Surat An-Naml Ayat 19
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Arab-Latin: Fa tabassama ḍāḥikam ming qaulihā wa qāla rabbi auzi'nī an asykura ni'matakallatī an'amta 'alayya wa 'alā wālidayya wa an a'mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī 'ibādikaṣ-ṣāliḥīn
Artinya: Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Berkaitan Surat An-Naml Ayat 19
Paragraf di atas merupakan Surat An-Naml Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam kandungan berharga dari ayat ini. Diketemukan bermacam penjabaran dari kalangan mufassirin mengenai makna surat An-Naml ayat 19, antara lain sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
18-19. Hingga ketika mereka sampai di sebuah lembah sarang semut, seekor semut berkata, “Wahai sekalian semut, masuklah kalian ke sarang-sarang kalian, agar Sulaiman dan bala tentaranya tidak membinasakan kalian, sedang mereka tidak menyadarinya.” Maka Sulaiman tersenyum sembari tertawa karena mendengar perkataan semut itu lantaran semut itu paham dan sadar untuk mengingatkan kawanan semut. Dan Sulaiman merasakan betapa besar nikmat Allah kepada dirinya, maka dia hadapkan hatinya kepadaNya dengan berdoa, “Wahai Tuhanku, berilah aku ilham dan taufik untuk mensyukuri kenikmatanMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan agar dapat beramal shalih sehingga Engkau ridha kepadaku, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam kenikmatan surgaMu bersama hamba-hambaMu yang shaleh yang telah Engkau ridhai amal perbuatan mereka.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
19. Ketika Sulaiman mendengar ucapan semut itu, ia pun tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Lalu dia berdoa memohon kepada Tuhannya, "Wahai Tuhanku! Bimbinglah aku dan ilhamkan padaku untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan berilah aku taufik untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; serta masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh."
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
19. فَتَبَسَّمَ (maka dia tersenyum)
Yakni Sulaiman.
ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا(dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu)
Nabi Sulaiman tertawa karena takjub dengan perkataan semut itu serta pemahaman dan kesadarannya untuk memperingatkan semut yang lain.
وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ( Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham)
Yakni ilhamilah aku.
أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وٰلِدَىَّ (untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku)
Sebab kenikmatan yang diberikan kepada kedua orang tua merupakan kenikmatan baginya pula, dan hal itu menjadikan Sulaiman patut bersyukur kepada Allah.
وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضَىٰهُ(dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai)
Yakni amal shalih yang Engkau terima dariku.
وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ الصّٰلِحِينَ(dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh)
Yakni jadikanlah aku termasuk golongan mereka, dan masukkanlah namaku bersama nama-nama mereka, serta bangkitkanlah aku dalam kolompok mereka menuju surga sebagai tempat tinggal orang-orang shalih.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
19. Maka Sulaiman tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu karena takjub dengan pemahaman itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Dia tersenyum seraya tertawa karena perkataan semut itu. Dia berdoa,“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku} berilah aku ilham dan tuntunlah aku {untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai. dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shalih”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
19 setelah sulaiman mendengar ucapan semut itu dan memahaminya, “maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu,” karena kagum terhadap kefasihan, nasihat dan indahnya ungkapan semut itu. Ini adalah keadaan para nabi, yaitu etika yang sempurna dan kagum pada tempatnya, dan tertawa mereka tidak melebihi kecuali pada senyum, sebagaimana Rasulullah, kebanyakan tertawanya adalah senyum. Sebab tertawa terbahak-bahak itu menunjukkan kelemahan akal dan kejelekan adab, sedangkan tidak senyum dan tidak kagum terhadap sesuatu yang memang pantas dikagumi menunjukkan pada perangai jahat dan kecongkakan. Para rasul semuanya bersih dari itu semua.
Dan sulaiman berkata seraya bersyukur kepada Allah yang telah menyampaikannya kepada kedudukan (mulia) ini, “ ya Rabbku, berilah aku ilham,” maksudnya, ilhami dan berilah aku bimbingan, “untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapakku,” sebab sesungguhnya nikmat kepada kedua ibu bapak merupakan nikmat kepada anak. Oleh karena itu, sulaiman memohon kepada Rabbnya bimbingan (taufiq) untuk bisa mensyukuri nikmat agama dan dunia yang dianugerahkanNya kepadanya dan kepada kedua orangtuanya, “dan untuk mengerjakan amal shalih yang engkau ridhai,” maksudnya, bimbinglah aku untuk beramal shalih yang Engkau ridhai, karena amal shalih tersebut sejalan dengan perintahMu, dalam keadaan tulus di dalam melakukannya, selamat dari hal-hal yang dapat merusak dan menguranginya, “dan masukanlah aku dengan rahmatMu,” yang di antaranya adalah surga, “ke dalam,” golongan, “hamba-hambaMu yang shalih,” sebab, rahmat itu diperuntukkan hanya untuk orang-orang yang shalih dengan berbagai derajat dan kedudukan mereka.
