyi. Oleh karena itu, dalam ayat tersebut disebutkan pula bertakwa kepada-Nya yang kandungannya adalah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.

Disebutkan shalat secara khusus, karena shalat mengajak pelakunya untuk kembali dan bertakwa, ia mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, sehingga membantu tercapainya ketakwaan.

Disebutkan syirk secara khusus, karena ia merupakan larangan utama, di mana amal apa pun yang baik tidak akan diterima. Di samping itu, syirk bertentangan dengan sikap kembali, di mana ruhnya adalah ikhlas.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rum Ayat 31

Berpegangteguhlah pada agama yang lurus itu dengan mendekat dan kembali bertobat kepada-Nya dengan sepenuh hati, dan bertakwalah kepada-Nya dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, serta laksanakanlah salat secara konsisten dan sempurna, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah dalam beribadah atau mempersekutukan-Nya dengan mengikuti agama yang menyimpang. 32. Janganlah kamu termasuk kaum musyrik, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dengan cara meninggalkan agama tauhid dan menganut berbagai kepercayaan menurut hawa nafsu mereka, dan mereka menjadi beberapa golongan dengan agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka, meskipun itu menyimpang dari agama yang benar.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beragam penjelasan dari beragam mufassirin terkait kandungan dan arti surat Ar-Rum ayat 31 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita semua. Bantulah syi'ar kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Terbanyak Dibaca

Kami memiliki berbagai materi yang terbanyak dibaca, seperti surat/ayat: At-Takwir, Ath-Thalaq 2-3, At-Taubah 105, Al-Insyirah 8, Al-Hujurat 10-12, Al-Isra 26-27. Ada juga Al-Alaq 1-5, At-Tahrim 8, Al-Baqarah 148, Al-Insyiqaq, Al-Mu’minun, At-Taubah 122.

  1. At-Takwir
  2. Ath-Thalaq 2-3
  3. At-Taubah 105
  4. Al-Insyirah 8
  5. Al-Hujurat 10-12
  6. Al-Isra 26-27
  7. Al-Alaq 1-5
  8. At-Tahrim 8
  9. Al-Baqarah 148
  10. Al-Insyiqaq
  11. Al-Mu’minun
  12. At-Taubah 122

Pencarian: al baqarah ayat 148 dan artinya, wala talbisul haq, at taubah ayat 106, albaqarah ayat 156, wala tak rabu zina

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.