Itu semua adalah satu contoh dari kondisi sulaiman ketika mendengar sarapan dan seruan seekor semut.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 15-19
Allah SWT memberitahukan tentang nikmat yang Dia berikan kepada kedua orang hamba dan nabiNya, yaitu nabi Dawud dan putranya, nabi Sulaiman, berupa nikmat-nikmat yang melimpah, pemberian yang luar biasa, sifat-sifat yang indah, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, kerajaan, kedudukan yang sempurna di dunia, kenabian dan risalah agama. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Dawud dan Sulaiman, dan keduanya mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman" (15))
Firman Allah: (Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud) yaitu dalam kerajaan dan kenabiannya, bukan mewarisi hartanya, karena seandainya nabi Sulaiman mewarisi hartanya, maka tidak hanya khusus nabi Sulaiman saja yang mewarisinya, melainkan anak-anak nabi Dawud yang lain, karena sesungguhnya nabi Dawud mempunyai seratus istri. Akan tetapi yang dimaksud dengan itu adalah warisan kerajaan dan kenabian, karena sesungguhnya para nabi itu tidak diwarisi hartanya, sebagaimana yang diberitahukan Rasulullah SAW dalam sabdanya,”Kami para nabi, tidak diwarisi; semua yang kami tinggalkan adalah sedekah”, (Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu) yaitu nabi Sulaiman memberitahukan kepada orang-orang bahwa Allah telah melimpahkan kepadanya nikmat-nikmat berupa kerajaan yang sempurna dan kekuasaan yang agung, sehingga ditundukkan baginya manusia, jin, dan burung-burung. nabi Sulaiman juga bisa mengerti bahasa burung, ini merupakan sesuatu yang belum pernah diberikan kepada seorang manusia pun, menurut apa yang kami ketahui, berdasarkan apa yang telah diberitahukan Allah SWT kepada RasulNya SAW. Ada orang-orang bodoh dan para penggembala yang menduga bahwa semua hewan dapat berbicara seperti manusia sebelum nabi Sulaiman bin Dawud, sebagaimana yang telah dikatakan banyak orang, dan itu adalah pendapat tanpa pengetahuan. Seandainya seperti itu, maka anugerah untuk nabi Sulaiman secara khusus tidak mengandung faedah apa pun. Karena semua manusia mengerti bahasa burung, hewan dan apa yang dikatakan para hewan itu, padahal perkaranya tidak seperti apa yang mereka duga. Bahkan sejak diciptakan, hewan-hewan, burung-burung dan makhluk lainnya sampai masa kita ini tidak ada yang dapat berbicara. Akan tetapi, Allah SWT memberi pemahaman kepada nabi Sulaiman apa yang bisa dia gunakan untuk berbicara dengan burung di udara, dan apa yang dibicarakan hewan-hewan dengan berbagai jenis dan macam. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami beri segala sesuatu) yang diperlukan bagi seorang raja (Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata) yaitu yang jelas dan terang dari Allah kepada kami.
Firman Allah SWT: (Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung-burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) (17)) yaitu nabi Sulaiman mengumpulkan semua tentaranya yang terdiri dari jin, manusia dan burung-burung. yaitu nabi Sulaiman diiringi oleh mereka dengan segala keagungan dan kebesarannya di tengah-tengah manusia, karena mereka adalah yang mengiringinya. Lalu jin yang mengiringinya setelah tentara manusia, dan tentara burung yang tempatnya mereka berada di atas kepalanya. Apabila matahari panas, maka burung-burung itu menaunginya dengan sayap-sayapnya. Firman Allah: (lalu mereka diatur dengan tertib) yaitu dia menyusun secara rapi dari pertama sampai terakhir, agar tidak ada seorangpun yang melangkahi tempat yang telah ditetapkan baginya.
Firman Allah: (Hingga apabila mereka sampai di lembah semut) yaitu hingga ketika nabi Sulaiman dan tentara yang mengiringinya sampai di lembah semut (berkatalah seekor semut, "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”)
Yaitu semut itu merasa khawatir makhluk jenisnya akan binasa karena terinjak-injak oleh teracak kuda-kuda, maka dia menyerukan kepada makhluk jenisnya agar memasuki sarang-sarang mereka. Lalu nabi Sulaiman memahami pembicaraan itu (Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai”) yaitu berilah aku kekuatan untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku, karena pengajaranMu kepadaku sehingga aku dapat memahami bahasa burung dan semua hewan dan juga kepada kedua orang tuaku, agar diriku menjadi orang yang tunduk dan beriman kepadaMu (dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai) yaitu amal yang Engkau sukai dan Engkau ridhai (dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh) yaitu, apabila Engkau mewafatkanku, maka kumpulkanlah aku bersama dengan orang-orang shalih dari hamba-hambaMu, dan orang-orang yang berkedudukan tinggo dari kekasih-kekasihMu.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Naml ayat 19: Allah menjelaskan apa yang seharusnya Sulaiman lakukan setelah mendengar perkataan semut dengan tersenyum (Sulaiman) mendengarnya; Dan Sulaiman berdoa kepada Tuhannya : Wahai Tuhanku, berikan aku ilham agar aku bersyukur atas nikmat darimu yang engkau berikan padaku dan kepada bapakku, tetapkan aku untuk beramal shalih dan terimalah amalan tersebut dariku, masukkanlah aku dalam rahmat-Mu, kebaikan dari-Mu yaitu dengan memasuki surga-Mu bersama orang-orang yang shalih yang mereka ridha atas-Mu dan Engkaupun ridha atas mereka.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Karena kagum terhadapnya dan terhadap nasehatnya. Seperti inilah keadaan para nabi ‘alaihimush shalaatu was salaam, mereka memiliki adab yang sempurna dan kagum pada tempatnya, dan tertawa mereka pun hanya senyuman, sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang sebagian besar tertawanya adalah senyum. Hal itu, karena tertawa terbahak-bahak menunjukkan lemahnya akal dan kurang adab, dan jika tidak tersenyum sama sekali dan tidak kagum terhadap hal tersebut menunjukkan akhlaknya yang buruk dan keras, sedangkan para rasul bersih dari semua itu. Ada yang berpendapat, bahwa Beliau mendengar suara semut dari jarak tiga mil yang dibawa oleh angin, maka Beliau menahan bala tentaranya ketika telah dekat ke lembah semut, hingga semua semut masuk ke rumahnya. Ketika itu bala tentara Nabi Sulaiman ada yang berkendaraan dan ada yang berjalan kaki.
Sebagai rasa syukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang telah mengantarkan Beliau kepada kedudukan tersebut.
Yakni berilah taufiq.
Baik nikmat agama maupun dunia.
Yaitu amal yang sesuai perintah Allah dengan ikhlas menjalankannya, selamat dari hal yang membatalkan pahalanya dan yang menguranginya.
Yaitu para nabi dan para wali. Inilah potret Beliau yang disebutkan Allah ketika Beliau mendengar suara semut dan panggilannya. Selanjutnya, Allah menyebutkan potret Beliau ketika berbicara dengan burung.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naml Ayat 19
Begitu mendengar perkataan semut tersebut, maka dia, sulaiman, tersenyum lalu tertawa karena mendengar perkataan semut itu, dia senang dengan anugerah Allah yang diperlihatkan kepadanya. Dan sebagai ungkapan rasa syukur, dia, sulaiman, berdoa, 'ya tuhanku yang memeliharaku! anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang demikian banyak yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan berikanlah juga aku ilham agar aku bisa mengerjakan kebajikan yang engkau ridai; dan masukkanlah aku, dengan rahmat-Mu, ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh. ' 20. Jika pada ayat yang lalu nabi sulaiman memahami bahasa semut, pada ayat ini nabi sulaiman memahami bahasa burung, antara lain burung hudhud. Nabi sulaiman menggunakan burung hudhud untuk berbagai keperluan seperti membawakan surat, mencari air dan memantau keadaan bangsa lain. Dan pada satu kesempatan, dia, sulaiman, memeriksa burung-burung yang ada di sekitarnya, lalu berkata kepada prajurit yang ada, 'mengapa aku tidak melihat burung hudhud' kemanakah dia' apakah ia termasuk yang tidak hadir'.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian pelbagai penjelasan dari beragam mufassir terkait makna dan arti surat An-Naml ayat 19 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita bersama. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.